Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI EKSPERIMENTAL


BAB II METABOLISME OBAT

DOSEN PENGAMPU :

1. apt. Metrikana Novembrina, M.Sc


2. apt. Karol Giovani Battista Leki,M.Farm

Disusun Oleh : Kelompok III

1. Aditya Oktafiantika (1191002)


2. Alin Lestari (1191003)
3. Asih Tri Noor Hayati (1191010)
4. Catur Hana Kristanti (1191013)
5. Helena Michele Alexandria (1191024)
6. Hilda Kurnia Ningrum (1191025)

Rombel : 4A Karyawan

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI NUSAPUTERA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III
TAHUN AJARAN 2019 /2020
I. TUJUAN
Mempelajari pengaruh beberapa senyawa kimia terhadap enzim
pemetabolisme obat dengan mengukur efek farmakologinya.

II. DASAR TEORI


Metabolisme atau biotransformasi adalah reaksi perubahan zat
kimia dalam jaringan biologi yang dikatalis oleh enzim menjadi
metabolitnya. Jumlah obat dalam tubuh dapat berkurang karena proses
metabolisme dan ekskresi. Hari merupakan organ utama tempat
metabolisme obat. Ginjal tidak akan efektif mengekskresi obat yang
bersifat lipofil karena mereka akan mengalami reabsorpsi di tubulus
setelah melalui filtrasi glomerulus. Oleh karena itu obat yang lipofil harus
dimetabolisme terlebih dahulu menjadi senyawa yang lebih polar supaya
reabsorpsinya berkurang sehingga mudah diekskresi.
Proses metabolisme terbagi menjadi beberapa fase, fase I merubah
senyawa lipofil menjadi senyawa yang mempunyai gugus fungsional
seperti OH, NH2, dan COOH. Ini bertujuan agar senyawa lebih mudah
mengalami proses perubahan selanjutnya. Hasil metabolisme fase I
mungkin mempengaruhi efek farmakologinya. Metabolisme fase I
kebanyakan menggunakan enzim sitokrom P450 yang banyak terdapat di sel
hepar dan GI. Enzim ini juga berperan penting dalam memetabolisme zat
endogen seperti steroid, lemak dan detoksifikasi zat eksogen. Namun
demikian, ada juga metabolisme fase I yang tidak menggunakan enzim
sitokrom P450, seperti pada oksidasi katekolamin, histamine dan etanol.
Reaksi fase II atau reaksi konjugasi terjadi jika zat belumcukup
polar setelah mengalami metabolisme fase I, ini terutama terjadi pada zat
yang sangat lipofil. Konjugasi ialah reaksi penggabungan antara obat
dengan zat endogen seperti asam glukoronat, asam sulfat, asam asetat dan
asam amino. Hasil reaksi konjugasi berupa zat yang sangat polar dan tidak
aktif secara farmakologi. Glukoronidasi adalah reaksi konjugasi yang
paling umum dan paling penting dalam ekskresi dan inaktifasi obat.
Obat yang sudah mempunyai gugus seperti OH, NH 2, SH dan
COOH mungkin tidak perlu mengalami reaksi fase I untuk dimetabolisme
fase II. Dengan demikian tidak semua zat mengalami reaksi fase I terlebih
dahulu sebelum reaksi fase II. Bahkan zat dapat mengalami metabolisme
fase II terlebih dahulu sebelum mengalami metabolisme fase I.
(Mycek,2001)
Metabolisme obat terutama terjadi di hati,yakni di membran
endoplasmic reticulum(mikrosom)dan di cytosol.Tempat metabolisme
yang lain (ekstra hepatik) adalah: dinding usus, ginjal, paru, darah, otak
dan kulit, juga di lumen kolon (oleh flora usus).
Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang non polar
(larut lemak) menjadi polar (larut air) dapat diekskresikan melalui ginjal
atau empedu.dengan perubahan ini obat aktif umumnya diubah menjadi
inaktif. Tapi sebagian berubah menjadi lebih aktif(jika asalnya
prodrug),kurang aktif,atau menjadi toksik.
Reaksi metabolisme yang terpenting adalah oksidasi oleh enzim
cytocrome P450 (cyp)yang disebut juga enzim monooksigenase atau MFO
(Mixed Fungtion Oxidase) dalam endoplasmic reticulum
(mikrosom)hati.Interaksi dalam metabolisme obat berupa induksi atau
inhibisi enzim metabolisme,terutama enzim cyp.
Induksi berarti peningkatan sistem enzim metabolisme pada tingkat
transkripsi sehingga terjadi peningkatan kecepatan metabolisme obat yang
menjadi substrat enzim yang bersangkutan.
Inhibisi enzim metabolisme berarti hambatan yang terjadi secara
langsung dengan akibat peningkatan kadar substrat dari enzim yang
dihambat juga terjadi secara langsung. (Mardjono,2007,hal 8)
Proses metabolisme dapat mempengaruhi aktivitas biologis,masa
kerja, dan toksisitas obat.Oleh karena itu pengetahuan tentang
metabolisme obat penting dalam studi.suatu obat dapat menimbulkan suatu
respon biologis dengan melalui dua jalur,yaitu:
1. Obat aktif setelah masuk melalui peredaran darah,langsuns
berinteraksi dengan reseptor dan menimbulkan respon biologis.
2. Pra-obat setelah masuk ke peredaran darah  mengalami proses
metabolisme menjadi obat aktif,berinteraksi dengan reseptor dan
menimbulkan respon biologis (bioaktivasi)
Secara umum tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat
menjadi metabolit tidak aktif dan tidak toksik (bioinaktivasi atau
detoksifikasi), mudah larut dalam air dan kemudian diekskresikan dari
tubuh.Hasil metabolit obat bersifat lebih toksik dibanding dengan senyawa
induk (biootoksifikasi) dan ada pula hasilmetabolit obat yang mempunyai
efek farmakologis berbeda dengan senyawa induk, contoh :
Iproniazid,suatu obat perangsang system syaraf pusat,dalam tubuh di
metabolis menjadi isoniazid yang berkhasiat sebagai antituberkolosis.
Metabolisme obat secara normal melibatkan lebih dari satu proses
kimiawi dan enzimatik sehingga menghasilkan lebih dari satu
metabolit.Jumlah metabolit ditentukan oleh kadar dan aktivitas enzim yang
berperan dalam proses metabolisme.Kecepatan metabolisme dapat
menentukan intensitas dan masa kerja obat.Kecepatan metabolisme ini
kemungkinan berbeda-beda pada masing-masing individu.Penurunan
kecepatan metabolisme akan meningkatkan intensitas dan memperpanjang
masa kerja obat dan kemungkinan meningkatkan toksisitas obat. Kenaikan
kecepatan metabolisme akan menurunkan intensitas dan memperpendek
masa kerja obat sehingga obat menjadi tidak efektif pada dosis normal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme obat :
a. Faktor Genetik atau keturunan
Perbedaan individu pada proses metabolisme sejumlah obat
kadang-kadang terjadi dalam system kehidupan.Hal ini
menunjukkan bahwa factor genetic atau keturunan ikut berperan
terhadap adanya perbedaan kecepatan metabolisme obat.
b.  Perbedaan spesies dan galur
Pada proses metabolisme obat,perubahan kimia yang terjadi
pada spesies dan galur kemungkinan sama atau sedikit
berbeda,tetapi kadang-kadang ada perbedan uang cukup besar
pada reaksi metabolismenya.
c. Perbedaan jenis kelamin
Pada spesies binatang menunjukkan ada pengaruh jenis kelamin
terhadap kecepatan metabolisme obat
d. Perbedaan umur
Bayi dalam kandungan atau bayi yang baru lahir jumlah enzim-
enzim mikrosom hati yang diperlukan untuk memetabolisme
obat relatif masih sedikit sehingga sangat peka terhadap obat.
e. Penghambatan enzim metabolisme
Kadang-kadang pemberian terlebih dahulu atau secara bersama-
sama suatu senyawa yang menghambat kerja enzim-enzim
metabolisme dapat meningkatkan intensitas efek
obat,memperpanjang masa kerja obat dan kemungkinan juga
meningkatkan efek samping dan toksisitas.
f. Induksi enzim metabolisme
Pemberian bersama-sama suatu senyawa dapat meningkatkan
kecepatan metabolisme obat dan memperpendek masa kerja
obat.Hal ini disebabkan senyawa tersebut dapat meningkatkan
jumlah atau aktivitas enzim metabolisme dan bukan Karena
permeablelitas mikrosom atau adanya reaksi
penghambatan.Peningkatan aktivitas enzim metabolisme obat-
obat tertentuatau proses induksi enzim mempercepat proses
metabolisme dan menurunkan kadar obat bebas dalam plasma
sehingga efek farmakologis obat menurun dan masa kerjanya
menjadi lebih singkat. Induksi enzim juga mempengaruhi
toksisitas beberapa obat karena dapat meningkatkan
metabolisme dan metabolit reaktif.
g. Tempat metabolisme obat
Perubahan kimia obat dalam tubuh terutama terjadi pada
jaringan-jaringan dan organ-organ seperti hati,ginjal,paru dan
saluran cerna.Hati merupakan  organ tubuh tempat utama
metabolisme obat oleh karena mengandung enzim-enzim
metabolisme dibanding organ lain.Metabolisme obat di hati
terjadi pada membrane reticulum endoplasma sel.Retikulum
endoplasma terdiri dari dua tipe yang berbeda,baik bentuk
maupun fungsinya.Tipe 1 mempunyai permukaan membran
yang kasar,terdiri dari ribosom-ribosom yang tersusun secara
khas dan berfungsi mengatur susunan genetik asam aminoyang
diperlukan untuk sintesis protein.Tipe 2 mempunyai permukaan
membran yang halus tidak mengandung ribosom.Kedua tipe ini
merupakan tempat enzim-enzim yang diperlukan untuk
metabolisme obat. Jalur umum metabolisme obat dan senyawa
organik asing Reaksi metabolisme obat dan dan senyawa organic
asing ada dua tahap yaitu:
1. Reaksi fase I atau reaksi fungsional
Yang termasuk reaksi fase I adalah reaksi-reaksi
oksidasi, reduksi dan hidrolisis. Tujuan reaksi ini adalah
memasukkan gugus fungsional tertentu yang bersifat
polar.
2. Reaksi fase II atau reaksi konjugasi
Yang termasuk reaksi fase II adalah reaksi konjugasi,
melitasi dan asetilasi. Tujuan reaksi ini adalah mengikay
gugus fungsional hasil metabolit reaksi fase I dengan
senyawa endogen yang mudah terionisasi dan bersifat
polar, seperti asam glukoronat, sulfat, glisin dan
glutamin, menghasilkan konjugat yang mudah larut
dalam air. Hasil konjugasi yang terbentuk (konjugat)
kehilangan aktivitas dan toksisitasnya dan kemudian di
ekskresikan melalui urin.
Pada metabolisme obat, gambaran secara tepat system enzin
yang bertanggungjawab terhadap proses oksidasi,reduksi,masih belum
diketahui secara jelas.Secara umum diketahui bahwa sebagian besar
reaksi metabolik akan melibatkan prpses oksidasi.Proses ini
memerlukan enzim sebagai kofaktor,yaitu bentuk tereduksi dari
nikotinamid-adenin-dinukleotida fosfat (NADPH) dan nikotinamid-
adenin-dinukleotida.

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
 Induktor enzim : Phenobarbital Na
 Inhibitor enzim : Simetidin
 Obat uji : diazepam
 Spuit 1 ml dan sonde oral
 Labu takar 10 ml , mortar-stamper jika diperlukan.
 Beker glass kecil
 Timbangan
 Kotak kaca untuk pengamatan
 Stop watch
B. Hewan uji
 Menci

IV. PROSEDUR

Tiap kelas dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing mendapat 5


hewan uji.

Kelompok I (kontrol) : hewan uji diberi diazepam 80 mg/kg BB


dosis tunggal secara intra peritoneal (i.p) . Dilakukan pada saat
praktikum

Kelompok II, III : seperti kelompok I dengan praperlakuan


phenobarbital 80mg/kg BB i.p selama tiga hari tiap 24 jam.
Dilakukan sebelum hari H

Kelompok IV, V : seperti kelompok I yang diberikan bersama-sama


dengan simetidin i.p 80 mg/kgBB 1 jam sebelumnya

Timbang hewan uji, buat larutan stok, hitung dosis dan volume
pemberian untuk masing-masing hewan uji

Letakkan hewan dalam kotak pengamatan. Tentukan onset dan


durasi. Onset dihitung sejak pemberian obat hingga righting reflex
hilang/mencit tidur. Durasi dihitung sejak righting reflex hilang
hingga righting replex kembali / mencit bangun

Catat data pada tabel pengamatan


V. DATA PENGAMATAN
Data perlakuan dan berat mencit tiap kelompok

Dosis simetidin peroral 80 mg/ kg BB. Volume larutan stok 10 ml.


Tersedia bentuk sediaan tablet 200 mg. Dengan berat tablet sbb:

Dosis luminal i.p 80 mg/kgBB. Tersedia luminal ampul 50 mg/ml. Volume


larutan stok 10 ml.
Dosis diazepam peroral 80 mg/kgBB. Volume larutan stok 10 ml. Tersedia bentuk sediaan
tablet diazepam 5 mg. Dengan berat tablet :

Suspensi CMC Na dibuat dengan konsentrasi 0,5% 25 ml, diberikan ke mencit sebanyak 0,1
ml sebagai placebo.
Kelompok Nomor Waktu onset durasi
Pemberian Reflek Kembali
mencit
hilang
Kontrol 1 13.46 14.30 15.34 44 64
2 14.01 14.26 15.59 25 93
3 14.14 14.39 15.43 25 64
4 14.07 14.46 16.04 39 78
Induksi 1 1 13.29 13.45 17.06 16 201
2 13.32 13.40 16.51 8 191
3 13.35 13.47 17.02 12 195
4 13.39 13.48 16.58 9 190
Induksi 2 1 13.30 14.54 15.48 84 54
2 13.35 15.31 17.37 116 126
3 13.39 14.55 15.59 76 64
4 13.43 15.05 16.23 82 78
Inhibisi 1 1 13.34 14.50 18.01 76 191
2 13.39 14.51 18.03 72 192
3 13.39 14.49 18.01 70 192
4 14.06 14.55 18.11 49 196
Inhibisi 2 1 13.14 14.32 18.26 78 234
2 13.17 14.33 18.23 76 230
3 13.16 14.20 18.21 64 241
4 13.15 14.21 18.22 66 241

PERHITUNGAN
Kelompok 1 perlakuan Kontrol (-)
Bobot terbesar = 25 gram
Dosis untuk BB 25 gram  25 : 1000 x 80mg/kgBB = 2mg
Konsentrasi/ Kadar larutan stok :
2 : ½ x Vp max = 4mg/ml
Buat larutan stok :
Dibuat stok 10 ml
4 mg/ml x 10 ml = 40 mg
Diazepam
Rata rata berat tablet = (150 + 159 + 155) : 3 = 154,67mg
Bobot yang ditimbang 40 mg : 5mg x 154,67mg = 1237,36mg
Cara buat : ditimbang 1237,36mg diazepam + aquades ad 10 ml
Dosis dan volume pemberian per BB diazepam
BB mencit Perhitungan Dosis dan volume
pemberian
21 gram 21 : 1000 x 80mg/KgBB 1,68mg
1,68 : 4 x 1ml 0,42ml
22 gram 22 : 1000 x 80mg/KgBB 1,76mg
1,76 : 4 x 1ml 0,44ml
23 gram 23 : 1000 x 80mg/KgBB 1,84mg
1,84 : 4 x 1ml 0,46ml
24 gram 24 : 1000 x 80mg/KgBB 1,92mg
1,92 :4 x 1 ml 0,48ml
25 gram 25 : 1000 x 80mg/KgBB 2mg
2 : 4 x 1ml 0,50ml

Kelompok 2 perlakuan Induksi 2


Bobot terbesar = 22 gram
Dosis untuk BB 22 gram  22 : 1000 x 80mg/kgBB = 1,76mg
Konsentrasi/ Kadar larutan stok :
1,76 : ½ x Vp max = 3,52mg/ml
Buat larutan stok :
Dibuat stok 10 ml
3,52mg/ml x 10 ml = 35,2mg/ml
Luminal tersedia ampul 50mg/ml
Buat larutan stok
V1 x C1 = V 2 x C2
V1 x 50mg/ml = 10ml x 3,52mg/ml
V1 = 10ml x 3,52mg/ml : 50mg/ml = 0,704ml
Pipet 0,704ml luminal tambahkan aquades ad 10 ml
Dosis dan volume pemberian luminal per BB ke mencit
BB mencit Perhitungan Dosis dan volume
pemberian
18 gram 18 : 1000 x 80mg/KgBB 1,44mg
1,44 : 3,52 x 1ml 0,409ml
19 gram 19 : 1000 x 80mg/KgBB 1,52mg
1,52 : 3,52 x 1ml 0,432ml
20 gram 20 : 1000 x 80mg/KgBB 1,6mg
1,6 : 3,52 x 1ml 0,455ml
21 gram 21 : 1000 x 80mg/KgBB 1,68mg
1,68 : 3,52 x 1 ml 0,477ml
22 gram 22 : 1000 x 80mg/KgBB 1,76mg
1,76 : 3,52 x 1ml 0,5ml

Diazepam
Rata rata berat diazepam tablet = (150 + 159 + 155) : 3 = 154,67mg
Bobot yang ditimbang 35,2mg : 5mg x 154,67mg = 1088,8768g
Cara buat : ditimbang 1088,876mg diazepam + aquades ad 10 ml
Dosis dan volume pemberian diazepam per BB ke mencit
BB mencit Perhitungan Dosis dan volume
pemberian
18 gram 18 : 1000 x 80mg/KgBB 1,44mg
1,44 : 3,52 x 1ml 0,409ml
19 gram 19 : 1000 x 80mg/KgBB 1,52mg
1,52 : 3,52 x 1ml 0,432ml
20 gram 20 : 1000 x 80mg/KgBB 1,6mg
1,6 : 3,52 x 1ml 0,455ml
21 gram 21 : 1000 x 80mg/KgBB 1,68mg
1,68 : 3,52 x 1 ml 0,477ml
22 gram 22 : 1000 x 80mg/KgBB 1,76mg
1,76 : 3,52 x 1ml 0,5ml

Kelompok 3 perlakuan Induksi 2


Bobot terbesar = 29 gram
Dosis untuk BB 29 gram  29 : 1000 x 80mg/kgBB = 2,32mg
Konsentrasi/ Kadar larutan stok :
2,32 : ½ x Vp max = 4,64mg/ml
Buat larutan stok :
Dibuat stok 10 ml
4,64mg/ml x 10 ml = 46,4mg/ml
Luminal tersedia ampul 50mg/ml
Buat larutan stok
V1 x C1 = V 2 x C2
V1 x 50mg/ml = 10ml x 4,64mg/ml
V1 = 10ml x 4,64mg/ml : 50mg/ml = 0,928ml
Pipet 0,928ml luminal tambahkan aquades ad 10 ml
Dosis dan volume pemberian luminal per BB ke mencit
BB mencit Perhitungan Dosis dan volume
pemberian
25 gram 25 : 1000 x 80mg/KgBB 2mg
2 : 4,64 x 1ml 0,431ml
26 gram 26 : 1000 x 80mg/KgBB 2,08mg
2,08 : 4,64 x 1ml 0,448ml
27 gram 27 : 1000 x 80mg/KgBB 2,16mg
2,16 : 4,64 x 1ml 0,466ml
28 gram 28 : 1000 x 80mg/KgBB 2,24mg
2,24 :4 ,64 x 1 ml 0,483ml
29 gram 29 : 1000 x 80mg/KgBB 2,32mg
2,32 : 4,64 x 1ml 0,50ml

Diazepam
Rata rata berat diazepam tablet = (150 + 159 + 155) : 3 = 154,67mg
Bobot yang ditimbang 46,4mg : 5mg x 154,67mg = 1435,3376g
Cara buat : ditimbang 1435,3376mg diazepam + aquades ad 10 ml
Dosis dan volume pemberian diazepam per BB ke mencit
BB mencit Perhitungan Dosis dan volume
pemberian
25 gram 25 : 1000 x 80mg/KgBB 2mg
2 : 4,64 x 1ml 0,431ml
26 gram 26 : 1000 x 80mg/KgBB 2,08mg
2,08 : 4,64 x 1ml 0,448ml
27 gram 27 : 1000 x 80mg/KgBB 2,16mg
2,16 : 4,64 x 1ml 0,466ml
28 gram 28 : 1000 x 80mg/KgBB 2,24mg
2,24 :4 ,64 x 1 ml 0,483ml
29 gram 29 : 1000 x 80mg/KgBB 2,32mg
2,32 : 4,64 x 1ml 0,50ml

Kelompok 4 perlakuan Inhibisi 1


Bobot terbesar = 25 gram
Dosis untuk BB 25 gram  25 : 1000 x 80mg/kgBB = 2mg
Konsentrasi/ Kadar larutan stok :
2 : ½ x Vp max = 4mg/ml
Buat larutan stok :
Dibuat stok 10 ml
4mg/ml x 10 ml = 40mg
Simetidin
Rata rata berat tablet = (650 + 659 + 655) : 3 = 654,67mg
Bobot yang ditimbang 40 : 200 x 654,67 = 130,934mg
Cara buat  timbang 130,934mg simetidin + aquades ad 10ml
Dosis dan volume pemberian per BB simetidin

BB mencit Perhitungan Dosis dan volume


pemberian
17 gram 17 : 1000 x 80mg/KgBB 1,36mg
1,36 : 4 x 1ml 0,34ml
18 gram 18 : 1000 x 80mg/KgBB 1,44mg
1,44 : 4 x 1ml 0,36ml
20 gram 20 : 1000 x 80mg/KgBB 1,6mg
1,6 : 4 x 1ml 0,4ml
24 gram 24 : 1000 x 80mg/KgBB 1,92mg
1,92 : 4 x 1 ml 0,48ml
25 gram 25 : 1000 x 80mg/KgBB 2mg
2 : 4 x 1ml 0,5ml

Diazepam
Rata rata berat tablet = (150 + 159 + 155) : 3 = 154,67mg
Bobot yang ditimbang 40mg : 5mg x 154,67mg = 1237,36mg
Cara buat : ditimbang 1237,36mg diazepam + aquades ad 10 ml
Dosis dan volume pemberian per BB diazepam
BB mencit Perhitungan Dosis dan volume
pemberian
17 gram 17 : 1000 x 80mg/KgBB 1,36mg
1,36 : 4 x 1ml 0,34ml
18 gram 18 : 1000 x 80mg/KgBB 1,44mg
1,44 : 4 x 1ml 0,36ml
20 gram 20 : 1000 x 80mg/KgBB 1,6mg
1,6 : 4 x 1ml 0,4ml
24 gram 24 : 1000 x 80mg/KgBB 1,92mg
1,92 : 4 x 1 ml 0,48ml
25 gram 25 : 1000 x 80mg/KgBB 2mg
2 : 4 x 1ml 0,5ml

Kelompok 5 perlakuan Inhibisi 2


Bobot terbesar = 33 gram
Dosis untuk BB 33 gram  33 : 1000 x 80mg/kgBB = 2,64mg
Konsentrasi/ Kadar larutan stok :
2,64 : ½ x Vp max = 5,28mg/ml
Buat larutan stok :
Dibuat stok 10 ml
5,28mg/ml x 10 ml = 52,8mg
Simetidin
Rata rata berat tablet = (650 + 659 + 655) : 3 = 654,67mg
Bobot yang ditimbang 52,8 : 200 x 654,67 = 172,83mg
Cara buat  timbang 172,83mg simetidin + aquades ad 10ml
Dosis dan volume pemberian per BB simetidin
BB mencit Perhitungan Dosis dan volume
pemberian
29 gram 29 : 1000 x 80mg/KgBB 2,32mg
2,32 : 5,28 x 1ml 0,439ml
30 gram 30 : 1000 x 80mg/KgBB 2,4mg
2,4 : 5,28 x 1ml 0,45ml
31 gram 31 : 1000 x 80mg/KgBB 2,48mg
2,48 : 5,28 x 1ml 0,47ml
32 gram 32 : 1000 x 80mg/KgBB 2,56mg
2,56 : 5,28 x 1 ml 0,485ml
33 gram 33 : 1000 x 80mg/KgBB 2,64mg
2,64 : 5,28 x 1ml 0,5ml

Diazepam
Rata rata berat tablet = (150 + 159 + 155) : 3 = 154,67mg
Bobot yang ditimbang 52,8mg : 5mg x 154,67mg = 1633,32mg
Cara buat : ditimbang 1633,32mg diazepam + aquades ad 10 ml
Dosis dan volume pemberian per BB diazepam
BB mencit Perhitungan Dosis dan volume
pemberian
29 gram 29 : 1000 x 80mg/KgBB 2,32mg
2,32 : 5,28 x 1ml 0,439ml
30 gram 30 : 1000 x 80mg/KgBB 2,4mg
2,4 : 5,28 x 1ml 0,45ml
31 gram 31 : 1000 x 80mg/KgBB 2,48mg
2,48 : 5,28 x 1ml 0,47ml
32 gram 32 : 1000 x 80mg/KgBB 2,56mg
2,56 : 5,28 x 1 ml 0,485ml
33 gram 33 : 1000 x 80mg/KgBB 2,64mg
2,64 : 5,28 x 1ml 0,5ml

Cara membuat suspensi CMC Na 0,5% 25 ml


0,5 : 100 x 25 = 0,125 g
Ditimbang 0,125 g CMC Na
Diukur aquades ad 25ml  cawan kemudian taburkan CMC Na  cawan merata dibiarkan
sampai CMC Na mengembang

ONSET
44 16 84 76 78
25 8 116 72 76
25 12 76 70 64
39 9 82 49 66
n 4 4 4 4 4 N= 20
∑x 133 45 358 267 284 ∑ xt = 1087
∑ x² 4707 545 33012 18261 20312 ∑ x²t = 76837
X rata - rata 33.25 11.25 89.5 66.75 71

Σ x ² T = Σ x ²t - (( Σ xt) ² / N) ---> 76837 - (1087)2/


20 76837 – 59078,45
= 17758.55
Σ x ² b = ((Σx1)²/n1 + (Σx2)²/n2 + (Σx3)²/n3 + (Σx4)²/n4 + (Σx5)²/n5) - (Σxt)²/NT -->(4160,25 + 506,25 + 32041
+ 17822,25 + 20164) – 59078.45
Σ x² b 4422,25 506,25 32041 17822,25 20164 - 59078.45
Σ x² b = 15877.3
Σx²w=Σx²T-Σx²b =17758.55 =1881.25
– 15877.3 (onset)

Sumber Jk (Σx2) Dk Rjk F hitung


Varian
Total 17758,55 - - F hitung =
Rjkb/Rjkw =
2
Antar 15877,3 G-1=5-1=4 Σx b/G-1 =
3969,325/125,4167
kelompok (b) 15877,3/4=3969,325
= 31,6491

Sebelum 1881,25 N-G= 20 – 5 Σx2W/N-G =


kelompok (w) = 15 1881,25/15=
125,4147
Nilai F hitung = 31,6491
Nilai F table = 3,06
Nilai F hitung lebih besar dari F table, maka ada perbedaan yang signifikan antar tiap
perlakuan

DURASI
64 201 54 191 234
93 191 126 192 230
64 195 64 192 241
78 190 78 196 241
n 4 4 4 4 4 N= 20
∑x 299 777 322 771 946 ∑ xt = 3115
∑ x² 22925 151007 28972 148625 223818 ∑ x²t = 575347
X rata - rata 74.75 194.25 80.5 192.75 236.5
Σ x ² T = Σ x ²t - (( Σ xt) ² / N) ---> 575347 - (3115)2/
575347 – 485161.25
20
= 90185.75
Σ x ² b = ((Σx1)²/n1 + (Σx2)²/n2 + (Σx3)²/n3 + (Σx4)²/n4 + (Σx5)²/n5) - (Σxt)²/NT -->(22350.25 + 150932.25 +
25921 + 148610.25 + 223729) – 485161.25

Σ x² b 22350.25 150932.25 25921 148610.25 223729 - 485161.25


Σ x² b = 86381.5
Σx²w=Σx²T-Σx²b =90185.75 =3804.25
– 86381.5 (durasi)

Sumber Jk (Σx2) Dk Rjk F hitung


Varian
Total 90185,75 - - F hitung =
Rjkb/Rjkw =
2
Antar 86381,5 G-1=5-1=4 Σx b/G-1 =
21595,375/253,6167
kelompok (b) 86381,5/4=21595,375
= 85,1497

Sebelum 3804,25 N-G= 20 – Σx2W/N-G =


kelompok 5 = 15 3804,25/15=
(w) 253,6167
Nilai F hitung = 85,1497
Nilai F table = 3,06
Nilai F hitung lebih besar dari F table, maka ada perbedaan yang signifikan antar tiap
perlakuan

VI. PEMBAHASAN
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mempelajari tentang proses
metabolism obat dalam tubuh (hewan uji). Mencit dipilih sebagai hewan
uji karena mempunyai system metabolism menyerupai manusia, lebih
ekonomis, mudah didapatkan, dan metabolism dalam tubuhnya
berlangsung cepat sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai objek
pengamatan. Tujuan metabolism obat adalah untuk mengubah obat yang
non polar (larut lemak) menjadi polar (larut air) agar dapat diekskresi
melalui ginjal dan empedu. Dengan perubahan ini obat aktif umumnya
diubah menjadi inaktif. Tapi sebagian berubah menjadi lebih aktif (jika
asalnya prodrug), kurang aktif, atau menjadi toksik.
Metabolisme atau biotransformasi adalah reaksi perubahan zat kimia
dalam jaringan biologi yang dikatalis oleh enzim menjadi metabolismenya.
Hati merupakan organ utama tempat metabolism obat. Ginjal tidak akan
efektif mengekskresi obat yang bersifat lipofil karena mereka akan
mengalami reabsorbsi ditubulus setelah melalui filtrasi glomelurus. Oleh
karena itu, obat yang lipofil harus dimetabolisme terlebih dahulu menjadi
senyawa yange lebih polar supaya reabsorpsinya berkurang sehingga
mudah diekskresi.
Adapun faktor farmakodinamik yang mempengaruhi aktifitas metabolism
obat, yaitu:
1. Sitokrom P450 yang merupakan enzim pereduksi.
2. Pembentukan metabolit yang dapat memberikan efek farmakologi yang
lebih kompleks disbanding obat awal.
3. Lokasi atau tempat kerja dari metabolit yang dihasilkan.
4. Perbedaan antara profil farmakokinetik dan farmakodinamik dari metabolit
aktif dan obat awal. Perbedaan ini menyebabkan konsentrasi dan intensitas
efek farmakologik metabolit dan obat awal sulit dibedakan. Efek obat
kadang-kadang ditimbulkan oleh metabolitnya.
Metabolit itu mempunyai peran penting sebagai obat oleh karena :
 Metabolit kemungkinan menimbulkan toksisitas atau efek samping
lebih rendah dibanding pro-drugnya. 
 Secara umum metabolit mengurangi variasi respon klinik dalam popula
si yang disebabkan perbedaan kemampuan metabolisme oleh individu-
individu atau oleh adanya penyakit tertentu.

Senyawa kimia yang mempengaruhi enzim metabolisme antara lain,


inductor dan inhibitor. Induktor adalah senyawa kimia yang dapat
mempercepat kerja dari enzim metebolisme. Inhibitor adalah sentawa kimia
yang dapat menghambat kerjadari enzim metabolisme.

MEKANISME KERJA DIAZEPAM


Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan memperkuat fungsi
hambatan neuron GABA. Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf
pusat,terdapat dengan kerapatan yang tinggi terutama dalam korteks otak
frontal danoksipital, di hipokampus dan dalam otak kecil. Pada reseptor ini,
benzodiazepine akan bekerja sebagai agonis. Terdapat korelasi tinggi antara
aktivitas
farmakologi berbagai benzodiazepin dengan afinitasnya pada tempat ikatan. D
engan adanya interaksi benzodiazepin, afinitas GABA terhadap reseptornya
akan meningkat,dan dengan ini kerja GABA akan meningkat. Dengan aktifnya
reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion klorida akan
lebih banyak yang mengalir masuk ke dalam sel. Meningkatnya jumlah ion
klorida menyebabkan hiper polarisasi sel bersangkutan dan sebagai akibatnya,
kemampuan sel untuk dirangsang berkurang. Sebelum dilakukan penyuntikan
terhadap hewan uji, terlebih dulu dilakukan perhitungan dosis. Untuk
setiap hewan uji akan mendapatkan dosis yang
berbeda- beda tergantung dari berat badan masing-masing hewan uji tersebut. 
Semakin besar dan berat maka dosis yang diberikan semakin besar pula.
Setelah didapatkan dosis individu maka dihitung volume pemberian obat.
Volume pemberian obat dihitung dengan cara membandingkan antara dosis
individu dengan stock,sehingga didapatkan volume obat yang akan
disuntikkan ke mencit.
Mekanisme kerja cimetidine adalah menghambat metabolism obat
dengan membentuk kompleks inaktif dengan sitokrom P450 hati. Penghambat
yang membentuk kompleks di metabolism oleh sitokrom P450 yang menjadi
suatu metabolit antara yang terikat kuat, tetapi bisa berbalik dengan
hemoprotein, jadi mencegah prean seratnya lebih lanjut dalam metabolism
obat. Cimetidine yang diketahui dapat menghambat metabolism hepatis dari
berbagai macam obat melipat gandakan waktu paruh eliminasi dari diazepam
yang diperkirakan melalui inhibisi metabolism.
Sebelumnya fenobarbital diberikan selama 3 hari berturut-turut kepada
hewan uji dengan tujuan agar kelak pada pemberian obat yang kedua yaitu
diazepam mampu mencapai efek farmakologis dengan baik dan tidak
terhambat. Hal ini dikarenakan fenobarbital yang juga bersifat induktor yang
perannya umtuk mempercepat atau meningkatkan proses metabolisme obat.
Phenobarbital diberikan 3 hari karena Phenobarbital dapat mengalami auto
induksi akibat pemakaian selama 3 hari sampai 7 hari dimana menginduksi
dirinya sendiri, disini melibatkan enzim sitokrom P450 dan glukoranil
transferase untuk metabolism Phenobarbital, kemudian setelah 3 hari sampai 7
hari akan terjadi toleransi yang memberikan efek hewan uji tersebut tidur. Jika
dilihat dari sifatnya fenobarbital dapat meningkatkan sintesis enzim
metabolisme, karena melibatkan sintesis enzim maka diperlukan waktu
beberapa hari (3 hari sampai 1 minggu) hingga dicapai efek yang maksimal.
Fenobarbital menghambat kejang kemungkinan melibatkan potensiasi
penghambatan sinaps melalui reseptor GABA. Fenobarbital
meningkatkan respon terhadap GABA yang diberikan secara iontoforetik.
Secara teoritis mekanisme kerja fenobarbital dapat menekan saraf abnormal
secara selektif, menghambat penyebaran dan menekan pelepasan dari focus,
fenobarbital dapat menekan melalui konduksi Na+, lepasnya frekuensi tinggi
renjatan saraf yang berulang dalam kultur. Dengan kadar terapi yang relevan,
fenobarbital meningkatkan penghambatan melalui GABA dan reduksi eksitasi
melalui glutamat.Pada pemberian fenobarbital dan selanjutnya diberikan
diazepam maka akan terjadi suatu induksi. Dimana diazepam sebagai substrat
sedangkan fenobarbital sebagai penginduksinya, selain itu fenobarbital dalam
praktikum kali ini juga berperan sebagai obat yang menstimulasi. Obat yang
menstimulasi akan menyebabkan menurunnya kadar obat aktif dalam darah.
Pemberian phenobarbital pada hewan uji dapat menyebabkan hewan uji
tersebut tidur kembali. Hal ini Phenobarbital memiliki efek redistribusi.
Parameter yang saling berpengaruh disini adalah durasi, karena yang
dilihat adalah kadar obat didalam plasma sehingga yang dilihat obat tersebut
berefek sampai obat tersebut tidak berefek. Jadi bukan onsetnya atau waktu
mulai kerja obat sampai obat tersebut memberikan efek. Rata-rata durasi
terbesar adalah kontrol, durasi terkecil adalah inhibitor.
Menurut teori durasi yang tercepat adalah induktor, kontrol, inhibitor.
Reaksi-reaksi selama proses metabolisme dibagi menjadi 2 yaitu
 Reaksi fase I (reaksi oksidasi, reduksi, hidrolisis) : reaksi-reaksi enzimatik
yang berperandalam proses ini sebagian besar terjadi di hati. Mengalami
hidroksilasi pada posisi para dengan bantuan enzim sitokrom 450.
 Reaksi fase II (konjugasi glukoronida, asilasi, metilasi, pembentukan asam
merkapturat, konjugasi sulfat).

Jika dianalisis berdasarkan hasil percobaan, pemberian fenobarbital,


simetidin dan diazepam mempunyai durasi yang paling cepat yaitu 54 menit.
Sedangkan durasi yang paling lama yaitu 241 menit pada pemberian simetidin
+ diazepam.
Efek cepat dan lambatnya reaksi obat berdasrakan cara pemberian tidak
banyak berperan dalam percobaan ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
antara lain:
 Cara pemberian obat

Cara pemberian obat sangat berpengaruh karena pemberian obat yang


tidak tepat akan mempengaruhi dosis dari obat itu sendiri, bahkan terjadi
kesalahan dalam penyuntikan kepada hewan uji. Cara pemberian obat haruslah
tepat dan benar.
 Dosis

Dosis yang diberikan berkaitan dengan cara pemberian obat, terkadang


dosis yang diberikan bisa melebihi atau kurang dari yang telah diperhitungkan,
sehingga reaksi yng terjadi pada hewan uji tidak sesuai dengan teori karena
obat tidak bekerja dengan semestinya.
 Kondisi hewan uji
Secara umum mungkin sulit untuk mengetahui kondisi dari hewa uji,
jika hewan uji dalam keadaan sakit maka ini akan sangat berpengaruh pada
saat proses pemberian obat. Pada percobaan yang telah dilakukan bahwa
penyebab mencit sulit tidur dengan pemberian diazepam karena mencit
tersebut sebelumnya telah diberikan fenobarbital selama 3 hari, ada
kemungkinan kondisi mencit tersebut kebal dan telah membentuk sebuah
antibody didalam tubuhnya terhadap obat sdative.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang ada, induktor enzim ( fenobarbital )
yang diberikan bersamaan dengan obat (diazepam) akan meningkatkan
kecepatan metabolisme dari obat tersebut sehingga efek yang ditimbulkan
oleh obat tersebut akan cepat hilang. Pemberian inhibisi enzim (cimetidin)
bersamaan obat (diazepam) akan menghambat metabolism dari obat
sehingga kerjanyapun dalam tubuh akan menimbulkan efek yang lama.
Nilai F hitung onset = 31,6491
Nilai F hitung durasi = 85,1497
Nilai F table = 3,06
Maka dapat diambil kesimpulan ada perbedaan yang signifikan antar tiap
perlakuan.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Anief, Moh, 1995, Perjalanan Dan Nasib Obat Dalam Badan, Gadjah
Mada Univ Press.
Anonim, 1999, Majalah Farmasi Indonesia Vol 10 No 04, Mandiri Jaya
Offset, Yogyakarata.
Ganiswara, Sulistia G (Ed), 2008, Farmakologi dan Terapi, Edisi Revisi V,
Balai Penerbit Falkultas, Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Gibson, G.Gordon Dan Paul Skett, 1991, Pengantar Metabolisme Obat, UI
Presss, Jakarta.
Katzung, Bertram G., Farmakologi Dasar dan Klinik, Salemba Medika,
Jakarta.
La Du, BR, Mandel, H.G. dan Way, E.L,1971, Fundamentals of drug
Metabolism and drugDispositin. The Williamns & Wilkins company,
Baltimore, pp 149-578.
Lullman, Heinz, et al, 2000, Color Atlas of Pharmacology, second edition
revised and expanded, Thieme, New York.
Neal, M.J, 2005, At A Glance Farmakologi Medis, Edisi Kelima,
Erlangga, Jakarta.
https://ninonk93.wordpress.com/2013/11/06/metabolisme-obat/..diakses
pada tanggal 24 Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai