Anda di halaman 1dari 20

Listrik Statis (Muatan Listrik)

Di dalam kehidupan kita sehari-hari kata listrik bukan merupakan hal yang asing lagi.
Banyak peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik, misalnya setrika, radio, televisi,
lemari es,
kipas angin, magic jar, dan mesin cuci. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan kita
energi listrik
sudah menjadi kebutuhan pokok. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari
listrik.

Dalam ilmu fisika, listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu listrik statis dan listrik
dinamis. Listrik statis mempelajari sifat kelistrikan suatu benda tanpa memperhatikan
gerakan atau aliran muatan listrik.

Gambar 7.1 Percobaan listrik


statis
Dalam ilmu fisika disebut elektrostatika. Sebaliknya, jika
memperhatikan adanya muatan listrik yang bergerak atau
mengalir, maka disebut listrik dinamis atau elektrodinamika.
Thales dari Milete (540 – 546 SM) adalah ahli pikir Yunani purba,
yang menurut sejarahnya bahwa gejala listrik statis terjadi pada
batu ambar yang digosok dengan bulu. Ternyata batu ambar
tersebut dapat menarik benda-benda ringan yang lain misalnya
bulu ayam. Dalam bahasa Yunani batu ambar sering disebut
elektron.Sesuai dengan pengamatan pada kegiatan di atas
ternyata benda-benda tertentu yang telah digosok dapat menarik
benda-benda kecil yang ada di sekitarnya. Benda-benda yang telah
digosok dan dapat menarik benda kecil yang ada di sekitarnya ini
disebut benda yang telah bermuatan listrik. Dari kegiatan di atas
yang telah kalian lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Plastik yang telah digosokkan pada rambut kering akan
bermuatan listrik negatif.
2. Kaca yang telah digosok dengan bulu akan bermuatan listrik
positif.
3. Dua buah benda yang bermuatan listrik sejenis akan tolak-
menolak dan jika muatan listriknya berbeda akan tarikmenarik.

1 Struktur atom
Untuk menerangkan pengertian adanya sifat kelistrikan pada suatu
benda, perlu dipahami adanya konsep atom yang dimunculkan
oleh para ahli di antaranya, teori atom Dalton, Thompson, Rutherford dan Bohr. Secara
umum dapat dijelaskan
bahwa:

1. Benda terdiri atas atom-atom sejenis.


2. Setiap atom terdiri atas sebuah inti yang dikelilingi oleh satu atau lebih elektron.
3. Inti atom bermuatan positif, elektron bermuatan negatif.
4. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif dan netron yang tidak bermuatan
listrik.

Benda atau materi pada umumnya mempunyai jumlah proton sama dengan jumlah elektron
benda disebut
dalam keadaan netral. Jika keseimbangan antara jumlah proton dan jumlah elektron terusik
yaitu
adanya pengurangan atau penambahan muatan elektron, maka benda tersebut dikatakan
bermuatan
listrik. Benda akan bermuatan listrik positif bila
kekurangan elektron dan benda bermuatan negatif apabila kelebihan elektron.

Benjamin Franklin (1706-1790)


adalah seorang negarawan
terkemuka dan membantu
dalam penyusunan undangundang
Amerika Serikat. Dia
juga seorang pengarang,
penerbit, filsuf, dan ilmuwan.
Selain penangkal petir, dia
menciptakan kursi goyang,
kompor berbahan bakar kayu,
dan kacamata dua fokus. Pada
tahun 1770, dia menemukan
arus hangat di Samudra
Atlantik yang diberi nama Gulf
Stream (Arus Teluk).
Cara tradisional untuk memperoleh benda bermuatan listrik bisa
dilakukan dengan gosokan. Jika dua benda saling digosokkan, maka
elektron dari benda yang satu akan pindah ke benda yang lain,
sehingga benda yang kehilangan elektron akan bermuatan positif dan
benda yang menerima pindahan elektron akan bermuatan negatif.
Menurut Benjamin Franklin (1706–1790), adanya perpindahan muatan
dari benda satu ke benda yang lain merupakan implikasi dari
hukum kekekalan muatan, artinya pada saat terjadi gosokan antara
dua benda, tidak menciptakan muatan listrik baru namun prosesnya
merupakan perpindahan muatan dari satu benda ke benda yang lain.

Sebenarnya untuk perpindahan elektron antara dua benda keduanya tidak


perlu digosok-gosokkan, cukup dikontakkan atau ditempelkan saja, tetapi
dengan saling digosokkan, maka perpindahan elektron akan lebih mudah.
Mengapa?

Jika ingin memperoleh logam bermuatan dengan cara gosokan, maka logam
itu harus diisolasi dari tanah agar muatannya tidak dinetralkan, karena
adanya aliran elektron ke tanah bila bendanya bermuatan negatif, atau
sebaliknya elektron dari tanah bila benda tersebut bermuatan positif. Atau
jika pemegang tidak pakai sepatu yang bersifat isolator maka muatan listrik
bisa mengalir melalui tangan, badan, dan kaki si pembuat eksperimen.

Seorang ahli telah menyusun deret benda-benda, lihat Tabel 7.1! Deret benda
tersebut menunjukkan bahwa benda akan memperoleh muatan negatif bila
digosok dengan sembarang benda di atasnya, dan akan memperoleh muatan
positif bila digosok dengan benda di bawahnya. Deret semacam ini
dinamakan deret tribolistrik.
Tabel 7.1 Deret Tribolistrik
N0 Nama Benda No Nama Benda
1 Bulu kelinci 8 Kayu
2 Gelas 9 Batu Ambar
3 Mika 10 Damar
4 Wol 11 Logam (Cu, Ni, Ag)
5 Bulu kucing 12 Belerang
6 Sutra 13 Logam (Pt, Au)
7 Kapas 14 Seluloid
2. Muatan Listrik
Sisir yang telah digosok dengan kain wol dapat menarik sobekan-sobekan kertas. Pada
awalnya, kain wol dan sisir keduanya tidak bermuatan. Tidak bermuatan berarti jumlah
elektron dan proton dalam atom plastik dan wol tersebut adalah sama. Gosokan kain wol
pada sisir mengakibatkan elektron-elektron yang terdapat pada kain wol berpindah ke sisir.
Dengan demikian, sisir tersebut akan menerima elektron dari kain wol sehingga jumlah
elektronnya lebih banyak daripada protonnya. Sisir tersebut menjadi bermuatan
negatif. Ketika didekatkan dengan sobekan-sobekan kertas, sobekan-sobekan kertas ini akan
tertarik oleh sisir tersebut. Dengan menggosok-gosokkan dua benda (sisir dan kain wol)
dapat membuat benda bermuatan listrik. Metode ini disebut metode gesekan. Contoh lain
adalah ebonit akan bermuatan negatif jikadigosok dengan kain wol dan kaca akan bermuatan
positif jika digosok dengan kain sutra. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebuah benda yang
bermuatan listrik dapat menarik bendabenda di sekitarnya. Listrik statis adalah listrik yang
muatanmuatannya tidak mengalir atau ada dalam keadaan diam.
Mengapa sisir, kain wol, dan benda-benda lainnya dapat mempunyai muatan? Setiap materi
tersusun oleh partike-lpartikel dan setiap partikel tersusun oleh atom-atom. Atom terdiri atas
inti atom yang tersusun oleh proton dan neutron. Inti atom ini diselimuti oleh kulit atom.
Pada kulit atom, terdapat elektron-elektron. Proton disebut juga muatan positif,
sedangkan neutron merupakan muatan listrik netral. Adapun elektron adalah muatan listrik
negatif.
Jika suatu materi mempunyai jumlah proton sama dengan jumlah elektron, materi tersebut
dikatakan tidak bermuatan atau netral. Jika jumlah proton lebih banyak daripada
jumlah elektron, sehingga atom-atomnya kekurangan elektron, maka atom tersebut dikatakan
bermuatan positif. Adapun atom dikatakan bermuatan negatif jika jumlah elektron lebih
banyak daripada jumlah proton, sehingga atom-atomnya kelebihan elektron.
a. Muatan Listrik Elementer
Telah disebutkan bahwa suatu benda dikatakan bermuatan listrik jika atom-atom benda
tersebut kekurangan atau kelebihan elektron. Besarnya muatan listrik bergantung
pada seberapa banyak atom-atom tersebut kekurangan atau kelebihan elektron. Semakin
banyak atom-atomnya kekurangan atau kelebihan elektron, maka semakin besar muatannya.
Dalam sistem satuan internasional (SI), satuan muatan adalah Coulomb (C). muatan listrik
sebuah elektron, proton, dan neutron:
Muatan elektron= –1,6 × 10^-19 Coulomb
Muatan proton = +1,6 × 10^-19 Coulomb
Muatan neutron = 0 (tidak bermuatan)
b. Interaksi Muatan Listrik
Kamu telah mengetahui bahwa suatu benda dapat bermuatan dengan cara digosok. Jika kita cermati,
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan makhluk-Nya dengan berpasang-pasangan, contohnya ada
laki-laki dan ada perempuan. Pasangan-pasangan tersebut akan berinteraksi baik dengan
pasangannya maupun dengan sesamanya. Begitupun muatan, muatan ada yang bermuatan positif
dan
ada yang bermuatan negatif.
Ketika kamu menggosok-gosok mistar plastik dengan kain wol, kamu telah membuat kedua mistar
plastik tersebut bermuatan negatif. Kedua mistar plastik yang telah bermuatan negatif tersebut
didekatkan satu sama lain, ternyata ada sebuah gaya yang menentang atau menolak kedua penggaris
tersebut untuk bersentuhan. Charles Augustin de Coulomb telah meneliti fenomena ini dan
menyimpulkan bahwa ada interaksi antara muatan-muatan listrik.
Bagaimana interaksi muatan-muatan listrik. Dua buah mistar yang bermuatan negatif akan terjadi
interaksi saling menolak. Coulomb telah menemukan bahwa jika dua muatan sejenis didekatkan, di
antara keduanya akan terjadi interaksi saling menolak. Sedangkan jika dua muatan yang tidak
sejenis didekatkan, akan terjadi interaksi saling menarik.
Ketika kamu menggosokkan kain wol ke mistar plastik, maka terjadi perpindahan elektron dari wol ke
mistar plastik sehingga mistar plastik tersebut bermuatan listrik negatif. Penggosokan batang kaca
dengan kain sutra menyebabkan elektron pindah dari kaca ke sutra sehingga batang kaca bermuatan
positif. Ketika didekatkan, antara mistar plastik dan batang kaca terjadi gaya tarik-menarik. Mengapa
hal ini terjadi? Sesuai dengan yang disimpulkan oleh Coulomb bahwa muatan tidak sejenis akan tarik-
menarik. Mistar dan batang kaca pada kegiatan ini mempunyai muatan yang tidak sejenis, sehingga
antara keduanya terjadi gaya tarikmenarik. Contoh benda-benda yang bermuatan listrik
karena digosok dengan benda lain ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel muatan listrik suatu benda karena digosok benda lain.
Digosok Muatan
Benda
dengan Listrik
Plastik kain wol negatif
Ebonit kain wol negatif
Kaca kain sutera positif
Sisir rambut negatif

c. Hukum Coulomb
Ketika dua buah muatan sejenis didekatkan satu sama lain, terdapat sebuah gaya yang saling
menolak yang mencegah kedua muatan tersebut bersatu. Sebaliknya, jika dua buah muatan
yang berlainan jenis didekatkan, akan timbul gaya saling menarik. Gaya tolak-menolak dan
gaya tarik-menarik ini disebut gaya elektrostatis.
Coulomb berhasil menghitung besarnya gaya antarmuatan ini. Sebagai penghargaan atas
penemuannya, gaya antarmuatan ini dinamakan gaya Coulomb. Dalam penelitiannya,
Coulomb menggunakan alat yang dinamakan neraca puntir, seperti terlihat pada gambar
berikut.

Jika bola A dan B yang bermuatan sejenis didekatkan, maka akan tolak menolak, sehingga
lengan neraca terpuntir dari kedudukan seimbang. Makin besar sudut puntiran lengan neraca,
makin besar gaya listrik. Coulomb mengukur gaya listrik untuk berbagai pasangan bola A dan
B yang muatan listriknya berbeda dan gaya listrik antara pasangan bola A dan B untuk
berbagai jarak pisah dengan dasar sudut puntiran tersebut.
Dari hasil penelitiannya, Charles Coulomb menyimpulkan sebagai berikut.
“Besarnya gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua benda yang bermuatan listrik
sebanding dengan hasil kali kedua muatan tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak antara kedua muatan tersebut”
Misalkan muatan pertama dilambangkan dengan Q1, muatan kedua dilambangkan dengan
Q2, dan jarak antara kedua muatan tersebut dilambangkan r. Besarnya gaya coulomb dapat
dituliskan dalam persamaan sebagai berikut.
Selain dipengaruhi oleh muatan dan jarak antarmuatan, gaya Coulomb juga dipengaruhi oleh
medium di antara kedua muatan tersebut. Gaya Coulomb antara dua muatan yang terletak di
dalam medium air akan berbeda ketika kedua muatan tersebut terletak di udara.
d. Elektroskop
Bagaimana mengetahui sebuah benda bermuatan atau tidak? Untuk mengetahui apakah
sebuah benda bermuatan atau tidak dapat diamati menggunakan alat yang
dinamakan elektroskop. Elektroskop yang paling umum digunakan adalah elektroskop
lembaran emas. Skema elektroskop terlihat seperti gambar berikut.

Prinsip kerja alat ini berdasarkan sifat muatan, yaitu akan saling menolak jika didekatkan
dengan muatan yang sejenis. Elektroskop berbentuk tabung. Di dalam tabung
terdapat lembaran emas yang dapat diberi muatan dari bagian atas melalui sebuah kawat
konduktor. Jika sebuah benda bermuatan ditempelkan pada kawat konduktor, maka lembaran
emas dan batang akan bermuatan pula. Karena jenis muatannya sama, keduanya akan saling
menolak dan lembaran emas akan menjauhi batang membentuk huruf ”V” terbalik. Semakin
besar muatan yang diberikan, lembaran tersebut semakin jauh membuka. Dengan demikian
kita dapat mengetahui bahwa benda yang ditempelkan pada ujung atas elektroskop
bermuatan.
Bagaimana menentukan jenis muatan listrik suatu benda? Kamu tidak dapat menggunakan
elektroskop netral untuk menentukan jenis muatan suatu benda, oleh karena itu kamu harus
menggunakan elektroskop bermuatan listrik. Misal elektroskop bermuatan negatif yang
daun/lembarannya mekar. Perhatikan gambar berikut.

Gambar a menunjukkan sebuah elektroskop bermuatan listrik negatif. Ketika didekati suatu
benda bermuatan listrik, lembaran/daun pada elektroskop makin naik, berarti
benda bermuatan yang didekatkan kepala elektroskop mempunyai muatan yang sejenis
dengan muatan elektroskop, yaitu bermuatan negatif (Gambar b). Sebaliknya pada Gambar c
ketika kepala elektroskop didekati benda bermuatan listrik, lembaran/daun elektroskop makin
turun (lebih menguncup). Ini berarti benda bermuatan yang didekatkan pada kepala
elektroskop mempunyai muatan yang tidak sejenis dengan muatan elektroskop. Muatan
benda bermuatan
yang didekatkan kepala elektroskop tersebut bermuatan positif.

3. Induksi Listrik
Kamu telah mengetahui bahwa sebuah benda dapat bermuatan listrik dengan cara digosok.
Selain digosok, sebuah benda dapat bermuatan dengan cara induksi. Bagaimana terjadinya
induksi listrik?

Gambar di atas memperlihatkan sebuah batang P yang tidak bermuatan (netral). Terlihat
bahwa jumlah elektron dan jumlah protonnya sama. Ketika sebuah batang Q yang
bermuatan negatif didekatkan pada ujung B, muatan-muatan pada batang P akan bereaksi.
Semua muatan negatif akan menolak muatan negatif yang berasal dari batang Q, sedangkan
semua muatan positif akan tertarik oleh batang Q. Hal ini sesuai dengan sifat elektron yang
akan saling menolak jika muatannya sama dan akan saling menarik jika muatannya berbeda.
Muatan negatif batang P akan berkumpul di ujung A dan muatan positif akan berkumpul di
ujung B. Jika ujung A batang P didekatkan pada elektroskop, apa yang terjadi? Keping
yang terdapat pada elektroskop pasti akan membuka karena memperoleh muatan sejenis yaitu
muatan negatif dari ujung A batang P. Peristiwa ini disebut sebagai induksi listrik.

4. Medan Listrik
Konon, ketika Newton menemukan hukum gravitasi, diilhami oleh sebuah apel yang jatuh
dari pohonnya ke tanah. Newton memikirkan mengapa hal tersebut terjadi.
Hasil pemikirannya sampai pada sebuah kesimpulan bahwa di antara dua buah benda yang
mempunyai massa ada interaksi tarikmenarik. Kesimpulan ini terkenal dengan hukum
gravitasi Newton.
Buah apel akan jatuh ke tanah karena ada gaya tarik bumi yang disebut gaya gravitasi. Massa
bumi jauh lebih besar daripada massa sebuah apel. Oleh karena itu, apel akan tertarik oleh
bumi, bukan sebaliknya. Dalam hal ini, dikatakan bahwa apel terletak pada medan gravitasi
bumi.
Dua buah muatan yang diletakkan pada jarak tertentu akan mengalami hal serupa dengan
buah apel yang jatuh ke bumi. Sebuah muatan akan mempunyai medan listrik di sekitarnya
sehingga jika sebuah muatan uji diletakkan pada jarak tertentu, muatan uji tersebut akan
mengalami gaya tarik atau gaya tolak dari muatan tersebut selama muatan uji tersebut berada
dalam medan listrik bermuatan.
Medan listrik adalah daerah di sekitar benda bermuatan listrik. Benda bermuatan listrik
mempunyai garis-garis, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah . Garis-garis gaya listrik
pada muatan positif bergerak ke luar. Sedangkan pada muatan negatif garis-garis gayanya
menuju pusat. Garis-garis gaya berasal dari muatan positif menuju muatan negatif seperti
ditunjukkan pula pada gambar berikut.

Misalkan, sebuah muatan uji q diletakkan pada jarak tertentu dari muatan Q. Ternyata,
muatan uji tersebut akan tertarik oleh muatan Q. Dalam hal ini muatan uji q berada di dalam
medan listrik muatan Q. Bagaimana menentukan besarnya kuat medan listrik muatan Q?
Kuat medan listrik didefinisikan sebagai berikut.
“Besarnya gaya Coulomb yang dialami oleh sebuah muatan uji q akibat adanya muatan Q
dibagi dengan besarnya muatan uji q”
Dalam bentuk matematis, definisi tersebut dituliskan dalam persamaan sebagai berikut.

Dari Persamaan di atas terlihat bahwa untuk mengetahui besarnya kuat medan listrik dari
sebuah muatan, kita hanya memerlukan besarnya muatan tersebut serta jarak muatan uji dari
muatan yang akan dicari besar medan listriknya. Terlihat bahwa semakin besar muatannya,
semakin besar kuat medan listriknya untuk jarak yang sama. Semakin dekat muatan uji dari
suatu muatan yang akan dicari kuat medannya, semakin besar kuat medan listriknya untuk
muatan yang sama.
5. Penerapan Listrik Statis

Listrik statis juga dapat dihasilkan dengan menggunakan generator listrik statis. Contoh
generator listrik statis adalah generator Van de Graaff (gambar berikut).

Generator Van de Graaff menghasilkan listrik statis yang besar dengan metode gesekan.
Gesekan antara silinder logam bawah dengan sabuk karet menimbulkan muatan listrik negatif
pada sabuk karet. Gesekan antara silinder politen atas dengan sabuk karet menimbulkan
muatan positif pada sabuk karet. Jadi, gerak sabuk karet ke atas selalu membawa muatan
listrik negatif dan gerak ke bawah selalu membawa muatan listrik positif. Muatan listrik
negatif menempati permukaan luar bola yaitu kubah. Di dalam bola tidak ada muatan listrik.
Karena sabuk karet terus bergerak, maka muatan listrik negatif pada kubah terus bertambah.
Muatan listrik positif pada sabuk karet bawah mengalir ke tanah, sehingga muatan ini
dinetralkan oleh muatan listrik dari tanah.
Contoh penerapan listrik statis antara lain sebagai berikut.
a. Pengendap elektrostatis pada cerobong asap, fungsinya membersihkan gas buang yang
keluar melalui cerobong asap agar tidak mengandung partikel-partikel pencemar.
b. Pengecatan mobil, penggunaan penyemprot cat elektrostatis.
c. Mesin fotokopi (selain menerapkan konsep optik).
d. Petir
Petir merupakan fenomena listrik statis yang sering terjadi pada waktu hujan badai. Awan
badai terbentuk oleh uap air, debu, garam dari lautan, dan bahan-bahan lainnya. Di dalamnya
arus udara mengalir dengan kencang sehingga menyebabkan partikel-partikel di dalam awan
tersebut tersebut saling bertabrakan. Pada peristiwa tabrakan itu terjadi pelepasan elektron
antara partikel yang satu dengan partikel yang lain. Partikel yang kehilangan elektron
akan bermuatan positif sedangkan partikel yang menerima elektron akan bermuatan negatif.
Para ilmuwan belum mengetahui secara pasti mengapa partikel yang relatif lebih berat
cenderung bermuatan negatif dan partikel yang lebih ringan cenderung bermuatan positif. Hal
inilah yang menyebabkan pada bagian bawah awan berkumpul partikel bermuatan negatif
dan pada bagian atas awan berkumpul partikel bermuatan positif.
Selama hujan badai terjadi, bumi yang bermuatan positif akan menarik awan yang bermuatan
negatif ke bawah. Pada proses ini muatan akan mencari proses penyaluran yang paling
pendek, yaitu tempat-tempat yang paling dekat dengan awan, seperti gedung-gedung tinggi,
pohon, dan antena pemancar. Ketika terjadi petir, suhunya dapat mencapai ribuan derajat
Celsius dan mengandung energi ribuan mega volt. Kekuatan petir dapat
menghancurkan gedung, membunuh hewan dan manusia, serta dapat memusnahkan pohon
menjadi serpihan-serpihan. Untuk melindungi gedung-gedung pencakar langit dari
petir, Benjamin Franklin, ilmuwan abad ke-17, memprakarsai pembuatan penangkal petir.
Saat ini para ilmuwan banyak melakukan eksperimen untuk memanfaatkan energi listrik
dalam petir yang sangat besar.
LISTRIK DINAMIS

Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada
listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan muatan listrik adalah
coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan
kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar. sedangkan pada rangkaian seri
kuat arus tetap sama disetiap ujung-ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada
hambatan. pada rangkaian seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada
rangkaian bercabang tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah
dikemukakan oleh hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama
dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar". berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan
cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus × hambatan. Hambatan nilainya selalu sama
karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki satuan volt(V) dan kuat arus
adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.

ARUS LISTRIK

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus
listrik (I) yang mengalir melalui penghantar didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik
(Q) yang mengalir setiap satu satuan waktu (t).

Secara matematis dapat dituliskan:


I = arus listrik (A)
I = Q/t
Q = muatan listrik (C)
t = selang waktu Contoh
cara
menghitung arus listrik:
1. Pada suatu penghantar mengalir muatan listrik sebanyak 60 coulomb selama 0,5 menit.
Hitung besar arus listrik yang mengalir pada penghantar tersebut ?
Penyelesaian:
Diketahui: Q = 60 C
t = 0,5 menit
= 30 sekon
Ditanyakan: I = ........ ?
Dijawab:
I = Q/t
I = 60 / 30
I = 2 ampere
Jadi besar kuat arus listrik yang mengalir pada penghantar 2 ampere.

Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus
listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan
mikroAmpere (μA) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200
kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat
diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir
dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.

Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional.
Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere
didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar
2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang
dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.
Fisika

Arus yang mengalir masuk suatu percabangan sama dengan arus yang mengalir keluar dari
percabangan tersebut. i1 + i4 = i2 + i3
Untuk arus yang konstan, besar arus I dalam Ampere dapat diperoleh dengan persamaan:
I=Q/t
di mana I adalah arus listrik, Q adalah muatan listrik, dan t adalah waktu (time).
Sedangkan secara umum, arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu adalah
I =dQ/dt

Dengan demikian dapat ditentukan jumlah total muatan yang dipindahkan pada rentang
waktu 0 hingga t melalui integrasi:

Sesuai dengan persamaan di atas, arus listrik adalah besaran skalar karena
baik muatan Q maupun waktu t merupakan besaran skalar. Dalam banyak hal sering
digambarkan arus listrik dalam suatu sirkuit menggunakan panah, salah satunya seperti pada
diagram di atas. Panah tersebut bukanlah vektor dan tidak membutuhkan operasi vektor. Pada
diagram di atas ditunjukkan arus mengalir masuk melalui dua percabangan dan mengalir
keluar melalui dua percabangan lain. Karena muatan listrik adalah kekal maka total arus
listrik yang mengalir keluar haruslah sama dengan arus listrik yang mengalir ke
dalam sehingga i1 + i4 = i2 + i3. Panah arus hanya menunjukkan arah aliran
sepanjang penghantar, bukan arah dalam ruang.
Arah arus
DeFinisi arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negatif
(-) baterai (kebalikan arah untuk gerakan elektronnya)

Pada diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel
bermuatan positif (muatan positif) atau disebut dengan istilah arus konvensional. Pembawa
muatan positif tersebut akan bergerak dari kutub positif baterai menuju ke kutub negatif. Pada
kenyataannya, pembawa muatan dalam sebuah penghantar listrik adalah partikel-
partikel elektron bermuatan negatif yang didorong olehmedan listrik mengalir berlawan arah
dengan arus konvensional. Sayangnya, dengan alasan sejarah, digunakan konvensi berikut
ini:
Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya dari pembawa muatan
positif, walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah muatan negatif dan bergerak
pada arah berlawanan.
Konvensi demikian dapat digunakan pada sebagian besar keadaan karena dapat diasumsikan
bahwa pergerakan pembawa muatan positif memiliki efek yang sama dengan pergerakan
pembawa muatan negatif.
Rapat arus
Rapat arus (bahasa Inggris: current density) adalah aliran muatan pada suatu luas
penampang tertentu di suatu titik penghantar.]Dalam SI, rapat arus memiliki satuan Ampere
per meter persegi (A/m2).
di mana I adalah arus pada penghantar, vektor J adalah rapat arus yang memiliki arah sama
dengan kecepatan gerak muatan jika muatannya positif dan berlawan arah jika muatannya
negatif, dan dA adalah vektor luas elemen yang tegak lurus terhadap elemen. Jika arus listrik
seragam sepanjang permukaan dan sejajar dengan dA maka J juga seragam dan sejajar
terhadap dA
di mana A adalah luas penampang total dan J adalah rapat arus dalam satuan A/m2.
Kelajuan hanyutan
Saat sebuah penghantar tidak dilalui arus listrik, elektron-elektron di dalamnya
bergerak secara acak tanpa perpindahan bersih ke arah mana pun juga. Sedangkan saat arus
listrik mengalir melalui penghantar, elektron tetap bergerak secara acak namun mereka
cenderung hanyut sepanjang penghantar dengan arah berlawanan dengan medan listrik yang
menghasilkan aliran arus. Tingkat kelajuan hanyutan (bahasa Inggris: drift speed) dalam
penghantar adalah kecil dibandingkan dengan kelajuan gerak-acak, yaitu antara 10-5 dan 10-
4
m/s dibandingkan dengan sekitar 106 m/s pada sebuah penghantar tembaga.

TEGANGAN LISTRIK

Sumber tegangan listrik yaitu peralatan yang dapat menghasilkan beda potensial
listrik secara terus menerus. Beda potensial listrik diukur dalam satuan volt (V). Alat yang
digunakan adalah volmeter.
Beda potensial adalah usaha yang digunakan untuk memindahkan satuan muatan listrik .
hubungan antara energi listrik, muatan listrik dan beda potensial dapat dituliskan dalam
persamaan:

V= W/ Q

V = Beda potensial listrik dalam volt (V)


W = energi listrik dalam joule (J)
Q = muatan listrik dalam coulomb (C).
Arus listrik hanya akan terjadi dalam penghantar jika antara ujung-ujung penghantar terdapat
beda potensial (tegangan listrik). Alat ukur beda potensial listrik adalah volmeter. Dalam
rangkaian voltmeter dipasang paralel dengan hambatan (beban).
Contoh, Beda potensial antara ujung penghantaradalah 12 volt, hitunglah besarnya energi
listrik jika jumlah muatan yang mengalir sebesar 4 coulomb.
Diketahui:
V = 12 volt
Q=4C
W=?

Jawab:
W = V. Q
W = 12 volt x 4 C
W = 48 joule

Dalam rangkaian tertutup pemasangan voltmeter dan amperemeter dapat dilakukan bersama-
sama. Voltmeter dipasang paralel terhadap hambatan dan amperemeter dipasang seri terhadap
hambatan. Di laboratorium volmeter dapat dibuat dari rangkaian basic mater dan multiplier,
sedangkan ampere meter dapat di buat dari rangkaian basic meter dan shun. Baik shun
maupun multiplier memiliki batas ukur. Oleh karena itu dalam pembacaan sekalanya perlu
diperhatikan antara batas ukur dan pembacaan pada skala basic meter. Berikut ini cara
menggunakan basic meter dan cara pembacaannya.

Dalam rangkaian listrik, volt meter dipasang paralel terhadap alat listrik.
Jika voltmeternya dengan menggunakan kombinasi basic meter dan multiplier, maka
pembacaan hasil pengukurannya perlu memperhatikan sekala maksimum dan batas ukurnya.
Batas ukur maksimumnya = 10 volt
Sekala maksimumnya = 30 volt

Pengukuran dengan menggunakan basic mater dan multiplier yang memiliki spesifikasi
sebagai berikut:
Contoh, Batas ukur multiplier adalah 12 volt, skala maksimum basik meter adalah 120 volt,
jika jarum pada saat digunakan menunjukkan angka 40, maka hitunglah besrnya tegangan
listrik yang terukur

Diketahui:
Batas ukur : 12 volt
Skala maksimum : 120 volt
Pembacaan skala = 40

Jawab:
Hasil pengukuran = (12/120) x 40 volt
= 0,1 x 40 volt
= 4 volt

HUKUM OHM

Hukum Ohm merupakan hukum dasar dalam rangkaian elektronik. Hukum Ohm menjelaskan
hubungan antara tegangan, kuat arus dan hambatan listrik dalam rangkaian.

Besarnya tegangan listrik dalam sebuah rangkaian sebanding dengan kuat arus listrik.
Pernyataan ini di kenal sebagai hukum Ohm. Hal ini menyatakan bahwa tegangan listrik
dalam rangkaian akan bertambah jika arus yang mengalir dalam rangkaian bertambah.
Hubungan tersebut dapat di tuliskan dalam persamaan matematika.

V ~ I atau

V = R I (Hukum Ohm)

R adalah konstanta yang disebut hambatan penghantar, satuannya adalah ohm (W)
Contoh, Arus listrik sebesar 2 A mengalir dalam rangkaian yang memiliki hambatan sebesar 2
ohm, hitunglah besarnya beda potensial antara ujung-ujung hambatan tersebut.

Diketahui:
I = 2A
R = 2 ohm
V=?
Jawab:
V=IxR
V = 2 A x 2 ohm
V = 4 volt

Jika dalam hambatan R mengalir arus listrik I, maka antara ujung-ujung hambatan timbul
beda potensial V.
V = IR
Jika diantara ujung-ujung hambatan R terdapat beda potensial V, maka dalam hambatan pasti
mengalir arus listrik I
I = V/R
Jika arus listrik I mengalir dalam suatu penghantar dan antara ujung-ujung penghantar
muncul beda potensial V, maka dalam penghantar tersebut terdapat hambatan.

R = V/I
SUMBER 2

KUAT ARUS LISTRIK (I)


Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah
arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah dengan arah gerak elektron.
Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu penghantar
dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik adalah
jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Jika dalam
waktu t mengalir muatan listrik sebesarQ, maka kuat arus listrik I adalah:
para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub positif ke
kutub negatif. Jadi arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron.

BEDA POTENSIAL ATAU TEGANGAN LISTRIK (V)


Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub
negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan
kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan
kutub negatif.
Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka disebut gaya
gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.

HUBUNGAN ANTARA KUAT ARUS LISTRIK (I) DAN TEGANGAN LISTRIK (V)
Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal dari
Jerman yang bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum Ohm yang
berbunyi:
Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial
(V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.
Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau
resistansi (R) dengan satuan ohm.

HUBUNGAN ANTARA HAMBATAN KAWAT DENGAN JENIS KAWAT DAN


UKURAN KAWAT
Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang mengalir
melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi berguna untuk menjaga
kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu dengan tujuan agar komponen-komponen listrik
lainnya dapat berfungsi dengan baik.
Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat dan penampang berbeda terdapat hubungan
sebagai berikut:

HUKUM I KIRCHOFF
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui
percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung
ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka
akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada
cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya
besar.

Hukum I Kirchoff berbunyi:


Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus
listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.
Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum kekekalan
muatan listrik.
Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:

HUKUM II KIRCHOFF
Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada rangkaian yang
tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel.
Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan dengan
cara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus untuk
dapat menjelaskan atau mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff
merupakan solusi bagi rangkaian-rangkaian tersebut yang berbunyi:
Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan
tegangan (IR) sama dengan nol.
Hukum Kirchoff II dirumuskan sebagai berikut:

ENERGI LISTRIK

Karena q = I . t, dimana I adalah kuat arus listrik dan t waktu, maka besar usaha
yang dilakukan adalah:
W=V.I.t
Karena V = I . R, maka besar usaha W yang sama dengan energi listrik adalah
DAYA LISTRIK
Besar Daya listrik (P) pada suatu alat listrik adalah merupakan besar energi listrik (W) yang
muncul tiap satuan waktu (t), kita tuliskan.

SUMBER 3

LISTRIK DINAMIS

Pernahkah kamu berpikir bahwa kamu telah memanfaatkan listrik dalam kehidupan sehari-
hari? Lampu untuk belajar
di malam hari dan setrika listrik untuk melicinkan pakaian merupakan contoh pemanfaatan
listrik. Namun, tidakkah
kamu bertanya-tanya apa yang menyebabkan peralatan tersebut berfungsi? Temukan
jawabannya dengan mempelajari materi ini

Kuat Arus Listrik


Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Secara
matematis dituliskan :

keterangan :
I = Kuat arus listrik (ampere)
Q = muatan listrik (coulomb)
t = waktu (sekon)

Arus listrik hanya mengalir pada rangkaian tertutup. Sehingga, ketika saklar dimatikan maka
arus listrik akan terhenti.

Beda Potensial Listrik


Beda Potensial listrik adalah banyaknya energi untuk memindahkan muatan listrik dari satu
titik ke titik lain. Secara matematis dituliskan :
V = beda potensial (volt)
W = energi listrik (joule)
Q = muatan listrik (coulomb)

Rangkaian sumber tegangan


a. Rangkaian tunggal

pada rangkaian tunggal sumber tegangan berlaku persamaan :

atau

b. Rangkaian seri

pada rangkaian seri sumber tegangan berlaku persamaan :

c. Rangkaian paralel

Anda mungkin juga menyukai