Anda di halaman 1dari 21

Nilai

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR


IDENTIFIKASI REAKSI KMIA

Nama : Popi Anggriani


Mahasiswa
NIM : 21.71.024341
Kelas : Farmasi D
Dosen Pengampu : Rezki Handayani, S. Farm., M. PH., Apt

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2021
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah
1. Mengenal unsur halogen dan halide
2. Mempelajarai kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur
3. Mempelajarai keperiodikan sifat logam-logam alkali dan alkali
tanah

II. TEORI
Reaksi merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari
satu atau berbagai jenis zat. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Ada
beberapa hal yang menandai terjadinya reaksi kimia, diantaranya terjadi
perubahan warna, bau, suhu, timbulnya gas dan endapan. Reaksi kimia ada yang
berlangsung cepat, ada pula yang berlangsung lambat. Reaksi kimia yang
berlangsung cepat misalnya meledaknya bom dan terbakarnya bensin sedangkan
yang berlangsung lambat misalnya besi berkarat. Reaksi kimia selalu melibatkan
terbentuk dan terputusnya ikatan kimia. Berdasarkan Hukum Kekekalan Massa
yang dikemukakan oleh Lavoisier: “Massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama” dan berdasarkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust):
“Dalam setiap persenyawaan perbandingan massa unsur-unsur selalu tetap”.
Berdasarkan Bronsted Lowry: “Asam sebagai setiap zat sembarang yang
menyumbang proton dan basa sebagai setiap zat sembarang yang menerima
proton”.
Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi
dengan logam. Halogen juga merupakan golongan dengan keelektronegatifan
tertinggi, jadi juga merupakan golongan non-logam. Nama “halogen” berasal
dari bahasa Yunani yang artinya “pembentuk garam”. Dinamakan demikian
karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk garam.
Misalnya klorin bereaksi dengan natrium membentuk natrium klorida (NaCl),
yaitu garam dapur. Dalam sistem periodik, unsur halogen terdapat pada
golongan VII A, mempunyai 7 elektron valensi pada subkulit ns 2np5. Konfigurai
elektron yang demikian membuat unsur-unsur halogen sangat reaktif. Halogen
cenderung menyerap satu elektron membentuk ion bermuatan negatif satu.
Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 17 (VII atau
VIIA pada sistem lama) di tabel periodik. Kelompok ini terdiri
dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br),yodium (I), astatin (At). Fluor (F) ditemukan
dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada tahun 1886
Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling elektronegatif dan
paling reaktif. Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F 2), berbau pedas,
berwarna kuning mudan dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, glass,
keramik, bahkan air terbakar dalam fluorin dengan nyala terang. Klor (Cl)
ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun
1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl 2,
senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit. Gas klor berwarna kuning
kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Brom (Br)
ditemukan oleh Balard pada tahun 1826 merupakan zat cair berwarna coklat
kemerahan, agak mudah menguap pada temperature kamar, uapnya berwarna
merah, berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan
kerongkongan. Brom mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan
berwarna merah, bersifat kurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi lebih
reaktif dari iodium. Iodium (I) Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811.
Merupakan unsur nonlogam. Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan.
Dapat menguap pada temperature biasa membentuk gas berwarna ungu-biru
berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan dalam air laut (air asin) garam
chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit
sekali larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127
yang ditemukan di alam. Astatin (At) Merupakan unsur radioaktif pertama yang
dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil
sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada
20 isotop dari astatin, dan isotop At(210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam
(terpanjang). Astatin lebih logam disbanding iodium. Kereaktifan Unsur halogen
adalah unsur-unsur yang reaktif, hal ini terbukti keberadaan halogen di alam
sebagai senyawa. Kereaktifan halogen dipengaruhi oleh keelektronegatifannya.
Semakin tinggi keelektronegatifan maka semakin reaktif unsur halogen karena
semakin mudah menarik elektron. Kereaktifan halogen juga di pengaruhi oleh
energi ikatan halogen.semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah di
putuskan ikatan tersebut sehingga semakin reaktif halogen.

Halida adalah senyawa biner, dimana salah satu bagiannya adalah salah
satu atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang
mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil daripada atom halogen, untuk
membentuk senyawa fluorida, klorida, bromida, iodida, atau astatin.
Kebanyakan garam merupakan halida. Semua logam pada elemen grup 1 akan
membentuk halida yang berbentuk padatan putih dalam suhu ruangan. Ion halida
adalah atom hidrogen yang mengikat muatan negatif. Anion halida contohnya
fluorida (F−) ,klorida (Cl−), bromida (Br−), iodida (I−) dan astatin (At−). Semua
ion ini terdapat pada garam halida ion. (Kanginan marthen. 1995: 68)
Unsur-unsur serupa yang dikenal sekarang ditemukan secara terpisah dan
hampir serempak oleh dimitri Mendeleev dan lohar mayer pada tahun 1869.
"Jika unsur disusun berdasarkan kenaikan bobot atom, sepengkat sifat akan
terulang secara berkala. Tabel berkala ialah penataan unsur-unsur dalam 12 baris
mendatar dan 8 kolom tegak golongan. (Petrucci, 1987: 245).
Kira-kira 80 unsur diklasifikasikan sebagai logam yang meliputi beberapa
dari setiap grup, kecuali VIII A VII A dan mungkin VI A. Logam-logam ini
berada diselah kiri dan tengah tabel berkala. Dalam reaksi kimia dengan
nonlogam, atom logam cenderung menyumbangkan elektron dan membentuk
kation koelektronegatifanya rendah, kebanyakan ditaranya kurang dari 2,0.
Selanjutnya unsur non logam, yang terdiri dari kira-kira selusin unsur-unsur
yang relatif umum dan penting, ditambah gas mulia, benda disebelah kanan pada
tabel priodik, kecuali hidrogen. Atom dan non logam cenderung menerima
elektron, dan membentuk anion dalam reaksi kimia dengan logam. Selain itu
nonlogam juga on mudah bereaksi satu sama lain dengan membentuk ikatan
kovalen misalnya delam SO3, CO2 dan H2O. keelektronegatifnya dari kebanyaka
nonlogam berkisar dari sekitar 2,4 ke atas. Selanjutnya Metoloid atau unsur
perbatasan, memperlihatkan baik sitat logam maupun sifat non logam sampai
tingkat tertetu, biasanya ia bertindak sebagai penyambang elektron dengan non
logam, dan sebagai penerima elektron dengan logam. Unsur-unsur ini terletak
berdekatan dengan garis zig-zag (seperti tangga) dalam tabel berkala, seperti B,
Si, Ge, Ar, Sb, Tc termasuk dalam kelas ini. Keelektonrnigatifan unsur garis
betas ini, berkisar antara 1.8 dan 2.1 (Keenan, dkk. 1984: 149).
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom hingga kulit terluarnya. Jari- jari
atau suatu logam adalah setengah jarak antara dua inti pada atom-atom yang
berdekatan. Untuk unsur-unsur yang berupa molekul diantomik. Secara umum
bahwa jari- jari atom dalam satu golongan akan semakin besar dari atas
kebawah. Sementara dalam satu periode semakin kekanan jari-jari atomnya
semakin kecil. Dalam satu golongan, semakin kebawah letak suatu unsur dalam
sistem periodik, semakin bertambah periodenya. Unsur-unsur dalam satu
golongan dari atas kebawah jari-jari atomnya semakin besar karena jumlah kulit
atom semakin bertambah. Dalam satu periode semua unsur memiliki jumlah
kulit yang sama. Semakin kekanan letak suatu unsur dalam sistem periodik,
semakin bertambah jumlah elektron pada kulit terluarnya, yang diikuti dengan
bertambahnya jumlah proton pada inti atom. Dengan demikian, gaya tarik
menarik antara protan dan elektron semakin besar dan akibatnya jari- jari atom
semakin kecil.
Potensial ionisasi adalah energi minimum yang di perlukan oleh suatu
atom netral atau ion untuk melepas satu elektron yang terikat paling luar dalam
fase gas terisolasi. Suatu atom netral di beri energi hingga sebuah elektronnya
terlepas, energi yang di berikan ini di sebut sebagai potensial ionisasi pertama.
Ionisasi pertama merupakan energi yang digunakan untuk ionisasi sesuai
persamaan. Apabila terdapat Na+ (g) di berikan lagi energi sehingga terbentuk
Na2+(g) , energi yang di berikan ini di sebut sebagai potensial ionisasi kedua, dan
seterusnya. Elektron-elektron dalam suatu atom atau ion saling tarik menarik
dengan inti atom atau ion tersebut sehingga potensial ionisasinya berharga
positif. Semakin kecil jari-jari atom, potensial ionisasinya semakin besar. Dalam
satu periode unsur-unsur memiliki jumlah kulit atom yang sama. Semakin
kekanan letak suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah jumlah
elektron pada kulit terluarnya.
Afinitas elektron adalah energi yang di lepaskan atau di serap ketika satu
elektron ditambah ke atom atau ion dalam fase gas terisolasi. Afinitas elektron
umumnya bersifat eksotermis (melepaskan energi), karena elektron yang masuk
akan mengalami gaya tarik – menarik dengan inti atom. Variasi afinitas elektron
juga di pengaruhi oleh ukuran atom. Semakin dekat atom ke inti atom, semakin
besar pula pengaruh gaya tarik inti yang di rasakan elektron tersebut. Atom yang
memiliki ukuran yang paling kecil akan memiliki muatan inti efektif yang
tinggi  pada kulit terluarnya, sehingga memiliki afinitas elaktron yang tinggi.
Secara umum dalam satu golongan semakin kebawah, afinitas elektronya
semakin kecil. Sementara dalam satu periode semakin ke kana, afinitas
elektronnya semakin besar. Semakin kecil jari – jari atom afinitas elektronnya
semakin besar.
Keelektronegatifan merupakan ukuran kemamapuan suatu atom untuk
menarik elektron dalam ikatannya ketika atom – atomtersebut membentuk
ikatan. Unsur-unsur yang memiliki keelektronegatifan tinggi memiliki
kemampuan lebih besar untuk menarik elektron ikatannya. Dalam suatu
molekul, unsur yang lebih elektronegatif bermuatan parsial negatif, sedangkan
unsur-unsur yang kurang elektronegatif akan bermuatan parsial positif.
Keelektronegatifan merupakan suatu konsep dan tidak memiliki satuan karena
hanya merupakan perbandingan kemampuan untuk menarik electron. Secara
umum dalam satu periode semakin kekanan, keelktronegatifan unsur-unsur
semakin meningkat seiring dengan menurunnya karakter logam. Sebaliknya,
dalam satu golongan semakin ke bawah keelektronegatifan unsur- unsur semakin
menurun. Semakin kecil jari-jari atom, keelktronegatifannya semakin besar.
Beberapa Unsur-unsur golongan IA terdiri dari hidrogen (H), litium (Li),
natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr). Unsur-
unsur ini kecuali hidrogen, dikenal sebagai logam alkali. Unsur-unsur golongan
IIA disebut logam alkali tanah. Kata “alkali” berasal dari bahasa Arab, al-qaly,
yaitu abu yang dalam air bersifat basa. Oleh karena logam-logam golongan IA
dan IIA umumnya jika dilarutkan dalam air membentuk larutan basa, maka
disebut logam alkali dan alkali tanah. Unsur-unsur golongan IIA yang dikenal
sebagai logam alkali tanah terdiri berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca),
stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra). Sebutan alkali tanah untuk logam
golongan IIA dikarenakan logam-logam tersebut umumnya ditemukan dalam
bentuk senyawa sukar larut di dalam tanah. Logam alkali dan alkali tanah
bersifat sangat reaktif sehingga selalu ditemukan di alam dalam bentuk
senyawanya, meskipun logam alkali tanah tidak sereaktif logam alkali. Ciri khas
yang paling mencolok dari logam alkali dan alkali tanah adalah kereaktifannya
yang begitu besar, pada unsur alkali jari-jari atom dari litrium ke fransium
semakin besar dikerenakan bertambahnya jumlah kulit elektron . Sedangkan
energi ionisasinya dari keelekronegatifannya dari litrium ke fransium semakin
berkurang (kecil), logam-logam alkali hanya memiliki satu tingkat oksidasi yaitu
+1. Pada alkali tanah dari atas kebawah dalam sistem periodik secara beraturan
meningkat, sedangkan energi ionisasi dan keelektronegatifannya menurun, titik
didih dan titik lelehnya cenderung menurun dari berilium ke barium. Pada alkali
dan alkali tanah terdapat tes nyala logam yaitu untuk menentukan warna-warna
unsur. Unsur alkali senyawa alam ion-ion positif satu,sedangkan unsur alkali
tanah di ion posif dua.

III. ALAT DAN BAHAN


3.1. Alat
N Nama Alat
O
1. Pipet Tetes
2. Tabung Reaksi
3. Rak Tabung Reaksi
4. Penjepit
5. Kawat Nikrom
6. Amplas
7. Kertas Saring
8. Pinggan Penguapan
9. Gelas Kimia
3.2 Bahan

No Nama Bahan
1. Larutan H2O (Air)
2. Larutan HCl Pekat (Hidrogen Klorida)
3. Larutan NaCl ( Natrrium Klorida)
4. Larutan MgCl2 ( Magnesium Klorida)
5. Larutan BaCl2 ( Barium Klorida)
6. Larutan Ba(NO3)2 ( Barium Nitrat)
7. Larutan (NH4)2C2O2
8. Larutan K2CrO4 ( Kalium Kromat)
9. Larutan CaCl2 ( Kalsium Klorida)
10. Larutan (NH4)2SO4 (Amonium Sulfat)
11. Larutan Kanji
12. Larutan Iod
13. Larutan fenolftalein
14. Logam Na (Natrium)
15. Logam Mg (Magnesium)
16. Larutan Yodium

IV. CARA KERJA


a. Pengenalan golongan alkali dan alkali tanah
 Reaksi dengan air
Pada percobaan ke 1
Sediakan air dalam pinggan penguapan

Lalu sepotong kecil logam Natrium dijepit dan diletakkan di atas kertas

Diteteskan metil merah ke dalam larutan setelah reaksi selesai

Amatilah perubahan yang terjadi
Pada percobaan ke 2
Sediakan air ke dalam gelas kimia secupnya

Kemudian Magnesium dimasukkan ke dalam air

Ditetesi metil merah ke dalam larutan setelah reaksi selesai

Amatilah perubahan yang terjadi
 Reaksi nyala
Pada percobaan ke 3
Kawat nikrom dibersihkan dengan cara dicelupkan ke dalam larutan HCl
pekat

Kemudian kawat nikrom dipanaskan dalam nyala api

Setelah itu kawat nikrom dicelupkan ke dalam larutan NaCl pekat

Dan dipanaskan dalam nyala api

Amatilah reaksi perubahan warna yang terjadi
Pada percobaan ke 4
Kawat nikrom dibersihkan dengan cara dicelupkan ke dalam larutan HCl
pekat

Kemudian kawat nikrom dipanaskan dalam nyala api

Setelah itu kawat nikrom dicelupkan ke dalam larutan MgCl2 pekat

Amatilah reaksi perubahan warna yang terjadi
Pada percobaan ke 5
Kawat nikrom dibersihkan dengan cara dicelupkan ke dalam larutan HCl
pekat

Kemudian kawat nikrom dipanaskan dalam nyala api

Setelah itu kawat nikrom dicelupkan ke dalam larutan BaCl2 pekat

Amatilah reaksi perubahan warna yang terjadi
 Kelarutan senyawa logam alkali tanah
Pada percobaan ke 6
Dimasukkan 1 mL larutan Ba(NO3)2 ke dalam tabung reaksi

Kemudian larutan tersebut ditetesi larutan (NH4)2C2O4 sebanyak 10 kali
penetesan

Amatilah reaksi yang terjadi pada larutan.
Pada percobaan ke 7
Dimasukkan 1 mL larutan CaCl2 ke dalam tabung reaksi

Kemudian larutan tersebut ditetesi larutan (NH4)2C2O4 sebanyak 10 kali
penetesan

Amatilah reaksi yang terjadi pada larutan
Pada percobaan ke 8
Masukkan 1 mL larutan BaCl2 ke dalam tabung reaksi

Setelah itu larutan tersebut ditetesi larutan (NH4)2C2O4 sebanyak 10 kali
penetesan

Amatilah reaksi yang terjadi pada larutan
Pada percobaan ke 9
Dimasukkan 1 mL larutan Ba(NO3)2 ke dalam tabung reaksi

Kemudian larutan tersebut ditetesi larutan (NH4)2SO4 sebanyak 8 kali
penetesan

Amatilah reaksi yang terjadi pada larutan
Pada percobaan ke 10
Dimasukkan 1 mL larutan BaCl2 ke dalam tabung reaksi


Kemudian larutan tersebut ditetesi larutan (NH4)2SO4 sebanyak 20 kali
penetesan

Amatilah reaksi yang terjadi pada larutan
Pada percobaan ke 11
Dimasukkan 1 mL larutan CaCl2 ke dalam tabung reaksi

Kemudian larutan tersebut ditetesi larutan (NH4)2SO4 sebanyak 20 kali
penetesan

Amatilah reaksi yang terjadi pada larutan
Pada percobaan ke 12
Dimasukkan 1 mL larutan Ba(NO3)2 ke dalam tabung reaksi

Kemudian larutan tersebut ditetesi larutan K2CrO4 sebanyak 10 kali
penetesan

Amatilah reaksi yang terjadi pada larutan
Pada percobaan ke 13
Dimasukkan 1 mL larutan BaCl2 ke dalam tabung reaksi

Kemudian larutan tersebut ditetesi larutan K2CrO4 sebanyak 8 kali penetesan

Amatilah reaksi yang terjadi pada larutan
Pada percobaan ke 14
Dimasukkan 1 mL larutan CaCl2 ke dalam tabung reaksi

Kemudian larutan tersebut ditetesi larutan K2CrO4 sebanyak 10 kali
penetesan

Amatilah reaksi yang terjadi pada larutan

Pada percobaan ke 15
b. Pengenalan halogen
Dimasukan 2 Ml larutan yodium ke dalam tabung reaksi

Kemudian teteskan larutan amilum sebanyak 5 tetes

Amatilah reaksi yang terjadi pada larutan
V. HASIL PENGAMATAN
NO REAKSI PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN
1 Reaksi dengan Logam Natrium Logam natrium memutar
air. diletakkan diatas kertas di atas permukaan air dan
Reaksi antara saring yang disimpan menghasilkan asap. Lalu
Na dengan air. diatas permukaan air. Natrium menimbulkan api
dan gas. Setelah di tetesi
metil merah, air berubah
warna menjadi warna
kuning.
2 Reaksi dengan Sepotong Magnesium Timbul gelembung
air. dimasukkan ke dalam gelembung halus di
Reaksi antara gelas kimia yang berisi potongan magnesium dan
Magnesium air. pada air tidak terjadi
dengan air. perubahan warna. Setelah
di tetesi metil merah,
ternyata terjadi perubahan
warna pada air menjadi
kekuningan.
3 Reaksi nyala. Sebuah kawat di Ketika kawat dimasukkan
Kawat nikrom bersihkan dahulu dengan kedalam NaCl pekat lalu
dimasukkan ke cara mencelupkan ke kawat dipanaskan, terjadi
dalam larutan dalam larutan HCl lalu di perubahan warna pada
NaCl pekat lalu panaskan. Setelah kawat nyala api menjadi warna
di bakar. dibersihkan, kawat kuning.
dimasukkan kedalam
larutan NaCl pekat lalu
kawat dipanaskan.
4 Reaksi nyala. Sebuah kawat di Ketika kawat dimasukkan
Kawat nikrom bersihkan dahulu dengan kedalam MgCl2 pekat lalu
dimasukkan ke cara mencelupkan ke kawat dipanaskan, terjadi
dalam larutan dalam larutan HCl lalu di perubahan warna pada
MgCl2 pekat panaskan. Setelah kawat nyala api menjadi warna
lalu di bakar. dibersihkan, kawat putih.
dimasukkan kedalam
larutan MgCl2 pekat lalu
kawat dipanaskan.
5 Reaksi nyala. Sebuah kawat di Ketika kawat dimasukkan
Kawat nikrom bersihkan dahulu dengan kedalam BaCl2 pekat lalu
dimasukkan ke cara mencelupkan ke kawat dipanaskan, terjadi
dalam larutan dalam larutan HCl lalu di perubahan warna pada
BaCl2 pekat lalu panaskan. Setelah kawat nyala api menjadi warna
di bakar. dibersihkan, kawat hijau.
dimasukk0an kedalam
larutan BaCl2 pekat lalu
kawat dipanaskan.
6 Larutan Ba(NO- Masukkan 1mL larutan Ketika Ba(NO3)2 ditambah
)
3 2 ditambah Ba(NO3)2 ke dalam (NH4)2C2O4 menghasilkan
larutan tabung reaksi, lalu endapan putih yang terjadi
(NH4)2C2O4 larutan tersebut ditetesi pada saat 10 kali penetesan
larutan (NH4)2C2O4. (NH4)2C2O4
7 Larutan CaCl2 Masukkan 1mL larutan Ketika CaCl2 ditambah
ditambah CaCl2 ke dalam tabung (NH4)2C2O4  tidak
larutan reaksi, lalu larutan menghasilkan endapan,
(NH4)2C2O4 tersebut ditetesi larutan namun warna larutan
(NH4)2C2O4. berwarna putih.
8 Larutan BaCl2 Masukkan 1mL larutan Ketika BaCl2 ditambah
ditambah BaCl2 ke dalam tabung (NH4)2C2O4 menghasilkan
larutan reaksi, lalu larutan endapan putih kekuningan
(NH4)2C2O4 tersebut ditetesi larutan setelah 10 kali penetesan
(NH4)2C2O4. (NH4)2C2O4.
9 Larutan Ba(NO- Masukkan 1mL larutan Ketika Ba(NO3)2  ditambah
)
3 2 ditambah Ba(NO3)2 ke dalam (NH4)2SO4 menghasilkan
larutan tabung reaksi, lalu endapan putih setelah 8
(NH4)2SO4 larutan tersebut ditetesi kali penetesan (NH4)2SO4.
larutan (NH4)2SO4.
10 Larutan BaCl2 Masukkan 1mL larutan Ketika BaCl2  ditambah
ditambah BaCl2 ke dalam tabung (NH4)2SO4  tidak
larutan reaksi, lalu larutan menghasilkan endapan
(NH4)2SO4 tersebut ditetesi larutan walaupun telah 20 kali
(NH4)2SO4. penetesan.
11 Larutan CaCl2 Masukkan 1mL larutan Ketika CaCl2  ditambah
ditambah CaCl2 ke dalam tabung (NH4)2SO4  tidak
larutan reaksi, lalu larutan menghasilkan endapan
(NH4)2SO4 tersebut ditetesi larutan walaupun telah 20 kali
(NH4)2SO4. penetesan.
12 Larutan Ba(NO- Masukkan 1mL larutan Ketika Ba(NO3)2  ditambah
)
3 2 ditambah Ba(NO3)2 ke dalam K2CrO4 menghasilkan
larutan K2CrO4. tabung reaksi, lalu endapan berwarna kuning
larutan tersebut ditetesi setelah 10 kali penetesan
larutan K2CrO4. K2CrO4.
13 Larutan BaCl2 Masukkan 1mL larutan Ketika BaCl2  ditambah
ditambah BaCl2 ke dalam tabung K2CrO4 menghasilkan
larutan K2CrO4. reaksi, lalu larutan endapan berwarna kuning
tersebut ditetesi larutan setelah 8 kali penetesan.
K2CrO4.
14 Larutan CaCl2 Masukkan 1mL larutan Ketika CaCl2  ditambah
ditambah CaCl2 ke dalam tabung K2CrO4 menghasilkan
larutan K2CrO4. reaksi, lalu larutan endapan berwarna kuning
tersebut ditetesi larutan setelah 10 kali penetesan.
K2CrO4.
15 Reaksi Yodium sebanyak 2 mL Larutan iod berubah warna
pengenalan ditetesi larutan amilum. menjadi warna hitam atau
halogen. ungu tua setelah ditetesi
Iod ditambah amilum sebanyak 5 tetes.
larutan kanji.

VI. PEMBAHASAN
Reaksi merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari
satu atau berbagai jenis zat. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Ada
beberapa hal yang menandai terjadinya reaksi kimia, diantaranya terjadi
perubahan warna, bau, suhu, timbulnya gas dan endapan. Reaksi kimia ada yang
berlangsung cepat, ada pula yang berlangsung lambat. Halogen menandakan
unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Halogen
juga merupakan golongan dengan keelektronegatifan tertinggi, jadi juga
merupakan golongan non-logam. Logam alkali dan alkali tanah bersifat sangat
reaktif sehingga selalu ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya, meskipun
logam alkali tanah tidak sereaktif logam alkali. Halida adalah senyawa biner,
dimana salah satu bagiannya adalah salah satu atom halogen dan bagian lainnya
adalah elemen lainnya atau radikal yang mempunyai tingkat keelektronegatifan
lebih kecil .
Natrium (Na) adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti
lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam
(terutamahalite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning,beroksidasi dalam
udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak.
Magnesium (Mg) merupakan logam ringan,putih abu-abu dan sangat mudah
terbakar. Kawat nikrom adalah abu-abu keperakan dalam warna , tahan terhadap
oksidasi dan memiliki titik lembur tinggi sebagai elemen pemanas. NaCl yang
melekat pada kawat nikrom dibakar dan terjadi perubahan warna menjadi
kuning. Maknesium klorida (MgCl2) merupakan logam kuat,putih keperakan,dan
ringan. Logam ini sangat aktif dan bias terbakar dengan nyala putih apabila
udaranya lembab. Hidrogen klorida (Hcl) adalah asam monoprotik yang berarti
ia dapat berdiosiasi melepaskan satu H + hanya sekali dalam asam klorida H + ini
bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium H3O. Barum klorida
(BaCl2) adalah senyawa organik salah satu garam barium larut dalam air.
Barium nitrat Ba(NO3)2 merupakan garam yang terdiri dari barium dan ion nitrat.
Barium nitrat berbentuk padat dan berwarna putih pada suhu ruangan senyawa
ini dapat larut dalam air dan juga beracun. Amonium oksalate (NH4)2C2O4 adalah
garam oksalat dengan ammonium dan terkadang sebagai monohidrat, ini adalah
garam putih tidak berwarna ,tidak berbau dan tidak menguap. Kalsium klorida
(CaCl2) adalah senyawa organik padatan kristal tidak berwarna pada suhu kamar,
dan sangat larut dalam air. Kalium kromat (K2CrO4) kalium kromat berbentuk
bubuk berwarna kuning dan tidak berbau. senyawa ini biasa juga digunakan
sebagai indikator dalam pembakuan perak nitrat (AgNO3). Kalium kromat tidak
larut dalam alkohol. Larutan iodium (iod) merupakan senyawa kalium dalam air
dan juga unsur halogen. Larutan kanji atau amilum adalah unsur halogen jika
larutan ditetesi larutan kanji (amilum) menjadi warna hitam atau ungu tua.
Pada percobaan ke 1 secarik kertas saring diapungkan diatas permukaan
air dalam pinggan penguapan. Lalu sepotong kecil logam Natrium dijepit dan
diletakkan di atas kertas. Setelah reaksi selesai, air di dalam pinggan tersebut
diperiksa dengan satu tetes fenolftalein dan Logam natrium memutar di atas
permukaan air dan menghasilkan asap. Lalu Natrium menimbulkan api dan gas.
Setelah di tetesi metil merah dicatat perubahan yang terjadi, dan air berubah
warna menjadi warna kuning. Pada percobaan ke 2 sepotong logam Magnesium
dibersihkan dengan amplas. Kemudian logam Magnesium tersebut dimasukkan
ke dalam gelas kimia yang berisi air. Lalu ditunggu bebarapa menit dan airnya
diperiksa dengan fenolftalein dan perubahan yang terjadi timbul gelembung-
gelembung halus di potongan magnesium sedangkan pada air tidak mengalami
perubahan warna. Setelah di tetesi metil merah, dan terjadi perubahan warna
pada air menjadi kekuningan. Pada percobaan ke 3 kawat nikrom dibersihkan
dengan cara mencelupkannya ke dalam larutan HCl pekat, setelah kawat
dibersihkan, kawat dimasukkan kedalam larutan NaCl kemudian kawat nikrom
dipanaskan dalam nyala api. setelah itu letakan pada rak tabung reaksi dan
terjadi perubahan warna pada nyala api menjadi warna kuning. Pada percobaan
ke 4 kawat di bersihkan dahulu dengan cara mencelupkan ke dalam larutan HCl
lalu di panaskan. Setelah kawat dibersihkan, kawat dimasukkan kedalam larutan
MgCl2 pekat kemudian kawat nikrom dipanaskan dalam nyala api. setelah itu
letakan pada rak tabung reaksi dan terjadi perubahan warna pada nyala api
menjadi warna putih. Pada percobaan ke 5 Kawat nikrom dibersihkan dengan
cara dicelupkan ke dalam larutan HCl pekat Reaksi nyala kawat nikrom
dimasukkan ke dalam larutan BaCl2 pekat lalu kawat dimasukkan kedalam NaCl
pekat dan kawat dipanaskan, terjadi perubahan warna pada nyala api menjadi
warna hijau. Pada percobaan ke 6 Dimasukkan 1 mL larutan Ca(NO3)2 0,1 M
dan 1 mL larutan Ba(NO3)2 0,1 M. ke dalam masing-masing tabung reaksi
berturut-turut dan ditetesi larutan (NH4)2C2O2 menggunakan pipet tetes sebanyak
10 kali penetesan setelah itu letakan pada rak tabung reaksi. Dan menghasilkan
endapan berwarna putih. Pada percobaan ke 7 dimasukan 1 mL larutan CaCl 2 ke
dalam tabung reaksi, lalu larutan terebut ditambah dengan ditetesi (NH4)2C2O4
menggunakan pipet tetes setelah itu letakan pada rak tabung. Dan reaksi
tersebut tidak menghasilkan endapan, namun warna larutan berwarna putih. Pada
percobaan ke 8 dimasukan 1 mL larutan CaCl 2 ke dalam tabung reaksi, lalu
larutan terebut ditambah dengan ditetesi (NH4)2C2O4 menggunakan pipet tetes
setelah itu letakan pada rak tabung reaksi. Dan reaksi tersebut tidak
menghasilkan endapan, namun warna larutan berwarna putih. Pada percobaan ke
9 dimasukkan 1mL larutan Ba(NO3)2 ke dalam tabung reaksi, lalu larutan
tersebut ditambah dangan ditetesi larutan (NH 4)2SO4 menggunakan pipet tetes
sebanyak 8 kali penetesan (NH4)2SO4 setelah itu letakan pada rak tabung reaksi.
Dan menghasilkan endapan berwarna putih. Pada percobaan ke 10 dimasukkan 1
mL larutan BaCl2 ke dalam tabung reaksi, lalu larutan tersebut ditambah dangan
ditetesi larutan (NH4)2SO4 menggunakan pipet tetes sebanyak 20 kali penetesan
(NH4)2SO4 setelah itu letakan pada rak tabung reaksi. Dan reaksi terebut tidak
menghasilkan endapan. Meskipun sudah ditambah atau dilakukan 20 kali
penetesan (NH4)2SO4. Pada percobaan ke 11 dimasukkan 1mL larutan CaCl2 ke
dalam tabung reaksi, lalu larutan tersebut ditambah dangan ditetesi larutan
(NH4)2SO4 menggunakan pipet tetes sebanyak 20 kali penetesansetelah itu
letakan pada rak tabung reaksi. Dan reaksi tersebut tidak menghasilkan endapan.
Meskipun sudah ditambah atau dilakukan 20 kali penetesan. Pada percobaan ke
12 dimasukkan 1 mL larutan Ba(NO3)2 ke dalam tabung reaksi, lalu larutan
tersebut ditambah dangan ditetesi larutan K2CrO4 menggunakan pipet tetes
sebanyak 10 kali penetesan setelah itu letakan pada rak tabung reaksi. Dan
menghasilkan endapan berwarna kuning. Pada percobaan ke 13 masukkan 1 mL
larutan BaCl2 ke dalam tabung reaksi, lalu larutan tersebut ditambah dangan
ditetesi larutan K2CrO4 menggunakan pipet tetes sebanyak 8 kali penetesan
setelah itu letakan pada rak tabung reaksi. Dan menghasilkan endapan berwarna
kuning. Pada percobaan ke 14 masukkan 1mL larutan CaCl2 ke dalam tabung
reaksi, lalu larutan tersebut ditambah dangan ditetesi larutan K 2CrO4
menggunakan pipet tetes sebanyak 10 kali penetesan penetesan setelah itu
letakan pada rak tabung reaksi dan amatilalah reaksi yang terjadi. Dan
menghasilkan endapan berwarna kuning. Pada percobaan ke 15 masukan
Yodium sebanyak 2 Ml ditetesi larutan amilum sebanyak 5 tetes menggunakan
pipet tetes. setelah itu letakan pada rak tabung reaksi. Dan menghasilkan
endapan Larutan iod berubah warna menjadi warna hitam atau ungu tua.

VII. KESIMPULAN
Pada percobaan terjadi perubahan warna, endapan, nyala api, dan
gelembung gelembung. Halogen menandakan unsur-unsur yang
menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Halida adalah senyawa dimana
salah satu bagiannya adalah salah satu atom halogen dan bagian lainnya adalah
elemen atau radikal yang mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil .
Logam alkali lebih aktif dari alkali tanah sifat unsur halogen alkali adalah
bereaksi lama di dalam air dingin merupan sifat periodik yang reaktif kecil dan
memiliki sifat basa. Ciri khas yang paling mencolok dari logam alkali dan alkali
tanah adalah kereaktifannya yang begitu besar, pada unsur alkali jari-jari atom
dari litrium ke fransium semakin besar dikerenakan bertambahnya jumlah kulit
elektron. Sedangkan energi ionisasinya dari keelekronegatifannya dari litrium ke
fransium semakin berkurang (kecil)
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Reaksi Kimia. http://mafia.mafiaol.com Diakses: 13 November
2021 Pukul 15.10 WIB. Palangkaraya.
Chang, R. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Erlangga: Jakarta.
Keenan, Charles w. Donald C keteinfeltes dan Jesse H Wood. 1996. Ilmu kimia
untuk universitas. Jakarta: Erlangga.
Kendrick, M. A., Scambelluri, M., Hermann, J., & Padron-Navarta, J. A. (2018).
Halogens And Noble Gases In Serpentibites And Secondary Peridotites:
Implications For Seawater Subduction Ans The Origin Of Mantle Neon.
Kimia Organik Untuk Sekolah lanjutan Tingkat Atas. Jakarta: WidjayaJakarta
Putra, Bimo Satrio. 2015. Makalah Sistem Periodik Unsur.
https://id.scribd.com/document/256827444/Makalah-Sistem-Periodik-
Unsur. Diakses Pada Sabtu 13 November 2021 Pukul 15.18 WIB.
Palangkaraya.
Sitorus, Marham. 2010. Kimia Organik Umum. Yogyakarta: Graha IlmuSugianto,
dkk.1979.

Anda mungkin juga menyukai