Anda di halaman 1dari 25

LISTRIK STATIS

MUATAN LISTRIK
Sebelum adanya teori atom atau kajian mengenai struktur materi, para ilmuwan
mengatakan bahwa kaca atau plastik atau amber atau sisir atau benda apapun yang
menunjukkan gejala yang sama dikatakan bermuatan akibat adanya proses
penggosokan. Setelah mengalami proses penggosokan, benda seperti sisir atau plastik
atau kaca sepertinya memuati sesuatu sehingga bisa bertingkah aneh Kalau tidak
digosok, sisir atau plastik atau kaca tampak bisa-biasa saja. Nah, orang yunani kuno
lebih dahulu mengamati gejala ini pada amber dan berdasarkan eksperimen, gejala yang
ditunjukkan oleh plastik atau kaca juga mirip seperti yang dialami oleh amber, maka
para ilmuwan menamakannya muatan listrik. Kata listrik (electric) di sini berasal dari
kata yunani elektron, yang berarti amber. Dinamakan sesuai nama benda yang
menunjukkan gejalanya. Jadi adanya proses penggosokan menyebabkan benda seperti
kaca atau plastik atau amber mempunyai muatan listrik total.
Seorang negarawan, filsuf dan ilmuwan Amerika serikat, yakni Benjamin
Franklin (1706 1790) mengemukakan sebuah model. Menurutnya, secara normal
setiap benda memiliki sejumlah muatan listrik. Apabila sebuah benda digosokkan
dengan benda lainnya maka akan terjadi perpindahan muatan listrik dari satu benda ke
benda lainnya. Karena adanya perpindahan muatan listrik maka salah satu benda
menjadi kelebihan muatan listrik, sedangkan benda lainnya menjadi kekurangan muatan
listrik dalam jumlah yang sama. Franklin menggambarkan muatan listrik yang
dihasilkan pada proses penggosokan dengan tanda positif dan tanda negatif. Dia
memilih muatan listrik seperti pada kaca yang digosok dengan kain sebagai muatan
positif. Jadi ketika kaca digosok dengan kain, kaca menerima muatan positif sedangkan
kain menerima muatan negatif, dalam jumlah yang sama. Jenis muatan pada kaca
berbeda dengan jenis muatan pada plastik; karena muatan pada kaca bertanda positif
maka muatan pada plastik bertanda negatif. Jadi ketika plastik digosok dengan kain,
plastik menerima muatan negatif sedangkan kain menerima muatan positif dalam
jumlah yang sama.
Ketika benda saling bergesekkan, elektron berpindah dari satu benda ke benda
yang lain. Akibatnya benda yang menerima sejumlah elektron menjadi bermuatan

negatif (muatan listrik totalnya negatif) sedangkan benda yang kehilangan sejumlah
elektron menjadi bermuatan positif (muatan listrik totalnya positif). Perhatikan bahwa
pada mulanya benda-benda ini bersifat netral secara kelistrikan (muatan listrik total =
0). Setelah bergesekkan, salah satu benda mendapat muatan positif sedangkan benda
yang lain mendapat muatan negatif. Walaupun tandanya berbeda tetapi jumlah muatan
listrik total yang dimiliki masing-masing benda tersebut sama. Tahu dari mana kalau
jumlah muatan listrik total yang dimiliki masing-masing benda sama ? karena jumlah
elektron yang berpindah sama.
Dalam proses ini muatan tidak diciptakan, dalam arti muatan tidak muncul dari
ketiadaan. Muatan sudah dimiliki oleh masing-masing benda tersebut, yang pada
mulanya netral secara kelistrikan (muatan listrik totalnya nol). Walaupun setelah
bergesekkan, salah satu benda menjadi bermuatan positif sedangkan benda yang lain
menjadi bermuatan negatif, tetapi karena jumlah muatannya sama, sedangkan tandanya
berbeda, maka jika dijumlahkan hasilnya nol. Muatan listrik tidak diciptakan, muatan
listrik hanya mengalami perpindahan. Dalam hal ini, muatan listrik selalu kekal. Ini
dikenal dengan julukan Hukum kekekalan muatan listrik.

KONDUKTOR DAN ISOLATOR


Nah,

benda-benda

seperti

besi,

aluminium,

tembaga,

perak

mudah

menghantarkan muatan listrik sehingga diberi julukan Konduktor. Sebagian besar


logam merupakan konduktor yang baik. Sebaliknya benda-benda seperti kaca, plastik,
benang, kayu sulit atau tidak bisa menghantarkan muatan listrik sehingga diberi
julukkan isolator. Sebagia besar benda lainnya selain logam termasuk isolator. Ada
beberapa materi seperti silikon, germanium, karbon, dan manusia masuk dalam
kelompok semikonduktor (Bisa jadi konduktor, bisa juga menjadi isolator). Mengapa
besi, aluminium atau tembaga mudah menghantarkan muatan listrik, sedangkan benda
seperti kaca, plastik, benang sulit menghantarkan muatan listrik ? Untuk menjawab
pertanyaan ini, alangkah baiknya jika kita melihat susunan elektron atau proton dalam
atom-atom yang membentuk suatu materi. Menurut para ilmuwan, elektron-elektron
dalam atom atom pembentuk materi yang bersifat isolator, terikat erat ke dalam inti
atom tersebut. Sebaliknya elektron-elektron dalam atom-atom pembentuk materi yang

bersifat konduktor, tidak terikat erat. Dalam logam seperti tembaga, satu atau lebih
elektron bisa bergerak bebas pada tembaga tersebut (walaupun tidak mudah
meninggalkan tembaga akibat adanya gaya tarik proton dalam inti atom). elektron yang
bisa bergerak bebas ini diberi julukan sebagai elektron bebas atau elektron konduksi.
Pemberian muatan listrik dengan cara induksi
Berikut beberapa cara yang digunakan untuk memberikan muatan listrik pada suatu
konduktor.
Cara pertama,
Kedua konduktor ini pada mulanya netral secara kelistrikan (Tidak bermuatan listrik
atau tidak punya muatan listrik total).

Kedua konduktor ditempelkan.

Kedua konduktor didekatkan dengan batang plastik yang bermuatan listrik negatif.
Batang plastik bermuatan listrik negatif.

Elektron-elektron dalam batang plastik menolak elektron-elektron yang berada di


dekatnya. Dalam hal ini, elektron dalam batang plastik menolak elektron-elektron dalam
konduktor A dan konduktor B, dan menarik proton-proton dalam konduktor A dan

konduktor B. Karena mudah bergerak maka elektron-elektron bebas dalam konduktor A


mengungsi ke konduktor B.

Jika kedua konduktor dipisahkan dan batang plastik dijauhkan dari konduktor tersebut
maka konduktor A akan kelebihan proton dan kekurangan elektron (Konduktor A
menjadi bermuatan listrik positif), sebaliknya konduktor B akan kelebihan elektron dan
kekurangan proton (Konduktor B menjadi bermuatan listrik negatif). Jika anda ingin
melakukan percobaan untuk membuktikan hal ini, jangan letakkan kedua konduktor di
atas permukaan lantai atau permukaan tanah. Alasi dengan bahan isolator, misalnya
dengan meletakkannya di atas meja. Jika kedua konduktor diletakkan di atas tanah maka
elektron-elektrob bebas akan mengungsi ke bumi (Bumi merupakan konduktor dan bisa
menjadi tempat penampungan elektron-elektron dalam jumlah yang banyak).
Cara kedua,
Sebelumnya digunakan batang plastik yang bermuatan negatif. Kita juga bisa
menggunakan batang kaca yang bermuatan positif.

Jika batang kaca yang bermuatan listrik positif didekatkan pada konduktor A maka
proton-proton dalam batang kaca menarik elektron-elektron dalam konduktor A dan
konduktor B, dan menolak proton-proton dalam konduktor A dan konduktor B. Karena
mudah bergerak maka elektron-elektron bebas pada konduktor B berpindah menuju
konduktor A. Muatan negatif yang berlebih pada konduktor A atau muatan positif yang
berlebih pada konduktor B dinamakan muatan induksi.

Jika kedua konduktor dipisahkan dan batang kaca dijauhkan dari konduktor tersebut
maka konduktor A akan kelebihan elektron dan kekurangan proton (Konduktor A
menjadi bermuatan listrik negatif), sebaliknya konduktor B akan kurangan elektron dan
kelebihan proton (Konduktor B menjadi bermuatan listrik positif).
Cara ketiga,
Pada mulanya konduktor A netral secara kelistrikan (Konduktor A tidak bermuatan
listrik).

Plastik bermuatan listrik negatif didekatkan ke konduktor A.

Ketika plastik bermuatan listrik negatif berdekatan dengan konduktor A maka elektronelektron pada plastik menolak elektron-elektron pada konduktor A yang berada di
dekatnya. Elektron-elektron bebas pada konduktor mudah bergerak karenanya
mengungsi ke sisi kanan konduktor. Muatan negatif yang berlebih pada sisi kanan
konduktor A atau muatan positif yang berlebih pada sisi kiri konduktor A dinamakan
muatan induksi.

Jika kita ingin agar konduktor A menjadi kelebihan proton dan kekurangan elektron
(konduktor A menjadi bermuatan listrik positif) maka kita bisa menghubungkan sisi
kanan konduktor dan permukaan bumi dengan sebuah konduktor, misalnya kawat.

Karena sisi kanan konduktor dihubungkan dengan permukaan bumi menggunakan


sebuah konduktor (kawat) maka elektron-elektron berpindah menuju bumi melalui
kawat.
Jika kita menjauhkan plastik dari konduktor A dan melepaskan kawat yang
menghubungkan konduktor A dengan permukaan bumi, maka konduktor A menjadi
bermuatan listrik positif (kelebihan proton dan kekurangan elektron). Dalam gambar di
atas, diandaikan konduktor diletakkan di atas suatu isolator (misalnya diletakkan di atas
meja atau dialasi dengan plastik atau kaca). Jika kita ingin menjadikan konduktor A
bermuatan listrik negatif maka gantikan saja plastik yang bermuatan listrik negatif
dengan kaca yang bermuatan listrik positif.
Di sini hanya dipaparkan tiga cara menjadikan suatu konduktor menjadi bermuatan
listrik, baik bermuatan listrik positif maupun bermuatan listrik negatif. Masih banyak
cara, anda bisa menvariasikan beberapa cara di atas ataua menemukan cara yang lain.
Pemberian muatan listrik pada suatu konduktor dengan cara seperti yang dijelaskan
sebelumnya disebut sebagai pemberian muatan listrik dengan cara induksi.
Mengapa benda-benda yang netral secara kelistrikan bisa ditarik oleh benda-benda yang
bermuatan listrik, baik benda yang bermuatan listrik positif maupun benda yang
bermuatan listrik negatif ? Hal ini terjadi akibat efek muatan induksi.

HUKUM COULOMB

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya gaya


tarik atau gaya tolak antara benda-benda bermuatan listrik, Charles melakukan
eksperimen menggunakan neraca puntir.Charles Coulomb menggunakan bola konduktor
bermuatan listrik. Ukuran bola konduktor bermuatan sangat kecil sehingga bisa
dianggap sebagai muatan titik. Untuk membuat bola konduktor menjadi bermuatan
listrik dan untuk memvariasikan besarnya muatan pada bola konduktor bermuatan
listrik, Charles Coulomb menggunakan cara induksi. Pada mulanya Charles menyelidiki
pengaruh besarnya muatan listrik yang dimiliki oleh bola konduktor bermuatan listrik
terhadap besarnya gaya tarik atau gaya tolak antara dua bola konduktor bermuatan
listrik. Charles Coulomb menemukan bahwa besarnya gaya tarik atau gaya tolak antara
dua bola konduktor bermuatan, sebanding dengan muatan pada masing-masing bola
konduktor tersebut.
Coulomb menyimpulkan bahwa besarnya gaya tarik atau gaya tolak antara dua
bola konduktor bermuatan (dua muatan titik) sebanding dengan hasil kali antara
besarnya muatan pada bola konduktor pertama dengan besarnya muatan pada bola
konduktor kedua. Secara matematis ditulis seperti ini :

Charles juga menyelidiki pengaruh jarak antara kedua bola konduktor bermuatan
dengan besarnya gaya tarik atau gaya tolak. Charles menemukan bahwa jika jarak
antara kedua bola konduktor bermuatan ditambahkan menjadi dua kali lipat (jarak
digandakan) maka besarnya gaya tarik atau gaya tolak berkurang menjadi
dibandingkan dengan besarnya gaya mula-mula, ketika jarak antara dua bola konduktor
tidak digandakan.
Charles menyimpulkan bahwa besarnya gaya tarik atau gaya tolak antara dua bola
konduktor bermuatan listrik sebanding dengan kuadrat jarak antara kedua bola
konduktor tersebut. Secara matematis ditulis seperti ini :

Secara matematis, hukum Coulomb bisa ditulis seperti ini :

Satuan SI untuk muatan adalah Coulomb (1 C). 1 C merupakan jumlah muatan yang
jika diletakkan pada dua benda (benda dianggap seperti titik atau partikel) yang berjarak

1 meter, akan menyebabkan masing-masing benda tersebut memberikan gaya listrik


(gaya tarik atau gaya tolak)) sebesar :

Contoh soal
1. Muatan q1 = + 0,5 mikro C, muatan q2 = +1 mikro C. Jarak antara kedua muatan
adalah 10 cm. Tentukan (a) besarnya gaya yang dilakukan oleh satu muatan pada
muatan lainnya, (b) jumlah satuan muatan dasar pada masing-masing muatan
Panduan jawaban :

Diketahui :
q1 = + 0,5 mikro C = + 0,5 x 10-6 C
q1 = + 1 mikro C = + 1 x 10-6 C
r = 10 cm = 10 x 10-2 m = 10-1 m
Ditanyakan :
(a)

F=?

Besarnya gaya tolak antara muatan q1 dan q2 adalah 4,5 x 10-2 N


(b) N = ?

MEDAN LISTRIK
Untuk menjelaskan gaya listrik yang bisa bekerja pada jarak tertentu, Michael
Faraday (1791 1867) mengusulkan konsep medan listrik (E). Menurutnya, terdapat
suatu medan listrik yang keluar dari suatu muatan listrik dan medan listrik tersebut
menyebar ke seluruh ruang. Medan listrik ini yang melakukan gaya pada muatan lain
yang terletak pada jarak tertentu.
Medan listrik (E) pada suatu titik tertentu didefinisikan sebagai gaya listrik (F)
yang dialami oleh suatu muatan uji positif sangat kecil (+q) pada titik tersebut, dibagi
dengan besar muatan uji. Secara matematis ditulis seperti ini :

Besar muatan uji (q) ditetapkan mendekati nol dengan alasan medan listrik (E) tidak
bergantung pada besarnya muatan uji (q). berdasarkan persamaan di atas, kita bisa
menurunkan persamaan untuk menentukan besar medan listrik yang disebabkan oleh
satu muatan :

Keterangan :
E = medan listrik
k = konstanta pembanding = 8,988 x 109 N.m2/C2
Q = suatu muatan tertentu
q = muatan uji
r = jarak antara suatu muatan tertentu dengan muatan uji

Contoh soal :
1. Tentukan besar dan arah medan listrik pada titik A yang terletak 10 cm di sebelah kiri
muatan Q = + 2 x 10-6 C.
Panduan jawaban :

Diketahui :
Q = + 2 x 10-6 C
r = 10 cm = 1 x 10-2 m

Ditanyakan :
Besar dan arah medan listrik di titik A
Panduan jawaban :

Arah medan listrik menjahui muatan Q.

GARIS MEDAN LISTRIK


Konsep medan listrik agak sukar dipahami karena tidak bisa dilihat langsung. Untuk
memperlihatkan adanya medan listrik, digunakan garis medan listrik. Garis medan
listrik merupakan garis khayal yang menunjukkan adanya medan listrik. Jarak antara
garis medan mewakili besar medan listrik dan garis singgung di setiap titik yang
dilaluinya menunjukkan arah medan listrik.

DIPOL LISTRIK
Sebuah atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan inti atom
dikelilingi oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif. Inti atom terdiri dari proton
yang bermuatan positif dan neutron yang bersifat netral. Atom atau molekul pada
dasarnya bersifat netral secara kelistrikan karena jumlah proton yang bermuatan positif
sama dengan jumlah elektron yang bermuatan negatif.Proton yang bermuatan positif
terletak pada inti atom sehingga pusat muatannya terdapat pada inti atom.Jika pusat

muatan negatif dan pusat muatan positif suatu atom atau molekul berhimpitan maka
atom atau molekul disebut nonpolar. Nonpolar artinya tidak punya kutub muatan.
Apabila terdapat medan listrik di luar atom tersebut maka medan listrik luar
tersebut akan mengerjakkan gaya pada proton yang bermuatan positif dan elektron yang
bermuatan negatif. Akibatnya pusat muatan positif dan pusat muatan negatif tidak saling
berhimpitan. Ilustrasinya ditunjukkan gambar di bawah.

Kita andaikan terdapat medan listrik luar yang arahnya ke kanan. Adanya medan
listrik luar yang arahnya ke kanan menyebabkan pusat muatan positif bergeser ke kanan
(muatan positif menjahui pusat medan listrik) dan pusat muatan negatif bergeser ke kiri
(muatan negatif mendekati pusat medan listrik). Dalam hal ini pusat muatan positif
tidak lagi berhimpitan dengan pusat muatan negatif. Atom atau molekul yang demikian
disebut polar (mempunyai kutub muatan). Walaupun pusat muatan positif tidak
berhimpitan dengan pusat muatan negatif, atom (atau molekul) tersebut tetap bersifat
netral secara kelistrikan karena jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan
negatif. Nah, susunan muatan seperti gambar di atas, di mana muatan positif dan muatan
negatif yang mempunyai besar yang sama dan berlawanan jenis dipisahkan oleh jarak
yang kecil disebut dipol listrik.

FLUKS LISTRIK DAN HUKUM GAUSS


Bagaimanakah menentukan kuat medan listrik yang tersebar dalam suatu benda,
misalnya bola? Untuk menentukan kuat medan listrik akibat distribusi muatan tertentu
dipergunakan hukum Gauss.
Gauss menurunkan hukumnya berdasarkan pada konsep-konsep garis-garis
medan listrik. Kita bahas terlebih dulu konsep fluks listrik. Fluks listrik didefinisikan
sebagai jumlah garis-garis medan listrik yang menembus tegak lurus suatu bidang.
Perhatikan medan listrik serba sama yang arahnya seperti ditunjukkan Pada gambar di
bawah. Garis-garis medan menembus tegaklurus suatu bidang segiempat seluas A.

Jumlah garis-garis medan per satuan luas sebanding dengan kuat medan listrik, sehingga
jumlah garis medan listrik yang menembus bidang seluas A sebanding dengan EA. Hasil
kali antara kuat nedan listrik tersebut dinamakan fluks listrik .
=EA
Satuan untuk E adalah N/C, sehingga satuan untuk fluks listrik (dalam SI) adalah (N/C)
(m2) yang dinamakan weber (Wb). 1 weber = 1 NC-1m2
Untuk medan listrik menembus bidang tidak tegak lurus, perhatikan Gambar.

= EA

Dengan A = A cos , sehingga:

= EA cos ...........................................................
Dengan adalah sudut antara arah E dan arah normal bidang n. Arah normal bidang
adalah arah yang tegaklurus terhadap bidang.

(a)

(b)

(c)

(a) Garis-garis medan medan antara listrik menembus bidang, (b) Garis-garis medan
listrik menembus bidang dengan sudut , (c) adalah sudut antara arah medan listrik
dan arah normal bidang n.
Berdasarkan konsep fluks listrik ini, muncullah hukum Gauss, sebagai berikut:
Jumlah garis-garis medan listrik (fluks listrik) yang menembus suatu permukaan
tertutup sama dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup itu
dibagi dengan permitivitas udara.

= EA cos =

............................................................(4.1.7)

dengan A=luas permukaan tertutup, =sudut antara E dan arah normal n, dan q =
muatan total yang dilingkupi oleh permukaan tertutup.

Hukum Gauss dapat digunakan dengan dua cara:


1. Jika distribusi muatan mempunyai simetri yang cukup untuk menghitung
integral dalam hukum Gauss, maka kita dapat mencari medan listrik tersebut.
2. Jika medan listrik diketahui, maka hukum Gauss dapat digunakan untuk mencari
muatan pada permukaan konduktor.
Jika adalah kerapatan muatan permukaan sebuah konduktor dan Eadalah komponen
medan listrik yang tegak lurus permukaan konduktor, maka fluks total yang melalui
permukaan itu adalah EA. Muatan yang tercakup dalam permukaan Gaussian itu

adalah, sehingga dari hukum Gauss:

Contoh soal:

A
EA = 0

dan E =

1. Hitunglah fluks listrik yang melewati permukaan bola dengan jari-jari 1,0 m dan
membawa muatan +1,0 C di pusatnya.

2. Bumi mempunyai muatan listrik netto. Dengan instrumen elektronik yang peka,
pengukuran medan listrik di permukaan bumi menghasilkan nilai rata-rata 150 N/C
dengan arah menuju pusat bumi. a) Berapakah kerapatan muatan permukaan di
permukaan bumi? b) Berapakah muatan permukaan total bumi?
Penyelesaian:
a) Berdasarkan arah medan listrik diketahui bahwa adalah negatif.

b) Muatan total Q adalah hasil kali luas permukaan bumi dan kerapatan muatan :
Q = 4(6,38 X 106 m)2(-1,33 X 10-9 C/m2) = -6,8 X 105 C
POTENSIAL LISTRIK
Suatu muatan uji hanya dapat berpindah dari satu posisi ke posisi lain yang
memiliki perbedaan potensial listrik sebagaimana benda jatuh dari tempat yang
memiliki perbedaan ketinggian. Besaran yang menyatakan perbedaan potensial listrik
adalah beda potensial. Beda potensial dari sebuah muatan uji q yang dipindahkan ke
jarak tak berhingga dengan usaha W adalah

Dimana V adalah potensial listrik dengan satuan volt (V).


Beda potensial dari suatu muatan listrik di suatu titik di sekitar muatan tersebut
dinyatakan sebagai potensial mutlak atau biasa disebut potensial listrik saja. Potensial
listrik dari suatu muatan listrik q di suatu titik berjarak r dari muatan tersebut dapat
dinyatakan sebagai berikut

Dari persamaan di atas tampak bahwa potensial listrik dapat dinyatakan dalam
bentuk kuat medan listrik, yaitu
V=Er
Beda potensial adalah selisih potensial antara dua titik. Beda potensial inilah yang
menyebabkan terjadinya arus listrik.Beda potensial dirumuskan:
V = W/Q
W = energi listrik ( J )
Q = muatan listrik ( C )
V = beda potensial ( V)
ENERGI POTENSIAL LISTRIK
Dua buah benda bermuatan listrik yang terletak berdekatan akan mengalami
gaya listrik di antara keduanya. Suatu usaha diperlukan untuk memindahkan (atau
menggeser) salah satu muatan dari posisinya semula. Karena usaha merupakan
perubahan energi, maka besar usaha yang diperlukan sama dengan besar energi yang
dikeluarkan. energi dari muatan listrik disebut energi potensial listrik. Besar usaha (W)
atau perubahan energi potensial listrik dari sebuah muatan uji q yang dipindahkan dari
posisi r1 ke posisi r2 adalah

Dengan demikian, usaha atau energi potensial untuk memindahkan sebuah


muatan uji q yang berjarak r dari sebuah muatan lain q ke jarak tak berhingga dapat
dituliskan sebagai berikut

Dimana tanda minus berarti usaha yang dilakukan selalu melawan gaya tarik
yang ada.
Contoh Soal:
1. Hitung potensial listrik di titik B yang ditimbulkan oleh ketiga muatan sumber yang
ada di dekat titik ini, seperti ditunjukkan gambar.

Penyelesaian:
q1 = 5 10-8 C,

q2 = -4 10-8 C,

q3 = 8 10-8 C

r1 = 10 cm =10-1 m,

r2 = 20 cm = 210-1 m,

r3 = 10 cm =10-1 m

V=

= -63102 volt =-6300 V

2. Untuk memindahkan 40 C muatan listrik dalam sebuah penghantar dari titik A ke titik
B, diperlukan energi sebanyak 120 Joule. Berapa beda potensial antara titik A dengan
titik B ?
Penyelesaian:
Diketahui : Q = 40 C
W = 120 J
Ditanya : V (AB) = ?
Jawab : V (AB) = W/Q = 120 J/40C = 3 Volt

GARIS EKIPOTENSIAL
Permukaan ekipotensial: potensial sama di semua titik.

Garis ekipotensial: garis yang menghubungkan titik titik yang mempunyai potensial
sama
Garis ekipotensial selalu tegak lurus garis medan listrik, jadi selalu tegak lurus gaya
yang dialami muatan dititik itu.
-dV/dR=E
Untuk daerah yang potensialnya sama, maka medan listrik E = 0

LISTRIK DINAMIS
Listrik statis mempelajari tentang muatan listrik yang diam sedangkan listrik
dinamis mempelajari tentang muatan-muatan listrik bergerak, yang menyebabkan
munculnya arus listrik.
Syarat terjadinya arus listrik:
Elektron dapat mengalir pada suatu rangkaian jika ada beda potensial. Tapi jika
rangkaiannya terbuka elektron tetap tidak mengalir walaupun ada beda potensial.

Jadi arus listrik dapat mengalir bila:


1. Rangkaian listrik harus tertutup
2. Harus ada beda potensial didalam rangkaian.
Listrik tidak mengalir bila potensial kedua titik sama dan listrik baru mengalir
bila di kedua titik terdapat beda potensial. Jadi yang berbahaya adalah arus listrik,
bukan potensial listrik.
Kuat arus listrik diukur dengan ampermeter yang disusun secara seri terhadap
rangkaian. Ampermeter tidak boleh dihubungkan langsung dengan sumber tegangan
(baterai) karena akan menyebabkan kerusakan pada ampermeter.
Rangkaian Listrik
Rangkaian seri dan paralel adalah dua jenis rangkaian yang digunakan untuk
menghubungkan 2 atau lebih komponen listrik menjadi satu kesatuan. Rangkaian Seri
disusun secara sejajar (bersambung). Contoh penggunaan rangkaian ini adalah
pemasangan baterai pada lampu senter. Sedangkan Rangkaian Paralel adalah rangkaian
listrik yang disusun secara berderet (paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya
merupakan rangkaian paralel.
1. Rangkaian Seri
Rangkaian Seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar
(seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri.
Rangkaian yang disusun secara seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang
dihubungkan ke catu daya lewat satu rangkaian. Dalam rangkaian ini dapat berisi
banyak beban listrik dalam satu rangkaian. Contoh yang baik dari beberapa beban
rangkaian dihubung seri adalah lampu pohon Natal. ( kurang lebih 20 lampu dalam satu
rangkaian). Dua buah elemen berada dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki
sebuah titik utama yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu
jaringan. Karena semua elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian
seri. Pada jenis rangkaian ini, arus yang lewat sama besar pada masing-masing elemen
yang tersusun seri.
Dua elemen dikatakan seri, jika dan hanya jika:

1. Ujung terminal dari dua elemen tersebut terhubung dalam suatu simpul.
2. Ujung elemen yang lain tidak terhubung dalam satu (terpisah).

2. Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara
berderet (paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian
paralel.
Rangkaian Paralel merupakan salah satu jenis rangkaian yang memiliki lebih
dari satu bagian garis edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor,
sebagian besar beban listrik dihubungkan secara parallel. Masing-masing rangkaian
dapat dihubung-putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.
Dua elemen dikatakan paralel, jika dan hanya jika:
1. ujung dari dua elemen terhubung dalam satu simpul.
2. Ujung-ujung elemen yang lain terhubung dalam satu simpul yang lain pula.

3. Rangkaian campuran (seri-paralel)


Rangkaian listrik campuran (seri-paralel) merupakan rangkaian listrik gabungan
dari rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel. Untuk lebih jelasnya tentang
rangkaian listrik gabungan (seri-paralel) perhatikanlah ilustrasi berikut

Untuk mencari besarnya hambatan pengganti rangkaian listrik gabungan seri - paralel
adalah dengan mencari besaranya hambatan tiap tiap model rangkaian (rangkaian seri
dan rangkaian paralel), selanjutnya mencari hambatan gabungan dari model rangkaian
akhir yang didapat. Misalnya seperti rangkaian di atas, maka model rangkaian akhir
yang didapat adalah model rangkaian seri, sehingga hambatan total rangkaian dicari
dengan persamaan hambatan pengganti rangkaian hambatan seri.
Hukum Ohm
Bila tegangan naik maka kuat arus juga naik, hasil bagi tegangan dengan kuat
arus adalah tetap.
V
=R
I

Atau V = IR
Dimana V adalah tegangan (Volt), I adalah kuat arus (A), dan R adalah hambatan (
Contoh Soal:
1.

Berapa kuat arus yang melalui hambatan 10 dan 20 Berapa beda potensial pada
hambatan 10 dan 20 ?
R total = R1 + R2
= 20 + 10
= 30
I pada tiap hambatan sama besar yaitu I total:

V
Rtot

9V
0,3 A
30

Beda potensial pada tiap hambatan berlaku V = V1 + V2


V1

= I . R1
= 0,3 A . 10
=3V

V2

= I . R2
= 0,3 A . 20
=6V

2.

V=V1=V2
I = I 1 + I2
Tentukan:
a. Kuat arus total yang melalui rangkaian
b. Kuat arus pada tiap hambatan

Penyelesaian:
1
1
1

Rtot R1 R2
1
1
1

Rtot 6 12
1
2
1

Rtot 12 12
1
3

Rtot 12

Rtot = 4

Hukum Kirchoff 1
Pada rangkaian tak bercabang, kuat arus di titik manapun dalam rangkaian
adalah sama besar.
Hal ini berarti dalam suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang
masuk pada suatu percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang ke luar
percabangan itu. Untuk lebih jelasnya tentang Hukum I Kirchoff, perhatikanlah
rangkaian berikut ini

Hukum Kirchoff 2
Pada rangkaian bercabang kuat arus yang masuk ke titik percabangan sama
dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan tersebut.

Secara matematis, Hukum II Kirchoff ini dirumuskan dengan persamaan:

Di mana V adalah beda potensial komponen komponen dalam rangkaian


(kecuali sumber ggl) dan E adalah ggl sumber. Untuk lebih jelasnya mengenai Hukum
II Kirchoff, perhatikanlah sebuah rangkaian tertutup sederhana berikut ini:

Dari rangkaian sederhana di atas, maka akan berlaku persamaan berikut (anggap arah
loop searah arah arus).
I . R + I . r - E = 0 ......(1)
E = I (R + r)
I = E/(R + r)
Persamaan 1 dapat ditulis dalam bentuk lain seperti berikut:
I.R=E-I.r
Di mana I . R adalah beda potensial pada komponen resistor R, yang juga sering disebut
dengan tegangan jepit.
Contoh Soal:
R

Dari gambar disamping tentukan kuat arus pada I1, I2 dan I3!
Jawab:

Cabang R

Anda mungkin juga menyukai