Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MATA KULIAH

KESETIMBANGAN KIMIA

PENYUSUNAN SOAL DAN JAWABAN

MATERI BAB 6

KESETIMBANGAN FASA

Disusun Oleh :

1. Bowo (15303241046)
2. Sari Eka Elpani (15303244002)
3. Nur Hikmah Hidayati (15303244005)
4. Imron Banihabib (15303244006)
5. Gustian Sulchan (15303244007)
6. Salma Nur Mufida (15303244008)

KELOMPOK 6

PENDIDIKAN KIMIA A

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015
PETUNJUK

No. Soal Penyusun


1. BAGIAN I Bowo
2. BAGIAN II Sari Eka Elpani
3. BAGIAN III Nur Hikmah Hidayati
4. BAGIAN IV Imron Banihabib
5. BAGIAN V Gustian Sulchan
6. BAGIAN VI Salma Nur Mufida

Yogyakarta, 1 November 2016

Tim penulis soal


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jalan Colombo Nomor 1, Yogyakarta55281
Telp (0274) 586168 pesawat 217 atau (0274) 565411, Fax (0274) 548203
Laman: fmipa.uny.ac.id E-mail:fmipa@uny.ac.id

SOAL DAN JAWABAN MATERI BAB 6


KESETIMBANGAN FASA

Nama Mata Kuliah : KESETIMBANGAN KIMIA


Prodi/Kelas : Pendidikan Kimia / A
Semester :3
Penyusun : BOWO

BAGIAN I

1. Tekanan uap CO 2 padat adalah 76,7 mmHg pada 170 K dan pada 760 mmHg pada 195 K.
Hitung panas sublimasi CO 2!
Jawaban:
Diketahui : P1 = 76,7 mmHg
P2 = 760 mmHg
T1 = 170 K
T2 = 195 K
Ditanyakan ∆ H sublimasi ?
Jawab:
P1 −∆ H 1 1
ln
P2
=
R (−
T1 T2 )
76,7 mmHg −∆ H 1 1
ln
760 mmHg
=
8,314
J

170 K 195 K ( )
mol K
ln 0,1009=−∆ H x 9,07 x 10−5 mol/ J
−2,296254=−∆ H x 9,07 x 10−5 mol /J
∆ H =25288,0419 J /mol

2. Hitung tekanan uap benzena ( C 6 H 6 ) dalam suatu larutan yang mengandung 10 gram
naftalena ( C 10 H 8 )dalam 100 gram benzena pada 25 ℃ .Tekanan uap benzena murni pada
25 ℃ . adalah 97 mmHg.
Jawaban:
Diketahui : P °C H
6 6
= 97 mmHg
MassaC H = 100 gram
6 6

MrC H = 78 gram/mol
6 6

MassaC H = 10 gram
10 8

MrC H = 128 gram/mol


10 8
Ditanyakan PC 6 H6 ?

Jawab:
10 gram
 Mol C 10 H 8 = = 0,078 mol
128 gram/mol
100 gram
 Mol C 6 H 6 = = 1,282 mol
78 gram/mol
1,282 mol
 XC H = = 0,943
6 6
1,282mol +0,078 mol
 PC H 6 6
= X C H . P °C H
6 6 6 6

= 0,943 . 97 mmHg
= 91,436 mmHg

3. Hitunglah komposisi benzena-toluena dalam larutan yang akan mendidih pada tekanan 1
atm (101,325 kPa) pada 90 ℃ dengan menganggap ideal. Pada 90 ℃ , tekanan uap benzena
dan toluena adalah 136,3 kPa dan 54,1 kPa.
Jawaban:
Diketahui : PTotal = 1 atm = 101,325 kPa
T = 90 ℃ = 363 K
Pbenzena = 136,3 kPa
Ptoluena = 54,1 kPa
Ditanyakan X benzena dan X toluena?
Jawab:
PTotal =X benzena . P benzena + X toluena . Ptoluena
PTotal =X benzena . P benzena + ( 1− X benzena ) . Ptoluena
101,325 kPa= X benzena . 136,3 kPa+ ( 1− X benzena ) . 54,1 kPa
101,325 kPa=136,3 kPa X benzena +54,1 kPa−54,1 kPa X benzena
101,325 kPa−54,1 kPa=136,3 kPa X benzena −54,1 kPa X benzena
47,225 kPa=(136,3 kPa−54,1 kPa) X benzena
47,225 kPa=82,2 kPa X benzena
X benzena=0,575
Dan
X toluena =1−X benzena
X toluena =1−0,575
X toluena =0,425

4. Hitung titik didih dan titik beku dari larutan gula yang mengandung 50 gram gula ( Mr gula =
342 gram/mol) dan 50 gram air . K f = 1,86 dan K b = 0,52.
Jawaban:
Diketahui : MassaGula = 50 gram
Mr gula = 342 gram/mol
Massaair = 50 gram
Kf = 1,86℃ /m
Kb = 0,52℃ /m
Ditanyakan ∆ T b dan ∆ T f ?
Jawab:
 Mencari molalitas gula
MassaGula 1000
m gula = .
Mr gula Massaair
50 gram 1000
m gula = .
Mr 342 gram/mol 50 gram
mgula =2,923 m
 Menghitung ∆ T b
∆ T b=m gula . K b
∆ T b=2,923 m . 0,52℃ /m
∆ T b=1,51996 ℃
 Menghitung ∆ T f
∆ T f =mgula . K f
∆ T f =2,923 m . 1,86℃ /m
∆ T f =5,47 ℃
5. Dua cairan A dan B membentuk suatu larutan ideal. Pada suhu tertentu tekanan A murni 200
mmHg dan B murni 75 mmHg. Jika campuran mengandung 40 % mol A, berapa persen mol A
dalam uapnya.
Jawaban:
Diketahui : P ° A = 200 mmHg
P ° B = 75 mmHg
Mol A = 40 % dari larutan campuran
Ditanyakan % Mol A dalam uapnya?
Jawab:
 Menghitung PTotal
PTotal =X A . P A + X B . PB
PTotal =0,4 . 200 mmHg+0,6 . 75 mmHg
PTotal =80 mmHg+ 45 mmHg
PTotal =120 mmHg

 Menghitung X A
X A . PA
X A=
PTotal
80 mmHg
X A=
120 mmHg
X A =0,64

 Jadi % Mol A dalam uapnya adalah 64 %

&&&&&&&
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jalan Colombo Nomor 1, Yogyakarta55281
Telp (0274) 586168 pesawat 217 atau (0274) 565411, Fax (0274) 548203
Laman: fmipa.uny.ac.id E-mail:fmipa@uny.ac.id

SOAL DAN JAWABAN MATERI BAB 6


KESETIMBANGAN FASA

Nama Mata Kuliah : KESETIMBANGAN KIMIA


Prodi/Kelas : Pendidikan Kimia / A
Semester :3
Penyusun : SARI EKA ELPANI

BAGIAN II

1. Hitung kemiringan dari kurva padat-cair pada diagram fasa cair pada 273,45 K.
∆Hfus = 6,05 kJ mol-1, volume molar air 0,0180 L mol-1 dan volume molar es 0,0196 L
mol-1.

Diketahui :
Tf = 273,45 K
∆Hfus = 6,05 kJ mol-1
V l =0,018 Lmol−1
V s =0,0196 Lmol−1
dP
Ditanyakan : dT

Jawab :
dP Δ H fus
=
dT T f ΔV fus

0,08205 LatmK−1 mol−1


−1
Δ H fus =6050Jmol x
8,314 JK−1 mol−1
=(6050)x9,87x10-3 L atm mol−1

dP (6050) x9,87 x10−3 L atm mol−1


=
dT (273,45K )(0,0180−0,0196) Lmol−1
= - 135,71 atm K-1
2. Data berikut memperlihatkan variasi tekanan uap air sebagai fungsi suhu.
P(mmhg) 33,14 57,46 95,32 151,27 241,36
t/◦c 30 40 50 60 70

Tentukan kalor penguapan air?


Jawab :
Ln P 3,5 4,05 4,56 5,02 5,49
1/T x 103/ K 3,3 3,19 3,1 3 2,91

Kemiringan ln p terhadap 1/T diperoleh -5102 K.


−∆ Hv
Kemiringan =
R
−∆ Hv
-5102 =
R
J
∆ Hv=8,314 x 5102 K
K mol
= 42,4 KJ/mol

3. Tentukan komponen, fasa dan derajad kebebasan sistem berikut :


a. Campuran minyak dan air
b. Larutan NaCl jenuh yang terdapat NaCl (s) dan uap air

Jawab:
a. Komponen = 2, fasa = 2, F = 2
b. C = 3, P = 3, F= 2
4. Perhatikan Sistem A-B cair- cair yang misibel sebagian digambarkan oleh diagram
fasa (P tetap) berikut

a. Jelaskan hubungan antara fasa A-B dan komposisi A-B pada suhu 10 oC
b. Tentukan derajad kebebasan pada titik Q ( 30 C, 25 % B)
o

Jawab:
a. Pada suhu 10 oC, A dan B membentuk 1 fasa pada semua rentang komposisi
artinya pada suhu 10 oC , A dan B larut dengan baik.
b. F = 1
5. Perhatikan gambar berikut :

Bila daerah di bawah kurva adalah daerah 2 fasa, maka jelaskan keadaan titik Y?
Jawab:
Titik Y mempunyai 2 fasa yaitu B dalam A dan C dalam A

&&&&&&&
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jalan Colombo Nomor 1, Yogyakarta55281
Telp (0274) 586168 pesawat 217 atau (0274) 565411, Fax (0274) 548203
Laman: fmipa.uny.ac.id E-mail:fmipa@uny.ac.id

SOAL DAN JAWABAN MATERI BAB 6


KESETIMBANGAN FASA

Nama Mata Kuliah : KESETIMBANGAN KIMIA


Prodi/Kelas : Pendidikan Kimia / A
Semester :3
Penyusun : NUR HIKMAH HIDAYATI

BAGIAN III

1. Titik didih normal pada tekanan 1 atm dari benzena adalah 330 K. Perkiraan tekanan
yang memungkinkan benzena mendidih pada 300 K

Diketahui :
To = 330 K
T = 300 K
Po = 1 atm
∆Hv = 90 J/Kmol x 330 K = 29700 J/mol
Ditanya :
P?
Jawab :
P ∆ Hv 1 1
ln =- ( - )
Po R T ¿
P 29700 1 1
ln =- ( - )
Po 8,314 300 330
29700
= - 8,314 ( 0,00333 – 0,00303 )

8,91
= - 8,314

lnPatm – ln1atm = -1,0717


lnPatm – 0 = -1,0717
P = 0,34
Jadi, tekanan yang memungkinkan benzena mendidih pada 300 K sebesar 0,34 atm
2. Jika 5 mol campuran dengan komposisi XA = 0,25 di daerah satu fasa, diturunkan
suhunya sampai TI , berapa massa dari kedua fasa pada kesetimbangan. Massa molar
A ( H2SO4) 98,079 g/mol dan massa molar B ( NaCl ) 58,44 g/mol. ( Diketahui XA1
dan XA2 masing-masing adalah 0,15 dan 0.9 )

Diketahui :
n = n1 + n2 = 5 mol
n1 = jumlah mol zat pada fasa 1
n2 = jumlah mol zat pada fasa 2
XA = 0,25
MA = 98,079 g/mol
MB = 58,44 g/mol
XA1 = 0,15 mol
XA2 = 0,9 mol

Ditanya :
m1 dan m2 ?

Jawab :
n1 + n2 = 5 mol
n1 Xa 2−Xa
=¿
n2 Xa− Xa1

0,9−0,25 0,65
= = = 6,5 mol
0,25−0,15 0,1

n2 = ( 5 mol- n1 ) mol
n1
= 6,5 mol
5 mol−n1

5 mol x 6,5 mol – 6,5 n1 = n1


32,5 = 7,5 n1
n1 = 4,3
n2 = ( 5 mol – n1 ) mol
= ( 5 mol – 4,3 )
n2 = 0,7 mol

fasa 1 = nA.1 = (0,15 X 4,3 ) mol = 0,645 mol


nB.1 = ( 1-0,15)(4,3)mol = 3,655 mol
mA.1 = 0,645 x 98,079 = 63,26 gram
mB.1 = 3,655 x 58,44 = 213,6 gram
m1 = 63,26 + 213,6 = 276,86 gram
fasa 2 = nA.2 = ( 0,9 X 4,3 ) mol = 3,87 mol
nB.2 = ( 1-0,9 )(4,3)mol = 0,43 mol
mA.2 = 3,78 X 98,079 = 370,74 gram
mB.2 = 0,43 X 58,44 = 25,13 gram
m2 = 370,74 + 25,13 = 395,87 gram

Jadi, massa cairan di fasa 1 adalah 276,86 gram, berkesetimbangan dengan fasa 2
yang bermassa 395,87 gram.

3. Campuran uap dari A dan B yang membentuk larutan ideal dimasukkan ke dalam
suatu silinder yang dilengkapi piston pada suhu tetap, T pada suhu PAO dan PBO
masing-masing adalah 0,5 dan 1,5 atm. Campuran uap tersebut mengandung 60% mol
A. Campuran kemudian dikompresesi secara perlahan-lahan. Hitung tekanan total
yang menyebabkan cairan pertama mulai terkondensasi dan komposisi dari cairan
tersebut.

Diketahui :
PAO = 0,5 atm
O
PB = 1,5 atm
XA,V = 0,6

Ditanya :
P saat uap mulai mencair dan XA,l yang pertama muncul

Jawab :
XA , l PoA
XA,V =
XA , l PoA+ (1−XAl ) PoB

XAl . 0,5
0,6 =
XA , l. 0,5+ ( 1−XAl ) 1,5

0,5 XA ,l
0,6 =
1,5−XA ,l

XA,l = 0,81

Ptotal = ( 1,5 – XA,l ) atm


= ( 1,5 – 0,81 ) atm
= 0,69 atm

Jadi, tekanan total pada saat cairan pertama mulai muncul adalah 0,69 atm dengan
komposisi cairan tersebut XA,l = 0,81

4. Campuran 79,86 g Cu dan 35,07 g Bi dilelehkan dalam krus dan didinginkan


perlahan. Hitung fraksi mol baik Cu dan Fe pada cawan kurs. ( Massa molar Cu =
63,546 g/mol , Bi = 209,0 g/mol )
Diketahui :
mCu = 53,86 gram
mBi = 35,07 gram
MrCu = 63,546 g/mol
MrBi = 209,0 g/mol
Ditanya :
Fraksi mol Cu dan Bi /

Jawab :
53,86 gram
nCu =
63,546 g /mol
= 0,85 mol

35 ,07 gram
nBi =
209,0 g /mol
= 0,17 mol

0,85 gram
XCu =
( 0,85+0,17 ) gram
= 0,83
XBi = 1- 0,83
= 0,17

Jadi, fraksi mol pada Cu sebesar 0,83 sedangkan fraksi mol Bi sebesar 0,17

5. 3 mol aseton dan 2 mol kloroform dicampur pada suhu 35oC. Tekanan uap jenuh
aseton dan kloroform pada suhu tersebut adalah 360 dan 250 torr.
a. Bila larutan tersebut dianggap ideal, hitung tekanan uap larutan tersebut
b. Bila larutan tersebut mempunyai tekanan uap sebesar 280 torr, bagaimanakah
komposisi cairan awal campuran tersebut.

Diketahui :
nA = 3 mol
nB = 2 mol
T = 35OC
PA = 360 torr
PB = 250 torr

Ditanya :
A. Tekanan uap larutan dalam kondisi ideal
B. Komposisi cairan awal campuran saat tekanan uap sebesar 280 torr

Jawab :
A. Tekanan uap larutan dalam kondisi ideal

Xaseton = 3/ 5 = 0,6
Xkloroform = 2/5 = 0,4
Ptotal = Xaseton . Paseton + Xkloroform . Pkloroform
Ptotal = 0,6 x 360 torr + 0,4 x 250 torr = 316 torr

B. Komposisi cairan awal campuran

Ptotal = 280 torr


Ptotal = Xaseton . Paseton + Xkloroform . Pkloroform
Ptotal = Xaseton . 360 + ( 1 – Xaseton ) . 250
280 = 360 Xaseton + 250 – 250 Xaseton
30 = 110 Xaseton
Xaseton = 30 / 110 = 0,273
Xkloroform = 1 – 0,273 = 0,727

&&&&&&&
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jalan Colombo Nomor 1, Yogyakarta55281
Telp (0274) 586168 pesawat 217 atau (0274) 565411, Fax (0274) 548203
Laman: fmipa.uny.ac.id E-mail:fmipa@uny.ac.id

SOAL DAN JAWABAN MATERI BAB 6


KESETIMBANGAN FASA

Nama Mata Kuliah : KESETIMBANGAN KIMIA


Prodi/Kelas : Pendidikan Kimia / A
Semester :3
Penyusun : IMRON BANIHABIB

BAGIAN IV

1. Campuran uap dari zat A dan B yang membentuk larutan ideal dimasukkan ke dalam
suatu tabung yang dilengkapi piston pada suhu tetap (isoterm) pada tekanan P 0A dan
P0B masing-masing adalah 0,75 atm dan 2 atm. Campuran uap tersebut mengandung
40 % mol A. Campuran kemudian dikompresikan secara perlahan-lahan. Hitung
tekanan total yang menyebabkan cairan pertama (A) mulai terkondensasi dan
komposisi dari cairan tersebut!

Diketahui :
P0A = 0,75 atm
P0B = 2 atm
XA, V = 40 % = 0,4

Ditanyakan : P saat uap mulai mencair


XA, l yang pertama muncul
Jawab :
Pada saat uap mulai mencair, komposisi uap sama dengan sebelum mencair, yakni XA, V
= 0,4 karena cairan yang muncul masih sangat sedikit sekali (tak hingga kecilnya).
PA
X A ,V = P=P A +P B
P
o
Pi= X i,ℓ Pi X A + X B=1
o
X A,ℓ . P A
X A ,V = o o
X A , ℓ . P A + X B , ℓ . PB
o
X A,ℓ. PA
X A ,V = o o
X A , ℓ . P A+ ( 1− X A , ℓ ) . P B
X A , ℓ . 0 , 75
0,4=
X A , ℓ . 0 ,75+ ( 1−X A , ℓ ) .2
0 , 75 X A , ℓ
0,4=
0 ,75 X A ,ℓ .+2−2 X A , ℓ
0 ,75 X A , ℓ
0,4=
2−1 ,25 X A , ℓ
0,4 ( 2−1 ,25 X A , ℓ ) =0,75 X A ,ℓ
0,8−0,5 X A ,ℓ =0,75 X A,ℓ
0,8
X A ,ℓ=
1,25
X A ,ℓ=0,64

 P A= X A ,ℓ .P oA

P A=0,64.0,75 atm
P A=0,48 atm
o

PB=( 1−X A , ℓ ) . P B

PB=P oB−X A,ℓ P oB


PB= (2−0,64.2 ) atm
PB= (2−1,28 ) atm
PB=0,72 atm


Ptotal=P A +P B
Ptotal=0,48 atm −0,72 atm
=1,2 atm

Jadi, tekanan total pada saat cairan pertama mulai muncul adalah 1,2 atm dengan

komposisi cairan tersebut adalah


X A ,ℓ=0,64

2. Kerapatan cairan etanol pada 35oC adalah 0,7767 kg dm-3 dan tekanan uap pada
temperatur yang sama yaitu 0,13 atm. Hitunglah tekanan uap etanol sampai pada
tekanan 100 atm.

Diketahui :
Pvap (35oC) = P1 = 0,13 atm
Ptotal = 100 atm
Mr etanol = 46 gram mol-1
etanol = 0,7767 kg dm-3
Ditanyakan :
Tekanan uap etanol pada tekanan total 100 atm (P2)
Jawab :
Untuk menghitung tekanan uap etanol pada tekanan total 100 atm maka dapat
menggunakan persamaan :
P1 V ℓ
ln = ( P −P )
P 2 RT total 1
dimana,
Mr etanol
V ℓ=
ρ etanol
( 46 g mol−1 )( 10-3 kg g -1 )
V ℓ=
0,7767 kg dm -3
V ℓ =59,225 x 10-3 dm 3 mol−1
P 2 59 ,225 x 10-3 dm 3 mol-1
ln = (100−0 ,13)
P 1 ( 0 , 0821 atm dm 3 K-1 mol -1 ) ( 308 K ) atm
P 2 59 , 225 x 10-3 dm 3 mol−1
ln = (100−0 , 13)
P 1 ( 0 , 0821 atm dm 3 K-1 mol -1 ) ( 308 K )
P2
ln =0 , 234
P1
P2
=e0 , 234
0 ,13

P2=0,13.e 0,234 atm


=0,13.1,264 atm
=0,164 atm
Jadi, tekanan uap etanol pada tekanan total 100 atm sebesar 0,164 atm.

3. Kerapatan larutan air dan uap air pada titik didih normal adalah 0,958 dan 5,98 x 10-4 kg
dm-3, dan perubahan dalam entropi penguapan adalah 108,99 JK-1mol-1. Hitunglah
perubahan tekanan untuk perubahan temperatur satu derajat!

Diketahui :
air = l = 0,958 kg dm-3
uap air = v = 5,98 x 10-4kg dm-3
∆S uap = 108,99 JK-1mol-1
∆T = 1 K
Ditanyakan : ∆P
Jawab :
Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

dP ΔP S v −Sℓ ΔS uap
= = =
dT ΔT V v −V ℓ V v −V ℓ
dimana
Mr
V ℓ=

ρℓ

Mr
V v=

ρv

18 x 10-3 kg . mol-1
V ℓ= -3
=18 ,79 x 10-3 dm3 mol-1
0 , 958 kg dm
-3 -1
18 x 10 kg . mol
V v= -4 -3
=30 , 1 dm 3 mol-1
5 ,98 x 10 kg dm
ΔP ΔS uap
=
ΔT V v−V ℓ

ΔP 108,99 J K -1 mol-1
=
ΔT ( 30,1−0,0188 ) dm 3 mol-1
ΔP
=3,6233 J K -1 dm -3
1K
ΔP =3,6233 J K-1 dm -3 ( 1K )
ΔP =3,6233 J dm-3

ΔP=( 3,6233 x 10 3 )( kg m2 s -2 m-3 )


ΔP=( 3,6233 x 10 3 )( kg m s-2 m -2 )
ΔP=3623,3 N m -2
Jadi, perubahan tekanan untuk perubahan temperatur satu derajat adalah 3623,3 Nm-2.

4. Perhatikan gambar diagram fase dari sistem satu komponen berikut!

2 c 374oC, 22 atm
L
1 atm
2
s1
0
V
3
2 1

a
p

Tm Tb
T

Hitunglah jumlah derajat kebebasan pada titik-titik yang berlabel 1, 2, dan 3 !


Jawab :
Aturan fase Gibbs memberikan suatu hubungan antara derajat kebebasan dalam suatu
sistem dengan C komponen dan P fase. Hubungan tersebut adalah :

F=C–P+2
Diagram fasenya adalah sistem satu komponen, yaitu C = 1.
Pada titik 1, P = 1, jadi F = 1 – 1 + 2 = 2
Pada titik 2, P = 2, jadi F = 1 – 2 + 2 = 1
Pada titik 1, P = 3, jadi F = 1 – 3 + 2 = 0
Yaitu pada titik 1 adalah bivarian, titik 2 adalah univarian, dan titik 3 adalah invarian dan
disebut titik Tripel.

5. Perhatikan diagram fase cair-cair di bawah ini !

Satu fase

TC
c'
T

dua
fase
a c b

0 1
xB
Diketahui 25 g A dan 60 g B dicampur pada 25oC, dan pada temperatur ini sistem
membentuk dua fase. Bila berat B pada fase I 15 % dan pada fase II 80 %, hitung
massa tiap fase dalam kesetimbangan !
Diketahui :
Massa zat A = 25 g
Massa zat B = 60 9
(% berat B)1 = 15 %
(% berat B)2 = 80 %
Ditanyakan : massa tiap fase dalam kesetimbangan (m1 dan m2)
Jawab :
Komposisi relatif dari dua fasa diberikan oleh aturan Lever, yaitu :
m1 cb ( % berat dari B )2 −( % berat B ) AB
= =
m2 ca ( % berat B ) AB−( % berat B )1

60 g
( % berat B ) AB= =0 , 706=70 , 6 %
25 g+60 g

m1 +m 2 =25+60=85 g
m1 80−70 , 6 9,4
= = =0 ,169
m2 70 ,6−15 55 , 6
m1=0 ,169 m2

0,169 m2 +m2=25+60=85 g
1,169 m2 =85g
85
m2= g=72,79g
1,169

m1=85g−m2
=85 g−72,79g
=12,21 g

Catatan :

(% berat B)AB berarti % berat B dalam jumlah total A dan B.

(% berat B)1 berarti % berat B pada fasa 1

(% berat B)2 berarti % berat B pada fasa 2

Jadi,

Masa A dan B dalam fasa 1 adalah 12,21 gram

Masa A dan B dalam fasa 2 adalah 72,79 gram

&&&&&&&
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jalan Colombo Nomor 1, Yogyakarta55281
Telp (0274) 586168 pesawat 217 atau (0274) 565411, Fax (0274) 548203
Laman: fmipa.uny.ac.id E-mail:fmipa@uny.ac.id

SOAL DAN JAWABAN MATERI BAB 6


KESETIMBANGAN FASA

Nama Mata Kuliah : KESETIMBANGAN KIMIA


Prodi/Kelas : Pendidikan Kimia / A
Semester :3
Penyusun : GUSTIAN SULCHAN

BAGIAN V

1. Dalam rumus f = C – P + 2, angka 2 menunjukkan apa ?


Jawab :
Pada sistem dan komponen suhu dan tekanan adalah konstan, yang mempunyai derajat
kebebasan maksimum 2 dan menyatakan tekanan yang konstan pada antar permukaan
tiap fasa.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jalan Colombo Nomor 1, Yogyakarta55281
Telp (0274) 586168 pesawat 217 atau (0274) 565411, Fax (0274) 548203
Laman: fmipa.uny.ac.id E-mail:fmipa@uny.ac.id

SOAL DAN JAWABAN MATERI BAB 6


KESETIMBANGAN FASA

Nama Mata Kuliah : KESETIMBANGAN KIMIA


Prodi/Kelas : Pendidikan Kimia / A
Semester :3
Penyusun : SALMA NUR MUFIDA

BAGIAN VI

1. Perhatikan gambar berikut :

Uap air + uap kloroform

Kloroform dalam air

Air dalam kloroform

Pada gambar di atas diperlihatkan sistem yang terdiri dari dua larutan yakni
kloroform dalam air dan air dalam kloroform yang berkesetimbangan dengan fasa
uapnya pada 330 K dan 59,3 kPa. Tentukan derajat kebebasan dari sistem tersebut !

Diketahui :
C = 1 (komponen air dan kloroform yang tidak saling bereaksi)
P=3
Ditanyakan :
Derajat kebebasan
Jawab :
f=C–P+2
=2–3+2
=1
Jadi, sistem mempunyai satu derajat kebebasan/univarian. Jadi, jika suhu sudah
dinyatakan, maka tekanan dan komposisi dari semua fasa sudah tertentu nilainya.

2. Titik didih normal pada P= 1 atm toluena adalah 383,15 K. Perkirakan tekanan yang
memungkinkan toluena mendidih pada 360 K.
Diketahui
Toluena To = 383, 15 K
T =360 K
ΔHv = (90 J/Kmol) To
Titik didih normal adalah titik didih pada tekanan 1 atm. Maka P o = 1 atm
Ditanya P??
Jawab

ΔHv = (90 J/Kmol)(383,15K)


= 34483,5 J/mol

ln P 1 1
=¿ - ΔHv/R ( − )
Po T ¿

P atm −34483,5 J /mol 1 1


ln
1 atm
= ( −
8,314 J / Kmol 360 K 383 ,15 K )
Ln P = -0,746
P = 0, 474

3. Hitung kemiringan dari kurva padat = cair pada diagram fasa air pada 325,25K.
ΔHfus=8,02 kj/mol,volume molar air 0.0180 L/mol dan volume molar es =0,0196
L/mol. Berikan arti fisik dari kemiringan tersebut!

Diketahui :
Untuk air Tf= 325,25K
ΔHfus=8,02 kj/mol
V1 = 0.0180 L/mol
V2 =,0196 L/mol

Ditanya : dP/dT = ?
Jawab:
dP ∆ H fus
=
dT Tf ∆V fus

0,08205l atm /Kmol


∆ H fus=8020 J /mol
8,314 J /Kmol

¿ ( 8020 ) x 9,87 x 10−3 Latm /mol

dP ( 8020 ) x 9,87 x 10−3 L atm/mol


=
dT ( 325,25 K ) ( 0,0180−0.0196 ) L/mol
¿−150 ,72
4. Bagaimana cara yang praktis untuk menetukan jumlah komponen dalam suatu
sistem?
Jawab :
Cara yang praktis untuk menetukan jumlah komponen dalam suatu sistem adalah
dengan menentukan jumlah total spesi kimia dalam sistem dikurangi dengan jumlah
reaksi-reaksi kesetimbangan yang berbeda yang dapat terjadi antara zat-zat yang
ada dalam sistem tersebut.

5. Tekanan uap eter murni (Mr= 74) adalah 442 mmHg pada 293 K. Jika 3 gram
senyawa A dilarutkan ke dalam 50 gram eter pada temperatur ini tekanan uap
menjadi 426 mmHg. Hitung massa molekul relatif senyawa A !

Diketahui:
Eter Mr = 74
Tekanan uap awal = 442 mmHg
T = 293 K
Massa = 3 gram
Tekanan uap akhir = 426 mmHg

Ditanya : Mr senyawa A

Jawab :
50 gram
mol eter= =0,675
74 gram/mol−1
3
mol zat A= mol
Mr

3
mol
Mr
XA=
3
0 , 675 mol+ mol
Mr

∆ P=442 mmHg−426 mmHg = 16 mmHg

∆ P=XA . P eter
3
mol
Mr
16 mmHg= .442 mmHg
3
0 , 675 mol+ mol
Mr

Mr=121
&&&&&&&

Anda mungkin juga menyukai