Anda di halaman 1dari 4

 Diagnosis dbd

Dalam mendiagnosis penyakit Demam Berdarah Dengue, Indonesia menggunakan


kriteria diagnosis berdasarkan kriteria klinis dan kriteria laboratorium seperti trombosit dan
hemokonsentrasi. Secara umum hasil dari pemeriksaan darah rutin dari penyakit DBD
menunjukan leukopenia sampai leukositosis sedang, trombositopenia dan normal sampai
meningkatnya nilai hematokrit (Dirjen P2PL RI, 2011). Penggunaan parameter hematologi
rutin lain seperti jumlah leukosit memang belum lazim dijadikan indikator perkembangan
penyakit atau kriteria derajat klinik DBD pada anak walaupun, pada umumnya infeksi virus
biasa ditemukan penurunan dari jumlah leukosit atau kondisi yang disebut leukopenia pada
saat episode awal dari munculnya demam (Risniati et al., 2011). Jumlah leukosit sebelumnya
sudah pernah diteliti hubungannya dengan derajat keparahan DBD, didapatkan hasil yang
berbeda antara penelitian tersebut. Beberapa penelitian mengatakan tidak ada hubungan
antara jumlah leukosit dengan derajat keparahan DBD (Agilatun, 2007; Masihor, 2013;
Rosdiana, 2017). Sedangkan penelitian lainnya mengatakan terdapat hubungan (Risniati,
2011; Nugraheni, 2015).
Diagnosis Langkah penegakkan diagnosis suatu penyakit seperti anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang tetap berlaku pada penderita infeksi
dengue.Riwayat penyakit yang harus digali adalah saat mulai demam/sakit, tipe demam,
jumlah asupan per oral, adanya tanda bahaya, diare, kemungkinan adanya gangguan
kesadaran, output urin, juga adanya orang lain di lingkungan kerja, rumah yang sakit serupa.
Pemeriksaan fisik selain tanda vital, juga pastikan kesadaran penderita, status hidrasi, status
hemodinamik sehingga tanda-tandasyok dapat dikenal lebih dini, adalah takipnea/pernafasan
Kusmaul/efusi pleura, apakah ada hepatomegali/asites/kelainan abdo-men lainnya, cari
adanya ruam atau ptekie atau tanda perdarahan lainnya, bila tanda perdarahan spontan tidak
ditemukan maka lakukan uji torniket. Sensitivitas uji torniket ini sebesar 30 % sedangkan
spesifisitasnya mencapai 82 %9.Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah
pemeriksaan hematokrit dan nilai hematokrit yang tinggi (sekitar 50 % atau lebih)
menunjukkan adanya kebocoran plasma, selain itu hitung trombosit cenderung memberikan
hasil yang rendah. Diagnosis konfirmatif diperoleh melalui pemeriksaan laboratorium, yaitu
isolasi virus, deteksi antibodi dan deteksi antigen atau RNA virus.15,16 Imunoglobulin M (Ig
M) biasanya dapat terdeteksi dalam darah mulai hari ke-5 onset demam, meningkat sampai
minggu ke-3 kemudian kadarnya menurun. Ig M masih dapat terdeteksi hingga hari ke-60
sampai hari ke-90. Pada infeksi primer, konsen-trasi Ig M lebih tinggi dibandingkan pada
infeksi sekunder. Pada infeksi primer, Imunoglobulin G (Ig G) dapat terdeteksi pada hari ke-
14 dengan titer yang rendah (<1:640), sementara pada infeksi sekunder Ig G sudah dapat
terdeteksi pada hari ke-2 dengan titer yang tinggi (> 1 :2560) dan dapat bertahan seumur
hidup17-19Akhir-akhir ini dikembangkan pemeriksaan Antigen protein NS-1 Dengue (Ag
NS-l) diharapkan memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan pemeriksaan serologis
lainnya karena antigen ini sudah dapat terdeteksi dalam darah pada hari pertama onset de-
mam. Selain itu pengerjaannya cukup mudah, praktis dan tidak memerlukan waktu lama.
Dengan adanya pemeriksaan Ag NS-l yang spesifik terdapat pada virus dengue ini
diharapkan diagnosis infeksi dengue sudah dapat ditegakkan lebih dini.16-18 Penelitian
Dussart dkk (2002) pada sampel darah penderita infeksi dengue di Guyana menunjukkan Ag
NS-l dapat terdeteksi mulai hari ke-0 (onset demam) hingga hari ke-9 dalarn jumlah yang
cukup tinggi. Pada penelitian ini didapatkan sensitivitas deteksi Ag NS-l sebesar 88,7% dan
91 % sedangkan spesifisitas mencapai 100%, dibandingkan terhadap pemeriksaan isolasi
virus dan RT-PCR dengan kontrol sampel darah infeksi non-dengue20. Penelitian lainnya di
Singapura pemeriksaan NS1- antigen secara Elisa mem-berikan sensitivitas sampai 93,3 %.

 Pengobatan dbd

1. Pengobatan untuk penderita DBD pada umumnya dengan cara:


a. Mengganti cairan dengan minum yang banyak penambah cairan tubuh melalui
infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan homokonsentrasi yang
berlebihan.
b. Memberikan obat-obatana) Bila suhu > 40°C berikan antiseptik, sebaiknya memberikan
parasetamol daripada aspirin.
c. Bila terjadi syok berikan antibiotik.
d. terjadi kejang berikan Luminal intramuskuler.

2. Demam Berdarah Dengue disertai syok/ DSS (Dengue Shock Syndrome)


1) Penggantian cairan
Cairan Ringer’s lactate atau NaCl 0,9% dan glukosa 10% masing-masing dengan
kecepatan tetesan 20 ml perkilogram berat badan per jam. Bila syok sudah teratasi diberikan
cairan 10 ml/kgBB. Plasma atau ekspander plasma diberikan apabila penderita mengalami
syok berat dan tidak dapat diatasi dengan Ringer’s lactate. Darah diberikan bila terdapat
hematemesis dan melena atau diduga terdapat pendarahan gastrointestinal
2) Pemberian plasma/koloid
Bila syok tidak dapat diatasi dalam waktu 1 jam (maksimal 90 menit) harus diberikan
plasma atau cairan koloid 20-30 ml/kgBB/jam untuk membantu memperbaiki permeabilitas
kapiler. Plasma yang diberikan melalui jalur infus yang berbeda dengan ringer laktat (WHO,
1999).
3) Koreksi asidosis
Syok pada DBD akan siikuti oleh asidosis yang harus segera ditanggulangi karena
dapat menyebabkan kematian. Walaupun larutan ringer laktat mengandung basa, sering kali
bila syok berat (stadium IV)perlu ditambahkan larutan bikarbonat; tetapi pada syok DBD
stadium III asidosis dapat diatasi dengan pemberian larutan ringer laktat saja. (WHO, 1999).
4) Terapi oksigen
Kegagalan kemampuan mengalir oksigen ke seluruh jaringan sebagai akibat syok akan
mengakibatkan kerusakan organ lain dengan segala akibatnya. Oleh karena itu, oksigen 2-4
L/menit mutlak harus diberikan pada syok. Bila hipoksia tidak diatasi dengan baik, akan
muncul terjadinya DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) sehingga terjadi perdarahan
pasif (WHO, 1999).
5) Pemberian obat-obatan
a) Antibiotika diberikan atas indikasi adanya komplikasi infeksi bakterial.
b) Kortikosteroid belum ada kepastian perlu atau tidaknya obat ini diberikan pada pengobatan
syok pada anak dengan dengue syok sindrome (DSS).
c) Heparin penderita dengan kadara trombosit dan fibrinogen yang rendah disertai
peningkatan kadar fibrinogen degradation products (FDP) dan kelainan hemostatik,
penggunaan heparin dapat dipertimbangkan
6) Monitoring
Observasi penderita dengan keadaan umum setiap ½ jam, memeriksa Hb dan
Hematokrit setiap 6 jam dan mengawasi pemberian cairan secara teliti.

3. Menurut Soedarto (1995) untuk pengobatan demam berdarah tanpa syok adalah sebagai
berikut:
1) Penggantian cairan dengan memberinya minum banyak (1,5-2 liter dalam waktu 24 jam).
Jika penderita terus muntah atau hematokrit terus meningkat, diberikan infus dengan Ringer’s
Lactate atau NaCl 0,9%-glukosa 10%.
2) Obat-obatan bila suhu lebih dari 400 C diberikan antipiretika atau surface cooling.

4. Perawatan pertama penderita DBD oleh keluarga


a. Tirah baring selama demam.
b. Antiseptic (parasetamol) 3 kali 1 tablet untuk dewasa 10-15 mg/kg untuk anak anak
asetosal, salsilat, ibupmfen jangan digunakan karena dapat menyebabkan gastritis atau
pendarahan.
c. Kompres hangat.
d. Minum banyak (1-2 liter/hari) semua cairan diperbolehkan.
e. Bila terjadi kejang:
1. Jaga lidah agar tidak tergigit.
2. Kosongkan mulut.
3. Longgarkan pakaian.
4. Tidak memberikan apapun lewat mulut selama kejang jika 2 hari panas tidak turun atau
timbul gejala lanjut seperti pendarahan dikulit (seperti bekas gigitan nyamuk), muntah-
muntah, gelisah, mimisan, dinjurkan segera dibawa berobat.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal P2PL DepKes RI. Informasi Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. 2009.
Gubler DJ : Dengue and dengue hemorrhagic fever. Clin Microbiol Rev 1998; 11: 480-496.
World Health Organization. Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and
Control. New edition. Geneva. 2009.
Gubler DJ : Epidemic dengue/dengue hemorrhagic fever as a public health, social and
economic problem in the 21st century. Trends Microbiol 2002; 10: 100-103.
World Health Organization. Dengue Haemorrhagic Fever. Diagnosis, treatment, prevention
and control. 2nd edition. Geneva. 1997.
Deen JL, Harris E, Wills B, Balmaseda A, Hammond SN, Rocha C, Nguyen MD et al. The
WHO dengue classification and case definitios: time for a reassessment. Lancet
2006;368:170-173.
Mayxay M, Keoluangkhot V, Sisouphone S, Vongpachanh P, Moore C, Thaochaikong T,
Thongpaseth S, Phetsouvanh R, Strobel M et al. Torniquet test and dengue in Lao
adult patients. Global Innovation to Fight Dengue. 2nd International Conference on
Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. Phuket Thailand, 2008. p. 234.
Vorndam V, Kuno G. Laboratory diagnosis of Dengue virus infections. In Dengue and
Dengue Hemorrhagic fever. CAB Interna-tional, NY. 1997.
Yungbluth M, Costello M. Viral Infections. In: Henry JB (ed). Clinical Diagnosis and
Management by Laboratory Methods. 21th edition. W.B. Saunders Company,
Philadelphia. 2007:1045-71.
Shu PY, Huang JR. Current advances in dengue diagnosis. Clin Diagn Lab Immunol.
2004;11(4):642-50.
Telles F, Prazeres D, Lima-Fillho J. Trends in Dengue diagnosis. Rev. Med. Virology. 2005;
15(5);287-302.
Guzman MG, Kouri MG. Dengue: An Update. Lancet Infect. Dis. 2002;2: 33-42.
Dussart P, Labeau B, Lagathu G, Louis P, Nunes M. Evaluation of an enzyme immunoassay
for detection of dengue virus NS-l antigen in human serum. Clin Vaccine Immunol
2006, vol.13; p 1185-9.
Kumarasamy V, Chua SK, Hassan Z, Wahab AHA, Chem YK, Mohamad M and Chua KB.
Evaluating the sensitivity of a com-mercial dengue NS1-antigen capture Elisa for
early diagnosis of acute dengue infection.

Anda mungkin juga menyukai

  • P6 KIMFARed
    P6 KIMFARed
    Dokumen12 halaman
    P6 KIMFARed
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Data Judul KTI D3 Kebidanan
    Data Judul KTI D3 Kebidanan
    Dokumen5 halaman
    Data Judul KTI D3 Kebidanan
    saya harum
    Belum ada peringkat
  • Salinan
    Salinan
    Dokumen28 halaman
    Salinan
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum
    Laporan Praktikum
    Dokumen4 halaman
    Laporan Praktikum
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Praktikum I
    Praktikum I
    Dokumen18 halaman
    Praktikum I
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • P7 FISFAr
    P7 FISFAr
    Dokumen15 halaman
    P7 FISFAr
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Laporan Ke D
    Laporan Ke D
    Dokumen14 halaman
    Laporan Ke D
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Ke 6 Praktikum
    Ke 6 Praktikum
    Dokumen21 halaman
    Ke 6 Praktikum
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum
    Laporan Praktikum
    Dokumen8 halaman
    Laporan Praktikum
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum SIKOM
    Laporan Praktikum SIKOM
    Dokumen6 halaman
    Laporan Praktikum SIKOM
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • LAPSEm
    LAPSEm
    Dokumen4 halaman
    LAPSEm
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN
    LAPORAN
    Dokumen7 halaman
    LAPORAN
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Uv-Vis (Irsa Suriyati 20.71.022362)
    Uv-Vis (Irsa Suriyati 20.71.022362)
    Dokumen10 halaman
    Uv-Vis (Irsa Suriyati 20.71.022362)
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Fitokimia
    Fitokimia
    Dokumen2 halaman
    Fitokimia
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Pentunujuk
    Pentunujuk
    Dokumen4 halaman
    Pentunujuk
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • No Gambar Keterangan: Lampiran
    No Gambar Keterangan: Lampiran
    Dokumen6 halaman
    No Gambar Keterangan: Lampiran
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN
    LAPORAN
    Dokumen7 halaman
    LAPORAN
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Laporan
    Laporan
    Dokumen18 halaman
    Laporan
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Soal-Soal Teknologi Sediaan Solida
    Soal-Soal Teknologi Sediaan Solida
    Dokumen93 halaman
    Soal-Soal Teknologi Sediaan Solida
    Hafiz Anwari
    100% (3)
  • Uji Iritasi
    Uji Iritasi
    Dokumen16 halaman
    Uji Iritasi
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Petunjuk Praktikum
    Petunjuk Praktikum
    Dokumen4 halaman
    Petunjuk Praktikum
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • MODUL
    MODUL
    Dokumen5 halaman
    MODUL
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Laporan Antidiare
    Laporan Antidiare
    Dokumen22 halaman
    Laporan Antidiare
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen9 halaman
    Bab 1
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • FARMAKOLOGI
    FARMAKOLOGI
    Dokumen23 halaman
    FARMAKOLOGI
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Proses Ni
    Proses Ni
    Dokumen13 halaman
    Proses Ni
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat
  • Bab II
    Bab II
    Dokumen26 halaman
    Bab II
    Indah Nurariska
    Belum ada peringkat
  • Praktikum Kimia Dasar
    Praktikum Kimia Dasar
    Dokumen87 halaman
    Praktikum Kimia Dasar
    Heppy Riastuti
    100% (2)
  • Aspirin (Irsa Suriyati 20.71.022362)
    Aspirin (Irsa Suriyati 20.71.022362)
    Dokumen7 halaman
    Aspirin (Irsa Suriyati 20.71.022362)
    Joan destalino destalino
    Belum ada peringkat