Anda di halaman 1dari 16

SEMIKONDUKTOR

Secara umum semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada di antara isolator dan konduktor. Hal ini terjadi karena saat semikonduktor berada
pada suhu atau temperatur sangat rendah bersifat sebagai isolator, sedangkan ketika berada
pada temperatur ruangan bersifat konduktor.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidng elektronik, karena konduktansinya yang
dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (pendonor elektron).
Dalam bab ini yang akan dibahas adalah semikonduktor intrinsik, semikonduktor
ekstrinsik, pengaruh temperatur, difusi dan konduksi, luminescense, dan prinsip divais
elektronika.

1.1 Semikonduktor Intrinsik

Semikonduktor intrinsik adalah material semikonduktor yang murni atau belum
tercampur oleh atom-atom lain. Semikonduktor murni dalam tabel periodik berada pada
golongan IV. Atom-atom dalam golongan IV dapat membentuk sebuah semikonduktor murni
karena adanya ikatan kovalen dari masing-masing atom, sebagai contoh silikon mempunyai
elektron valensi 4 dan dalam keadaan murni antara satu atom dengan atom lainnya berikatan
secara kovalen dengan 4 atom disebelahnya dengan 2 elektron yang masing-masing
menyumbangkan satu elektron.



Semikonduktor intrinsik pada suhu yang sangat rendah :
- Semua elektron berada pada ikatan kovalen
- Tak ada elektron bebad atau tak ada pembawa muatan sehingga bersifat sebagai
isolator.
Semikonduktor intrinsik pada suhu kamar :
- Agitasi termal menyebabkan beberapa elektron valensi keluar dari ikatan kovalen
menjadi elektron bebas sebagai pembawa muatan negatif.
- Munculnya elektron bebas diikuti dengan terbentuknya hole (lubang) sebagai
pembawa muatan positif, peristiwanya disebut pembangkitan (generation).
- Jika dipasang beda potensial, terjadi aliran arus (sebagai konduktor dengan
konduktansi rendah).
Dalam dunia elektro semikonduktor yanng paling mendominasi adalah silikon. Atom-
atom golongan III dan IV yang mengapit atom-atom golongan IV sangat penting dalam
aplikasi semikonduktor sebagai bahan dopant untuk meninggikan konsentrasi pembawa
muatan.


1.1.1 Elektron dan Hole

Suatu elektron yang berada pada pita valensi dapat memperoleh tambahan energi dan
masuk ke pita konduksi, dengan besar energi minimum adalah sebesar energi gap (Eg).
Energi ini dapat diperoleh dengan menyerap energi dari photon atau energi thermal atau
energi dari medan listrik.

Ketika satu elektron berpindah dari pita valensi ke pita konduksi akan muncul daerah
kosong yang disebut hole dan menjadi pembawa muatan postif. Jadi dalam semikonduktor
intrinsik akan ditemukan pasangan elektron hole.

Kedua pembawa muatan yaitu elektron dan hole akan memiliki konsentrasi yang sama
pada semikonduktor intrinsik, karena setiap kemunculan elektron akan muncul kembali hole
pada pita valensi.

Ilustrasi di bawah ini menunjukkan adanya permunculan elektron dan hole dalam
suhu kamar melalui energi thermal.



1.1.2 Konduksi pada semikonduktor intrinsik

Dalam semikonduktor intrinsik dikenal dengan adanya arus drift, yang menyatakan
Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor adalah akibat adanya dua partikel masing-
masing bermuatan positif dan negatif yang bergerak dengan arah yang berlawanan akibat
adanya pengaruh medan listrik.

Akibat adanya dua pembawa muatan tersebut, besarnya rapat arus dinyatakan sebagai:
J = (n + p )qc =oc n p ,

dimana n dan p = konnsentrasi elektron dan lubang (m-3)
n dan p = mobilitas elektron dan lubang (m2 V-1 s-1)
(n p ) q n p o = + = konduktivitas (S cm-1)
Karena timbulnya lubang dan elektron terjadi secara serentak, maka pada
semikonduktor murni, jumlah lubang sama dengan jumlah elektron atau dituliskan sebagai
i n = p = n , dimana i n disebut sebagai konsentrasi intrinsik.
Yang apabila kita turunkan lagi akan mendapatkan
[

]

[

]

Dan kita juga dapat mendapatkan persamaan


Jadi dari persamaan di atas dapat diartikan massa elektron dan hole bila sama untuk
semikonduktor intrinsik, posisi energi Fermi tepat berada di tengah-tengah anatara ujung-
ujung pita valensi dan konduksi atau berada di tengah-tengah celah energi.

1.2 Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik pada dasarnya adalah penambahan atom pada dari selain
golongan IV pada semikonduktor murni untuk penambahan muatan. Proses penambahan
atom ini disebut doping.

Dari proses doping dengan menambahkan atom golongan III dan V akan
mendapatkan 2 tipe yang berbeda yaitu :

1.2.1 Semikonduktor tipe - n
Atom golongan V ini bila ditambahkan pada semikonduktor intrinsik akan membuat
ikatan kovalen demgan ikatan semikonduktor intrinsik dengan 4 elektron valensinya. Sebuah
elektro valensi sisanya akan menjadi pembawa muatan. Karena atom golongan V bersifat
memberikan satu elektron pembawa muatan maka disebut dengan atom donor. Jadi pembawa
muatan yang dominan adalah elektron atau pembawa muatan negatif, sehingga disebut
semikonduktor tipe-n.
Alasan bisa terjadinya konduksi adalah karena perbedaan tingkat energi yang cukup
dekat antara golongan IV dan V. Jadi atom pentavalen (atom golongan V) bisa menjadi
elektron konduksi dengan agitasi thermal.
Dikarenakan atom donor Nd jauh lebih besar dari atom Ni, maka diasumsikan setiap
atom donor menyeimbangkan satu elektron. Hal ini menyebabkan konsentrasi hole pada
semikonduktor tipe-n jauh lebih kecil, dibandingkan dengan semikonduktor intrinsik.
Sehingga konduktivitasnya menjadi = de



1.2.2 Semikondultor tipe-p.
Dalam semikonduktor tipe-p yang ditaambahkan pada semikonduktor intrinsik adalah
atom golongan III, yang menyebabkan mayoritas pembawa muatan positif atau hole. Hal ini
disebabkan oleh ikatan kovalen antara atom akseptor (golongan III) dan atom semikonduktor
(golongan IV) kekurangan satu elektron.
Kekurangan satu elektron karena atom golongan III memiliki 3 elektron valensi,
sedangkan atom intrinsik memiliki 4 elektron valensi, sehingga kekurangan 1 elektron valensi
untuk membentuk ikatan kovalen. Dan kekurangan satu elektron menyebabkan adanya hole
(pembawa muatan positif), untuk menambah energi biasanya dari energi thermal atau photon.




Dikarenakan atom akseptor yang menjadi mayoritas, mengakibatkan konsentrasi
muatan atom menjadi lebih kecil dari konsentrasi elektron pada kondisi intrinsik, sehingga
konduktivitas = .

Dalam kondisi semikonduktor yang memiliki baik akseptor maupun donor atom
disebut dengan doping terkompensasi. Caranya adalah dengan menghitung konsentrasi
pembawa muatan, dengan prinsip :
Prinsip netralitas bahan :
p n +

= 0

atau

+ -

= 0

Yang apabila diturunkan menjadi :

1. Untuk semikonduktor intrinsik

= 0 maka n = p =


2. Untuk semikonduktor ekstrinsik :
Tipe n :

; sehingga


Tipe p :

; sehingga


3. Pada suhu tinggi semikoduktor tipe-n dan tipe-p dapat berubah menjadi
semikonduktor intrinsik.
4. Semikonduktor terkompensasi bila

.




Posisi energi Fermi pada semikonduktor ekstrinsik adalah :

) (

)
Hubungan semikonduktor untuk :

adalah

adalah

)

1.3 Pengaruh Temperatur
Konduktivitas semikonduktor dipengaruhi oleh temperatur dengan 2 cara yaitu ;
- Perubahan konsentrasi akibat perubahan temperatur.
- Perubahan mobilitas pembawa muatan akibat perubahan temperatur.
Konduktivitas semikonduktor meningkat dengan meningkatnya suhu disebabkan oleh
jumlah pembawa muatan n, bertambah sebanding dengan jumlah elektron yang dapat
melompati celah. Pada suhu 0oK, tidak ada elektron yang mempunyai cukup energi untuk
melompat, akan tetapi dengan naiknya suhu, energi elektron bertambah, pada 20oC, sejumlah
elektron valensi dalam silikon, germanium dan timah memiliki energi Eg sebesar celah energi
yang dibentuk.
Sehingga distribusi elektron pada semikonduktor yang mendapatkan energi thermal
adalah:




Sehingga pada kondisi terakhir, konsentrasi pembawa muatan pada pita konduksi
akan ditentukan oleh eksitasi termal dari pita valensi ke pita konduksi.
Pada temperatur tinggi getaran kisi-kisi atom dapat menurunkan jarak bebas sehingga
menurunnkan mobilitas. Mobilitas memang tergantung pada suhu akan tetapi perubahan
tersebut berada dalam batas-batas daerah kerja semikonduktor umumnya dan lebih kecil bila
dibandingkan dengan perubahan eksponensial dari jumlah pembawa muatan n, oleh karena
itu : Bila konduktivitas (atau tahanan) semikonduktor diukur di laboratorium maka Eg dapat
dihitung dari kemiringan kurva, ln T terhadap Eg (kemiringan = - Eg/2k). sebaliknya bila
diketahui Eg dan , kita dapat menghitung pada suhu tertentu.

1.4 Difusi dan Konduksi
Difusi bisa terjadi dalam semikonduktor apabila pembawa muatan tak homogen atau
dalam kata lain adalah berbeda.
Pada semikonduktor gradien potensial dan gradien konsentrasi dapat terjadi bersama-
sama, sehingga arus yang mengalir merupakan kombinasi karena asus konduksi dan difusi,
sebagai :
a.


b.


Dari persamaan di atas terlihat yang mempengaruhi kemudahan pergerakan pembawa
muatan baik dari hole maupun elektron, yaitu mobilitas yang terkait dengan konduksi dan
konstanta difusi yang terkait dengan proses difusi pembawa muatan. Yang mana 2 hal
tersebut sesuai dengan persamaan Einstein yaitu :

dan



Berdasarkan pergerakan partikel dalam difusi, koefisin difusi dapat ditentukan dari
dua besaran lain, yaitu jarak bebas rata-rata (l) dan waktu bebas rata-rata () menurut
hubungan :


1.5 Luminescence
Luminescence adalah cahaya yang biasanya terjadi pada temperatur rendah, dapat
disebabkan oleh reaksi kimia, energi listrik , gerakan sub-atomik , atau tekanan pada kristal
Jenis-jenis Luminesence
- Bioluminescence, disebabkan oleh organisme hidup .
- Chemiluminescence, yang dihasilkan dari suatu reaksi kimia .
- Electrochemiluminescence, oleh reaksi elektrokimia.
- Crystalloluminescence, diproduksi selama kristalisasi.
Dalam semikonduktor luminescense adalah emisi/photon yang terjadi ketika
bergabungnya hole yang berada dalam pita valensi melalui suatu proses tertentu akan terjadi
emisi photon, yang terjadi dalam waktu yang sangat cepat dalam hitungan nano-sekon.

1.6 Prinsip Divais Elektronika
1.6.1 P-N Junction (sambungan p-n)
Aplikasi dari penyambungan semikonduktor tipe-p dan tipe-n adalah pada dioda
sebagai penyearah.
Bila dalam semikonduktor tipe-n dimasukkan dopant tipe p maka akan terjadi
distribusi tingkat doping. Pada daerah dimana konsentrasi akseptor lebih besar dari donor
akan berperilaku semikonduktor tipe-n karena pembawa muatan elektron tetap dominan,
sedangkan di daerah yang donor lebih besar dari akseptor akan berperilaku sebagai tipe p
karena doping dengan donor telah dikompensasi dengan atom-atom akseptor dan akhirnya
didominasi, dan di tempat yang konsentrasi donor dan akseptor sama akan berperilaku
sebagai semikonduktor intrinsik.
Apabila ada kontak antara akseptor dan donor makan akan terjadi deplesi yang
menyebabkan adanya potensial. Sehingga V= -1q(



1.6.2 Diode P-N junction (sambungan p-n)
Misalkan sepotong silikon tipe-p dan sepotong silikon tipe-n dan secara
sempurna terhubung membentuk sambungan p-n. Sesaat setelah terjadi penyambungan, pada
daerah sambungan semikonduktor terjadi perubahan. Pada daerah tipe-n memiliki sejumlah
elektron yang akan dengan mudah terlepas dari atom induknya. Pada bagian kiri
(tipep),matom aseptor menarik elektron (atau menghasilkan lubang). Kedua pembawa
muatan mayoritas tersebut memiliki cukup energi untuk mencapai material pada sisi lain
sambungan. Pada hal ini terjadi difusi elektron dari tipe-n ke tipe-p dan difusi lubang dari
tipe-p ke tipe-n.

Proses difusi ini tidak berlangsung selamanya karena elektron yang sudah berada di
tempatnya akan menolak elektron yang datang kemudian. Proses difusi berakhir saat tidak
ada lagi elektron yang memiliki cukup energi untuk mengalir.



Kita harus memperhitungkan proses selanjutnya dimana elektron dapat menyeberang
sambungan. Daerah yang sangat tipis dekat sambungan disebut daerah deplesi (depletion
region) atau daerah transisi. Daerah ini dapat membangkitkan pembawa muatan minoritas
saat terdapat cukup energi termal untuk membangkitkan pasangan lubang-elektron. Salah
satu dari pembawa muatan minoritas ini, misalnya elektron pada tipe-p, akan mengalami
pengaruh dari proses penolakan elektron difusi dari tipe-n. Dengan kata lain elektron
minoritas ini akan ikut tertarik ke semikonduktor tipe-n. Gerakan pembawa muatan akibat
pembangkitan termal ini lebih dikenal sebagai drift. Situasi akan stabil saat arus difusi
sama dengan arus drift.
Pada daerah sambungan/daerah diplesi yang sangat tipis terjadi pengosongan
pembawa muatan mayoritas akibat terjadinya difusi ke sisi yang lain. Hilangnya pembawa
muatan mayoritas di daerah ini meninggalkan lapisan muatan positip di daerah tipe-n dan
lapisan muatan negatif di daerah tipe-p. Lapisan muatan pada daerah diplesi ini dapat
dibandingkan dengan kapasitor keping sejajar yang termuati. Karena terjadi penumpukan
muatan yang berlawanan pada masing-masing keping, maka terjadi perbedaan potensial yang
disebut sebagai potensial kontakatau potensial penghalang o V Keadaan ini disebut diode
dalam keadaan rangkaian terbuka.

Dalam keadaan rangkaian terbuka, hanya pada daerah deplesi yang terjadi
penumpukan muatan pada masing-masing sisi; daerah lainnya dalam keadaan netral.
Penumpukan muatan pada daerah deplesi mengakibatkanterjadinya medan listrik c dalam
arah x . Kita dapat menggunakan v = }c dx untuk mendapatkan distribusi potensial pada
daerah deplesi dengan mengambil integral medan listrik. Potensial kontak/potensial
penghalang o V yang terjadi akan menahan terjadinya difusi pembawa muataan mayoritas dan
memberi kesempataan terjadinya arus drift melalui sambungan seperti telah dijelaskan di
atas.
1.6.3 Perhitungan Tegangan Deplesi

Seperti yang sudah dijelaskan, deplesi terbentuk karena adanya kontak antara akseptor
dan donor. Dan ini merupakan fenomena difusi muatan, dimana merupaka sesuatu yang
penting dalam aplikasi.

]

1.6.4 Sambungan antara logam dan semikonduktor
Di sini yang digabungkan adalah logam dengan semikonduktor (tipe-p maupun tipe-
n). Fungsi kerja logam lebih besar dari fungsi kerja semikonduktor, jadi elektron pada pita
konduksi semikonduktor lebih energetic dan akan masuk ke logam, sehingga daerah pada
semikonduktor akan lebih positif.
Untuk elektron agar bisa bergerak dari logam ke semikonduktor harus melawan
potensial penghalang yang disebut Schotktky Barrier.
Pada kondisi :
a. Open circuit :
- aliran pada sambungan logam ke semikonduktor

)
- aliran dari semikonduktor ke logam

)


b. Pada kondisi seimbang


- Dalam hal ini apabila ada pemberian tegangan bias maju yang menyebabkan
penurunan barrier semikonduktor ke logam.

)
- Apabila yang diberikan bias mundur, maka barrier akan membesar sehingga :

Anda mungkin juga menyukai