Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA FARMASI

VISKOSITAS CAIRAN

Disusun oleh :

FAHRIANI

20.71.023473

PROGRAM STUDI DIII


FARMASI FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

PALANGKARAYA

2021
I. Pendahuluan
Kita sudah lazim menggolong-golongkan materi, yang ditinjau secara
makroskopik, kedalam benda padat dan fluida. Suatu fluida (fluid) adalah suatu
zat yang dapat mengalir. Jadi istilah fluida termasuk cairan dan gas. Klasifikasi
seperti itu tidaklah selalu jelas. Beberapa fluida, seperti gelas dan ter
(pitch), mengalir begitu lambat sehingga berperilaku seperti benda padat
untuk interval-interval waktu yang biasanya kita gunakan untuk bekerja dengan
benda-benda tersebut (Halliday, 1985, hlm 553). Viskometer merupakan
peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida. Model
viskometer yang umum digunakan berupa viskometer bola jatuh, tabung (pipa
kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu (concentric
cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, sistem, dimana silinder bagian dalam
berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem Couette dimana bagian
luar silinder yang diputar sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida yang
akan diukur ditempatkan pada celah diantara kedua silinder. Fluida (zat alir)
adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat
digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan dinamis. Didalam fluida
yang tidak diidealisir terdapat aktivitas molekuler antara bagian- bagian
lapisannya. Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnya gesekan
internal antara bagian-bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai gaya
luncur diantara lapisan-lapisan fluida tadi. Hal ini dapat dilihat dari
perbedaan kecepatan bergerak lapisan-lapisan fluida tersebut. Bila pengamatan
dilakukan terhadap aliran fluida makin mengecil ditempat-tempat yang jaraknya
terhadap dinding pipa semakin kecil, dan praktis tidak bergerak pada tempat di
dinding pipa. Sedangkan kecepatan terbesar terdapat ditengah-tengah pipa
aliran. Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan
kecilnya tahanan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai
viskositas rendah, misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan
yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas
yang lebih besar. (USU,2011)
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986).
Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi
viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas
dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida
(Budianto, 2008).Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang
disebabkan oleh gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan
aliran fluida sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya.
Nilai kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya
tekan per satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida. Prinsip
dasar ini yang dipergunakan untuk menghitung viskositas secara eksperimen
menggunakan metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat ke
dalam fluida dan kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat
tersebut maka semakin tinggi nilai viskositasnya (Warsito, dkk. 2012).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu
jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan- bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan
hubungan antara gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai:
Geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan
gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana
perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan.
Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat
digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara
kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh
lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang
bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak
memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya
tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang
bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan
konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan-lapisan
yang saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan
geser (s) sebesar F/A yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang
paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan
nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y
dari bidang tetap, dengan tidak adanya tekanan fluida (Burhanudin, 2014,
hlm 8).

Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode :


Metode Viskometer Ostwald
Viskometer Ostwald adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya
sejumlah tertentu cairan dicatat, dan η dihitung dengan hubungan :

Keterangan :
ɳ = viskositas
π = 3,14
ᴧp = masa jenis zat
R = jari-jari pipa
T = rata-rata waktu mengalir
V = volume sampel
L = panjang pipa
Metode Bola jatuh
Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang
dengan gerakan aliran pekat, dan hubungannya adalah :
dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta
gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan, kita dapatkan

ɳ = viskositas
rb = jari-jari bola
pb = massa jenis zat
p = massa jenis zat pembanding
g = gravitasi (10m/s2)
t = rata2 waktu bola jatuh
h = tinggi tabung

II. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui materi – materi mengenai viskositas seperti
pengertian dan lain sebagainya
III. Material dan Metode Kerja

A. Material
Alat:
 Viskometer Ostwald
 Gelas kimia
 Pipet tetes
 Gelas ukur
 Stopwatch
 Neraca O-hauss
 Kelereng
 Piknometer

Bahan:
 Etanol murni
 Minyak tanah
 Oli bekas
 Akuades

B. Metode Kerja
 Cara Ostwald
1. Membersihkan viskometer dengan menggunakan pelarut yang
sesuai sampai semua pelarutnya habis/hilang.
2. Mengisi viskometer dengan sampel yang akan dianalisa
melalui tabung G sehingga reservoir terbawah, sampel cukup
hingga level antara garis J dan K.
3. Menempatkan jari pada tabung B dan memasukkan penghisap
pada tabung A sampai larutan mencapai tengah bulp C.
memindahkan penghisap dari tabung A. memindahkan jari dari
tabung B dan dengan cepat memindahkannya pada tabung A
sampai sampel jatuh dari kapiler bagian bawah akhir ke bulb I.
kemudian memindahkan jari dan mengukur waktu refflux.
4. Untuk mengukur waktu refflux, membiarkan sampel
mengalir bebas memasuki bagian D, mengukur waktu saat larutan
D sampai F.
5. Menghitung viskometer kinematik sampel dengan mengalikan
waktu refflux dengan viskometer konstan.
6. Melakukan percobaan secara duplo.
7. Mengulangi percobaan untuk sampel yang berbeda.
8. Menghitung masing-masing viskositas masing-masing sampel.

 Cara Falling Ball


1. Tentukan massa jenis bola (kelereng) dan massa jenis zat cair.
2. Masukkan bola ke dalam gelas ukur yang telah diisi dengan
akuades dan di beri batas awal dan batas akhir.
3. Putar tabung 1800 jalankan tabung saat bola mulai bergerak dari
titik awal dan hentikan ketika bola sampai di titik akhir. Tulis
waktu yang diperlukan.
4. Ulangi percobaan sampai 3 kali.
5. Lakukan percobaan serupa dengan zat cair yang lain: alkohol,
minyak tanah, dan oli bekas.
IV. Hasil Percobaan
A. Hasil Percobaan
 Pengukuran Massa Jenis:

Sampel Piknometer Piknometer + Volume Massa Jenis


kosong (gram) sampel (gram) sampel (g/ml)
Akuades 46,41 0,9764
Alcohol 70% 43,55 0,8620
22 25
Minyak tanah 42,70 0,8280
Oli bekas 43,13 0,8452

 Metode Oswald

Sampel Volume sampel Jari-jari pipa Panjang pipa Waktu (detik)


(ml) (cm) (cm)
Akuades 23,4 1,38 2,00
Alcohol 70% 20 1,55 2,44
Minyak tanah 18 0,9 27,5 1,59 2,70
Oli bekas 18 35,01 37,44

 Metode Falling Ball

Sampel Jari-jari bola Tinggi tabung Waktu (detik)


(cm) (cm)
Akuades 2,13 2,20
Alcohol 70% 1,85 1,87
0,75 16
Minyak tanah 1,30 1,17
Oli bekas 2,10 1,90

Metode Ostwald

Metode Falling Ball

V. Perhitungan
 Perhitungan Metode Viskometer Ostwald
 Aquades
 Alkohol 70%

 Minyak Tanah

 Oli Bekas

 Perhitungan Metode Falling Ball


 Aquadest
 Alkohol 70%

ᵑ=0,19395

 Minyak Tanah

 Oli Bekas

VI. Pembahasan
Pada makteri praktikum viskositas cairan dilakukan pengukuran massa jenis
terhadap macam – macam zat cair dengan menggunakan alat piknometer. Sampel
yang digunakan pada praktikum viskositas cairan kali ini yaitu dengan menggunakan
sampel aquadest, alcohol 70%, oli bekas, serta minyak tanah. Untuk mengetahui
suatu jenis sampel pada uji viskositas air, maka kita menggunakan alat ukur
piknometer. Dari data yang telah di berikan maka terlihat menunjukan bahwa massa
jenis yang terbesar adalah oli bekas. Pada metode Ostwald kita menggunakan alat
viscometer, viscometer merupakan alat untuk mengukur viskositas suatu fluida. Pada
percobaan dengan metode oswald pada saat buld pipet dan ibu jari secara bersamaan
dilepas terkadang dalam cairan terkadang terbentuk gelembung dan ketika itu terjadi
praktikan harus mengulang sampai beberapa kali hingga tidak terjadinya endapan.
Dari data yang didapatkan terlihat bahwa pada sampel aquadest memilii waktu yang
paling kecil dari sampel lainnya. Dengan adanya data ini menunjukan bahwa sesuai
dengan teori yaitu pada metode oswald ini dimana air terendah viskositasnya dengan
koefisien 0,00024 yang ke dua alkohol 70% dengan koefisien 0,00035, yang ke tiga
minyak tanah dengan koefisien 0,00047, yang tertinggi yaitu pada sampel oli bekas
dengan koefisien 0,00106. Dari data yang terlihat dapat dibandingkan bahwa terjadi
urutan data urutan koefisien koesifitas yang paling besar. Hal ini memungkinkan
terjadinya kesalahan oleh peneliti, kesalahan yang dapat dilakukan oleh seorang
praktikan yaitu kesalahan dalam menimbang cairan yang terdapat dalam piknometer
yang datanya dapat digunakan untuk mencari massa jenis, selain itu dalam iji metode
oswald terdapat gelembung dalam cairan hal ini juga dapat mempengaruhi
perhitungan koefisien viskositas. Sedangkan dalam metode falling ball kesalahan
yang dapat mempengaruhi nilai koefisien viskositasnya adalah dalam memutar gelas
ukur praktikan terkadang menutarnya kurang dari 180 sehingga hasilnya dapat keliru

VII. KESIMPULAN

Viskositas merupakan gaya gesekan antara lapisan – lapisan yang bersisian pada
fluida, pada waktu lapisan – lapisan tersebut bergerak satu melewati yang lainnya.
Pada zat cair viskositas terutama disebabkan oleh gayaa kohesi antar molekul.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karna adanya desekan
antar material. Gesakan yang di timbulkan oleh fluida disebut viskositas (kekentalan).
Besarnya gesekan tersebut dikatakan sebagai derajat kekentalan zat cair. Viskositas
merupakan salah satu sifat zat cair yang memiliki koefisien kekentalan yang berbeda
– beda. Contohnya kekentalan pada oli.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,Mikrajuddin, 2016, Fisika Dasar I, Institut Teknologi Bandung:Bandung.


Warsito, dkk, 2012, Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas dengan Metode Bola
Jatuh Berbasis Sensor Optocoupler dan Sistem Akusisinya Pada
Komputer,Jurnal Natur Indonesia, Vol.14, NO.3, ISSN. 1410 9379

Anda mungkin juga menyukai