STRUKTUR DENGAN
AKTIVITAS PADA PROSES
METABOLISME OBAT
MA’RIFATUL SERIN AULIA (G70119012)
TABLE OF CONTENTS
Suatu obat dapat menimbulkan respons biologis dengan melalui dua jalur, yaitu :
1. Obat aktif setelah masuk ke peredaran darah, langsung berinteraksi dengan reseptor dan menimbulkan
respons biologis.
2. Pra-obat setelah masuk ke peredaran darah mengalami proses metabolisme menjadi obat aktif,
berinteraksi dengan reseptor dan menimbulkan respons biologis (bioaktivasi).
Bioaktivasi,
bioinaktivasi dan
biotoksifikasi
1. Bioaktivasi
Bioaktivasi merupakan pengaktifan atau
khasiat farmakologi suatu obat menjadi
diperkuat karena reaksi-reaksi metabolisme
dalam hati dan beberapa organ lain. Pra-obat
setelah masuk keperedaran darah mengalami
proses metabolisme menjadi obat aktif,
berinteraksi dengan reseptor dan
menimbulkan respon biologis. Respon
biologis merupakan akibat interaksi molekul
obat dengan gugus fungsional molekul
reseptor. Interaksi ini dapat berlangsung
karena kekuatan ikatan kimia tertentu
2. Bioinaktivasi
Bioinaktivasi atau disebut juga detoksifikasi
karena obat mengalami perubahan kimiawi
secara enzimatis dan pada umumnya hasil
perubahannya tidak atau kurang aktif lagi.
3. Biotoksifikasi
Biotoksifikasi merupakan hasil metabolit
beberapa obat bersifat lebih toksik dibanding
dengan senyawa induk. Dan ada pula hasil
metabolit obat yang mempunyai efek
farmakologis berbeda dengan senyawa induk.
Bioaktivasi, bioinaktivasi dan biotoksifikasi
Contoh bioaktivasi dan bioinaktivasi Contoh bioaktivasi dan biotoksifikasi Beberapa obat hasil metabolitnya mempunyai
efek farmakologis berbeda dengan senyawa induk
Protonsil rubrum, suatu antibakteri misalnya iproniazid. Iproniazid adalah obat
Obat analgesik turunan p-aminofenol
turunan sulfonamida, dalam tubuh seperti asetanilid dan 5 fenasetin, dalam perangsang sistem saraf pusat dan dalam tubuh
mengalami reduksi menjadi sulfanilamida tubuh mengalami metabolisme membentuk dimetabolisme menjadi isoniazid yang berkhasiat
yang aktif sebagai antibakteri sebagai antituberkulosis.
paracetamol (asetaminofen), aktif sebagai
(bioaktivasi) dan kemudian terasetilasi analgesik (bioaktivasi). Senyawa-senyawa
membentuk asetil sulfanil amida yang Selain itu, ada juga beberapa obat jika diubah
ini kemudian di metabolisme lebih lanjut
tidak aktif (bioinaktivasi) gugusnya dapat mengubah aktivitas biologis
menjadi p-aminofenol, turunan anilin, N-
oksida dan hidroksilamin, yang diduga misalnya pengubahan gugus ester pada prokain
menjadi gugus amina (prokain amida) akan
sebagai penyebab terjadinya
methemoglobin (biotoksifikasi). mengubah aktivitas biologisnya dari anastetik
menjadi antiaritmik.
Metabolisme
obat
metabolisme obat adalah proses pengubahan
senyawa yang relative non polar, menjadi
senyawa yang lebih polar sehingga mudah di
keluarkan dari tubuh. Banyak molekul senyawa
organik mudah larut dalam lemak dan diserap
oleh saluran cerna dan masuk ke peredaran darah.
Molekul tersebut kemudian menembus membran
biologis secara difusi pasif, mencapai organ
sasaran dan menimbulkan efek farmakologis.
Karena ada reabsorbsi di tubulus ginjal, sangat
sedikit molekul lipofil dieksresikan sebagai urin.
Jika obat bersifat lipofil tersebut tidak mengalami
metabolisme, obat tetap dalam peredaran darah
atau pada jaringan depo, dan akan menunjukan
efek biologis yang tidak terbatas. Karena ada
usaha tubuh untuk mengeliminasi senyawa asing,
maka sebagian besar obat mengalami
metabolisme dan diubah menjadi senyawa yang
bersifat lebih polar, secara farmakologis tidak
aktif dan relatif tidak toksik kemudian dieksresi
sebagai urin atau tinja. Secara keseluruhan
metabolisme molekul obat dan senyawa endogen,
seperti protein, lemak dan steroid, hanya
melibatkan sejumlah besar sistem enzim, baik
yang khas maupun tidak khas.
Tujuan metabolisme obat
Perubahan kimia obat dalam tubuh terutama terjadi pada jaringan dan organ-organ seperti hati, ginjal,
paru dan saluran cerna. Hati adalah organ tubuh yang merupakan tempat utama metabolisme obat
karena mengandung lebih banyak enzim-enzim metabolisme di bandingkan dengan organ lain. Setelah
pemberian secara oral, obat di serap oleh saluran cerna, masuk ke peredaran darah dan kemudian ke
hati melalui efek lintas pertama. Aliran darah yang membawa obat atau senyawa organik asing
melewati sel-sel hati secara perlahan-lahan dan termetabolisis menjadi senyawa yang mudah larut
dalam air kemudian diekskresikan melalui urin.
1 2 3
Jalur umum metabolisme
obat dan senyawa organik
asing
● Yang termasuk reaksi fasa I adalah ● Yang termasuk reaksi fasa II adalah
reaksi-reaksi oksidasi, reduksi dan reaksi konjugasi, metilasi dan
hidrolisis. Meskipun reaksi fasa I asetilasi. Tujuan reaksi ini adalah
kemungkinan tidak menghasilkan mengikat gugus fungsional hasil
senyawa yang cukup hidrofil, tetapi metabolit reaksi fasa I dengan
secara umum dapat menghasilkan senyawa endogen yang mudah
suatu gugus fungsional yang mudah terionisasi dan bersifat polar, seperti
terkonjugasi atau mengalami reaksi asam glukuronat, sulfat, glisin dan
fasa II. glutamine, menghasilkan konjugat
yang mudah larut dalam air.
Reaksi fasa I atau reaksi fungsionalisme meliputi :
Reaksi hidrolisis
• Hidrolisis ester dan amida
Contoh hidrolisis ester : perubahan metabolik
asetosal menjadi asam salisilat dan asam asetat.
Contoh hidrolisis amida : prokainamid yang
terhidrolisis lebih lambat dibandingkan prokain.
Reaksi fasa II atau reaksi konjugasi
1. Reaksi konjugasi
Reaksi konjugasi obat atau senyawa organik asing dengan asam glukuronat, sulfat, glisin, glutamain dan glutation dapat mengubah senyawa
induk atau hasil metabolit fasa I menjadi metabolit yang lebih polar, mudah larut dalam air, bersifat tidak toksik dan tidak aktif dan kemudian
dieksresikan melalui ginjal atau empedu. Reaksi konjugasi yang lain adalah reaksi metilasi dan asetilasi.
02 03
Reaksi Reaksi
asetilasi metilasi