Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA FISIK


KEKENTALAN DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Siti Uliah (1706103040023)

2. Retno Wulandari (1706103040050)

3. Putrid Nais Neyah (1706103040047)

4. Humaira (1706103040038)

5. Haekal Wahyudi (1706103040056)

6. Dhea Ulhaq (1706103040063)

LABORATORIUM PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


2019

KEKENTALAN DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN


HARI/TANGGAL: SENIN/14 OKTOBER 2019

I. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Menyelidiki angka kental relatif suatu zat cair dengan cara menggunakan air
sebagai pebanding.
2. Untuk menentukan tenaga pengaktifan zat cair menggunakan cara Ostwald.

II. Alat dan Bahan


II.1 Alat
Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pignometer,
timbangan analitik, pipet tetes, gelas kimia, corong kaca, stopwatch,
viscometer, bola hisap, mistar, dan gelas ukur.

II.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquades (H 2O),
etanol (C2H5OH), dan aseton (C3H6O).
III. Prosedur Kerja
III.1. Menentukan Berat Jenis H2O, C2H5OH, dan C3H6O
3.1.1 Menentukan berat Jenis H2O

5 mL H2O

Dimasukkan kedalam pignometer yang telah ditimbang massa


awalnya
Ditimbang massa pignometer yang telah diisi H2O

Dicatat massanya

Ditentukan massa air dengan menghitung selisih antara


pignometer berisi H2O dengan pignometer kosong

Ditentukan berat jenis dari H2O dengan membagi massa H2O


dengan volume H2O
3.1.2. Menentukan berat Jenis C2H5OH

5 mL C2H5OH

Dimasukkan kedalam pignometer yang telah ditimbang massa


awalnya
Ditimbang massa pignometer yang telah diisi C2H5OH

Dicatat massanya

Ditentukan massa air dengan menghitung selisih antara


pignometer berisi C2H5OH dengan pignometer kosong

Ditentukan berat jenis dari C2H5OH dengan membagi massa


C2H5OH dengan volume C2H5OH
3.1.3. Menentukan berat Jenis C3H6O

5 mL C3H6O

Dimasukkan kedalam pignometer yang telah ditimbang massa


awalnya
Ditimbang massa pignometer yang telah diisi C3H6O

Dicatat massanya

Ditentukan massa air dengan menghitung selisih antara


pignometer berisi C3H6O dengan pignometer kosong

Ditentukan berat jenis dari C6H6O dengan membagi massa


C6H6O dengan volume C6H6O
3.2. Menentukan kekentalan menggunakan cara Oswald
3.2.1. Menentukan kekentalan H2O

H2O

Dimasukkan kedalam viskometer melalui pipa a sampai


Ruang r terisi penuh

Ditutup ujung pipa b dengan bola hisap

Dihisap H2O melalui pipa b sampai naik melewati garis m

Dibiarkan H2O turun sampai garis n

Dicatat waktu yang dibutuhkan H2O untuk mengalir dari garis m


ke n

Dilakukan pengulangan data percobaan sampai tiga kali

3.2.2. Menentukan kekentalan C2H5OH

C2H5OH

Dimasukkan kedalam viskometer melalui pipa a sampai


Ruang r terisi penuh

Ditutup ujung pipa b dengan bola hisap

Dihisap C2H5OH melalui pipa b sampai naik melewati garis m

Dibiarkan C2H5OH turun sampai garis n

Dicatat waktu yang dibutuhkan C2H5OH untuk mengalir dari garis m


ke n

Dilakukan pengulangan data percobaan sampai tiga kali


3.2.3. Menentukan kekentalan C3H6O

C3H6O

Dimasukkan kedalam viskometer melalui pipa a sampai


Ruang r terisi penuh

Ditutup ujung pipa b dengan bola hisap

Dihisap C3H6O melalui pipa b sampai naik melewati garis m

Dibiarkan C3H6O turun sampai garis n

Dicatat waktu yang dibutuhkan C3H6O untuk mengalir dari garis


m ke n

Dilakukan pengulangan data percobaan sampai tiga kali

IV. Hasil Pengamatan


IV.1. Sebelum perlakuan
Nama Bahan Bentuk Warna
H2O Cair Tidak berwarna
C2H5OH Cair Tidak berwarna
C3H6O Cair Tidak berwarna

4.2. Setelah Perlakuan


No Waktu Alir (t)
. H2O C2H5OH C3H6O
1. 4,78 s 5,17 s 3,58 s
2. 4,67 s 5,16 s 3,64 s
3. 4,65 s 5,16 s 3,67 s
4. 4,62 s 5,23 s 3,72 s
5. 4,68 s 5,15 s 3,67 s
4.3. Perhitungan
4.3.1. Penentuan Massa Jenis
1. Massa jenis H2O

Diketahui :

m piknometer = 14,296 g

m piknometer + H2O = 20,530 g

volume piknometer = 5 mL

Ditanya :

ρ H2O =...?

Peyelesaian :

m H2O = (m piknometer + m H2O) – m piknometer

= 20,530 g – 14,296 g

= 6,234 g

m H 2O
ρ H2O =
V H 2O

6,234 g
=
5 mL

= 1, 2468 g/mL

2. Massa jenis C2H5OH

Diketahui :

m piknometer = 14,296 g

m piknometer + C2H5OH = 19,586 g


volume piknometer = 5 mL

Ditanya :

ρ C2H5OH =...?

Peyelesaian :

m C2H5OH = (m piknometer + m C2H5OH) – m piknometer

= 19,586 g – 14,296 g

= 5,29 g

mC 2 H 5 OH
ρ C2H5OH =
V C 2 H 5OH

5,29 g
=
5 mL

= 1,058 g/mL

3. Massa jenis C3H6O

Diketahui :

m piknometer = 14,296 g

m piknometer + C3H6O = 19,336 g

volume piknometer = 5 mL

Ditanya :

ρ C3H6O =...?

Peyelesaian :

m C3H6O = (m piknometer + m C3H6O) – m piknometer


= 19,336 g – 14,296 g

= 5,04 g

mC 3 H 6 O
ρ C3H6O =
V C3 H 6O

5,04 g
=
5 mL

= 1,008 g/mL

4.3.2 Penentuan Waktu Rata-rata


1. Waktu rata-rata H2O (t Pembanding)

Diketahui :

t1 = 4,78 s

t2 = 4,67 s

t3 = 4,65 s

t4 = 4,62 s

t5 = 4,68 s

Ditanya :

tp H2O =..?

Penyelesaian :

t 1+ t 2+t 3+t 4+ t 5
tp H2O = n

4,78+4,67 +4,65+ 4,62+4,68


=
5

= 4,68 s
2. Waktu rata-rata C2H5OH

Diketahui :

t1 = 5,17 s

t2 = 5,16 s

t3 = 5,16 s

t4 = 5,23 s

t5 = 5,16 s

Ditanya :

trata-rata C2H5OH =...?

t 1+ t 2+t 3+t 4+ t 5
trata-rata C2H5OH =
n

5,17+ 5,16+5,16+5,23+5,15
=
5

= 5,174 s

3. Waktu rata-rata C3H6O

Diketahui :

t1 = 3,58 s

t2 = 3,64 s

t3 = 3,67 s

t4 = 3,72 s
t5 = 3,67 s

Ditanya :

trata-rata C3H6O =...?

t 1+ t 2+t 3+t 4+ t 5
trata-rata C3H6O = n

3,58+ 3,64+3,67+3,72+3,67
=
5

= 3,656 s

4.4.3. Penentuan Kekentalan


1. Kekentalan C2H5OH

Diketahui :

tx = ts = 25,87 s
ta = tp = 23,4 s
ρ C2H5OH = 1,058 g/mL
ρ air = 1,247 g/mL
maka,
ηC 2 H 5 OH t x ρx
=
ηa t a ρa
ηC 2 H 5 OH 5,174 s ×1,058 g/mL
=
0,8100 4,68 s ×1,247 g/ mL
4,434
ηC 2 H 5 OH =
5,836
ηC 2 H 5 OH =0,769

2. Kekentalan C3H6O

Diketahui :
tx = ts = 3,656 s
ta = tp = 4,68 s
ρ C3H6O = 1,008 g/mL
ρ air = 1,247 g/mL
maka,
ηC 3 H 6 O t x ρ x
=
ηa t a ρa
ηC 3 H 6 O 3,656 s ×1,008 g /mL
=
0,8100 4,68 s × 1,247 g /mL
2,985
ηC 3 H 6 O =
5,836
ηC 3 H 6 O =0,512

4.4.4. Penentuan Kecepatan Maksimum


1. Kecepatan maksimum H2O

h = 3,5 cm = 3,5 ×10-2 m


t = 4,68 s
maka,
h
V maks=
t
3,5 ×10−2 m
V maks=
4,68 s
−3
V maks =7,4 × 10 m/ s

2. Kecepatan maksimum C2H5OH

h = 3,5 cm = 3,5 ×10-2 m


t = 5,17 s
maka,
h
V maks=
t
−2
3,5 ×10 m
V maks=
5,17 s
−3
V maks =6,7 × 10 m/ s

3. Kecepatan maksimum C3H6O

h = 3,5 cm = 3,5 ×10-2 m


t = 3,66 s
maka,
h
V maks=
t
3,5 ×10−2 m
V maks=
3,66 s
V maks=9,5× 10−3 m/ s

V. Pembahasan
Percobaan kekentalan dan tenaga pengaktifan bertujuan untuk mengamati angka
kental relatif suatu zat cair dengan air sebagai zat pembanding. Setiap zat cair
memiliki sifat kental dan koefisein kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan
(viskositas adalah ukurang yang menyatakan kekntalan suatu fluida yang menyatakan
besar kecilnya gesekan dalam fluida (Ariyanti dkk, 2010: 102-107).
Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode Ostwald. Cara
ostwald berdasarkan hukum Heagen Polseuille dengan prinsipnya didasarkan pada
waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa
kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri (Atkins, 1997:
123). Percobaan ini digunakan air pada suhu 29 0C sebagai zat pembanding, etanol,
dan aseton.
Percobaan pertama adalah penentuan kekentalan pada air, karena air digunakan
sebagai zat pembanding untuk menentukan kekentalan pada zat lain. Data yang
diperlukan untuk menentukan kekentalan adalah massa jenis air, tinggi permukaan
cair yang diberi batas, serta waktu saat air mengalir dari batasan tersebut.
Massa jenis air dapat ditentukan dengan alat piknometer yang diperoleh sebesar
1,2468 gram/mL. Selanjutnya air dimasukkan ke dalam viskometer dengan volume
5mL dan diukur tinggi air (h) dengan mistar pada batasan viskometer yang diperoleh
sebesar 3,5 cm. Selanjutnya, disedot air dengan menggunakan bola hisap sampai
lewat tanda batas. Ketika dilepaskan bola hisap dihitung waktu dengan menggunakan
stopwatch. Perhitungan waktu dilakukan sampai 5 kali pengulangan untuk
memperoleh waktu rerata yang diperlukan pada saat air mengalir. Watu rata-rata
adalah sebesar 4.68 detik. Berdasarkan perhitungan, kekentalan zat cair yang
diperoleh adalah 0.8100. Semakin kental suatu zat cair maka semakin lambat suatu
zat tersebut mengalir. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bird (1993: 97), “Semakin
besar kekentalan suatu fluida atau cairan maka semakin semakin sulit suatu cairan
untuk mengalir dan bergerak dalam suatu fluida tersebut”.
Percobaan kedua penentuan kekentalan aseton pada suhu 29 0C dengan air
sebagai zat pembanding. Data yang diperlukan adalah massa jenis aseton dan watu
rata-rata. Berdasarkan pengataman waktu rata-rata yang dibutuhkan aseton untuk
mengalir lebih cepat dibandingkan dengan air yaitu sebesar 3,656 detik. Sehingga
kekentalan aseton lebih rendah dibandingkan dengan air.
Percobaan ketiga penentuan kekentalan etanol pada suhu 29 0C dengan air
sebagai zat pembanding. Data yang diperlukan adalah massa jenis etanol dan watu
rata-rata. Berdasarkan pengataman waktu rata-rata yang dibutuhkan etanol untuk
mengalir lebih lambat dibandingkan dengan air yaitu sebesar 5,174 detik. Sehingga
kekentalan etanol lebih besar dibandingkan dengan air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekentalan(viskositas) antara lain: ukuran
molekul (viskositas naik dengan naiknya berat molekul). Gaya tarik intra molekul
(viskositas naik dengan adanya ikatan hidrogen). Semakin tinggi suhu maka semakin
rendah nilai kekentalannya. Semakin tinngi tekanan maka semakin besar kekentalan
suatu cairan. Waktu (semakin besar nilai kekentalan suatu cairan maka semakin lama
waktu yang diperlukan untuk mengalir), begitu pula sebaliknya (Sukardjo, 2004: 79).
Energi aktivasi / tenaga pengaktifan adalah energi minimum yang diperlukan
suatu zat untuk bereaksi. Semakin tinggi nilai aktivasinya semakin lambat laju
reaksinya. Energi aktivasi jika dikaitkan dengan kekentalan, semakin tinggi nilai
aktivasinya maka semakin kental suatu zat tersebut dan semakin lambat mengalirnya
(Halliday & Resnick, 1985: 98).

VI. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah:
1. Angka kekentalan relatif suatu zat cair dibandingkan dengan air masih lebih
besar air, karena air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan zat cair
lainnya.

2. Harga tenaga pengaktifan aliran ditentukan melalui nilai slope grafik


hubungan ln h dengan 1/T.

3. Penurunan kekentalan disebabkan karena faktor suhu, di mana suhu


berbanding terbalik dengan kekentalan. Oleh sebab itu, jika suhu dinaikkan
maka kekentalan zat cair mengalami penurunan kerapatan dan penurunan
kerapatan disebabkan bertambahnya energi dalam hal ini energi kinetik
sehingga pergerakan partikelnya renggang.

4. Kekentalan aseton lebih rendah dibandingkan air yang ditandai waktu


mengalir aseton lebih cepat.
5. Kekentalan alkohol lebih besar dibandingkan air yang ditandai dengan waktu
mengalir alkohol lebih lama.
6. Semakin tinggi temperatur suatu zat cair, maka massa jenisnya semakin kecil
karena partikelnya bergerak secara acak yang menyebabkan semakin
merenggang sehingga waktu alirnya cepat.
7. Zat cair yang memiliki konsentrasi besar memiliki kekentalan yang besar
pula. Hal ini disebabkan semakin besarnya massa jenisnya. Sehingga waktu
alirnya semakin lambat dan kekentalannya semakin besar.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekentalan yaitu massa jenis, berat
molekul, tekanan, suhu, dan konsentrasi.

VII. Daftar Pustaka


Ariyanti, E. S., & Agus, M. 2010. Otomasi Pengukuran Koefisien Viskositas Zat
Cair Menggunakan Gelombang Ultrasonik. Jurnal Neutrino. 2(1), 102 – 107)
Atkins, P. W. 1997. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Bird, T. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Halliday & Resnick. 1985. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Sukardjo. 2004. Kimia Fisik. Jakarta: Rineka Cipta.

Darussalam, 20 Oktober 2019


Praktikan,

Kelompok 1

Anda mungkin juga menyukai