Anda di halaman 1dari 20

SEMIKONDUKTOR

A. Pengertian Semikonduktor
Dalam pengertian umum bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat
setengah konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini
lebih kecil dari celah energi bahan isolator tetapi lebih besar dari celah energi
bahan konduktor, sehingga memungkinkan elektron berpindah dari satu atom
penyusun ke atom penyusun lain dengan perlakuan tertentu terhadap bahan
tersebut (pemberiantegangan, perubahan suhu dan sebagainya). Oleh karena itu
semikonduktor bisa bersifat setengah menghantar.
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada di antara insulator dan konduktor. Semikonduktor merupakan material zat
padat yang memiliki harga resistivitas antara 10 -5105 .cm. Semikonduktor
disebut juga sebagai bahan setengah penghantar listrik. Semikonduktor
merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan
sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena
bahan ini memang bukan konduktor murni. Bahan -

bahan

logam seperti

tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki
susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.
Bahan semikonduktor memegang peranan penting dalam teknologi
modern.

Hampir

semua

komponen

dalam

peralatan

elektronik

seperti

mikroprosessor, IC-IC, dioda, laser, display, dan sebagainya adalah bahan


semikonduktor. Setiap bahan semikonduktor memiliki karakteristik fisis tertentu
sehingga dalam aplikasinya harus merujuk pada karakteristik fisisnya tersebut.
Sebagai contoh untuk aplikasi sensor sinar ultraviolet yang tingkat sensitifitasnya
tinggi tentu kita harus memilih bahan yang memiliki energi gap yang cukup lebar
seperti semikonduktor galium nitrida dengan energi gap sekitar 3,4 eV. Kita bisa
juga menggunakan bahan silikon untuk aplikasi sensor ultraviolet namun divais
ini kurang sensitif dibandingkan bahan galium nitrida.

B. Bahan Pembuat Semikonduktor


Pada awal perkembangannya bahan semikonduktor yang pertama kali
dieksplorasi adalah germanium, namun sampai saat ini bahan semikonduktor yang
banyak diteliti untuk bahan baku pembuatan divais elektronik maupun
optoelektronik adalah silikon dengan pertimbangan bahan silikon cukup
melimpah di alam ini dan harganya relatif murah. Selain silikon material lain yang
banyak dipelajari dan diteliti adalah material paduan dari golongan II-VI atau IIIV seperti dalam tabel periodik di bawah baik binary (paduan 2 unsur) maupun
ternary (paduan 3 unsur) seperti ZnO, GaN, AlN, InN, GaAs, GaSb, AlGaN,
AlGaSb, GaNAs dan sebagainya dimana material-material paduan tersebut
masing-masing memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri baik dari sifat listrik
maupun sifat optiknya yang aplikasinya dapat disesuaikan dengan karakteristik
fisisnya masing-masing. Bahan semikonduktor itu antara lain

alumunium

arsanide, alumunium gallium arsanide,boron nitride, cadmium sulfide, cadmium


selenide, berlian, gallium arsanide, gallium nitride, germanium, indium
phosphide, silicon, silicon carbide, silicon germanium, silicon on insulator, zinc
sulfide, zinc selenide.

Gambar 1. Unsur-unsur yang banyak digunakan sebagai bahan semikonduktor

Gambar2. Bahan pembuat semikonduktor berbentuk wafer


Orbital-orbital elektron dalam kristal semikonduktor terbagi dalam dua
kelompok pita energi. Pita yang memiliki energi rendah dinamakan pita valensi
sedangkan pita yang memiliki energi tinggi dinamakan pita konduksi. Pita valensi
dan pita konduksi dibatasi oleh nilai-nilai energi yang tidak boleh ditempati
elektron. Daerah terlarang tersebut dinamakan celah energi. Lebar celah energi
didefinisikan sebagai selisih antara energi terendah dalam pita konduksi dengan
energi tertinggi dalam pita valensi, atau dapat dituliskan:
Eg = Ec Ev
Dimana:
Eg = lebar celah pita energi
Ec = energi terendah dalam pita konduksi
Ev = energi tertinggi dalam pita valensi
Aliran muatan listrik dalam bahan semikonduktor terjadi jika ada elektron
yang meloncat dari pita valensi ke pita konduksi. Dalam pita valensi, elektron
tidak dapat mengalir bebas dalam logam sehingga mudah mengalir ketika diberi
medan listrik. Dalam pita valensi, elektron tidak dapat mengalir bebas meskipun
diberikan medan listrik yang besar. Pada suhu mendekati nol Kelvin tidak ada
elektron yang sanggup meloncat dari pita valensi ke pita konduksi sehingga
semikonduktor bersifat isulator. Jika suhu dinaikkan maka ada elektron dari pita
valensi yang meloncat ke pita konduksi. Makin tinggi suhu makin banyak elektron
yang meloncat ke pita konduksi sehingga konduktivitas semikonduktor makin
besar.

Ketika elektron meloncat ke pita konduksi maka pita valensi menjadi


kekurangan elektron. Lokasi yang ditinggalkan elektron seolah berperilaku
sebagai partikel bermuatan positif. Partikel ini dinamakan hole. Dalam bahan
semikonduktor murni, jumlah elektron yang meloncat ke pita konduksi persis
sama dengan jumlah hole yang terbentuk di pita valensi. Dengan demikian, jika ne
adalah konsentrasi elektron pada pita konduksi dan nh adalah konsentrasi hole
pada pita valensi maka untuk semikonduktor murni terpenuhi:
ne = nh
Bahan

semikonduktor

untuk

aplikasi

industri

umumnya

bukan

semikonduktor murni, tetapi semikonduktor yang didop dengan atom tertetu.


Doping tersebut menyebabkan terjadinya perubahan konsentrasi elektron dan hole
yang tidak lagi memenuhi persamaan di atas. Jika atom dopan pada
semikonduktor memberikan sumbangan elektron pada material sehingga menjadi
atom yang bermuatan positif maka dikatakan atom tersebut sebagai donor
(pemberi elektron). Sebaliknya jika atom dopan pada semikonduktor menarik
elektron dari pita valensi sehingga menjadi atom yang bermuatan negatif maka
dikatakan atom tersebut sebagai akseptor. Jika jumlah atom donor lebih banyak
dari atom akseptor maka dinamakan semikonduktor tersebut bertipe negatif.
Sebaliknya jika jumlah akseptor lebih banyak daripada jumlah atom donor maka
dinamakan semikonduktor bertipe positif.
Karena elektron adalah fermion maka distribusi elektron pada pita
konduksi memenuhi fungsi distribusi Fermi-Dirac:
Populasi elektron pada pita konduksi adalah:
dan jumlah hole pada pita valensi adalah:
dengan:

Hukum Aksi Massa


Sekarang kita hitung perkalian ne dan nh.

Untuk semikonduktor murni berlaku ne = nh = ni. Dengan demikian,


konsentrasi pembawa muatan intrinsik dapat ditentukan dari persamaan di atas
sebagai:
atau
Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator pada temperatur yang
sangat rendah, namun pada temperatur ruangan bersifat sebagai konduktor. Hal ini
dapat terjadi karena dalam temperatur rendah seluruh lintasan elektron terisi
penuh oleh elektron, dan ketika dalam temperatur yang tinggi akan ada ikatanikatan yang pecah sehingga menyebabkan adanya elektron-elektron bebas.
C. Model Ikatan Atom pada Bahan Semikonduktor
Kristal semikonduktor tersusun dari atom-atom yang letaknya saling
berdekatan dan saling berikatan satu sama lain membentuk suatu ikatan kristal
yang disebut ikatan kovalen. Sebagai ilustrasi dari model ikatan kristal tersebut, di
bawah ini digambarkan terbentuknya ikatan kristal pada bahan silikon. Gambar 3a
menunjukkan ilustrasi ikatan kovalen dari atom silikon pada kondisi temperatur
nol Kelvin, untuk kasus ini setiap atom silikon menyumbangkan satu elektron
untuk tiap pasangan ikatan kovalen.
Apabila kristal semikonduktor tersebut diberi energi termal dengan kata
lain temperaturnya dinaikan, maka penambahan energi termal tersebut dapat
menyebabkan putusnya ikatan kovalen, hal ini dapat membangkitkan pasangan
elektron-hole dimana elektron tersebut dapat bebas dari keadaan valensi ke
keadaan konduksi sedangkan kekosongan yang ditinggalkan elektron akan
menjadi hole seperti nampak pada gambar 3b.

Gambar 3. Gambaran ikatan kovalen atom silikon pada kondisi (a) temperatur
nol Kelvin, (b) pada temperatur di atas nol Kelvin
D. Model Pita Energi Semikonduktor
Setiap atom penyusun kristal semikonduktor memiliki sejumlah elektron
valensi pada kulit terluarnya yang menempati keadaan valensi (gambar 4b),
keadaan elektron valensi ini memiliki tingkat energi yang besarnya Ev. Elektron
valensi ini berkontribusi pada pembentukan ikatan kovalen antara atom-atom
penyusun kristal semikonduktor. Sedangkan keadaan dimana elektron sudah
terbebas dari ikatan kovalen disebut keadaan konduksi dengan tingkat energi Ec
(gambar 4a). Apabila kristal semikonduktor tersebut temperaturnya dinaikan maka
akan ada penambahan energi termal yang menyebabkan terputusnya ikatan
kovalen yang terbentuk. Pemutusan ikatan kovalen ini akan menghasilkan
elektron bebas yang sudah dalam keadaan konduksi dengan tingkat energi Ec.
Pada gambar 4c diilustrasikan keadaan elektron konduksi dimana setelah
terjadinya pemutusan ikatan kovalen, elektron valensi pada tingkat energi Ev akan
berpindah kekeadaan konduksi dengan tingkat energi Ec. Selisih antara tingkat
energi konduksi dengan tingkat energi valensi ini dinamakan energi celah pita
(energy gap) dimana energi gap tersebut merupakan energi minimal yang

dibutuhkan untuk memutuskan ikatan kovalen pada kristal semikonduktor.

Gambar 4. Model pita energi bahan semikonduktor

Tabel 1. Energi gap bahan semikonduktor


E. Tipe Semikonduktor
Pada bahan semikonduktor, hole (kekosongan) dan elektron berfungsi
sebagai pembawa muatan listrik (pengantar arus). Semikonduktor dibagi dua
berdasarkan jenis muatan pembawanya, yaitu:
a. Semikonduktor intrinsik, adalah semikonduktor yang belum disisipkan atomatom lain (atom pengotor)
b. Semikonduktor ekstrinsik, adalah semikonduktor yang sudah dimasukkan
sedikit ketidakmurnian (doping). Akibat doping ini maka hambatan jenis

semikonduktor mengalami penurunan. Semikonduktor jenis ini terdiri dari


dua macam, yaitu semikonduktor tipe-P (pembawa muatan hole) dan tipe-N
(pembawa muatan elektron).
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor murni yang belum
diberikan atom pengotor (impuritas). Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut
sebagai arus drift dapat dituliskan sebagai berikut Peristiwa hantaran listrik
pada semikonduktor adalah akibat adanya dua partikel masing-masing bermuatan
positif dan negatif yang bergerak dengan arah yang berlawanan akibat adanya
pengaruh medan listrik
Apabila semikonduktor intrinsik ini dipanaskan maka akan terbentuk
pasangan elektron-hole dimana elektron bermuatan negatif dan hole dapat
dianggap sebagai muatan positif. Konsentrasi elektron pada semikonduktor
intrinsik sama dengan konsentrasi hole-nya yang dirumuskan:
Keterangan:
EG = energi celah pita semikonduktor (eV)
B = konstanta bahan (untuk Si = 1,08x1031 K-3cm-6)
T = temperatur (K)
k = konstanta Boltzman (8,62x105 eV/K)
ni 1010 cm-3 untuk silikon pada temperatur kamar
Sedangkan pada semikonduktor ekstrinsik konsentrasi elektron dan
konsentrasi hole-nya tidak sama hal ini disebabkan oleh adanya penambahan
muatan pembawa akibat adanya atom pengotor. Sebagai contoh pemberian atom
pengotor fosfor yang memiliki elektron valensi 5. Pada semikonduktor silikon
yang bervalensi 4 akan menyebabkan adanya satu elektron yang tidak
terpasangkan untuk membentuk ikatan kovalen akibatnya elektron ekstra ini dapat
menyumbangkan pada konsentrasi elektron keseluruhan. Semikonduktor jenis ini
dinamakan semikonduktor tipe-n (negatif) karena didominasi oleh muatan
pembawa elektron seperti gambar di bawah.

Gambar 5. Kristal silikon yang diberi pengotor fosfor


Apabila kristal silikon diberi atom pengotor boron yang memiliki elektron
valensi 3 maka akan terbentuk ikatan kovalen yang tidak sempurna karena
terdapat satu kekosongan (hole) yang tidak terisi elektron. Sehingga dengan
demikian muatan pembawa pada kristal silikon yang telah diberi pengotor boron
akan didominasi oleh muatan positif (hole) sehingga kristal silikon akan bertipe-p
(positif) seperti gambar di bawah.

Gambar 6. Kristal silikon yang telah diberi atom pengotor boron

Kita dapat memasukkan pengotor berupa atom-atom dari kolom tiga atau
lima dalam tabel periodik (memberi doping) ke dalam silikon atau germanium
murni (lihat gambar). Elemen semikonduktor beserta atom pengotor yang biasa
digunakan diperlihatkan pada tabel 2.

Tabel 2. Elemen semikonduktor pada tabel periodik


Semikonduktor tipe-n
Semi konduktor tipe N termasuk dalam semi konduktor ekstrinsik (tak
murni). Konsentrasi pengotoran ini sangat kecil, dengan perbandingan atom
pengotor (asing) dengan atom asli berkisar antara 1 : 100 juta sampai dengan 1 : 1
juta. Tujuan ini adalah agar bahan kaya akan satu jenis pembawa muatan saja
(Elektron bebas saja atau hole saja) dan untuk memperbesar daya hantar
listrik.Semikonduktor tipe N ialah semikonduktor eksintrik, yang diperoleh dari
semikonduktor intrinsik yang dikotori dengan atom asing yang bervalensi 5
seperti As, Pb, P. Karena perbandingan atom pengotor dengan atom asli sangat
kecil, maka setiap atom pengotor (asing) dikelilingi oleh atom-atom asli.
Elektron valensi yang ke 5 dari atom pengotor tidak terikat dalam ikatan
kovalen sehingga menjadi elektron bebas. Dengan demikian pada bahan ini
jumlah elektron bebas akan meningkat sesuai jumlah atom pengotornya sehingga
elektron bebas menjadi pembawa muatan mayoritas dan hole (yang terbentuk
akibat suhu) menjadi pembawa muatan minoritas. Karena pembawa muatan
mayoritasnya adalah elektron bebas, sedang elektron bebas bermuatan negatif,

maka semikonduktor yang terbentuk diberi nama semi konduktor tipe N. dalam
hal ini N kependekan dari kata Negatif, yakni jenis muatan mayoritasnya. Jadi
tidak berarti bahwa semikonduktor ini bermuatan negatif. Semikonduktor ini tetap
netral.
Semikonduktor tipe-n dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil
atom pengotor pentavalen (antimony, phosphorus atau arsenic) pada silikon
murni. Atom-atom pengotor (doping) ini mempunyai lima elektron valensi
sehingga secara efektif memiliki muatan sebesar +5q. Saat sebuah atom
pentavalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, hanya empat
elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen lengkap, dan tersisa
sebuah elektron yang tidak berpasangan (lihat gambar 7).
Dengan adanya energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan
menjadi elektron bebas dan siap menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran
listrik. Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor
tipe-n karena menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang netral.
Karena atom pengotor memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut
sebagai atom donor. Secara skematik semikonduktor tipe-n digambarkan seperti
terlihat pada gambar 7.

Gambar 7. a) Struktur kristal silikon dengan sebuah atom pengotor valensi lima
menggantikan posisi salah satu atom silikon dan b) Struktur pita
energi semikonduktor tipe-n, perhatikan letak tingkat energi atom
donor.
Jika konsentrasi elektron bebas pada semikonduktor tipe N ini dinyatakan
dengan nn sedang konsentrasi holenya dinyatakan dengan pn dan konsentrasi
atom donor dinyatakan dengan ND maka berlaku:
nn ND
Menurut hukum massa aksi hasil kali konsentrasi pembawa muatan positif
dengan pembawa muatan negatif dalam keseimbangan termal merupakan suatu
tetapan yang tidak bergantung pada donor dan aseptor yang besarnya n22. Maka
berdasarkan hukum ini berlaku
nn pn ND
Daya hantar jenis listriknya dapat dicari dari hubungan sebagai berikut :

Semikonduktor tipe-p
Semikonduktor ini diperoleh dari semikonduktor intrinsik yang dikotori
dengan atom asing yang bervalensi 3, misalnya Al, atau Ga.Karena perbandingan
atom pengotor dengan atom asli sangat kecil,maka setiap atom pengotor hanya
bervalensi 3 maka hanya menyediakan 3 elektron dalam ikatan kovalen, sehingga
ada kekurangan (kekosongan = lubang = hole). Dengan demikian pengotoran ini
menyebabkan meningkatnya jumlah hole. Sedang pembawa muatan minoritasnya
adalah elektron bebas yang terbentuk adalah elektron bebas yang terbentuk akibat
suhu. Karena hole bermuatan positif maka semikonduktor yang terbentuk disebut
semikonduktor tipe P. Seperti halnya semikonduktor tipe N,semikonduktor tipe p
bermuatan netral. karena atom pengotor menyediakan kekurangan, maka disebut
aseptor (atom aseptor).
Jika konsentrasi elektron bebas pada semikonduktor tope P ini disebut np,
konsentrasi holenya pp dan konsentrasi aseptornya NA maka analog pada
semikonduktor tipe N berlaku persamaan-persamaan :
Pp NA
np pp

Dan jika diabaikan terhadap maka


Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe-n, semikonduktor
tipe-p dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor trivalen
(aluminium, boron, galium atau indium) pada semikonduktor murni, misalnya
silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi
sehingga secara efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah
atom trivalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga
ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon yang
tidak berpasangan (lihat gambar 8) yang disebut lubang (hole). Material yang
dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-p karena

menghasilkan pembawa muatan negatif pada kristal yang netral. Karena atom
pengotor menerima elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom
aseptor (acceptor). Secara skematik semikonduktor tipe-p digambarkan seperti
terlihat pada gambar 8.

Gambar 8. a) Struktur kristal silikon dengan sebuah atom pengotor valensi tiga
menggantikan posisi salah satu atom silikon dan b) Struktur pita
energi semikonduktor tipe-p, perhatikan letak tingkat energi atom
aseptor.
Tipe Arus Listrik pada Semikonduktor
Keberadaan elektron dan hole pada semikonduktor akan mempengaruhi
karakteristik listrik pada bahan tersebut. Ada dua jenis arus listrik yang terjadi
pada semikonduktor yaitu arus hanyut (drift) dan arus difusi.
1. Arus hanyut (drift)
Ketika semikonduktor diberi medan listrik E, maka partikel-partikel
bermuatan dalam semikonduktor tersebut akan bergerak (hanyut) dengan
laju yang berbanding lurus dengan medan listriknya.
vn = -nE .......... laju hanyut elektron
vp = pE ............laju hanyut
dimana:
vn dan vp = laju dari elektron dan hole (cm/s)
n dan p = mobilitas dari elektron dan hole (cm2/V.s)
Rapat arus drift untuk elektron adalah:

jn = q n n E
Rapat arus drift untuk hole adalah:
jp = q p p E
Sehingga rapat arus total drift pada semikonduktor adalah penjumlahan dari
rapat arus drift elektron dengan rapat arus drift hole.
jT = jn + jp = q (n n + p p)E = E
Konduktivitas muatan pembawa pada semikonduktor:
= q(n n + p p)
Dan resistivitasnya = 1/
2. Arus Difusi
Arus difusi terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi muatan pembawa.
Arus difusi akan mengalir dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke daerah
yang memiliki konsentrasi rendah. Arus difusi akan sebanding dengan
gradien konsentrasi yang dirumuskan:
Arus difusi untuk hole:
Arus difusi untuk elektron:
Konstanta DP dan Dn adalah konstanta difusivitas dari hole dan elektron
Rapat arus total dalam semikonduktor adalah penjumlahan dari arus drift
dengan arus difusi yang dirumuskan:
Rapat arus total untuk elektron:
Rapat arus total untuk hole:
Semikonduktor

sangat

berguna

dalam

bidang

elektronik,

karena

konduktansinya yang dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa


disebut pendonor elektron).
3. Struktur Bahan Semikonduktor
Bahan semikonduktor murni akan menjadi isolator pada suhu mutlak (-273
C), hal ini dikarenakan elektron valensi terikat erat pada tempatnya. Elektron

valensi adalah elektron-elektron yang terletak di kulit terluar sebuah unsur.


Silikon dan germanium adalah bahan semikonduktor yang paling banyak
digunakan dalam pembuatan komponen elektronika. Silikon lebih banyak
digunakan daripada gemanium karena sifatnya yang lebih stabil pada suhu tinggi.
Yang membedakan apakah bahan itu termasuk konduktor, isolator, atau
semikonduktor adalah energi Gap (Eg). Satuan energi gap adalah elektron volt
(eV). Satu elektron volt adalah energi yang diperlukan sebuah elektron untuk
berpindah pada beda potensial sebesar 1 V. Satu elektron volt setara dengan
1,60x10-19 J. Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk
memecahkan ikatan kovalen sehingga dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke
jalur konduksi. Energi gap germanium pada suhu ruang (300K) adalah 0,72 eV,
sedangkan silikon adalah 1,1 eV. Bahan-bahan semikonduktor dengan energi gap
yang rendah biasanya dipakai sebagai bahan komponen elektronika yang
dioperasikan pada suhu kerja yang rendah pula.
4. Doping Semikonduktor

Gambar 9. Distribusi Fermi-Dirac sebagai dasar struktur pita dalam semikonduktor

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah


sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan
menambah sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut doping.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya

dengan faktor lebih besar dari satu milyar. Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya,
polycrystalline silicon didop-berat seringkali digunakan sebagai pengganti logam.

5. Pita Energi Semikonduktor

Diagram pita energi untuk germanium dan silikon mirip dengan intan
dengan perbedaan celah energi hanya sekitar 1 eV. Konfigurasi atom Ge [Ar] 3d10
4s2 4p2 dan Si [Ne] 3s2 3p2; kedua macam atom ini memiliki 4 elektron di tingkat
energi terluarnya. Tumpang-tindih pita energi di tingkat energi terluar akan
membuat pita energi terisi penuh 8 elektron. Karena celah energi sempit maka jika
temperatur naik, sebagian elektron di pita valensi naik ke pita konduksi mudah
dan dengan meninggalkan tempat kosong (hole) di pita valensi. Baik elektron
yang telah berada di pita konduksi maupun hole di pita valensi akan bertindak
sebagai pembawa muatan untuk terjadinya arus listrik. Konduktivitas listrik naik
dengan cepat dengan naiknya temperatur.

Gambar 10. Diagram pita energi semikonduktor

Konduktivitas listrik tersebut di atas disebut konduktivitas intrinsik.


Konduktivitas

material

semikonduktor

juga

dapat

ditingkatkan

dengan

penambahan atom asing tertentu (pengotoran, impurity). Jika atom pengotor


memiliki 5 elektron terluar (misalnya P atau As) maka akan ada kelebihan satu
elektron tiap atom. Kelebihan elektron ini akan menempati tingkat energi sedikit
di bawah pita konduksi (beberapa perpuluh eV) dan dengan sedikit tambahan
energi akan sangat mudah berpindah ke pita konduksi dan berkontribusi pada
konduktivitas listrik. Atom pengotor seperti ini disebut donor (karena ia
memberikan elektron lebih) dan semikonduktor dengan donor disebut
semikonduktor tipe n.
Jika atom pengotor memiliki 3 elektron terluar (misalnya B atau Al) maka
akan ada kelebihan satu hole tiap atom. Kelebihan hole ini akan menempati
tingkat energi sedikit di atas pita valensi dan dengan sedikit tambahan energi akan
sangat mudah elektron berpindah dari pita valensi ke hole di atasnya dan
meninggalkan hole di pita valensi yang akan berkontribusi pada konduktivitas

listrik. Atom pengotor seperti ini disebut akseptor (karena ia menerima elektron
dari pita valensi) dan semikonduktor dengan akseptor disebut semikonduktor tipe
p. Untuk membuat perubahan konduktivitas yang memadai di material
semikonduktor, cukup ditambahkan sekitar 1 pengotor per sejuta atom
semikonduktor.
6. Contoh soal dan Penyelesaian
1. konsentrasi atom Ge adalah 4,411022 atom/cm3. Jika tiap 108 atom Ge
dikotori 1 atom donor, dan n = 3800 cm2/Vs, tentukan !
Penyelesaian:

4,41 x
-1

KESIMPULAN
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada di antara insulator dan konduktor. Merupakan material zat padat yang
memiliki harga resistivitas antara 10-2109 .cm. Semikonduktor disebut juga
sebagai bahan setengah penghantar listrik. Unsur-unsur yang banyak digunakan
sebagai bahan semikonduktor yaitu alumunium arsanide, alumunium gallium
arsanide,boron nitride, cadmium sulfide, cadmium selenide, berlian, gallium
arsanide, gallium nitride, germanium, indium phosphide, silicon, silicon carbide,
silicon germanium, silicon on insulator, zinc sulfide, zinc selenide.
Semikonduktor dibagi dua berdasarkan jenis muatan pembawanya, yaitu:
7. Semikonduktor intrinsik, adalah semikonduktor yang belum disisipkan atom-

atom lain (atom pengotor)


8. Semikonduktor ekstrinsik, adalah semikonduktor yang sudah dimasukkan
sedikit ketidakmurnian (doping). Akibat doping ini maka hambatan jenis
semikonduktor mengalami penurunan. Semikonduktor jenis ini terdiri dari
dua macam, yaitu semikonduktor tipe-P (pembawa muatan hole) dan tipe-N
(pembawa muatan elektron).

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. Pengantar Fisika Statistik. 2009. Bandung:Penerbit ITB
http://www.slideshare.net/mansen3/bahan-semikonduktor
http://blog.ub.ac.id/bleng2/2012/02/26/teori-semikonduktor/
http://id.wikipedia.org/wiki/Semikonduktor
http://www.edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan
%20Belajar/Materi%20pokok/view&id=338&uniq=3331
http://www.file-edu.com/2012/11/soal-dan-jawaban-zat
-padat.html?m=1#!

Anda mungkin juga menyukai