Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar belakang Belakangan ini penggunaan semikonduktor mempunyai peranan yang sangat penting di bidang elektronika yang penggunaannya tidak terbatas pada arus lemah saja. Suatu hal yang penting untuk memahami konduksi elektronik baik pada bahan konduktor maupun pada semikonduktor adalah susunan pita atom. Pada bahan-bahan terdapat pita konduksi maupun pita valensi. Pada konduktor kedua pita tersebut saling menumpuk, pada isolator jarak keduanya cukup jauh. Sedangkan pada semikonduktor jarak keduanya tidak terlalu jauh dan ini memungkinkan terjadinya tumpang tindih jika dipengaruhi misalnya: panas, medan magnet, dan tegangan yang cukup tinggi. Semikonduktor adalah bahan penghantar arus listrik yang terbatas. Bahan ini bisa menghantarkan dalam jumlah tertentu atau dalam keadaan tertentu. Bahan yang termasuk jenis ini adalah germanium, silikon dan karbon. Transistor, dioda dan komponen aktif lainnya biasanya menggunakan germanium atau silikon, sedangkan untuk perangkat pasif (seperti resistor) menggunakan karbon. Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopant. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu : Bagaimana aplikasi semikonduktor pada transistor dan dioda, serta fungsinya dalam elektonika? 1.3. Tujuan Pembuatan

Penulisan paper atau makalah ini bertujuan agar kita lebih mengetahui apa itu semikonduktor, dan bagaimana aplikasi dari bahan semikonduktor dalam kehidupan kita sehari-hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bahan semikonduktor merupakan bahan yang dipakai dalam pembuatan komponen elektronika seperti resistor, dioda, transistor, kapasitor, dan lain sebagainya. Antara bahan yang satu dengan yang lainnya mempunyai sifat dasar dan karakteristik yang berbeda. Sebelum mulai mempelajari komponen elektronika terlebih dahulu akan dipelajari tentang sifat dasar bahan semikonduktor sebagai berikut. 2.1. TEORI ATOM Atom adalah partikel yang sangat kecil dan terdiri atas proton, elektron, serta neutron. Inti atom adalah sebagian besar massa atom dan semua muatan positif berkumpul pada sebuah titik di tengah-tengah atom. Atom terdiri atas nukleus dengan elektron-elektron yang bergerak di sekitar nukleus yang menyerupai sistem tata surya. Nuklesu tersebut bermuatan positif dan merupakan inti atom, yang menjadi pusat hampir semua massa atom. Inti atom tersebut berisi proton dan neutron, dengan massa kira-kira 2000 kali massa elektron, sedangkan massa proton sama dengan massa neutron. Elektron memiliki sifat tarik menarik dengan proton dan tolak menolak dengan sesama elektron. Dari dal ini maka timbul konsep muatan listrik. Elektron bermuatan negatif, proton bermuatan positif, dan neutron tidak bermuatan atau netral. Menurut Niels Bohr (1913), elektron-elektron dari suatu atom tersusun atas beberapa kulit atau orbit yang berada pada jarak yang berbeda dari inti atom. Atom dan lingkaran orbit electron K, L, M, N, O, P, Q adalah kulit atau orbit elektron. Pada setiap kulit elektron hanya bergerak elektron-elektron dengan jumlah elektron maksimum. Jumlah elektron maksimum kulit K adalah 2, kulit L adalah 8, kulit M adalah 18, dst.

2.2. STRUKTUR ATOM BAHAN SEMIKONDUKTOR Bahan semikonduktor murni akan menjadi isolator pada suhu mutlak (-273C), hal ini dikarenakan elektron valensi terikat erat pada tempatnya. Elektron valensi adalah elektronelektron yang terletak di kulit terluar sebuah unsur. Susunan elektron pada beberapa atom: NAMA UNSUR Born Alumunium Silicon Fosfor Gallium Germanium Arsenikum Indium Antimony Barium K 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 LINGKARAN ORBIT L M N O P 3 8 3 8 4 8 5 8 18 3 8 18 4 8 18 5 8 18 18 3 8 18 18 5 8 18 18 8 2 JUMLAH Q ELEKTRON 5 13 14 15 31 32 33 49 51 56 ELEKTRON VALENSI 3 3 4 5 3 4 5 3 5 2

Silikon dan Germanium adalah bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan dalam pembuatan komponen elektronika. Silikon lebih banyak digunakan daripada Germanium karena sifatnya yang stabil pada suhu tinggi.

2.3.

SIFAT

KONDUKTOR,

ISOLATOR,

DAN

SEMIKONDUKTOR

PADA

PEMBUATAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Konduktor adalah bahan yang konduktivitasnya tinggi sehingga dapat mengalirkan listrik dengan baik. Konduktor sering disebut dengan penghantar karena dapat menghantarkan arus listrik. Contoh, tembaga, seng, alumunium, baja, dsb. Isolator adalah bahan yang tidak dapat menghantarkan listrik karena konduktivitasnya rendah. Contoh: plastik, kayu kering, karet, kain, dll.

Semikonduktor adalah bahan yang terletak di antara konduktor dan isolator. Contoh, silikon, germanium, antimon, dll. Sifat bahan, baik konduktor, isolator, maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur atau pita energi atom-atomnya. Pita energi adalah kelompok tingkat energi elektron dalam kristal. Sifat-sifat kelistrikan sebuah kristal

tergantung pada struktur pita energi dan cara elektron menempati pita energi tersebut. Pita energi dibedakan menjadi 3, yaitu: 1. Jalur valensi. Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan ato-atom yang membangun kristal. Pada jalur ini elektron dapat lepas dari ikatan atomnya jika mendapat energi. 2. Jalur konduksi. Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat bergerak bebas karena pengaruh gaya tarik inti tidak diperhatikan lagi. Dengan demikian elektron dapat bebas menghantarkan listrik. 3. Jalur larangan. Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan jalur konduksi. Yang membedakan apakah bahan itu termasuk konduktor, isolator, atau semikonduktor adalah energi Gap (Eg). Satuan energi gap adalah elektron volt (eV). Satu elektron volt adalah energi yang diperlukan sebuah elektron untuk berpindah pada beda potensial sebesar 1 volt. Satu elektron volt setara dengan 1,60 x 10-19 Joule. Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk memecahkan ikatan kovalen sehingga dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi. Energi gap germanium pada suhu ruang (300K) adalah 0,72 eV, sedangkan silikon adalah 1,1 eV. Bahan-bahan semikonduktor dengan energi gap yang rendah biasanya dipakai sebagai bahan komponen elektronika yang dioperasikan pada suhu kerja yang rendah pula. 2.4. ARUS PADA SEMIKONDUKTOR Pada semikonduktor dikenal dua macam arus, yaitu arus drift dan arus difusi. Arus drif adalah arus yang ditimbulkan oleh mengalirnya muatan-muatan yang disebabkan oleh perbedaan potensial. Contohnya adalah arus yang terjadi pada bahan resistif yang dipasang pada suatu tegangan listrik. Arus difusi adalah arus yang tidak disebabkan oleh adanya perbedaan tegangan, melainkan akibat gerak random dari pertikel-partikel bermuatan yang disebabkan oleh energi panas. Contohnya adalah elektron mengalir dari suatu tempat yang padat ke tempat yang sedikit sampai dicapainya suatu keseimbangan.

BAB III PEMBAHASAN . 4.1 Aplikasi Semikonduktor Alat Semikonduktor atau semiconductor devices, adalah sejumlah komponen elektronik yang menggunakan sifat-sifat materi semikonduktor, yaitu Silikon, Germanium, dan Gallium Arsenide. Alat-alat semikonduktor zaman sekarang telah menggantikan alat thermionik (seperti tabung hampa). Alat-alat semikonduktor ini menggunakan konduksi elektronik dalam bentuk padat (solid state), bukannya bentuk hampa (vacuum state) atau bentuk gas (gaseous state). Alat-alat semikonduktor dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk dicrete (potongan) seperti transistor, diode, dll, atau dapat juga ditemukan sebagai bentuk terintegrasi dalam jumlah yang sangat besar dalam satu keping Silikon yang dinamakan Integrate Circuit (IC). Bila sebuah semikonduktor murni dan tidak ter-eksitasi oleh sebuah input seperti medan listrik dia mengijinkan hanya jumlah sangat kecil arus listrik untuk berada dalam dirinya, dan ia merupakan sebuah isolator. Alasan utama mengapa semikonduktor begitu berguna adalah konduktivitas semikonduktor yang dapat dimanipulasi dengan menambahkan ketidakmurnian (doping, dengan pemberian sebuah medan listrik, dikenai cahaya, atau dengan cara lain). CCD sebagai contoh, unit utama dalam kamera digital, bergantung pada kenyataan bahwa konduktivitas semikonduktor meningkat dengan terkenanya sinar. Operasi transistor tergantung konduktivitas semikonduktor yang dapat ditingkatkan dengan hadirnya sebuah medan listrik. Konduksi arus dalam sebuah semikonduktor terjadi melalui elektron yang dapat bergerak atau bebas dan lubang. Lubang ini, dapat diperlakukan sebagai muatan-positif yang merupakan lawan dari elektron yang bermuatan-negatif. Untuk mudahnya penjelasan elektron bebas disebut elektron, tetapi harus dimengerti bahwa mayoritas elektron dalam benda padat, tidak bebas, tidak menyumbang kepada konduktivitas. Bila sebuah kristal semikonduktor murni sempurna, tanpa ketidakmurnian, dan ditaruh di suhu yang mendekati nol mutlak dengan tanpa eksitasi (yaitu, medan listrik atau cahaya), dia tidak akan berisi elektron bebas dan tidak ada lubang, dan oleh karena itu akan menjadi sebuah isolator sempurna. Pada suhu ruangan, eksitasi panas memproduksi beberapa 5

elektron bebas dan lubang dalam pasangan-pasangan, tetapi kebanyakan semikonduktor pada suhu ruangan adalah isolator. Dengan mengkombinasikan bahan semikonduktor tipe P dan tipe N dengan berbagai cara, maka akan diperoleh peralatan semikonduktor yang dipergunakan dalam elektronika modern. Peralatan semikonduktor tersebut antara lain Transistor, Diode, dan sebagainya. 4.1.1 Transistor Transistor merupakan pengkombinasian dari bahan semikondoktor. Ada beberapa jenis transistor, antara lain : 1. Junction Transistor Junction transistor merupakan kombinasi tiga lapis semikonduktor tidak murni dari tipe P dan tipe N. Ada dua jenis junction transistor yaitu: a. b. Transistor P-N-P transistor N-P-N. Ground Junction

Ada tiga tipe pengkombinasian kedua tipe semikondutor yaitu: Alloy Junction

P N P N E

P C

C B

Mesa dan Planner Transistor

N P

E B C

Gambar 4.1 Jenis Junction Transistor Ada beberapa keunggulan dari penggunaan transistor dibanding dengan penggunaan tabung vakum udara, antara lain: a. Ukurannya kecil 6

b. c.

Pemakaian dayanya kecil (power consumption) Lebih murah dan lebih realiable (dapat dipercaya)

2. Transistor Tanpa Bias Pada gambar 3.4 a menunjukkan majority carrier sebelum bergerak melewati junction. Elekton bebas berdifusi melewati junction yang mana menghasilkan dua lapisan penggosongan (gambar 3.4.b). Untuk setiap lapisan penggosongan ini potensial barriernya sebesar kira-kira 0.7 V (untuk silikon) pada suhu 25 C (untuk transistor germanium 0.3 V). Ada tiga daerah yang mempunyai level doping yang berbeda, lapisan penggosongan tidak mempunyai lebar yang sama, makin banyak suatu daerah di-dop, makin besar konsentrasi ion dekat junction. E B C ------ + + + ------ - - - - - + + + - - - - -- - - - - - - + + + - - -- - - - - - - -- + + + N P (a) E B C -- - - - -N

-----+ -++- +---------+ -++- + - - - -----+ -++- +---------+ -+ +- +----(b)

Gambar 4.2 Lapisan Penggosongan

3. Transistor dengan Bias Forward-Reverse a. Prinsip Kerja

Pada gambar 3.5 menunjukkan bahwa diode emitter dibias forward dengan diode kolektor dibias reserve. Kondisi ini disebut Transistor Bias Forward-Reserve (FR). Kita mengharapkan memperoleh arus emitter yang besar karena diode emitter dibias forward, dan kita tidak mengharapkan arus kolektor yang besar karena diode kolektor dibias reserve, tetapi dalam kenyataannya lain, malah kita memperolah arus kolektor yang besar.
Banyak e

N E

N C B

Banyak e

VEB

Sedikit e

VCB

+ -

Gambar 4.3 Cara kerja Transistor Bias Forward-Reserve Pada saat awal bias forward diberikan pada diode emitter, elektron-elektron dalam emitter belum memasuki basis. Jik kemudian VEB naik lebih besar daripada potensial barrier (> 0.7 Volt), maka banyak elektron-elektron emitter memasuki daerah basis. Elektron-elektron ini dalam basis dapat mengalir dalam dua arah, yang pertama kearah bawah basis yang tipis menuju basis dan kedua kearah junction kolektor menuju ke dalam daerah kolektor. Elektron yang mengalir ke bawah melalui daerah basis, mereka akan jatuh ke dalam holehole dan mengalami proses rekombinasi dengan hole basis, selanjutnya mengalir ke dalam kawat basis luar. Arus ini desebut arus rekombinasi dan arus ini kecil sekali. Hmpir kurang dari 5% arus yang diinjeksikan emitter akan mengalir ke bawah basis. Sedangkan arus emitter yang menuju ke arah kolektor, bias forward akan memaksa elektron emitter masuk ke daerah basis yang tipis terus menuju ke daerah penggosongan kolektor. Selanjutnya medan lapisan penggosongan kolektor akan mendorong arus elektron ke dalam daerah kolektor. Elektron ini akan melewati daerah kolektor terus menuju ke kawat kolektor. Hampir lebih dari 95% arus diinjeksikan emitter akan mengalir ke kolektor.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Bias forward pada diode emitter akan mengandalkan jumlah elektron yang diinjeksi ke dalam basis. Makin besar potensial VEB, makin banyak elektron yang diinjeksi.

2) Bias reserve pada diode kolektor mempunyai pengaruh yang kecil terhadap banyaknya elektron yang memasuki kolektor. Dengan menaikkan VCB tidak akan banyak pengaruhnya terhadap b. Simbol Transistor
C B

jumlah

elektron

yang

sampai

pada

lapisan

penggosongan kolektor.

C B

Jenis PNP

Jenis NPN

Gambar 4.4 Simbol-simbol Transistor Dari gambar tersebut menunjukkan simbol-simbol transistor NPN dan PNP. Emitter mempunyai tanda panah, sedangkan kolektor tidak. Satu hal yang perlu diingat, bahwa tanda panah pada emitter menunjukkan arah arus konvensional emitter (arah arus konvensional berlawanan dengan arah arus elektron). Selain penggunaan transistor seperti diatas, transistor juga dapat digunakan sebagai rangkaian penguat. Bila suatu transistor akan digunakan sebagai penguat sinyal arus/tegangan, maka pada outputnya diberi tahanan beban (RL) dan pada inputnya dimasukkan sinyal yang akan dikuatkan. Sinyal input umumnya merupakn tegangan atau arus bolak-balik dan sebelum sinyal memasuki transistor biasanya dipasang suatu kondensator yang berfungsi untuk melakukan sinyal dan mencegah/memblokir tegangan searah (DC).

Demikian pula pada bagian outputnya, tahanan beban akan digandeng dengan suatu kondensator ke bagian selanjutnya dengan alasan yang sama. Ada tiga macam dasar rangkaian penguat, yaitu: a. Common Base Amplifier b. Common Emitter Amplifier c. Common Collector Amplifier
IC IE
IB IC

RL VCB VBE
Vs

RS

RS
Vs

VEB

VCC +

+ VBB -

VBB +

IE

VCE

RL

+ VCC

Common Base Amplifier


IE

Common Emitter Amplifier

IB IC RL VCC + VCB VEB


Vs

RS + - VBB

Common Collector Amplifier Gambar 4.5 Jenis rangkaian penguat Untuk mengetahui gejala-gejala yang timbul di dalam rangkaian penguat terdapat karakteristik-karakteristik dari transistor. Karakteristik itu biasanya diberikan oleh pabrik pembuat transistor tersebut, yaitu: a. Karakteristik input, yaitu karakteristik yang menggambarkan hubungan antara arus input dengan tegangan input dengan suatu unsur output tertentu. b. Karakteristik output, yaitu karakteristik yang menggambarkan hubungan antara arus output dengan tegangan output pada suatu unsur input tertentu. c. Karakteristik gabungan antara karakteristik input dengan karakteristik output. 4.1.2 Diode Pada suhu ruangan, suatu semikonduktor tipe P mempunyai pembawa muatan sebagian besar berupa hole-hole sebagai hasil pemasukan tak-murnian, dan sebagian kecil berupa elektron-elektron bebas yang dihasilkan oleh energi thermal. Dipihak lain, dalam semikonduktor tipe N pembawa muatan sebagian besar berupa elektron-elektron bebas dan 10

hanya mengandung sebagian kecil hole-hole. Jika kedua tipe semikonduktor tersebut digunakan secara terpisah, masing-masing tipe tidak lebih dari suatu penghambat (resistor) karbon. Akan tetapi apabila kedua tipe tersebut dihubungkan, maka hasilnya berupa suatu penghantar satu arah. Dan apabila kedua tipe tersebut digabungan maka akan menghasilkan sesuatu yang disebut Diode yang merupakan singkatan dari di yang berarti dua dan ode yang artinya elektrode Maka arti dari diode adalah suatu piranti dua elektrode yang dapat mengalir arus pada arah tertentu. Adapun simbol dari diode itu sendiri yakni :
A K

Simbol Dioda

Ada beberapa tipe diode: 1. Tipe diode P-N dengan forward bias (pra-tegangan maju)
P N

+ + + -

+ + + -

+ + + -

+ + + -

+ + + + + +

+ + +

+ + +

+ + +

VT

Gambar 4.6 Type Dioda P-N dengan Forward bias (pra-tegangan maju) Prinsip kerjanya yakni diode P-N disambungkan dengan baterai yang bersifat variable, dimana potensial positif dihubungkan ke tipe P dan potensial negatif dihubungkan dengan tipe N. Diumpamakan bahwa kontak-kontak A dan B adalah baik dan ideal, tanpa ada potensial kontak. Kita anggap potensial awal baterai adalah 0 volt, bila suatu elektron bebas dari tipe N ingin memasuki daerah barrier, elektron ini menghadapi tembok ion-ion negatif yang akan menolaknya kembali ke daerah N semula. Pada awalnya, tembok ion-ion negatif itu masih rendah (tipis) dan elektron-elektron bebas dari tipe N yang mempunyai energi yang cukup besar masih mampu menerobos dan mengatasi tembok tersebut. Namun hasil penerobosan ini

11

akan menghasilkan pembentukan tembok ion-ion negatif yang baru, yang akibatnya tembok ion-ion negatif makin tinggi (tebal), sehingga energi elektron-elektron bebas ini tidak lagi cukup untuk mengatasi tolakan ion-ion negaitf tersebut. Apabila potensial baterai secara perlahan-lahan dinaikkan hingga mencapai potensial 0.7 V, maka elektron-elektron pada sisi N dekat persambungan akan memperoleh energi yang cukup besar untuk memasuki sisi P. Selanjutnya apabila potensial baterai tersebut dinaikkan kembali, maka kedua sisi kristal P dan N akan ada madan listrik yang akan mendorong hole-hole dari sisi P akan melewati persambungan dari kiri ke kanan dan elektron-elektron bebas dari sisi N akan melawati persambungan dari kanan ke kiri. Apabila potensial baterai diperbasar terus, maka suatu saat diode akan hangus, sebab arus yang mengalir terlampau besar. Selain daripada itu terdapat pula pengaliran arus karena penyusupan minority carriers yang disebabkan adanya suhu. Arus listrik yang disebabkan penyusupan minority carriers dinamakan arus diffusi, sedangkan arus karena adanya tekanan dari medan listrik yaitu arus karena majority carriers dinamakan arus hantaran (drift current atau conduction current). Jadi melalui persambungan terjadi pengaliran arus dengan mudah yang terdiri dari: 1. 2. 3. Majority carriers negatif dari kanan ke kiri Majority carriers positif/hole dari kiri ke kanan Minority carriers positif dan negatif baik ke kanan maupun ke kiri

Karena pengaliran arus di dalam forward bias ini dapat dilakukan dengan mudah, maka tahanan dari batang ini (tipe P dan tipe N) dalah kecil. 2. Tipe diode P-N dengan Reversed bias (pra-tegangan balik)
P
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +

N
+ + + + + +

VT

Gambar 4.7 Type Dioda P-N dengan Reserved bias (pra-tegangan balik)

12

Seandainya potensial dari baterai dibuat sedemikian rupa sehingga tipe P mendapat potensial negatif dan tipe N mendapat potensial positif, maka majority carriers pada masingmasing tipe akan ditarik oleh potensial baterai, yaitu elektron-elektron bebas bergerak ke kanan dan hole-hole bergerak ke kiri meninggalkan batang. Apabila ada kemungkinan arus IR mengalir maka arus ini semata-mata terdiri dari arus diffuse, jadi kecil sekali, sehingga batang dengan reversed bias hampir mengalirkan arus yang tidak ada artinya, umumnya berjumlah beberapa mikro-ampere saja atau dapat dikatakan tahanan batang besar. Arus ini dinamakan arus jenuh atau saturation current. Apabila potensial reversed bias makin lama makin besar sehingga melampoi breakdown voltage, maka arus IR menjadi besar sekali mencapai tingkatan tertentu yang disebut Zener Level. Dengan adanya perilaku diode baik forward maupun reversed bias yang demikian, maka diode dapat dipakai sebagai penyearah arus bolak-balik. Selain tipe diode diatas, ada juga beberapa macam diode lainnya : a. Zener Diode Simbol : sebesar VZ. Fungsi : Gambar : b. Light Emitting Diode (LED) Simbol :
A K
A K

Karakeristik : Mulai dari arus > I3 zener diode akan memberikan tegangan yang konstan yaitu 1. Stabilisator tegangan 2. Sebagai clipper pada sirkit pulsa

Karakeristik : Diode dibuat dari bahan Gallium Arsenit. Bila diode tersebut dialiri arus, maka LED akan menyala. Makin besar yang dialirkan, maka cahaya yang dipancarkan oleh LED makin terang. Gambar : Fungsi : 1. Display (perangkat/permainan) 2. Switching Circuit

13

c.

Thermionic Diode Simbol :


A K

Karakeristik : Diode ini mempunyai slave yang lebih linier dan mempunyai swing yang lebih besar. Gambar Fungsi : 1. Pulse Circuit 2. Switching Circuit Adapun karakteristik dari diode itu sendiri yakni mudah mengalirkan arus apabila tipe P-nya diberi potensial positif dan boleh dikatakan hampir tidak dapat mengalirkan arus apabila tipe P-nya diberi potensial negatif. Dan disamping digambarkan simbol dari diode tersebut dengan arah panah adalah sebagai arah pengaliran arus yang mudah. Jadi apabila diode diletakkan pada tegangan bolak-balik arus hanya dapat mengalir selama setengah periode saja.

14

SIFAT BAHAN ISOLATOR Bahan yang disebut sebagai bahan isolator adalah bahan dielektrik, ini disebabkan jumlah elektron yang terikat oleh gaya tarik inti sangat kuat. Elektro-elektronya sulit untuk bergerak atau bahkan tidak sangat sulit berpindah, walaupun telah terkena dorongan dari luar. Bahan isolator sering digunakan untuk bahan penyekat (dielektrik). Pentyekat listrik terutama dimaksudkan agar listrik tidak dapat mengalir jika pada bahan penyekat tersebut diberi tegangan listrik. Untuk dapat memenuhi persyaratan tersebut, diperlukan jenis bahan yang sesuai. Selain syarat tersebut juga diperlukan syarat yang lain yang dipertimbangkan untuk memenuhi pemakaianya, antara lain : Sifat Kelistrikan Bahan penyekat mempunyai tahanan listrik yang besar. Penyekat listrik ditujukan untuk mencegah terjadinya kebocoran arus listrik antara kedua penghantar yang berbeda potensial atau untuk mencegah loncatan listrik ketanah. Kebocoran arus listrik harus dibatasi sekecil-kecilnya (tidak melampui batas yang telah ditentukan oleh peraturan yang berlaku). Sifat Mekanis Mengingat luasnya pemakaiannya pemakaian bahan penyekat, maka dipertimbangkan kekuatan struktur bahannya. Dengan demikian, dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan dikarenakan kesalahan pemakaiannya. Misal diperlukan bahan yang tahan tarikan, maka kita harus menggunakan bahan dari kain daripada kertas. Bahan kain lebih kuat terhadap tarikan daripada bahan kertas. Sifat Termis Panas yang ditimbulkan dari dalam oleh arus listrik atau oleh arus gaya magnet, berpengaruh terhadap kekuatan bahan penyekat. Demikian panas yang berasal dari luar (alam sekitar). Dalam hal ini, kalau panas yang ditimbulkan cukup tinggi, maka penyekat yang digunakan harus tepat. Adanya panas juga harus dipertimbangkan, agar tidak merusak bahan penyekat yang digunakan. Sifat Kimia Panas yang tinggi yang diterima oleh bahan penyekat dapat mengakibatkan perubahan susunan kimia bahan. Demikian juga pengaruh adanya kelembaban udara, basah yang ada di sekitar bahan penyekat. Jika kelembaban tidak dapat dihindari, haruslah dipilih bahan penyekat yang tahan terhadap air. Demikian juga adanya zat-zat lain dapat merusak struktur kimia bahan. Mengingat adanya bermacam-macam asal, sifat dan ciri bahan penyekat, maka untuk memudahkan kita dalam memilih untuk aplikasi dalam kelistrikan, kita akan membagi bahan penyekat berdasar kelompoknya. Pembagian kelompok bahan penyekat adalah sebagai berikut : * Bahan tambang (batu pualam, asbes, mika, dan sebagainya) * Bahan berserat (benang, kain, kertas, prespon, kayu, dan sebagainya) * Gelas dan keramik * Plastik 15

* Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya * Bahan yang dipadatkan. Penyekat bentuk cair yang penting dan banyak digunakan adalah minyak transformator dan macam-macam hasil minyak bumi. Sedang penyekat bentuk gas adalah nitrogen dan karbondioksida (CO2). Penggunaan bahan isolator selain sebagai bahan penyekat adalah sebagai bahan tahanan (resistor). Bahan tahanan yang umumnya dipakai merupakan paduan/ campuran logam-logam terdiri dari dua atau lebih unsur bahan campuran. Pemakaian bahan tahanan dalam kelistrikan, antara lain : * Untuk pembuatan kotak tahanan standart dan shunt * Untuk tahanan dan rheostats * Untuk unsur pemanas, kompor listrik dan sebagainya. Sesuai dengan penggunaanya bahan tahanan haruslah memiliki tahanan jenis yang tinggi, koefisien temperatur yang tinggi, dan memiliki daya elektro-motoris termo yang kecil. Pada penggunaan yang membutuhkan daya tahan panas tinggi, bahan tahanan harus dipilih yang memiliki titik cair yang tinggi, selain itu bahan tahanan. pada keadaan panas yang tinggi tidak mudak dioksidir sehingga menjadi berkarat.

16

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara isolator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai isolator pada suhu yang sangat rendah, pada suhu ruangan besifat sebagai konduktor. Semikonduktor merupakan bahan bukan konduktor murni bahanbahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut semikonduktor yang lebih baik sebab logam memliki susunan atom yang sedemikian rupa, sehinga elektronnya dapat bergerak bebas. Aplikasi bahan semikonduktor pada umumnya digunakan sebagai dioda dan transistor.

17

Daftar Pustaka Muhaimin, 1993, Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik. Jakarta:Pradnya Paramita Silaban Fantur, 1981, Dasar-dasar elektro teknik edisi ke-5. Jakarta:Erlangga http://ariefcute.blogspot.com/2008/05/sifat-dasar-bahan-semikonduktor-bahan.html http://id.wikipedia.org/wiki/Alat_semikonduktor http://id.wikipedia.org/wiki/Semikonduktor

18

Anda mungkin juga menyukai