Anda di halaman 1dari 6

Nama : Tsamarah Insyirah

NRP : 5001201155
Prelab : Karakteristik Diode (E4)

1. Jelaskan bahan semikonduktor tipe-n dan tipe-p!


Jawab : Semikonduktor tipe N dibuat dengan mendoping kristal silikon dengan atom
pengotor pentavalen seperti Antimon. Sementara semikonduktor tipe P dibentuk dengan mendoping
kristal silikon menggunakan atom pengotor trivalen seperti Boron dalam konsentrasi yang kecil. Daerah
di mana semikonduktor tipe-P dan tipe-N bertemu disebut sebagai persimpangan PN. Pada area
persimpangan PN, elektron pada material tipe-N menyebarkdi dalam persimpangan dan bergabung
dengan hole pada semikonduktor tipe-P. Akibatnya daerah semikonduktor tipe-P yang dekat dengan
persimpangan pada semikonduktor menerima muatan negatif. Hal ini terjadi karena hole bersifat
menarik elektron. Karena elektron bergerak dari daerah semikonduktor tipe-N, maka akan meninggalkan
area dengan muatan positif.
Karena itu, pada area persimpangan terdapat kecenderungan elektron bebas untuk bergabung ke
daerah semikonduktor tipe-P dan hole bergerak ke ke daerah semikonduktor tipe-N. Proses ini dikenal
dengan nama difusi. Lapisann sangat tipis yang terjepit di antara kedua wilayah ini (P dan N) disebut
sebagai lapisan deplesi atau lapisan penipisan.

Saat semikonduktor diberikan tegangan bias, maka lebar daerah deplesi akan berubah. Jika tegangan
positif diterapkan sedemikian rupa, area tipe P menjadi positif, sementara area tipe N menjadi negatif.
Sehingga hole akan bergerak menuju sisi negatif. Elektron bebas bergerak menuju tegangan positif dan
melewati lapisan deplesi. Kerapatan muatan tipe P di daerah deplesi akan diisi oleh atom akseptor
bermuatan negatif sehingga kerapatan muatan tipe-N menjadi positif. Penghalang potensial merupakan
lapisan pemisah pembawa muatan yang berada di tengah persimpangan PN. Penghalang potensial ini
dapat ditembus dengan cara memberikan tegangan bias eksternal sehingga persimpangan PN dapat
melewatkan arus listrik.

2. Jelaskan sifat-sifat bahan semikonduktor terhadap aliran elektron dan hole pada suatu material!
Jawab : Berikut adalah beberapa sifat utama bahan semikonduktor terhadap aliran elektron dan hole:
1. Konduksi Elektron dan Lubang :
- Elektron : Bahan semikonduktor memungkinkan aliran elektron bebas, terutama jika ada dopan
(pencemar) tipe-n yang menyediakan elektron ekstra. Elektron yang berlebih ini berperan sebagai
pembawa muatan mayoritas dalam bahan semikonduktor tipe-n.
- Lubang : Bahan semikonduktor juga memungkinkan pergerakan lubang, yang adalah kekosongan
tempat elektron seharusnya berada. Lubang berperan sebagai pembawa muatan mayoritas dalam bahan
semikonduktor tipe-p. Lubang pada dasarnya adalah konsep matematis yang mewakili kurangnya
elektron.
2. Mobilitas Elektron dan Lubang :
- Elektron : Mobilitas elektron adalah kemampuan elektron untuk bergerak dalam respons terhadap
medan listrik. Mobilitas elektron dalam semikonduktor biasanya lebih tinggi daripada mobilitas lubang.
- Lubang : Mobilitas lubang adalah kemampuan lubang untuk bergerak dalam respons terhadap
medan listrik. Mobilitas lubang biasanya lebih rendah daripada mobilitas elektron.
3. Aliran Arus Elektron dan Hole :
- Arus elektron mengacu pada aliran elektron bebas dalam semikonduktor dari daerah berpotensial
tinggi ke daerah berpotensial rendah.
- Arus lubang mengacu pada aliran lubang dalam semikonduktor dari daerah berpotensial tinggi ke
daerah berpotensial rendah. Lubang seolah-olah mengalir sebaliknya, meskipun sebenarnya itu adalah
pergerakan kosong dalam grid kristal.
4. Rekombinasi dan Generasi :
- Rekombinasi terjadi ketika elektron bertemu dengan lubang, dan mereka saling "menghilang." Proses
ini menghasilkan pelepasan energi dalam bentuk panas atau foton (emisi cahaya). Rekombinasi adalah
proses yang penting dalam perangkat semikonduktor seperti dioda.
- Generasi adalah proses sebaliknya, di mana pasangan elektron dan lubang diciptakan oleh panas atau
energi lainnya. Ini meningkatkan konduktivitas bahan semikonduktor.
5. Pengaruh Suhu :
- Suhu memengaruhi konduktivitas bahan semikonduktor. Pada umumnya, peningkatan suhu dapat
meningkatkan mobilitas elektron dan lubang, yang dapat menghasilkan peningkatan konduktivitas bahan
semikonduktor.

3. Hubungkan pernyataan yang kalian tulis pada nomor satu dengan penyambungan bahan semikonduktor
(junction)!
Jawab : Saat sebuah bahan semikonduktor dialiri dengan arus listrik akan terjadi aliran elektron
sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Dengan sifat bahan semikonduktor yang dapat disesuaikan
membuat semikonduktor sangat berguna dalam dunia elektronika. Bahan semikonduktor dapat diatur
sebagai bahan isokator dengan mengubah konduktansinya. Begitu juga mengubah bahan semikonduktor
ke konduktor.

4. Jelaskan pita konduksi dan valensi pada semikonduktor! Apa bedanya dengan konduktor?
Jawab : Pita Valensi :
1. Pita valensi adalah salah satu dari dua pita energi utama dalam struktur elektronik padatan, yang lain
adalah pita konduksi. Pita valensi adalah pita energi teratas di mana elektron-elektron dalam bahan
semikonduktor biasanya berada pada suhu rendah atau dalam keadaan dasar (tanpa panas atau energi
eksternal yang cukup tinggi).
2. Peran Utama : Pita valensi berperan sebagai pita energi tempat elektron valensi (elektron yang berada
di lapisan terluar atom) berada. Elektron dalam pita valensi memiliki energi yang relatif rendah dan
berikatan dengan inti atom, menjadikannya "terikat" pada atom. Ini adalah elektron yang berperan dalam
ikatan kimia dan mengisi semua tempat yang tersedia dalam pita valensi pada suhu rendah.
3. Sifat Konduktif : Pita valensi biasanya terisi penuh pada suhu rendah, sehingga elektron dalam pita
valensi tidak dapat berkontribusi pada konduktivitas listrik. Bahan semikonduktor pada dasarnya adalah
isolator pada suhu rendah karena pita valensinya sudah terisi penuh.

Pita Konduksi :
1. Pita konduksi adalah pita energi di atas pita valensi di mana elektron dapat memiliki energi yang
lebih tinggi. Pita ini dapat diisi oleh elektron jika mereka mendapatkan energi tambahan melalui panas
atau energi eksternal.
2. Peran Utama : Pita konduksi adalah pita energi tempat elektron yang telah memperoleh energi cukup
tinggi untuk "melompat" dari pita valensi ke pita konduksi berada. Dalam pita konduksi, elektron lebih
bebas bergerak dan berkontribusi pada konduktivitas listrik bahan semikonduktor.
3. Sifat Konduktif : Elektron dalam pita konduksi adalah elektron yang berkontribusi pada konduktivitas
bahan semikonduktor. Semakin banyak elektron yang ada dalam pita konduksi, semakin baik bahan
semikonduktor tersebut sebagai penghantar listrik.

Perbandingan dengan Konduktor :


- Pita konduksi dan valensi sangat berbeda dari konsep dalam bahan konduktor. Dalam konduktor, pita
valensi dan konduksi tumpang tindih, sehingga elektron bebas dalam pita valensi dapat bergerak dengan
bebas dalam pita konduksi, menyebabkan konduktivitas yang tinggi.
- Dalam semikonduktor, ada pita energi yang terlarang (gap) antara pita valensi dan konduksi. Pita ini
harus diatasi oleh elektron untuk berkontribusi pada konduktivitas listrik, yang biasanya terjadi dengan
memberikan energi tambahan ke elektron melalui panas atau energi eksternal.

Jadi, perbedaan utama antara semikonduktor dan konduktor adalah adanya pita energi terlarang yang
memisahkan pita valensi dan konduksi dalam semikonduktor, sementara dalam konduktor, pita valensi
dan konduksi tumpang tindih.

5. Apa itu zona deplesi?


Jawab : Ruangan sangat tipis yang terbentu k diantara kedua semikonduktor tipe P dan tipe N disebut
zona penipisan atau deplesi. Saat semikonduktor diberikan tegangan bias, maka lebar daerah deplesi
akan berubah. Jika tegangan positif diterapkan sedemikian rupa, area tipe P menjadi positif, sementara
area tipe N menjadi negatif. Sehingga hole akan bergerak menuju sisi negatif. Elektron bebas bergerak
menuju tegangan positif dan melewati lapisan deplesi. Kerapatan muatan tipe P di daerah deplesi akan
diisi oleh atom akseptor bermuatan negatif sehingga kerapatan muatan tipe-N menjadi positif.
Penghalang potensial merupakan lapisan pemisah pembawa muatan yang berada di tengah
persimpangan PN. Penghalang potensial ini dapat ditembus dengan cara memberikan tegangan bias
eksternal sehingga persimpangan PN dapat melewatkan arus listrik.

6. Jelaskan mode operasi yang terjadi pada diode dan sertakan grafiknya!
Jawab : Diode adalah komponen elektronik yang memiliki dua mode operasi utama, yaitu mode
forward-biased (dalam keadaan terbias maju) dan mode reverse-biased (dalam keadaan terbias mundur).
Mode operasi diode sangat bergantung pada arah tegangan yang diterapkan padanya.

1. Mode Forward-Biased (Terbias Maju) :


Dalam mode ini, diode terhubung dengan cara yang memungkinkan arus mengalir melalui diode
dengan mudah. Sedangkan tegangan pada terminal anoda (anode) lebih positif daripada pada terminal
katoda (cathode) dan elektron dari terminal anoda (yang memiliki potensial lebih tinggi) akan bergerak
ke arah terminal katoda. Ini adalah arah aliran arus positif (arus konvensional) dalam sirkuit. Ketika
tegangan forward-bias cukup tinggi (melebihi tegangan ambang diode), diode akan menjadi konduktif
dengan hambatan yang sangat rendah, dan arus akan mengalir dengan bebas.

2. Mode Reverse-Biased (Terbias Mundur) :


Dalam mode ini, tegangan diterapkan ke diode dengan arah yang menghalangi aliran arus. Sedangkan
tegangan pada terminal anoda lebih negatif daripada pada terminal katoda dan dalam kondisi ini, diode
akan memiliki hambatan yang sangat tinggi sehingga hampir tidak memungkinkan aliran arus melalui
diode. Sejumlah kecil arus yang sangat kecil, biasanya disebut arus bocor (leakage current), dapat
mengalir melalui diode, tetapi nilai ini sangat kecil dibandingkan dengan arus dalam mode forward-
biased.
Mode forward-biased digunakan dalam aplikasi seperti dioda penyearah (rectifier), sementara mode
reverse-biased digunakan dalam aplikasi seperti dioda Zener sebagai regulator tegangan atau sebagai
pelindung sirkuit terhadap arus balik (reverse current).

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tegangan breakdown dan forward voltage pada rangkaian diode!
Jawab : 1. Tegangan Breakdown (Breakdown Voltage) : tegangan terbalik maksimum yang dapat
diterapkan pada sebuah diode tanpa menyebabkan breakdown atau kerusakan permanen diode. Ketika
tegangan terbalik melebihi tegangan breakdown, diode mengalami breakdown, yang dapat
mengakibatkan aliran arus yang sangat besar melalui diode dalam arah terbalik. Ada dua jenis utama
tegangan breakdown:
- Reverse Breakdown (Tegangan Breakdown Terbalik) : Terjadi ketika diode rusak akibat tegangan
terbalik yang tinggi. Terdapat dua jenis reverse breakdown utama:
- Zener Breakdown : Terjadi pada dioda Zener dan dioda breakdown voltase zener. Dalam mode
Zener breakdown, diode mempertahankan tegangan di sekitar tingkat tegangan breakdown, yang
digunakan dalam aplikasi sebagai regulator tegangan.
- Avalanche Breakdown : Terjadi ketika diode mempunyai hambatan tinggi, dan tegangan terbalik
menyebabkan peristiwa penabrakan (avalanche) dari elektron, yang menghasilkan aliran arus yang
cukup besar.

2. Forward Voltage (Tegangan Maju) : tegangan minimum yang diperlukan untuk mengaktifkan diode
dan memungkinkannya untuk menghantarkan arus dalam arah maju (forward-biased). Ketika tegangan
diterapkan pada diode dengan arah maju dan tegangan ini melebihi nilai forward voltage, diode akan
menjadi konduktif, dan arus akan mulai mengalir melalui diode. Forward voltage biasanya memiliki
nilai yang tetap untuk jenis diode tertentu dan bergantung pada jenis material dan karakteristik diode.
Misalnya, dioda silikon umumnya memiliki tegangan maju sekitar 0,6 hingga 0,7 volt, sementara dioda
LED memiliki forward voltage yang berbeda tergantung pada jenis dan warnanya.

Jadi, tegangan breakdown terkait dengan batasan maksimum dalam hal tegangan terbalik yang dapat
diterapkan pada diode tanpa merusaknya, sedangkan forward voltage adalah tegangan minimum yang
harus diterapkan pada diode agar dapat mengalirkan arus dalam arah maju.

8. Jelaskan mekanisme diode menyearahkan arus!


Jawab : Mekanisme dasar diode dalam menyearahkan arus adalah mekanisme hambatan terbalik dan
hambatan maju yang berhubungan dengan pita energi elektron dalam bahan semikonduktor. Ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Mekanisme Hambatan Terbalik (Reverse Bias) : Ketika tegangan diterapkan pada diode dengan arah
terbalik (terminal anoda positif dan katoda negatif), diode berada dalam mode reverse-biased. Pada
mode ini, diode memiliki pita energi terlarang (gap) antara pita valensi dan konduksi. Elektron dalam
pita valensi sangat terikat pada atom-atom dan memiliki energi yang relatif rendah. Tegangan terbalik
akan menciptakan medan listrik yang menghalangi pergerakan elektron bebas dari daerah n-type ke
daerah p-type dalam bahan semikonduktor. Medan listrik ini bertindak seperti hambatan yang tinggi
terhadap aliran elektron.
2. Mekanisme Hambatan Maju (Forward Bias) : Ketika tegangan diterapkan pada diode dengan arah
maju (terminal anoda negatif dan katoda positif), diode berada dalam mode forward-biased. Pada mode
ini, tegangan maju memberikan energi tambahan pada elektron dalam pita valensi, memungkinkan
mereka melewati pita energi terlarang dan menjadi elektron konduksi. Dalam pita konduksi, elektron
menjadi lebih bebas bergerak dan dapat berkontribusi pada aliran arus. Forward voltage (tegangan maju)
adalah tegangan minimum yang diperlukan untuk mengatasi hambatan energi dan menggerakkan
elektron dari pita valensi ke pita konduksi. Setelah tegangan maju melebihi nilai ini, diode menjadi
konduktif dan mengizinkan aliran arus.

Jadi, secara sederhana, ketika diode dalam mode forward bias, elektron dalam pita valensi mendapatkan
energi tambahan dan bergerak ke pita konduksi, yang memungkinkan aliran arus melalui diode. Di sisi
lain, dalam mode reverse bias, hambatan energi alamiah diode mencegah aliran arus, dan diode akan
dalam keadaan non-konduktif.

9. Apa yang membedakan dari diode penyearah arus setengah gelombang dengan penyearah arus
gelombang penuh?
Jawab : Dioda penyearah arus setengah gelombang (half-wave rectifier) dan dioda penyearah arus
gelombang penuh (full-wave rectifier) adalah dua jenis rangkaian yang digunakan untuk mengubah arus
bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) dalam aplikasi elektronik. Perbedaan utama antara keduanya
adalah bagaimana mereka menghasilkan arus searah dari sinyal AC masuk:

Dioda Penyearah Arus Setengah Gelombang (Half-Wave Rectifier) : Dalam dioda penyearah arus
setengah gelombang, hanya satu dioda yang digunakan dalam rangkaian. Selama setengah siklus positif
dari sinyal AC masuk, dioda menjadi forward-biased (tersakiti) dan memungkinkan aliran arus. Selama
setengah siklus negatif dari sinyal AC masuk, dioda menjadi reverse-biased (terhalang), sehingga tidak
ada aliran arus. Akibatnya, dioda penyearah arus setengah gelombang hanya menghasilkan arus searah
selama setengah siklus positif sinyal AC masuk. Ini berarti ada banyak gangguan pada arus keluaran dan
arus ini memiliki komponen DC tetapi juga banyak komponen AC yang tersisa.

Dioda Penyearah Arus Gelombang Penuh (Full-Wave Rectifier) : Dalam dioda penyearah arus
gelombang penuh, biasanya digunakan dua dioda yang tersusun dalam jembatan (bridge rectifier) atau
empat dioda yang tersusun dalam jembatan. Selama setiap siklus positif dan negatif sinyal AC masuk,
setidaknya satu dari dua dioda (atau dua dari empat dioda) akan menjadi forward-biased, memungkinkan
aliran arus. Akibatnya, dioda penyearah arus gelombang penuh menghasilkan arus searah selama setiap
siklus sinyal AC masuk, baik selama siklus positif maupun negatif. Ini berarti arus keluaran jauh lebih
halus (lebih mendekati DC murni) daripada dioda penyearah arus setengah gelombang.
Jadi, perbedaan utama adalah dioda penyearah arus setengah gelombang hanya menghasilkan arus
searah selama setengah siklus sinyal AC masuk, sementara dioda penyearah arus gelombang penuh
menghasilkan arus searah sepanjang siklus lengkap. Dioda penyearah arus gelombang penuh lebih
efisien dalam menghasilkan tegangan DC yang lebih halus dan lebih stabil daripada dioda penyearah
arus setengah gelombang. Oleh karena itu, dioda penyearah arus gelombang penuh lebih sering
digunakan dalam berbagai aplikasi yang memerlukan sumber daya DC yang baik.

10. Jelaskan mekanisme diode menjadi penyearah arus gelombang penuh!


Jawab : Mekanisme diode penyearah arus gelombang penuh (full-wave rectifier) melibatkan
penggunaan dua atau lebih dioda dalam suatu rangkaian khusus yang memungkinkan pengubahan arus
bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Dalam kasus dioda penyearah gelombang penuh, seringkali
digunakan empat dioda yang tersusun dalam rangkaian jembatan (bridge rectifier). Berikut adalah
langkah-langkah mekanisme diode penyearah gelombang penuh:

1. Sinyal AC Masuk : Diode penyearah gelombang penuh menerima sinyal AC sebagai input, yang
terdiri dari siklus positif dan siklus negatif. Ini adalah sinyal bolak-balik dengan perubahan arah aliran
arus yang teratur.
2. Rangkaian Jembatan Dioda : Diode penyearah gelombang penuh menggunakan rangkaian jembatan
diode yang terdiri dari empat dioda. Dalam rangkaian ini, dua dioda dihubungkan secara seri di antara
terminal AC masuk, dan dua dioda lainnya dihubungkan secara seri antara terminal AC keluar.
3. Siklus Positif : Selama siklus positif sinyal AC, tegangan pada terminal atas dari dua dioda pertama
menjadi positif, sedangkan tegangan pada terminal bawah dari dua dioda kedua menjadi negatif. Dua
dioda pertama menjadi forward-biased (tersakiti), memungkinkan aliran arus dari terminal atas ke
terminal bawah melalui rangkaian ini.
4. Siklus Negatif : Selama siklus negatif sinyal AC, tegangan pada terminal atas dari dua dioda kedua
menjadi positif, sedangkan tegangan pada terminal bawah dari dua dioda pertama menjadi negatif. Dua
dioda kedua menjadi forward-biased, memungkinkan aliran arus dari terminal atas ke terminal bawah
melalui rangkaian ini.
5. Hasilnya : Selama setiap siklus positif dan negatif sinyal AC, setidaknya dua dari empat dioda dalam
rangkaian jembatan akan menjadi forward-biased, memungkinkan aliran arus sepanjang siklus lengkap.
Dengan cara ini, dioda penyearah gelombang penuh mengubah sinyal AC menjadi arus searah dengan
setiap siklus, sehingga menghasilkan tegangan DC yang halus pada keluaran.

Jadi, mekanisme diode penyearah gelombang penuh menghasilkan arus searah pada setiap siklus sinyal
AC dengan menggunakan empat dioda yang disusun dalam rangkaian jembatan. Hal ini memungkinkan
dioda penyearah gelombang penuh menghasilkan tegangan DC yang halus dan lebih stabil daripada
diode penyearah arus setengah gelombang, yang hanya menghasilkan arus searah selama setengah
siklus.

Anda mungkin juga menyukai