FARMAKOGNOSI KE 6
Disusun oleh :
JOAN DESTALINO
20.71.023473
Sangat
menyengat
Memiliki
aroma
3.2 PEMBAHASAN
Sortasi basah adalah pemisahan kotoran – kotoran atau bahan bahan asing
yang menempel pada tanaman yang berkhasiat obat, sortasi basah dilakukan pada
bahan tanaman yang segar, sortasi basah dilakukan dengan proses pemilihan
bahan, pencucian, dan pengeringan.
Dalam praktikum sortasi basah kali ini saya menggunakan tanaman daun
sirih (Piper betle) dan daun jahe merah (Zingiber offcinale var rubrun rhizome) :
daun sirih (Piper betle L.) yang merupakan salah satu jenis tumbuhan obat
yang sering digunakan sejak dulu untuk menjaga kesehatan, pencegahan dan
pengobatanberbagai penyakit. Selain sebagai pengobatan tradisional, sirih juga
digunakan sebagai budaya upacara adat di sebagian besar penduduk daerah
Indonesia. Daun sirih memiliki bentuk seperti jantung, berujung runcing, tumbuh
berselang-seling, bertangkai, teksturnya kasar jika di raba, dan mengeluarkan bau
yang sedap (aromatis). Panjang daunnya 6-17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm.
Tanaman sirih hijau (Piper batle L.) tumbuh subur disepanjang Asia tropis hingga
Afrika Timur menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, Malaysia, Thailand,
Sri Lanka, India hingga Madagaskar. Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan
menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam
menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat
berdasar pada pengalaman dan ketrampilan yang diwariskan turun-temurun.
Indonesia memiliki jenis tanaman obat yang banyak ragamnya. Jenis tanaman
yang termasuk dalam kelompok tanaman obat mencapai lebih dari 1000 jenis,
salah satunya yaitu sirih (Piper betle L).
Antioksidan adalah zat penghambat reaksi oksidasi akibat radikal bebas
yang dapat menyebabkan kerusakan asam lemak tak jenuh, membran dinding sel,
pembuluh darah, basa DNA, dan jaringan lipid sehingga menimbulkan penyakit
(Subeki, 1998). Suatu tanaman dapat memiliki aktivitas antioksidan apabila
mengandung senyawaan yang mampu menangkal radikal bebas seperti fenol dan
flavonoid. Ekstrak daun sirih mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, steroid
dan saponin dengan kadarnya yang standar. Senyawa ini diduga bekerja bersama-
sama saling menguatkan, diantara senyawa-senyawa tersebut steroid merupakan
senyawa yang lebih banyak ditemukan sedangkan senyawa alkaloid hanya pada
satu pereaksi dinyatakan positif terkandung dalam ekstrak. Senyawa alkaloid
yang berjumlah sedikit juga berperan sebagai antimikroba melalui mekanisme
kerjanya yang berhubungan dengan kemampuan untuk berinteraksi dengan DNA
bakteri.
Berdasarkan kedudukan taksonomi sirih dalam sistematika tumbuhan adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle
Menurut Fauziah (2007) tanaman sirih ini merupakan tanaman yang tumbuh
merambat, mirip tanaman lada. Tingginya mencapai 5-15 meter, tergantung
pertumbuhan dan tempat merambatnya. Batangnya berwarna hijau kecoklatan.
Daun sirih hijau berbentuk jantung dan berwarna hijau. Rasa sirih hijau tua pedas
sehingga banyak di pakai untuk obat karena kandungan minyak atsirinya lebih
tinggi, sirih berdaun hitam biasanya digunakan sebagai obat. Permukaan daun
agak kasar jika di raba. Bunganya merupakan buah buni, berbentuk bulat,
berdaging, dan berwarnakuning hijau. Tanaman sirih menyukai tempat yang
terbuka atau sedikit terlindungi dan terdapat tempat untuk merambat. Tanaman
sirih dikenal sejak tahun 600 SM dan banyak ditanam oleh masyarakat. Selain
sebagai antiseptik, minyak atsiri dari daun sirih juga berfungsi sebagai insektisida
dan fungsida. Daun sirih dipercaya memiliki banyak khasiat untuk mengobati
berbagai penyakit yang ada di masyarakat, yaitu sebagai obat sariawan, luka,
gatal, mata gatal dan merah, mimisan atau keluarnya darah dari hidung, serta
menghilangkan bau badan, bau mulut, jerawat, dan menguatkan gigi agar tidak
mudah tanggal. Namun, hanya sedikit yang mengetahui bahwa daun sirih hijau
berfungsi sebagai antibiotik (Inayatullah, 2012; Muhlisah, 2007).
Daun sirih mengandung banyak zat kimia, diantaranya seperti minyak
atsiri, hidroksivacikol, kavicol, kavibetol, allypyrokatekol, karvakol, eugenol,
eugenol metil eter, p-cymene, cineole, cariophyllene, cadinene, estragol,
terpenena, sesqiterpena, fenil, propane, tanin, diastase, gula, dan pati. Efek
antibiotik daun sirih hijau diperoleh dari kandungan minyak atsiri sebesar 4,2%
yang komponen utamanya terdiri dari bethel phenol dan turunannya. phenol dan
senyawa turunannya dapat mendenaturasi protein sel bakteri. Senyawa fenil
propanoid bersifat antimikroba dan anti jamur yang kuat dan dapat menghambat
pertumbuhan beberapa jenis bakteri antara lain, Salmonella sp, Klebsiella,
Pasteurella, dan dapat mematikan Candida albicans (Reveny, 2011). Minyak atsiri
dari daun sirih umumnya aktif terhadap Escherichia coli,Posiodomonas
auruginosa, Strepto coccos epidermidis, Staphylococcus aureus dan pirogen
Streptococcus (Arambewela, et al., 2005).
Tanaman sirih diketahui bisa mengatasi batuk, menghilangkan bau badan,
mengobati luka bakar, menurunkan kolesterol, keputihan, dan gatal-gatal.
Berbagai penelitian terhadap daun sirih dilakukan sebagai reaksi atas kenyataan
empiris yang terus berkembang di masyarakat, yaitu memanfaatkan daun sirih
untuk pengobatan dan penyembuhan penyakit. Pada umumnya senyawa yang
memiliki keefektifan untuk dapat menyembuhkan penyakit berasal dari senyawa
metabolit sekunder. Senyawa metabolit sekunder tersebut yaitu alkaloid,
flavonoid, steroid, terpenoid, saponin, tanin.
Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar.
Sebenarnya, flavonoid terdapat dalam semua tanaman hijau dan dalam tanaman
aglikon flavonoid (yaitu flavonoid tanpa gula terikat) terdapat dalam berbagai
bentuk struktur. Semuanya mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya,
yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang
dihubungkan oleh satuan tiga karbon. Flavonoid adalah senyawa polar karena
memiliki sejumlah gugus hidroksil yang tidak terdistribusi. Pelarut polar seperti
etanol, metanol, etilasetat, atau campuran dari pelarut tersebut dapat digunakan
untuk mengekstrak flavonoid dari jaringan tumbuhan. Pengambilan bahan aktif
dari suatu tanaman dapat dilakukan dengan ekstraksi. Dalam proses ekstraksi ini
bahan aktif akan terlarut oleh zat penyari yang sesuai sifat kepolarannya.
Flavonoid termasuk salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang
paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman (Rajalakshmi, 1985).
Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan atom
hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam, berada dalam bentuk
glukosida (mengandung rantai samping glukosa) atau dalam bentuk bebas yang
disebut aglikon (Cuppett, 1954).
Tanaman yang mengandung senyawa flavonoid dapat digunakan sebagai
antikanker, antipksidan, antiinflamasi, antialergi, dan antihipertensi (Fauziah,
2010). Peran penting flavonoid dari sayuran dan buah segar adalah mengurangi
resiko terkena penyakit jantung dan stroke (Safitri, 2004). Menurut Sarastani
(2002) kebanyakan sumber antioksidan alami adalah tanaman yang mengandung
senyawa fenol yang tersebar di seluruh bagian tanaman baik di kayu, biji, daun,
buah, akar, bunga maupun serbuk sari.
Jahe merah (Zingiber officinale var rubrum rhizoma) salah satu tumbuhan
yang digunakan untuk pengobatan tradisional. Jenis yang sangat popular
digunakan sebagai bahan baku tradisional. Hal ini disebabkan karena kandungan
minyak atsiri, zat gingeral, serta oleoresin atau zat yang memberikan rasa pahit
dan pedas lebih tinggi dibandingkan dengan dua jenis jahe lainnya.
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monoctyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Marga : Zingiberis
Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 sampai 100 cm.
Akarnya berbentuk rimpang dengan akar yang berwarna kemerahan dengan bau
menyengat. Daun tanaman menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dengan
panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus, bunga jahe tumbuh dari
dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5
hingga 1,75 cm. Ganggang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga
berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik
berjumlah dua. Ekstrak rimpang jahe merah juga mengandung senyawa 7
hidroxylase. Kandungan ini mampu menjaga memodulasi homeostasis dari
metabolisme kolestrol.