KESETIMBANGAN KIMIA
MATERI BAB 6
KESETIMBANGAN FASA
Disusun Oleh :
1. Bowo (15303241046)
2. Sari Eka Elpani (15303244002)
3. Nur Hikmah Hidayati (15303244005)
4. Imron Banihabib (15303244006)
5. Gustian Sulchan (15303244007)
6. Salma Nur Mufida (15303244008)
KELOMPOK 6
PENDIDIKAN KIMIA A
2015
PETUNJUK
BAGIAN I
1. Tekanan uap CO 2 padat adalah 76,7 mmHg pada 170 K dan pada 760 mmHg pada 195 K.
Hitung panas sublimasi CO 2!
Jawaban:
Diketahui : P1 = 76,7 mmHg
P2 = 760 mmHg
T1 = 170 K
T2 = 195 K
Ditanyakan ∆ H sublimasi ?
Jawab:
P1 −∆ H 1 1
ln
P2
=
R (−
T1 T2 )
76,7 mmHg −∆ H 1 1
ln
760 mmHg
=
8,314
J
−
170 K 195 K ( )
mol K
ln 0,1009=−∆ H x 9,07 x 10−5 mol/ J
−2,296254=−∆ H x 9,07 x 10−5 mol /J
∆ H =25288,0419 J /mol
2. Hitung tekanan uap benzena ( C 6 H 6 ) dalam suatu larutan yang mengandung 10 gram
naftalena ( C 10 H 8 )dalam 100 gram benzena pada 25 ℃ .Tekanan uap benzena murni pada
25 ℃ . adalah 97 mmHg.
Jawaban:
Diketahui : P °C H
6 6
= 97 mmHg
MassaC H = 100 gram
6 6
MrC H = 78 gram/mol
6 6
MassaC H = 10 gram
10 8
Jawab:
10 gram
Mol C 10 H 8 = = 0,078 mol
128 gram/mol
100 gram
Mol C 6 H 6 = = 1,282 mol
78 gram/mol
1,282 mol
XC H = = 0,943
6 6
1,282mol +0,078 mol
PC H 6 6
= X C H . P °C H
6 6 6 6
= 0,943 . 97 mmHg
= 91,436 mmHg
3. Hitunglah komposisi benzena-toluena dalam larutan yang akan mendidih pada tekanan 1
atm (101,325 kPa) pada 90 ℃ dengan menganggap ideal. Pada 90 ℃ , tekanan uap benzena
dan toluena adalah 136,3 kPa dan 54,1 kPa.
Jawaban:
Diketahui : PTotal = 1 atm = 101,325 kPa
T = 90 ℃ = 363 K
Pbenzena = 136,3 kPa
Ptoluena = 54,1 kPa
Ditanyakan X benzena dan X toluena?
Jawab:
PTotal =X benzena . P benzena + X toluena . Ptoluena
PTotal =X benzena . P benzena + ( 1− X benzena ) . Ptoluena
101,325 kPa= X benzena . 136,3 kPa+ ( 1− X benzena ) . 54,1 kPa
101,325 kPa=136,3 kPa X benzena +54,1 kPa−54,1 kPa X benzena
101,325 kPa−54,1 kPa=136,3 kPa X benzena −54,1 kPa X benzena
47,225 kPa=(136,3 kPa−54,1 kPa) X benzena
47,225 kPa=82,2 kPa X benzena
X benzena=0,575
Dan
X toluena =1−X benzena
X toluena =1−0,575
X toluena =0,425
4. Hitung titik didih dan titik beku dari larutan gula yang mengandung 50 gram gula ( Mr gula =
342 gram/mol) dan 50 gram air . K f = 1,86 dan K b = 0,52.
Jawaban:
Diketahui : MassaGula = 50 gram
Mr gula = 342 gram/mol
Massaair = 50 gram
Kf = 1,86℃ /m
Kb = 0,52℃ /m
Ditanyakan ∆ T b dan ∆ T f ?
Jawab:
Mencari molalitas gula
MassaGula 1000
m gula = .
Mr gula Massaair
50 gram 1000
m gula = .
Mr 342 gram/mol 50 gram
mgula =2,923 m
Menghitung ∆ T b
∆ T b=m gula . K b
∆ T b=2,923 m . 0,52℃ /m
∆ T b=1,51996 ℃
Menghitung ∆ T f
∆ T f =mgula . K f
∆ T f =2,923 m . 1,86℃ /m
∆ T f =5,47 ℃
5. Dua cairan A dan B membentuk suatu larutan ideal. Pada suhu tertentu tekanan A murni 200
mmHg dan B murni 75 mmHg. Jika campuran mengandung 40 % mol A, berapa persen mol A
dalam uapnya.
Jawaban:
Diketahui : P ° A = 200 mmHg
P ° B = 75 mmHg
Mol A = 40 % dari larutan campuran
Ditanyakan % Mol A dalam uapnya?
Jawab:
Menghitung PTotal
PTotal =X A . P A + X B . PB
PTotal =0,4 . 200 mmHg+0,6 . 75 mmHg
PTotal =80 mmHg+ 45 mmHg
PTotal =120 mmHg
Menghitung X A
X A . PA
X A=
PTotal
80 mmHg
X A=
120 mmHg
X A =0,64
&&&&&&&
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jalan Colombo Nomor 1, Yogyakarta55281
Telp (0274) 586168 pesawat 217 atau (0274) 565411, Fax (0274) 548203
Laman: fmipa.uny.ac.id E-mail:fmipa@uny.ac.id
BAGIAN II
1. Hitung kemiringan dari kurva padat-cair pada diagram fasa cair pada 273,45 K.
∆Hfus = 6,05 kJ mol-1, volume molar air 0,0180 L mol-1 dan volume molar es 0,0196 L
mol-1.
Diketahui :
Tf = 273,45 K
∆Hfus = 6,05 kJ mol-1
V l =0,018 Lmol−1
V s =0,0196 Lmol−1
dP
Ditanyakan : dT
Jawab :
dP Δ H fus
=
dT T f ΔV fus
Jawab:
a. Komponen = 2, fasa = 2, F = 2
b. C = 3, P = 3, F= 2
4. Perhatikan Sistem A-B cair- cair yang misibel sebagian digambarkan oleh diagram
fasa (P tetap) berikut
a. Jelaskan hubungan antara fasa A-B dan komposisi A-B pada suhu 10 oC
b. Tentukan derajad kebebasan pada titik Q ( 30 C, 25 % B)
o
Jawab:
a. Pada suhu 10 oC, A dan B membentuk 1 fasa pada semua rentang komposisi
artinya pada suhu 10 oC , A dan B larut dengan baik.
b. F = 1
5. Perhatikan gambar berikut :
Bila daerah di bawah kurva adalah daerah 2 fasa, maka jelaskan keadaan titik Y?
Jawab:
Titik Y mempunyai 2 fasa yaitu B dalam A dan C dalam A
&&&&&&&
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jalan Colombo Nomor 1, Yogyakarta55281
Telp (0274) 586168 pesawat 217 atau (0274) 565411, Fax (0274) 548203
Laman: fmipa.uny.ac.id E-mail:fmipa@uny.ac.id
BAGIAN III
1. Titik didih normal pada tekanan 1 atm dari benzena adalah 330 K. Perkiraan tekanan
yang memungkinkan benzena mendidih pada 300 K
Diketahui :
To = 330 K
T = 300 K
Po = 1 atm
∆Hv = 90 J/Kmol x 330 K = 29700 J/mol
Ditanya :
P?
Jawab :
P ∆ Hv 1 1
ln =- ( - )
Po R T ¿
P 29700 1 1
ln =- ( - )
Po 8,314 300 330
29700
= - 8,314 ( 0,00333 – 0,00303 )
8,91
= - 8,314
Diketahui :
n = n1 + n2 = 5 mol
n1 = jumlah mol zat pada fasa 1
n2 = jumlah mol zat pada fasa 2
XA = 0,25
MA = 98,079 g/mol
MB = 58,44 g/mol
XA1 = 0,15 mol
XA2 = 0,9 mol
Ditanya :
m1 dan m2 ?
Jawab :
n1 + n2 = 5 mol
n1 Xa 2−Xa
=¿
n2 Xa− Xa1
0,9−0,25 0,65
= = = 6,5 mol
0,25−0,15 0,1
n2 = ( 5 mol- n1 ) mol
n1
= 6,5 mol
5 mol−n1
Jadi, massa cairan di fasa 1 adalah 276,86 gram, berkesetimbangan dengan fasa 2
yang bermassa 395,87 gram.
3. Campuran uap dari A dan B yang membentuk larutan ideal dimasukkan ke dalam
suatu silinder yang dilengkapi piston pada suhu tetap, T pada suhu PAO dan PBO
masing-masing adalah 0,5 dan 1,5 atm. Campuran uap tersebut mengandung 60% mol
A. Campuran kemudian dikompresesi secara perlahan-lahan. Hitung tekanan total
yang menyebabkan cairan pertama mulai terkondensasi dan komposisi dari cairan
tersebut.
Diketahui :
PAO = 0,5 atm
O
PB = 1,5 atm
XA,V = 0,6
Ditanya :
P saat uap mulai mencair dan XA,l yang pertama muncul
Jawab :
XA , l PoA
XA,V =
XA , l PoA+ (1−XAl ) PoB
XAl . 0,5
0,6 =
XA , l. 0,5+ ( 1−XAl ) 1,5
0,5 XA ,l
0,6 =
1,5−XA ,l
XA,l = 0,81
Jadi, tekanan total pada saat cairan pertama mulai muncul adalah 0,69 atm dengan
komposisi cairan tersebut XA,l = 0,81
Jawab :
53,86 gram
nCu =
63,546 g /mol
= 0,85 mol
35 ,07 gram
nBi =
209,0 g /mol
= 0,17 mol
0,85 gram
XCu =
( 0,85+0,17 ) gram
= 0,83
XBi = 1- 0,83
= 0,17
Jadi, fraksi mol pada Cu sebesar 0,83 sedangkan fraksi mol Bi sebesar 0,17
5. 3 mol aseton dan 2 mol kloroform dicampur pada suhu 35oC. Tekanan uap jenuh
aseton dan kloroform pada suhu tersebut adalah 360 dan 250 torr.
a. Bila larutan tersebut dianggap ideal, hitung tekanan uap larutan tersebut
b. Bila larutan tersebut mempunyai tekanan uap sebesar 280 torr, bagaimanakah
komposisi cairan awal campuran tersebut.
Diketahui :
nA = 3 mol
nB = 2 mol
T = 35OC
PA = 360 torr
PB = 250 torr
Ditanya :
A. Tekanan uap larutan dalam kondisi ideal
B. Komposisi cairan awal campuran saat tekanan uap sebesar 280 torr
Jawab :
A. Tekanan uap larutan dalam kondisi ideal
Xaseton = 3/ 5 = 0,6
Xkloroform = 2/5 = 0,4
Ptotal = Xaseton . Paseton + Xkloroform . Pkloroform
Ptotal = 0,6 x 360 torr + 0,4 x 250 torr = 316 torr
&&&&&&&
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jalan Colombo Nomor 1, Yogyakarta55281
Telp (0274) 586168 pesawat 217 atau (0274) 565411, Fax (0274) 548203
Laman: fmipa.uny.ac.id E-mail:fmipa@uny.ac.id
BAGIAN IV
1. Campuran uap dari zat A dan B yang membentuk larutan ideal dimasukkan ke dalam
suatu tabung yang dilengkapi piston pada suhu tetap (isoterm) pada tekanan P 0A dan
P0B masing-masing adalah 0,75 atm dan 2 atm. Campuran uap tersebut mengandung
40 % mol A. Campuran kemudian dikompresikan secara perlahan-lahan. Hitung
tekanan total yang menyebabkan cairan pertama (A) mulai terkondensasi dan
komposisi dari cairan tersebut!
Diketahui :
P0A = 0,75 atm
P0B = 2 atm
XA, V = 40 % = 0,4
P A= X A ,ℓ .P oA
P A=0,64.0,75 atm
P A=0,48 atm
o
PB=( 1−X A , ℓ ) . P B
Ptotal=P A +P B
Ptotal=0,48 atm −0,72 atm
=1,2 atm
Jadi, tekanan total pada saat cairan pertama mulai muncul adalah 1,2 atm dengan
2. Kerapatan cairan etanol pada 35oC adalah 0,7767 kg dm-3 dan tekanan uap pada
temperatur yang sama yaitu 0,13 atm. Hitunglah tekanan uap etanol sampai pada
tekanan 100 atm.
Diketahui :
Pvap (35oC) = P1 = 0,13 atm
Ptotal = 100 atm
Mr etanol = 46 gram mol-1
etanol = 0,7767 kg dm-3
Ditanyakan :
Tekanan uap etanol pada tekanan total 100 atm (P2)
Jawab :
Untuk menghitung tekanan uap etanol pada tekanan total 100 atm maka dapat
menggunakan persamaan :
P1 V ℓ
ln = ( P −P )
P 2 RT total 1
dimana,
Mr etanol
V ℓ=
ρ etanol
( 46 g mol−1 )( 10-3 kg g -1 )
V ℓ=
0,7767 kg dm -3
V ℓ =59,225 x 10-3 dm 3 mol−1
P 2 59 ,225 x 10-3 dm 3 mol-1
ln = (100−0 ,13)
P 1 ( 0 , 0821 atm dm 3 K-1 mol -1 ) ( 308 K ) atm
P 2 59 , 225 x 10-3 dm 3 mol−1
ln = (100−0 , 13)
P 1 ( 0 , 0821 atm dm 3 K-1 mol -1 ) ( 308 K )
P2
ln =0 , 234
P1
P2
=e0 , 234
0 ,13
3. Kerapatan larutan air dan uap air pada titik didih normal adalah 0,958 dan 5,98 x 10-4 kg
dm-3, dan perubahan dalam entropi penguapan adalah 108,99 JK-1mol-1. Hitunglah
perubahan tekanan untuk perubahan temperatur satu derajat!
Diketahui :
air = l = 0,958 kg dm-3
uap air = v = 5,98 x 10-4kg dm-3
∆S uap = 108,99 JK-1mol-1
∆T = 1 K
Ditanyakan : ∆P
Jawab :
Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
dP ΔP S v −Sℓ ΔS uap
= = =
dT ΔT V v −V ℓ V v −V ℓ
dimana
Mr
V ℓ=
ρℓ
Mr
V v=
ρv
18 x 10-3 kg . mol-1
V ℓ= -3
=18 ,79 x 10-3 dm3 mol-1
0 , 958 kg dm
-3 -1
18 x 10 kg . mol
V v= -4 -3
=30 , 1 dm 3 mol-1
5 ,98 x 10 kg dm
ΔP ΔS uap
=
ΔT V v−V ℓ
ΔP 108,99 J K -1 mol-1
=
ΔT ( 30,1−0,0188 ) dm 3 mol-1
ΔP
=3,6233 J K -1 dm -3
1K
ΔP =3,6233 J K-1 dm -3 ( 1K )
ΔP =3,6233 J dm-3
2 c 374oC, 22 atm
L
1 atm
2
s1
0
V
3
2 1
a
p
Tm Tb
T
F=C–P+2
Diagram fasenya adalah sistem satu komponen, yaitu C = 1.
Pada titik 1, P = 1, jadi F = 1 – 1 + 2 = 2
Pada titik 2, P = 2, jadi F = 1 – 2 + 2 = 1
Pada titik 1, P = 3, jadi F = 1 – 3 + 2 = 0
Yaitu pada titik 1 adalah bivarian, titik 2 adalah univarian, dan titik 3 adalah invarian dan
disebut titik Tripel.
Satu fase
TC
c'
T
dua
fase
a c b
0 1
xB
Diketahui 25 g A dan 60 g B dicampur pada 25oC, dan pada temperatur ini sistem
membentuk dua fase. Bila berat B pada fase I 15 % dan pada fase II 80 %, hitung
massa tiap fase dalam kesetimbangan !
Diketahui :
Massa zat A = 25 g
Massa zat B = 60 9
(% berat B)1 = 15 %
(% berat B)2 = 80 %
Ditanyakan : massa tiap fase dalam kesetimbangan (m1 dan m2)
Jawab :
Komposisi relatif dari dua fasa diberikan oleh aturan Lever, yaitu :
m1 cb ( % berat dari B )2 −( % berat B ) AB
= =
m2 ca ( % berat B ) AB−( % berat B )1
60 g
( % berat B ) AB= =0 , 706=70 , 6 %
25 g+60 g
m1 +m 2 =25+60=85 g
m1 80−70 , 6 9,4
= = =0 ,169
m2 70 ,6−15 55 , 6
m1=0 ,169 m2
0,169 m2 +m2=25+60=85 g
1,169 m2 =85g
85
m2= g=72,79g
1,169
m1=85g−m2
=85 g−72,79g
=12,21 g
Catatan :
Jadi,
&&&&&&&
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jalan Colombo Nomor 1, Yogyakarta55281
Telp (0274) 586168 pesawat 217 atau (0274) 565411, Fax (0274) 548203
Laman: fmipa.uny.ac.id E-mail:fmipa@uny.ac.id
BAGIAN V
BAGIAN VI
Pada gambar di atas diperlihatkan sistem yang terdiri dari dua larutan yakni
kloroform dalam air dan air dalam kloroform yang berkesetimbangan dengan fasa
uapnya pada 330 K dan 59,3 kPa. Tentukan derajat kebebasan dari sistem tersebut !
Diketahui :
C = 1 (komponen air dan kloroform yang tidak saling bereaksi)
P=3
Ditanyakan :
Derajat kebebasan
Jawab :
f=C–P+2
=2–3+2
=1
Jadi, sistem mempunyai satu derajat kebebasan/univarian. Jadi, jika suhu sudah
dinyatakan, maka tekanan dan komposisi dari semua fasa sudah tertentu nilainya.
2. Titik didih normal pada P= 1 atm toluena adalah 383,15 K. Perkirakan tekanan yang
memungkinkan toluena mendidih pada 360 K.
Diketahui
Toluena To = 383, 15 K
T =360 K
ΔHv = (90 J/Kmol) To
Titik didih normal adalah titik didih pada tekanan 1 atm. Maka P o = 1 atm
Ditanya P??
Jawab
ln P 1 1
=¿ - ΔHv/R ( − )
Po T ¿
3. Hitung kemiringan dari kurva padat = cair pada diagram fasa air pada 325,25K.
ΔHfus=8,02 kj/mol,volume molar air 0.0180 L/mol dan volume molar es =0,0196
L/mol. Berikan arti fisik dari kemiringan tersebut!
Diketahui :
Untuk air Tf= 325,25K
ΔHfus=8,02 kj/mol
V1 = 0.0180 L/mol
V2 =,0196 L/mol
Ditanya : dP/dT = ?
Jawab:
dP ∆ H fus
=
dT Tf ∆V fus
5. Tekanan uap eter murni (Mr= 74) adalah 442 mmHg pada 293 K. Jika 3 gram
senyawa A dilarutkan ke dalam 50 gram eter pada temperatur ini tekanan uap
menjadi 426 mmHg. Hitung massa molekul relatif senyawa A !
Diketahui:
Eter Mr = 74
Tekanan uap awal = 442 mmHg
T = 293 K
Massa = 3 gram
Tekanan uap akhir = 426 mmHg
Ditanya : Mr senyawa A
Jawab :
50 gram
mol eter= =0,675
74 gram/mol−1
3
mol zat A= mol
Mr
3
mol
Mr
XA=
3
0 , 675 mol+ mol
Mr
∆ P=XA . P eter
3
mol
Mr
16 mmHg= .442 mmHg
3
0 , 675 mol+ mol
Mr
Mr=121
&&&&&&&