KIMIA MEDISINAL
Disusun Oleh :
(20501005)
2023
HUBUNGAN STRUKTUR SENYAWA OBAT DENGAN PROSES METABOLISME
Proses metabolisme dapat memengaruhi aktivitas biologis, masa kerja dan toksisitas
obat, sehingga pengetahuan tentang metabolisme obat dan senyawa organik asing lain
(xenobiotika) sangat penting dalam bidang kimia medisinal. Studi metabolisme obat dan
senyawa organik asing lain telah berkembang pesat pada dekade terakhir ini.
Suatu obat dapat menimbulkan respons biologis dengan melalui dua jalur, yaitu:
a. Obat aktif setelah masuk ke peredaran darah, langsung berinteraksi dengan reseptor dan
menimbulkan respons biologis.
b. Pra-obat setelah masuk ke peredaran darah mengalami proses metabolisme menjadi obat
aktif, berinteraksi dengan reseptor dan menimbulkan respons biologis (bioaktivasi).
Secara umum, tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat menjadi metabolit tidak
aktif dan tidak toksik (bioinaktivasi atau detoksifikasi), mudah larut dalam air dan kemudian
dieksresikan dari tubuh.
Hasil metabolit beberapa obat bersifat lebih toksik disbanding dengan senyawa induk
(biotoksifikasi), dan ada pula hasil metabolit obat yang mempunyai efek farmakologis
berbeda dengan senyawa induk. Contoh:
1. Bioaktivasi dan Bioinaktivasi
Prontosil rubrum, suatu antibakteri turunan sulfonamida, dalam tubuh mengalami
reduksi menjadi sulfanilamid yang aktif sebagai antibakteri (bioaktivasi) dan
kemudian terasetilasi membentuk asetilsulfanilamid yang tidak aktif (bioinaktivasi).
Beberapa senyawa tidak mengalami proses metabolisme dan diekskresikan dari tubuh
dalam bentuk tidak berubah. Contoh
a. Senyawa yang tidak larut dalam cairan tubuh, tidak diserap oleh saluran cerna
dan tahan terhadap pengaruh kimiawi dan enzimatik saluran cerna. Senyawa
ini langsung dikeluarkan melalui tinja, contoh: barium sulfat dan oleum ricini.
b. Senyawa yang mudah larut dalam cairan tubuh dan tahan terhadap pengaruh
kimiawi dan enzimatik. Senyawa ini relatif tidak toksik dan cepat dikeluarkan
melalui urin, contoh: asam mandelat, asam sulfonate alifatik dan aromatik.
Pengertian umum metabolisme obat adalah mengubah senyawa yang relatif non polar,
menjadi senyawa yang lebih polar sehingga mudah dikeluarkan dari tubuh.
Banyak molekul senyawa organik yang mudah larut dalam lemak, diserap oleh
saluran cerna dan masuk ke peredaran darah. Molekul tersebut kemudian menembus
membran biologis secara difusi pasif, mencapai organ sasaran dan menimbulkan efek
farmakologis. Karena ada proses absorpsi kembali di tubulus ginjal, sangat sedikit molekul
lipofil yang diekskresikan melalui urin. Bila obat yang bersifat lipofil tersebut tidak
mengalami proses metabolisme, obat tetap berada dalam peredaran darah atau pada jaringan,
dan akan menunjukkan efek biologis yang tidak terbatas. Karena ada usaha-usaha tubuh
untuk mengeliminasi senyawa asing, maka sebagian besar obat mengalami metabolisme,
diubah menjadi senyawa yang bersifat lebih polar, secara farmakologis tidak aktif dan relatif
tidak toksik, kemudian dikeluarkan melalui urin atau tinja.
Secara keseluruhan proses metabolisme molekul obat dan senyawa endogen, seperti
protein, lemak dan steroid, hanya melibatkan sejumlah kecil tipe-tipe reaksi kimia dan relatif
melibatkan sejumlah besar system enzim, baik yang khas maupun tidak khas.
Sistem oksidasi ini sangat kompleks, tidak hanya melibatkan NADPH saja tetapi juga
flavoprotein NADPH-sitokrom C reduktase, sitokrom B, dan feri heme-protein (feri
sitokrom P-450).
Substrat (RH) berkombinasi dengan oksigen (O2) membentuk metabolit teroksidasi
(ROH) dan air. Reaksi oksidasi substrat ini berlangsung karena bantuan sitokrom P-450.
Mekanisme reaksi oksidasi substrat dijelaskan sebagai berikut.
O-glukoronida
N-glukoronida
S-glukoronida
C-glukoronida
Konjugasi Sulfat
Terutama terjadi pada senyawa fenol. Umumnya untuk meningkatkan kelarutan
senyawa dalam air, membuat nin toksik. Jumlah sulfat dalam tubuh agak terbatas
sehingga hanya untuk beberapa senyawa endogen, seperti :
- Steroid
- Heparin
- Tiroksin