OLEUM RICINI
KELOMPOK 1
ANGGOTA :
2023
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia farmasi kita mengetahui beberapa bentuk sediaan obat yang
umumnya di pakai dalam pembuatan obat. Setiap bentuk sediaan memiliki fungsi dan
kegunaannya masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan untuk apa obat itu di pakai.
Salah satu bentuk sediaan dari obat yang sering di jumpai dan sering di gunakan
merupakan emulsi.
Emulsi adalah system dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
yang lain dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase terdispersinya
dan larutan air fase pembawa, system ini disebut emulsi minyak dalam air. Sebaliknya,
jika air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak
merupakan fase pembantu emulsi ini disebut emulsi air dalam minyak. Emulsi dapat
distabilkan dengan penstabilan bahan pengemulsi yang mencegah koalesensi, yaitu
penyatuan tetes kecil yang menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal
yang memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan) menstabilkan dengan cara menempati antar
permukaan antara tetesan dan fase external dan membuat batas fisik disekeliling partikel
yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar permukaan antara
fase, sehingga meningkatkan proses emulsifikasi sesame pencampuran. (Farmakope
Indonesia edisi V)
Emulsi adalah suatu system yang tidak stabil secara termodinamik yang
mengandung paling sedikit 2 fase cair yang tidak bercampur, diaman satu diantaranya
didispersikan sebagai bola-bola dalam fase cair lain. Farfis II (Martin, dkk.., 1993 : 1143)
Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak stabil, sehingga dibutuhkan zat
pengemulsi atau emulgator untuk menstabilkannya sehingga antara zat yang terdispetsi
dengan pendispersinnya tidak akan pecah atau keduannya tidak akan terpisah. Metode
yang dapat digunakan untuk menilai efisiensi emulgator yang ditambahkan adalah metode
HLB (Hydrophilic-Lipophilic Balance).
Minyak jarak atau minyak kastroli (Oleum Ricini) sering digunakan sebagai obat
pencahar (laksatif) dan untuk menetralisasi rasa kembung (konstipasi) dan merangsang
pemuntahan. Konsumsi tinggi (dibawah dosis letal) minyak ini pada perempuan yang siap
melahirkan dapat menginduksi persalinan.
Minyak jarak adalah miyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan dingin biji
Ricinus communis, L yang telah dikupas. Di era modern ini minyak jarak ( Oleu ricini )
banyak digunakan untuk industri otomotif, industri farmasi dan kosmetik. Kandungan
asam lemak pada minyak jarak 90% terdiri dari asam risinoleat, hanya sedikit
mengandung asam dihidroksi stearat, linoleat, oleat dan stearat.
B. TUJUAN
1. Untuk mengkaji pra formulasi dari bahan aktif minyak jarak (oleum ricini)
2. Untuk mengetahui formulasi yang baik untuk pembuatan emulsi
3. Untuk mengetahui takaran dosis yang tepat
4. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan sediaan emulsi minyak jarak berdasarkan
studi formulasi
5. Untuk mengetahui indikasi dari obat emulsi Oleum Ricini
6. Untuk mengetahui hasil evaluasi dari sediaan emulsi yang telah dibuat
C. MANFAAT
1. Dapat mengerti formula pembuatan oleum ricini atau minyak jarak
2. Dapat mengerti bagaimana formulasi yang baik untuk sediaan emulsi
3. Dapat mengetahui takaran dosis yang tepat
4. Dapat mengetahui bagaimana proses pembuatan sediaan emulsi minyak jarak
5. Dapat mengerti indikasi dari obat emulsi Oleum Ricini
6. Dapat mengetahui hasil evalusi dari sediaan emulsi yang telah dibuat
BAB II
Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan
dalam sistem dispersi; yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam
fase cairan lainnya; umumnya dimantapkan dengan zat pengemulsi.
(Formularium Nasional : 412). Emulsi adalah suatu sistem terdispersi yang
terdiri dari paling sedikit 2 fase cairan yang tidak saling bercampur. Sebagian
besar dari emulsi konvensional dalam farmasi memiliki ukuran partikel
terdispersi dalam diameter dari 0,1 sampai 100 mm. (RPS 18 th : 298)
1. Emulsi tipe O/W (Oil in Water) atau M/A (minyak dalam air), adalah emulsi yang
terdiri atas butiran minyak yang tersebar atau terdispersi ke dalam air. Minyak
sebagai fase internal dan air sebagai fase eksternal.
2. Emulsi tipe W/O (Water in Oil) atau A/M (air dalam minyak), adalah emulsi yang
terdiri atas butiran air yang tersebar atau terdispersi ke dalam minyak. Air sebagai
fase internal dan minyak sebagai fase eksternal.
(H. Syamsuni. 2006. "Farmasetika Dasar dan Hitunga Farmasi". Penerbit Buku
Kedokteran (EGC). Jakarta.)
2. Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O tergantung
banyak faktor misalnya sifat zat atau jenis efek terapi yang dikehendaki.
Ol Ricini 15ml/30ml
PGA 10%
Sacharin – Na 0,5%
Na-Benzoat 0, 1%
BHT 0,02%
Aqua ad 60 ml
2.9 KARAKTERISTIK BAHAN
BAHAN KARAKTERISTIK
Oleum Ricini a) Pemerian : Cairan kental, jernih,
(FI III Hal 459) kuning pucat atau hampir tidak
berwarna, bau lemah; rasa manis
kemudian agak pedas, umumnya
memualkan.
b) Kelarutan : Larut dalam 2,5 bagian
etanol (90%)P; mudah larut dalam etanol
mutlak P dan dalam asam asetat glasial P
c) Stabilitas : Minyak jarak stabil dan
tidak berubah tengik kecualimengalami
panas yang berlebihan. Pada pemanasan
300°Cselama beberapa jam, minyak
jarak berpoli merisasi danmenjadi larut
dalam minyak mineral. Ketika
didinginkansampai 0°C menjadi lebih
kental. Minyak jarak harusdisimpan pada
suhu tidak melebihi 45°C, diisi dalam
wadahkedap udara, terlindung dari
cahaya.(Rowe, Raymond. 2009)
d) Inkompatibilitas : Oleum ricini tidak
kompatibel dengan oksidator kuat.
(Rowe, Raymond 2009)
Uji Organoleptik
Tujuan : memeriksa kesesuaian bau, rasa, dan warna sediaan sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan
Alat : Pancaindra
Uji pH
Tujuan : melihat tingkat keasaman sediaan untuk menjamin keamanan
Alat : pH universe
Prosedur :1. Dimasukkan kertas pH
1. Tunggu beberapa saat
2. Diamati kertas pH tersebut
3. Dibandingkan dengan indikator pH kemasan
4. Diamati warna yang terjadiJika pH>7 = basa pH=7 = netral pH<7
= asam
Uji Viskositas
Tujuan : memeriksa kesesuaian viskositas dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan
Alat : Rhion VT 04F
Syarat : nilai viskositas sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
1. Siapkan bahan atau cairan di dalam beaker glass 500 mL
(pastikan bahan tersebut terisi dengan penuh di dalam baker).
2. Pasang spindel pada alat.
3. Kemudian putar revolver untuk menurunkan spindel sampai
terendam seluruhnya di dalam cairan.
4. Pilih kecepatan RPM untuk perputarannya.
Volume Terpindahkan
Tujuan : memastikan bahwa larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis
ganda, dengan volume yang tertera di etiket tidak lebih 60 mL, jika
dipindahkan dari wadah asli akan memberikan volume sediaan seperti yang
tertera pada etiket
Alat : gelas ukur
Syarat : Volume terpindahkan tidak boleh kurang dan lebih dari 60 mL
Prosedur : Tuang sediaan dalam gelas ukur
Dilihat apakah sesuai volume yang diminta atau tidak.
Diamati perubahan warna yang terjadi pada sediaan emulsi setelah hari ke-1,
ke-2, ke-3, ke-4, dan ke-5
BAB III
A. FORMULA
Ol Ricini 15ml/30ml
PGA 10%
Sacharin – Na 0,5%
Na-Benzoat 0, 1%
BHT 0,02%
Aqua ad 60 ml
BAHAN ALASAN
Aturan Pakai :
1 x sehari 1 sendok (15 mL) tiap malam
F. Prosedur kerja :
H. Rancangan Label
I. Evaluasi Sediaan
Uji Organoleptik
Tujuan : memeriksa kesesuaian bau, rasa, dan warna sediaan sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan
Alat : Pancaindra
Kesimpulan :
Dalam uji Organoleptis pada sediaan emulsi yang berbahan aktif Oleum Ricini /
Minyak Jarak yang telah kelompok kami lakukan setiap anak memiliki hasil yang sama,
dan memiliki hasil seperti diatas.
Uji pH
Tujuan : melihat tingkat keasaman sediaan untuk menjamin keamanan
Alat : pH universe
Syarat : pH emulsi yang dihasilkan sekitar 5-7
Prosedur :1. Dimasukkan kertas pH
5. Tunggu beberapa saat
6. Diamati kertas pH tersebut
7. Dibandingkan dengan indikator pH kemasan
8. Diamati warna yang terjadiJika pH>7 = basa pH=7 = netral pH<7 = asam
Nama Hasil
Angga
pH yang dihasilkan 6
Aulia
pH yang dihasilkan 6
Nanang
pH yang dihasilkan 6
Priska
Kesimpulan :
Dalam uji pH
pada sediaan
emulsi yang
berbahan aktif
Oleum Ricini /
Minyak pH yang dihasilkan 6 Jarak yang
kelompok kami lakukan setiap anak memiliki hasil pH yang sama, pH yang dihasilkan
sudah memenuhi syarat yaitu 6
Uji Viskositas
Viskometer Rhion digunakan untuk mengukur suatu cairan yang
memilikiviskositas tinggi. Memiliki rentang ukuran 30 sampai 400.000 mPa's (cP).
Haltersebut cocok dan nyaman pada satu tangan. Dengan menggunakan baterai
keringsebagai sumber tegangan. Dan dapat membaca viskositas dengan segera setelah di
aktifkan (Martin, 2006)
Tujuan : memeriksa kesesuaian viskositas dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
Alat : viskometer Rhion VT 04F
Procedure :
1. Siapkan bahan atau cairan di dalam beaker glass 100 mL (pastikan bahan
tersebut terisi dengan penuh di dalam baker).
2. Pasang spindel pada alat.
3. Kemudian putar revolver untuk menurunkan spindel sampai terendam
seluruhnya di dalam cairan.
4. Pilih kecepatan RPM untuk perputarannya.
Kesimpulan :
Dari hasil emulsi yang telah kami buat viskositas atau kekentalan emulsi dari
sediaan kami sudah memenuhi syarat yaitu 3000 dPa.S
Volume Terpindahkan
Tujuan : memastikan bahwa larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis ganda,
dengan volume yang tertera di etiket tidak lebih 60 mL, jika dipindahkan dari wadah asli
akan memberikan volume sediaan seperti yang tertera pada etiket
Alat : gelas ukur
Syarat : Volume terpindahkan tidak boleh kurang dan lebih dari 60 mL
Prosedur : Tuang sediaan dalam gelas ukur
Dilihat apakah sesuai volume yang diminta atau tidak
Nama Hasil
Angga
Priska
Hasil Pembahasan
Kesimpulan :
Pada sediaan emulsi berbahan aktif oleum ricini yang telah kelompok kami
lakukan yaitu dapat kami simpulkan memiliki tipe emulsi air dalam minyak atau W/O
Uji Perubahan Warna
Diamati perubahan warna yang terjadi pada sediaan emulsi setelah hari ke-1, ke-2, ke-3,
ke-4, dan ke-5
Hari ke Hasil
Kesimpulan :
Dari hasil yang kelompok kami lakukan yaitu, pada hari pertama hingga hari kelima
tidak mengalami perubahan pada sediaan emulsi kami
BAB IV
KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
yang lain dalam bentuk tetesan kecil. Sistem ini biasanya distabilkan dengan emulgator.
Dalam bidang farmasi, emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air. Berdasarkan fase
terdispersinya dikenal dua jenis emulsi, yaitu:
a. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fase minyak terdispersi di dalam fase air.
b. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fase air terdispersi di dalam fase minyak
Emulsi merupakan salah satu sediaan yang kurang stabil. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi ketidakstabilan dari emulsi di antaranya adalah suhu pemanasan tidak
konstan, perbedaan intensitas pengadukan, pencampuran kurang merata, ketidaktelitian
dalam pengamatan kestabilan emulsi. Adapun parameter ketidakstabilan suatu emulsi
adalah terjadinya flokulasi, creaming, koalesen, ostwald ripening dan inversi fase.
Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan suatu emulgator merupakan faktor yang
penting karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang
digunakan. Salah satu emulgator yang banyak digunakan adalah golongan koloid hirofilik
contohnya adalah gom arab. Mekanisme kerja emulgator ini adalah menaikkan viskositas
medium pendispersi sehingga didapatkan sediaan emulsi yang stabil. Pada praktikum kali
ini menggunakan metode basah. Metode basah yaitu suatu metode dalam pembuatan
emulsi dengan cara zat pengemulsi ditambahkan kedalam air (zat pengemulsi umumnya
larut dalam air) agar membentuk suatu mucilago, kemudian minyak perlahan-lahan
ditambahkan untuk membentuk emulsi, kemudiaan diencerkan dengan sisa air.
Zat aktif yang digunakan yaitu minyak jarak yang sebagai obat pencahar (laksatif)
dan untuk menetralisasi rasa kembung (konstipasi) dan merangsang pemuntahan.
Konsumsi tinggi (di bawah dosis letal) minyak ini pada perempuan yang siap melahirkan
dapat menginduksi persalinan. . Selain itu, terdapat juga bahan-bahan lain yaitu cmc- na
dan tween-span sebagai emulgator, BHT sebagai antioksidan, asam benzoate sebagai
pengawet, Propilenglikol sebagai penstabil, sacharin sebagai pemanis. Jenis emulsi minyak
jarak yaitu tipe air dalam minyak. Karena jumlah fase air yang ditambahkan lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah fase minyak. Minyak jarak akan terdispersi didalam air
membentuk globul-globul yang telah di lapisi oleh emulgator.
Setelah sediaan emulsi jadi kelompok kami melakukan beberapa pengujian diantaranya
adalah :
1. Organoleptis
Dari hasil pemeriksaan secara organoleptis didapatkan hasil bau jeruk yang dapat
menutupi bau dari minyak jarak. Warna sediaan kelompok kami yaitu kuning dengan
rasa jeruk untuk lebih menarik agar mudah dikonsumsi oleh anak-anak.
2. Volume terpindahkan
6. Perubahan warna
Pada pengujian perubahan warna dilakukan dengan mengamati perubahan warna yang terjadi
pada sediaan emulsi setelah hari ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, dan ke-5. hasil yang kelompok kami
peroleh yaitu, pada hari pertama hingga hari kelima tidak mengalami perubahan pada sediaan
emulsi kami.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Formulasi yang baik agar sediaan emulsi berkualitas harus memenuhi aspek-
aspek farmasetik meliputi stabilitas (stability), keamanan (safety), efektifitas
(efectivity), dan aseptabilitas (acceptability).
2. Hasil Evaluasi Sediaan Emulsi
a. Bentuk Sediaan : Emulsi Ol. Ricini
Kadar Bahan Aktif :
Dosis : Ol. Ricini 15ml/30ml
Organoleptis :
Bau : Jeruk
Rasa : Jeruk
Warna : Kuning
Hasil Evaluasi : pH yang dihasilkan adalah 6 yang menunjukan
sediaan sudah memenuhi rentang persyaratan pH emulsi yang baik. Untuk
hasil evaluasi Dan untuk hasil tipe emulsi, yang didapatkan adalah tipe
W/O. Karena pada pengujian saat diberi sudan III, hasilnya homogeny. Pada
pengujian viskositas menggunakan viskometer RION VT 04F diuji dengan
menggunakan spindle dengan ukuran No 3 dari hasil uji viskositas sediaan
emulsi yang telah kami buat sudah memenuhi syarat uji vsikositas.
Viskositas berpengaruh pada kemudahan dalam penuangan serta kecepatan
sedimentasi. Bila viskositas tinggi maka akan sulit untuk dituang dan sulit
untuk terjadi sedimentasi, sedangkan bila viskositas rendah maka sediaan
akan menjadi encer dan mudah terjadi sedimentasi. Pada pengujian
perubahan hasil yang kelompok kami peroleh yaitu, pada hari pertama
hingga hari kelima tidak mengalami perubahan pada sediaan emulsi kami
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta
Anonim (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta
Anonim (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta
Dini, E, Mariana, N. 2005, Teori Sediaan Emulsi, Departemen Farmasi FMIP, Universitas
Indonesia. Depok
H. Syamsuni. 2006. "Farmasetika Dasar dan Hitunga Farmasi". Penerbit Buku Kedokteran
(EGC). Jakarta.
Puwartiningrum, H. 2014. Formulasi dan Uji Sifat Fisik Emulsi Minyak Jarak (Oleum
Ricini) dengan Perbedaan Emulgator Derivat Selulosa. Jurnal Ilmiah Farmasi,
3(1)
Voigt, R, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Noerono Soendani
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.