Anda di halaman 1dari 43

DASAR

ELEKTRONIKA
Pertenuan 2
Jenis Penghantar
• Bahan penghantar listrik berdasarkan baik
atau tidaknya bahan tersebut menghantarkan
listrik dibagi menjadi:
1. Konduktor: bahan yang mudah mengalirkan arus listrik jika
dihubungkan dengan sumber tegangan, contoh: Logam
2. Semikonduktor: bahan yang pada kondisi tertentu akan
bersifat sebagai isolator dan pada kondisi lain akan bersifat
sebagai konduktor, contoh: Germanium
3. Isolator: bahan yang akan menghambat arus listrik bila
dihubungkan dengan sumber tegangan, contoh: kayu
Semikonduktor
• Semikonduktor adalah penghantar listrik yang tidak
sebaik Konduktor akan tetapi tidak pula seburuk
Insulator (Isolator) yang sama sekali tidak
menghantarkan arus listrik. 
• Berbeda dengan Resistor, karena Semikonduktor
dapat dapat menghantarkan listrik atau berfungsi
sebagai Konduktor jika diberikan arus listrik tertentu,
suhu tertentu dan juga tata cara atau persyaratan
tertentu.
Semikonduktor
• Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat
setengah konduktor karena celah energi yang
dibentuk oleh struktur bahan ini lebih kecil dari celah
energi bahan isolator tetapi lebih besar dari celah
energi bahan konduktor, sehingga memungkinkan
elektron berpindah dari satu atom penyusun ke atom
penyusun lain dengan perlakuan tertentu terhadap
bahan tersebut (pemberian tegangan, perubahan
suhu dan sebagainya). Oleh karena itu
semikonduktor bisa bersifat setengah menghantar.
Sifat Bahan Semikonduktor
• Jika pada suhu rendah akan bersifat isolator
dan pada suhu kamar akan bersifat konduktor.
• Daya hantarnya antara konduktor dan
isolator.
• Konduktivitas semikonduktor berkisar antara
103 sampai 10-8 siemens per sentimeter dan
memiliki celah energi yang lebih kecil 6 eV.
Konsep Pita Energi Semikonduktor
Hukum dasar yang menjelaskan hubungan antara elektron
dengan kulit orbit :
•Elektron bergerak dalam kulit orbit. Elektron tidak dapat
mengelilingi inti atom dalam ruangan yang ada antara dua
buah kulit orbit.
Konsep Pita Energi Semikonduktor
• Setiap kulit orbit berhubungan dengan sebuah range energi
khusus, elektron-elektron yang bergerak dalam suatu kulit
orbit akan memilki sejumlah energi yang sama.
Catatan : level energi dalam kulit akan meningkat ketika makin
jauh dari inti atom. Hal ini dapat disimpulkan maka elektron
valensi selalu memilki level energi yang tertinggi dalam
setiap atom.
Konsep Pita Energi Semikonduktor
• Elektron untuk berpindah dari suatu kulit ke kulit yang lain
menyerap energi untuk menyesuaikan level energi antara
level energi kulit awal dengan level energi kulit yang dituju.
• Jika suatu atom menyerap cukup energi untuk berpindah
dari suatu kulit yang satu kekulit yang lain, sebenarnya
elektron ini kembali melepaskan energi yang diserapnya dan
mengembalikannya ke kulit energi yang rendah
Pita konduksi
Karakteristik Bahan Semikonduktor
• Semikonduktor elemental terdiri atas unsur –
unsur pada sistem periodik golongan IV A
seperti silikon (Si), Germanium (Ge) dan
Karbon (C). Karbon semikonduktor ditemukan
dalam bentuk kristal intan. Semikonduktor
intan memiliki konduktivitas panas yang tinggi
sehingga dapat digunakan dengan efektif
untuk mengurangi efek panas pada
pembuatan semikonduktor laser.
Karakteristik Bahan Semikonduktor
• Semikonduktor gabungan (kompon) terdiri atas
senyawa yang dibentuk dari logam unsur periodik
golongan IIB dan IIIA (valensi 2 dan 3) dengan non
logam pada golongan VA dan VIA (valensi 5 dan 6)
sehingga membentuk ikatan yang stabil (valensi 8).
Semikonduktor gabungan III dan V misalnya GaAs
(Galium Arsenida) dan InP (Indium Fosfida),
sedangakan gabungan II dan VI misalnya CdTe
(Cadmium Telluride) dan ZnS (Seng Sulfida).
Struktur Ikatan Atom
Semikonduktor
• Struktur ikatan atom bahan semikonduktor dapat
diamati pada Silikon (Si), Germanium (Ge) dan Galium
Arsenida (GaAs). Hampir semua bahan semikonduktor
yang dibentuk memiliki struktur ikatan kovalen, baik
pada semikonduktor elemental maupun semikonduktor
gabungan.
• Semikonduktivitas dapat terjadi dengan memberikan
energi maupun pengotor (dopping) sehingga pada ikatan
kovalen yang sempurna akan terbentuk hole atau
kelebihan elektron, sehingga muncul sifat
semikonduktor.
Bahan Semikonduktor
• Silikon (Si) dan Germanium (Ge)

Gambar diambil dari www. zonaelektro.net


Semikonduktor Intrinsik
• Mekanisme terbentuknya semikonduktor
intrinsik diperlihatkan pada semikonduktor
murni seperti Si. Pada kondisi normal atom –
atom Si saling berikatan melalui 4 ikatan
kovalen (masing – masing memiliki 2 elektron
valensi).
Semikonduktor murni (Intrinsik)

Gambar diambil dari www. gemar-elektronika.com


Semikonduktor Intrinsik
• Hantaran listrik yang terjadi disebabkan oleh
mengalirnya elektron karena panas. Apabila
temperatur naik, maka akan terjadi random
thermis sehingga akan ada elektron yang terbebas dari
ikatan atomnya (elektron pada kulit terluarnya). Ketika
suhu dinaikkan maka stimulasi panas akan
mengganggu ikatan valensi ini sehingga salah satu
elektron valensi akan berpindah ke pita konduksi.
Dengan terlepasnya elektron ini, maka terjadilah
kekosongan elektron yang sering disebut “hole”.
Semikonduktor Intrinsik
• Pasangan hole dan elektron ini menjadi pembawa
muatan dalam semikonduktor intrinsik. Proses ini
diperlihatkan pada gambar berikut:
Celah Energi Semikonduktor
Intrinsik
• Besar energi yang dibutuhkan untuk
membentuk pasangan elektron dan
hole pada semikonduktor intrinsik
ditentukan oleh jarak celah energi
antara pita valensi dengan pita
konduksi semakin jauh jaraknya maka
semakin besar energi yang dibutuhkan
untuk membentuk elektron – hole
sebagai pembawa muatan. Pada Si
dibutuhkan energi Eg = 1,12 eV.
Celah Energi Semikonduktor
Intrinsik
• Semakin kecil celah energi maka jumlah pembawa
muatan semakin meningkat. Sehingga konduktivitas
dari unsur golongan IV pada sistem periodik
meningkat dari karbon ke silikon, germanium dan
timah putih. Konduktivitas ini merupakan sifat dasar
dari bahan dan tidak ditimbulkan oleh kotoran, oleh
karena itu dinamakan semikonduktivitas intrinsik.
Celah Energi Semikonduktor
Intrinsik
• Perbandingan celah energi unsur pada golongan
IV diperlihatkan pada gambar berikut:
Sifat-sifat semi konduktor intrinsik
• Jumlah elektron bebas sama dengan hole.
• Hantaran arus disebabkan oleh elektron bebas dan
hole.
• Arah pergerakan hole sama dengan arah polaritas
medan listrik dan berlawanan arah dengan
pergerakan elektron.
• Umur rata-ratanya adalah antara 100-1000 detik
atau lebih. Umur rata-rata dari sepasang elektron-
hole (electron-hole pair) adalah jumlah waktu saat
tertutupnya pasangan elektron-hole sampai
bertemunya elektron bebas dengan hole.
Tingkat konduktivitas
• Tingkat konduktivitas bahan semikonduktor
dapat diubah dengan cara menambahkan
unsur lain (doping/pengotoran) yang
mempunyai elektron valensi berbeda sehingga
menyebabkan silikon atau germanium menjadi
tidak murni (ekstrinsik).
Semikonduktor Ekstrinsik
• Semikonduktor ekstrinsik terbentuk melalui
mekanisme doping, yang dimaksudkan untuk
mendapatkan elektron valensi bebas dalam
jumlah lebih banyak dan permanen sehingga
diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.
Teknik Doping
• Terdapat 2 teknik doping:
– Atom donor (pemberi elektron)
• JIka didoping menggunakan bahan yang mempunyai
elektron valensi 5, misalnya Bismut, Fosfor atau Arsenik.
– Atom akseptor (penerima/penyerap elektron)
• Jika didoping menggunakan bahan yang mempunyai
elektron valensi 3, misalnya Indium, Galium atau Boron.
Mekanisme ini menentukan jenis semikonduktor yang
dibentuk (tipe – N atau tipe – P)
Tipe Semikonduktor
• Terdapat 2 tipe semikonduktor:
– Tipe P - Tipe N

Gambar diambil dari www. elektronika-dasar.web.id


Pembawa muatan
Pada P-type semi konduktor, yaitu:
1.  Hole sebagai majority carrier
2.  Elektron sebagai minority carrier
Tipe P
• Atom semi konduktor intrinsik yang bervalensi 4,
didoping dengan atom yang bervalensi 3.
• Doping ini dilakukan dengan pemanasan
• Dengan adanya hole (kekurangan elektron), maka
hole ini akan menarik elektron dari atom yang
berdekatan dan selanjutnya atom yang telah 
kehilangan elektron tersebut akan menjadi lubang.
Dengan demikian maka hole dapat berganti-ganti,
seakan-akan merupakan muatan listrik positif yang
sedang bergerak.
Tipe N
• Atom semi konduktor intrinsik yang bervalensi
empat didoping dengan atom lain yang
valensinya lebih tinggi .
• Pendopingan dapat dilakukan melalui proses
pemanasan.
• Dengan adanya kelebihan elektron, maka
akan memberikan level energi baru dimana
elektron akan mudah ber-eksitasi ke pita
valensi.
Pembawa muatan
Pada N-type semi konduktor, yaitu:
1. Elektron sebagai majority carrier
2. Hole sebagai minority carrier
Mobilitas Muatan Pada
Semikonduktor
Semikonduktor mempunyai pembawa muatan negatif
dan positif.
•Elektron yang melompat ke pita konduksi disebut
pembawa muatan jenis negatif. Konduktivitas yang
dihasilkan tergantung pada mobilitas n dalam pita
konduksi semikonduktor.
•Lubang elektron yang terjadi dalam pita valensi
merupakan pembawa muatan jenis positif.
Konduktivitas yang dihasilkan tergantung pada
mobilitas p dalam pita valensi semikonduktor.
Mobilitas Muatan Pada
Semikonduktor
Sehingga konduktivitas seluruhnya merupakan
gabungan dari keduanya, dirumuskan :

Dengan
n : jumlah pembawa muatan
 : mobilitas muatan
q : besar muatan yang dibawa (0,16 x 10-18 C)
Mobilitas Muatan Pada
Semikonduktor
• Pada semikonduktor intrinsik pembawa muatan
negatif adalah elektron yang berpindah ke pita
konduksi sehingga meninggalkan lubang (hole) pada
pita konduksi sebagai pembawa muatan positif
sehingga nn = np, dan persamaan konduktifitas ()
dapat disederhanakan.
Mobilitas Muatan Pada
Semikonduktor
• Pada semikonduktor ekstrinsik nn tidak sama dengan
np sehingga bentuk persamaan tersebut dapat tetap
digunakan.
• Mobilitas elektron dalam suatu semikonduktor lebih
besar daripada mobilitas lubang elektron dalam
semikonduktor yang sama. Sehingga karakteristik
konduktivitas semikonduktor tipe –n berbeda
dengan dengan semikonduktor tipe –p.
Pengaruh Suhu terhadap
Konduktivitas Semikonduktor
Konduktivitas semikonduktor meningkat dengan
meningkatnya suhu. Hal ini dapat disebabkan karena :
•Jumlah pembawa muatan n, bertambah sebanding
dengan jumlah elektron yang dapat melompati celah.
Pada suhu 0oK, tidak ada elektron yang mempunyai
cukup energi untuk melompat, akan tetapi dengan
naiknya suhu, energi elektron bertambah, pada 20oC,
sejumlah elektron valensi dalam silikon, germanium
dan timah memiliki energi Eg sebesar celah energi yang
dibentuk.
Pengaruh Suhu terhadap
Konduktivitas Semikonduktor
Sehingga distribusi elektron pada
semikonduktor yang mendapatkan energi
thermal adalah:

dimana, ni adalah jumlah elektron/m3 dalam


pita konduksi.
Pengaruh Suhu terhadap
Konduktivitas Semikonduktor
Dalam sela energi E rata-rata terdapat ditengah-tengah
celah, sebanding dengan Eg/2, sehingga persamaan
sebelumnya menjadi:

Dengan: T adalah suhu absolut (K)


k adalah konstanta Boltzmann (86,1 x 10-6
eV/K)
Pengaruh Suhu terhadap
Konduktivitas Semikonduktor
Konduktivitas  berbanding lurus dengan jumlah
muatan n, oleh karena itu:

dimana 0 adalah konstanta pembanding yang


mencakup faktor-faktor, q dan  dari persamaan
tadi.
Aplikasi Bahan Semikonduktor
• Jika dua tipe bahan semikonduktor digabung
menjadi satu, maka akan didapat sambungan
P-N (p-n junction) yang dikenal sebagai dioda. 
Pada pembuatannya material tipe P dan tipe
N bukan disambung begitu saja, melainkan
dari satu bahan semikonduktor diberi doping
(impurity material) yang berbeda.
• Jika diberi tegangan maju (forward bias), maka
tegangan di sisi P lebih besar dari sisi N, sehingga
elektron dengan mudah mengalir dari sisi N dan
mengisi kekosongan elektron (hole) di sisi P.
Sebaliknya jika diberi tegangan balik (reverse
bias), maka tidak ada elektron yang dapat
mengalir dari sisi N mengisi hole di sisi P,  karena
tegangan potensial di sisi N lebih tinggi.
Forward dan Reverse Bias

Gambar diambil dari www. blandong.com


Penerapan Dioda

Gambar diambil dari www.elektronikabersama.web.id


Terima kasih atas perhatiannya!
Quis II

Anda mungkin juga menyukai