Anda di halaman 1dari 5

Bahan Semikonduktor #02

Insulator, Semikonduktor, dan Konduktor Seperti terlihat pada gambar energy


band, insulator mempunyai forbidden gap yang lebar, semikonduktor mempunyai
forbidden gap yang sempit, dan konduktor sama sekali tidak mempunyai forbidden
gap.

Dalam hal insulator, praktis tidak ada elektron di conduction band dari energy level,
dan valence band terisi. Juga, forbidden gap-nya sedemikan lebar sehingga
memerlukan energi yang sangat besar (hampir 6 eV) agar sebuah elektron dapat
menyeberang dari valence band ke conduction band. Karena itu, jika suatu tegangan
dipasang pada sebuah insulator, tidak terjadi konduksi baik oleh gerakan elektron
atau oleh pemindahan/transfer hole.

Untuk semikonduktor pada suhu absolut 0oK (-273,15oC) valence band biasanya
penuh, dan tidak ada elektron pada conduction band. Tapi, forbidden gap dalam
sebuah semikonduktor jauh lebih sempit dari pada yang di insulator, dengan
pemberian sedikit energi (1,2 eV untuk silikonn dan 0,785 eV untuk germanium)
dapat memindahkan elektron-elektron dari valence band ke conduction band. Jika
berada pada suhu kamar, semikonduktor mendapat cukup energi termal untuk
memindah elektron itu. Bila suatu potensial diberikan pada semikonduktor, terjadi
konduksi baik oleh karena gerakan elektron di conduction band maupun oleh karena
pemindahan hole di valence band.

Dalam hal konduktor tidak ada forbidden gap, dan valence dan conduction energy
band tumpang tindih (overlap). Karena itu, sangat banyak elektron tersedia untuk
menimbulkan konduksi, sekalipun pada suhu yang sangat rendah.

Semikonduktor Jenis-p dan Jenis-n Semikonduktor murni disebut sebagai bahan


intrinsic. Sebelum bahan semikonduktor dapat dipakai untuk manufaktur divais,
atom-atom impuriti harus ditambahkan pada semikonduktor murni. Proses ini
disebut doping, dan dengan proses ini konduktivitas bahan dapat ditingkatkan secara
signifikan. Bahan semikonduktor yang telah di-doping disebut bahan extrinsic.

Ada dua macam doping, doping dengan atom donor dan doping dengan atom
akseptor. Doping dengan atom donor menghasilkan elektron-elekttron bebas di
conduction band (yaitu elektron-elektron yang tidak terikat pada sebuah atom).
Doping dengan atom akseptor menghasilkan hole di valence band, yaitu kekurangan
elektron-elektron valensi di dalam bahan.

Doping dengan atom donor dilaksanakan dengan jalan menambahkan atom-atom


impuriti yang mempunyai lima elektron dan tiga hole di orbit valensi. Atom-atom
impuriti membentuk ikatan kovalen dengan atom silikon atau dengan atom
germanium, tapi karena atom-atom semikonduktor mempunyai hanya empat
elektron dan empat hole di orbit valensinya, maka ada kelebihan sebuah elektron
orbit valensi untuk setiap atom impuriti ditambahkan. Setiap kelebihan elektron itu
masuk ke dalam conduction band sebagai sebuah elektron bebas. Karena tidak ada
hole untuk elektron kelima dari orbit terluar dari atom impuriti, karena itu, elektron
tsb menjadi elektron bebas. Karena elektron bebas mempunyai muatan negatip,
bahan yang di-doping dengan atom donor disebut bahan semikonduktor jenis-n.
Elektron-elektron bebas di conduction band dapat dengan mudah dgerakkan di
bawah pengaruh suatu medan listrik. Akibatnya, terjadi kebanyakan konduksi terjadi
oleh gerakan elektron di dalam bahan semikonduktor yang di-doping dengan atom
donor. Bahan yang di-doping itu tetap netral secara listrik (yaitu tidak bermuatan
baik listrik positip maupun listrik negatip), karena jumlah total elektron (termasuk
elektron bebas) tetap sama dengan jumlah total proton di dalam nucleus atom.
(Jumlah proton di dalam setiap atom impuriti sama dengan banyaknya elektron
orbit.) Istilah doping dengan atom donor berasal dari kenyataan bahwa ada sebuah
elektron yang didonorkan pada conduction band oleh setiap atom impuriti. Atom
impuriti donor biasanya antimon, fosfor, dan arsen. Karena mempunyai lima
elektron valensi, atom itu disebut atom-atom pentavalen.

Pada doping dengan atom akseptor, digunakan atom-atom impuriti yang mempunyai
orbit terluar yang mengandung tiga elektron valensi dan lima hole. Atom-atom
dengan tiga elektron valensi (atom trivalen) itu adalah boron, aluminium, dan
gallium. Atom-atom ini membentuk ikatan dengan atom-atom semikonduktor, tapi
ikatan itu kekurangan satu elektron untuk sebuah orbit terluar dengan delapan
elektron lengkap. Pada gambar di bawah ini, atom impuriti digambarkan dengan
mempunyai hanya tiga elektron valensi, sehingga ada hole dalam ikatannya dengan
atom-atom di sekitarnya. Jadi, doping dengan atom akseptor, hule timbul ke dalam
valence band, sehingga konduksi terjadi dengan proses pemindahan hole.
Karena hole dikatakan mempunyai muatan positip, bahan semikonduktr yang di-
doping dengan atom akseptor disebut sebagai bahan jenis-p. Separti pada jenis-n,
bahan itu tetap netral secara listrik, karena jumlah total elektron orbit dalam setiap
atom sama dengan jumlah total proton di dalam nucleus atom. Hole dapat menerima
sebuah elektron bebas, karena itu disebut doping dengan atom akseptor.

Bahkan pada bahan semikonduktor intrinsic pada suhu kamar, mempunyai sejumlah
elekktron bebas dan holes. Hal ini disebabkan oleh energi termal yang menimbulkan
beberapa elektron memutus ikatan dengan atom-atomnya dan masuk ke conduction
band, jadi membentuk pasangan-pasanngan elektron dan hole. Proses itu disebut
hole-electron pair generation, dan proses sebaliknya disebut recombination. Seperti
namanya, rekombinasi terjadi bila sebuah elektron bersatu ke dalam sebuah hole di
valence band. Karena lebih banyak elektron dari pada hole di bahan jenis-n,
elektron-elektron itu disebut pembawa muatan mayoritas, dan hole disebut
pembawa muatan minoritas. Pada bahan jenis-p, hole adalah pembawa muatan
majoritas dan elektron adalah pembawa muatan minoritas.

Pengaruh Panas dan Cahaya Bila sebuah konduktor dipanasi, atom-atom (yang
berada di lokasi tetap) cenderung bergetar, dan getaran menimbulkan gerakan
massa elektron di sekitarnya. Ini berarti bahwa ada pengurangan pada aliran
elektron yang membangun arus listrik, dan bahwa resistansi konduktor telah
meningkat. Suatu konduktor mempunyai suatu positive temperature coefficient
(koefisien suhu positip) dari resistansi, yaitu resistansi bertambah besar bila suhunya
naik.

Bila bahan konduktor yang belum di-doping pada suhu absolut 0oK (-273oC), praktis
tidak ada elektron bebas di conduction band dan tidak ada hole di valence band. Hal
ini karena semua elektron berada di orbit normal sekitar atom-atom. Jadi, pada suhu
absolut 0oK, sebuah konduktor berperilaku seperti insulator. Bila bahan itu dipanasi,
elektron-elektron melepaskan diri dati atom-atomnya dan bergerak dari valence
band ke conduction band. Hal ini menimbulkan hole di valence band dan elektron-
elektron bebas di conuction band. Kemudian terjadi konduksi dengan adanya
gerakan elektron dan dengan adanya pemindahan hole. Semakin besar pemberian
energi termal menimbulkan semakin banyak pasangan hole-elektron. Seperti halnya
pada kondukttor, atom-atom semikonduktor juga mengalami getaran termal. Tapi,
ada sangat sedikit elektron yang timbul dibandingkan dengan kerapatan massa
elektron dalam konduktor. Timbulnya elektron secara termal merupakan faktor
dominan, dan arus bertambah besar dengan naiknya suhu. Hal ini meenunjukkan
penurunan resistansi semikonduktor dengan kenaikan suhu, yaitu koefisien suhu
negatip. Perkecualian dari aturan ini adalah heavily doped semicnductor material
(bahan semikonduktor yang di-doping berat), yang lebih bersifat seperti konduktor
dari pada semikonduktor.

Sepert halnya energi termal yang menyebabkan elektron-elektron memisahkan diri


dari ikatan atomnya, juga pasangan-pasangan hole-elektron dapat ditimbulkan oleh
energi yang dipancarkan pada semikonduktor dalam bentuk cahaya. Jika bahan
semikonduktor intrinsik, mempunyai sedikit elektron bebas bila tidak disinari, jadi
suatu very high dark resistance. Bila disinari, resistansinya turun dan menjaadi dapat
dibandingkan dengan konduktor.

Anda mungkin juga menyukai