UJI ANTIDIARE
2022
BAB I
PENDAHULUAN
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mempraktikan dan mengetahui adanya aktivitas
obat antidiare yang bekerja menghambat diare pada hewan percobaan.
NO ALAT JUMLAH
1 Timbangan Analitik 1 buah
2 Hotplate 1 buah
3 Mortir dan stamper 1 buah
4 Gelas beaker 250 ml 1 buah
5 Labu ukur 500 ml 1 buah
6 Penjepit tabung 1 buah
7 Spuit 0,1-1 ml 5 buah
8 Jarum oral (sonde) 1 buah
9 Stopwatch 1 buah
NO BAHAN JUMLAH
1 Hewan Uji (Mencit) 5 ekor
2 Loperamide 0,002% 100 ml
3 CMC Na 1% 100 ml
4 Oleum Ricini 0,01 ml
IV. CARA KERJA
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum
↓
Ditimbang sebanyak 5 ekor mencit
↓
Dibuatkan larutan yang dibutuhkan
↓
Ditimbangan kertas saring
↓
Diberikan perlakuan sesuai dengan perhitungan (kontrol dan
perlakuan), tunggu selama ±30 menit
↓
Diberikan oleum ricini 0,01 ml/g mencit
↓
Diamati selama 1 jam dan ditimbang tinja yang dihasilkan selama 1 jam
BAB III
HASIL PENGAMATAN
V. HASIL PENGAMATAN
Hewan BB Onset Durasi Berat Berat Berat Konsistensi
Uji (gr) (Mencit) (Menci KS KS + Tinja Tinja
t) Tinja
Kontrol 1 23 g - - 0,6270 g - - -
2 25 g - - 0,6829 g - - -
3 23 g - - 0,6734 g - - -
4 25 g - - 0,6652 g 1,0080 g 0,3428 Padat
g
5 23 g - - 0,6693 g - - -
Perlakuan 1 30 g 34 menit 1, 34 0,6591g 1,3459 g 0,7368 Lembek
menit g
2 27 g - - 0,6389 g 0,6559 g - -
3 28 g - - 0,6714 g 0,7184 g - -
4 26 g 35 menit 1, 35 0,6782 1,1386 g 0,4606 Lembek
menit g
5 27 g - - 0,7009 0,7205 - -
VI. PERHITUNGAN
I. Loperamid 0.002% (2mg/100 ml)
Dosis Lazim loperamid = 2 mg (manusia)
Penyesuaian dosis pada mencit (Cek kembali tabel konversi pada
hewan uji):
Mencit 1 : 20 = 0,26 ml
30 g = x ml
30
x 0,26 ml = 0,39 ml
20
Mencit 2 : 20 = 0,26 ml
27 g = x ml
27
x 0,26 ml = 0,35 ml
20
Mencit 3 : 20 = 0,26 ml
30 g = x ml
28
x 0,26 ml = 0,36 ml
20
Mencit 4 : 20 = 0,26 ml
26 g = x ml
26
x 0,26 ml = 0,34 ml
20
Mencit 5 : 20 = 0,26 ml
27 g = x ml
27
x 0,26 ml = 0,35 ml
20
VII. PEMBAHASAN
Diare merupakan keadaan buang-buang air dengan banyak
cairan (mencret) dan merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu.
Diare disebabkan oleh adanya rangsangan pada saraf otonom di dinding
usus sehingga dapat menimbulkan reflek yang mempercepat peristaltik
sehingga timbul diare. Diare ditandai dengan frekuensi defekasi yang
jauh melebihi frekuensi normal, serta konsistensi feses yang encer
(Dalyono, 1990). Penyebab diare pun bermacam-macam. Pada dasarnya
diare merupakan mekanisme alamiah tubuh untuk mengeluarkan zat-zat
racun yang tidak dikehendaki dari dalam usus. Bila usus sudah bersih
maka diare akan berhenti dengan sendirinya (Suhaimi, 2020).
Diare pada dasarnya tidak perlu pemberian obat, hanya apabila
terjadi diare hebat dapat digunakan obat untuk menguranginya. Obat
antidiare yang banyak digunakan diantaranya adalah Loperamid yang
daya kerjanya dapat menormalisasi keseimbangan resorpsi-sekresi dari
sel-sel mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan
hipersekresi pada keadaan resorpsi normal kembali. Loperamid
merupakan derivat difenoksilat (dan haloperidol, suatu neuroleptikum)
dengan khasiat obstipasi yang 2-3 kali lebih kuat tanpa khasiat pada
SSP, jadi tidak mengakibatkan ketergantunga (Mutchler, 1991).
Percobaan kali ini bertujuan untuk menguji aktivitas obat anti
diare dalam menghambat diare yang ditimbulkan oleh penginduksi
oleum ricini, terhadap hewan percobaan. Pengamatan dilakukan
terdapat diare yang dikeluarkan oleh mencit. Obat yang akan diuji
aktivitas anti diarenya pada percobaan kali ini adalah Loperamid
(Arika, 2017). Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja
dengan cara emeperlambat motilitas saluran cerna dengan
mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini
berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya
diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek
samping yang sering dijumpai ialah kolik abdomen, sedangkan toleransi
terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi (Departemen Farmakologi
dan Terapi, 2007)
Oleum ricini (minyak jarak) merupakan trigliserida yang
berkhasiat sebagai laksansia. Di dalam usus halus, minyak ini
mengalami hidrolisis dan menghasilkan asam risinoleat yang
merangsang mukosa usus, sehingga mempercepat gerak peristaltiknya
dan mengakibatkan pengeluaran isi usus dengan cepat. Dosis oleum
ricini adalah 2 sampai 3 sendok makan (15 sampai 30ml), diberikan
sewaktu perut kosong. Efeknya timbul 1 sampai 6 jam setelah
pemberian, berupa pengeluaran buang air besar berbentuk encer (Tjay
et al, 2002).
Diare ditandai dengan frekuensi defekasi yang jauh melebihi
frekuensi normal, serta konsistensi feses yang encer. Penyebab diare
pun bermacam-macam. Pada dasarnya diare merupakan mekanisme
alamiah tubuh untuk untuk mengeluarkan zat-zat racun yang tidak
dikehendaki dari dalam usus. Bila usus sudah bersih maka diare akan
berhenti dengan sendirinya (Harkness, 1994).
Hewan percobaan yang digunakan dalam percobaan kali ini
adalah mencit. Selain karena anatomi fisiologinya sama dengan anatomi
fisiplogi manusia, juga karena mencit mudah ditangani, ukuran
tubuhnya kecil sehingga waktu penelitian dapat berlangsung lebih
cepat. Sebelum digunakan untuk percobaan, mencit dipuasakan selama
18jam sebelum percobaan tetapi minum tetap diberikan. Hal tersebut
dikarenakan makanan dalam usus akan berpengaruh terhadap kecepatan
peristaltic (Ambari, 2019).
Tiap kelompok diberi 5 ekor mencit. Kelompok di bagi menjadi
dua yaitu kelompok control dan kelompok perlakuan. Prinsip percobaan
ini yaitu Pengujian aktivitas antidiare berdasarkan konsistensi feses,
bobot feses, dan frekuensi defekasi pada aktivitas obat loperamid yang
dapat memperlambat peristaltic usus, sehingga mengurangi frekuensi
defekasi dan memperbaiki konsistensi feses, yaitu metode proteksi
terhadap diare oleh oleum ricini (Wahid et al, 2018). Prosedur pertama
dilakukan adalah menimbang masing-masing mencit untuk menentukan
banyaknya dosis sediaan uji yang akan diberikan pada tiap mencit, yang
sebelumnya sudah diberi tanda pada tiap ekor mencit. Setelah
ditimbang, pada mencit kontrol diberi larutan CMC Na yang cenderung
tidak mempunyai efek farmakologis. Mencit perlakuan diberi loperamid
sebagai obat antidiare. Setelah pemberian obat, mencit didiamkan
selama 30 menit, dengan Estimasi bahwa dalam 30 menit, obat telah
bekerja di dalam tubuh mencit, kemudian mencit segera diinduksi
dengan oleum ricini sesuai dosis yang telah di hitung sesuai berat badan
mencit untuk tiap mencit. Oleum ricini akan menyebabkan diare pada
mencit. Setelah proses induksi diamati waktu terjadinya diare, jangka
waktu terjadinya diare dan konsistensi feses. Konsistensi feses dicatat
dengan mengamati kondisi feses yaitu normal, setengah padat, lembek,
cair.