KIMIA FISIKA I
OLEH:
KELOMPOK 3
JURUSAN KIMIA
TAHUN 2019
A. JUDUL PERCOBAAN
Elektrolisis untuk Menentukan Bilangan Avogadro
B. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa dapat menentukan
bilangan Avogadro (No), dan mengaplikasikan konsep bilangan Avogadro
(No).
C. DASAR TEORI
Bilangan Avogadro (lambang: L atau N0) disebut dengan tetapan Avogadro
atau konstanta Avogadro. Bilangan Avogadro merupakan banyaknya
"entitas"(jumlah atom atau molekul) tiap satu mol, yang mana satu mol
merupakan jumlah atom karbon-12 dalam 12 gram (0,012 kilogram) karbon-
12 dalam keadaan dasarnya. Perkiraan bilangan Avogadro terbaik terakhir
untuk angka ini adalah:
N0 = 6,02214179 x 1023
Metode atau cara untuk menentukan bilangan Avogadro (No) ada berbagai
macam. Metode yang paling tepat yakni kristalografi sinar-X. Analisis
kristalografi sinar-X hanya dilakukan para spesialis yakni kristalografer.
Pengukuran dan pemrosesan data yang diperlukan membutuhkan pengetahuan
dan pengalaman yang banyak. Sehingga kristalografi sulit dilakukan pada level
mahasiswa. Dalam percobaan ini, untuk menentukan bilangan Avogadro
dilakukan dengan metode elektrolisis. Elektrolisis garam dapur dengan
elektroda tembaga menghasilkan ion Cu+ pada anoda. Ion tembaga akan
membentuk tembaga(I) oksida yang mengendap. Jumlah listrik yang
diperlukan untuk mengoksidasi satu mol atom tembaga menjadi satu ion
tembaga(I) dapat diukur. Dari jumlah muatan pada satu ion tembaga(I), dapat
menghitung bilangan Avogadro. Jumlah muatan pada satu ion Cu+ sebesar
1,6.10-19 Coulomb.
Alat elektrolisis terdiri atas sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau
leburan), dan dua elektroda yakni anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi
oksidasi sedangkan pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Pada suatu
percobaan elektrolisis, reaksi yang terjadi pada katoda bergantung pada
kecenderungan terjadinya reaksi reduksi.
Elektrolisis merupakan peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus
listrik. Aliran listrik melalui suatu konduktor (penghantar) melibatkan
perpindahan elektron dari potensial negatif tinggi ke potensial lainnya yang
lebih rendah, yakni potensial positif. Mekanisme dari transfer ini berbeda untuk
berbagai penghantar. Dalam penghantar elektronik, seperti padatan dan lelehan
logam, penghantaran berlangsung melalui perpindahan elektron langsung
melalui penghantar dari potensial yang diterapkan. Dalam hal ini, atom-atom
penyusun penghantar listrik tidak terlibat dalam proses tersebut. Akan tetapi
penghantar elektrolistik yang mencangkup larutan elektrolit dan lelehan
garam-garam. Penghantaran berlangsung melalui perpindahan ion-ion baik
positif maupun negatif menuju elektroda-elektroda. Migrasi ini tidak hanya
melibatkan perpindahan listrik dari suatu elektroda ke elektroda lainnya tetapi
juga melibatkan adanya transport materi dari suatu bagian konduktor ke bagian
lainnya.
Dasar dari penggunaan elektrolisis adalah pada saat Faraday menyelidiki
hubungan antara jumlah listrik yang mengalir dalam sel dan kuantitas kimia
yang berubah di elektroda saat elektrolisis. Ia merangkumkan hasil
pengamatannya dalam dua hukum di tahun 1833(Sri Mulyati : 2003).
C (Coulomb) adalah satuan muatan listrik, dan 1 C adalah muatan yang
dihasilkan bila arus 1 A (Ampere) mengalir selama 1 s. Tetapan fundamental
listrik adalah konstanta Faraday F, 9,65 x104 C, yang didefinisikan sebgai
kuantitas listrik yang dibawa oleh 1 mol elektron. Dimungkinkan untuk
menghitung kuantitas mol perubahan kimia yang disebabkan oleh aliran arus
listrik yang tetap mengalir untuk rentang waktu tertentu (Sri Mulyati : 2003).
Hukum elektrolisis Faraday berbunyi :
“Bila sejumlah tertentu arus listrik melalui sel, jumlah mol zat yang
berubah di elektroda adalah konstan tidak bergantung jenis zat. Misalnya,
kuantitas listrik yang diperlukan untuk mengendapkan 1 mol logam monovalen
adalah 96 485 C(Coulomb) tidak bergantung pada jenis logamnya” (Ralph
Petrucci : 2000).
a. Hukum Faraday I
Jumlah mol elektron berbanding lurus dengan muatan listrik (Q) dalam
elektron. Jadi, dapat disimpulkan:
w≈Q
Q=Ixt
w≈Ixt
b. Hukum Faraday II
Massa zat yang dihasilkan pada elektroda berbanding lurus dengan
massaekivalenzat
1 F (Faraday) = 1 molelektron = 96.500 C
1 C(Coulomb) = 1 ampere (A) x 1 (detik)
𝒆𝒊𝒕
𝒘= 𝟗𝟔𝟒𝟖𝟓 𝑪
i = aruslistrik (A)
t = waktu (s)
e = Ar unsur / valensi unsur
w = beratendapan (gram)
D. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
1. Dua buah lempeng tembaga 1. Aquades
1. Amperemeter skala 0-5A 2. Ampelas
2. Kabel 3. Larutan A
3. Sumber DC
4. Gelas piala
5. Pembakar spiritus
6. Kasa
7. Kaki tiga
8. Stopwatch
9. Thermometer
E. LANGKAH KERJA
1. Membersihkan elektroda tembaga dengan amplas.
2. Salah satu elektroda dipakai sebagai anoda. Menimbang elektroda tersebut
pada neraca analitik.
3. Kedua elektroda tembaga dimasukkan ke dalam 80 mL larutan A dan
menyusun rangkaian listrik seperti gambar berikut:
4. Memanaskan gelas piala sampai suhu 80oC dan menjaga suhu supaya tetap.
Ketika suhu tetap 80oC, menghubungkan aliran listrik dan mengalirkan
melalui larutan A. Pada waktu yang sama memulai mencatat waktu dengan
stopwatch.
5. Menjaga arus listrik agar selalu tetap selama percobaan, yaitu 1,5 amper
(dapat dibaca pada ampermeter). Aliran ini sering berubah-ubah selama
percobaan.
6. Mematikan arus listrik sesudah 10 menit. Membersihkan anoda dengan air
kemudian dikeringkan.
7. Menimbang anoda tersebut sekali lagi.
F. DATA PENGAMATAN
Hukum Faraday 1 menyatakan bahwa massa zat yang dihasilkan pada suatu
elektroda selama proses elektrolisis berbanding lurus dengan muatan listrik
yang digunakan. Jumlah listrik yang dialirkan melalui sel elektrolisis agar
dapat mengalirkan 1 mol elektron dinyatakan sebagai 1 Faraday (1 Faraday =
1 mol elektron = 96.500 C).
Pada elektrolisis dapat diturunkan hubungan massa zat yang terbentuk pada
elektroda dan jumlah listrik yang digunakan. Dengan menghitung muatan yang
digunakan untuk mengoksidasi elektroda Cu dan menghitung muatan yang
digunakan untuk mengoksidasi 1 mol Cu dapat dihitung bilangan Avogadro.
a) Menghitung muatan yang digunakan untuk mengoksidasi elektroda Cu (t =
10 menit = 600 s)
Q1 = I x t
1𝐶
= 1,5 𝑥 𝑥 600 𝑠
𝑆
= 900 C
b) Menghitung muatan yang digunakan untuk mengoksidasi satu mol Cu
(Ar Cu = 63,54 g/mol)
𝑒𝑖𝑡
Q =
𝑤
𝑔
63,54 𝑥 900 𝐶
= 𝑚𝑜𝑙
0,4758 𝑔
57.186 𝐶/𝑚𝑜𝑙
=
0,4758
= 120.189,155 C/mol
d) % Kesalahan percobaan
Bilangan Avogadro (No) teori = 6,023 x 1023
𝑁𝑜 percobaan−𝑁𝑜 teori
% Kesalahan = | | × 100 %
𝑁𝑜 teori
7,512 × 1023 − 6,023 × 1023
=| | × 100 %
6,023 × 1023
= 24,72 %
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pada percobaan elektrolisis dengan waktu uji selama 10 menit diperoleh
bilangan Avogadro (No) sebesar 7,512 × 1023/mol dengan persen kesalahan
sebesar 24,72 %.
2. Kesalahan pada percobaan diduga disebabkan oleh pengaruh suhu dan arus
listrik yang tidak konstan saat proses elektrolisis berlangsung.
I. TUGAS
1. Menghitung muatan yang digunakan untuk mengoksidasi elektroda Cu (t =
10 menit = 600 s)
Q1 = I x t
1𝐶
= 1,5 𝑥 𝐴𝑠 𝑥 600 𝑠
= 900 C
2. Menghitung muatan yang digunakan untuk mengoksidasi satu mol Cu
(Ar Cu = 63,54 g/mol)
𝑒𝑖𝑡
Q =
𝑤
𝑔
63,54 𝑥 900 𝐶
= 𝑚𝑜𝑙
0,4758 𝑔
57.186 𝐶/𝑚𝑜𝑙
=
0,4758
= 120.189,155 C/mol
J. JAWABAN PERTANYAAN
Endapan berwarna jingga yang terbentuk dalam proses elektrolisis ini
adalah endapan Cu2O atau Tembaga(I) oksida.
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph H.2000. Kimia Dasar dan Prinsip Terapan Modern Jilid I.
Jakarta: Erlangga.
Daniels et al. 1970. Experimental Physical Chemistry 7th Ed. New York: Mc
Graw Hill.
Shoemaker et al. 1970. Experimentals in Physical Chemistry 3rd Ed. New York:
Mc Graw Hill.
Kimia, Dewa. 2017. Sel Elektrolisis: Reaksi pada Katoda dan Anoda.
https://www.youtube.com/watch?v=LztbbAT72Bc (diakses pada: Sabtu, 4 Mei
2019 pukul 09.15)
LAMPIRAN