Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep atom pertama kali dicetuskan oleh Demokritus, menurut

Demokritus semua dapat dipecahkan menjadi partikel terkecil, dimana partikel-

partikel tidak bisa lagi dibagi lebih lanjut disebut atom. Atom berasal dari kata

atomos, (tidak, tomos: memotong), tidak dapat dipotong atau tidak dapat dibagi.

Atom terdiri dari tiga partikel subatomik yaitu; proton, neutron dan elektron.

Proton memiliki muatan positif, neutron tidak memiliki muatan (netral),

sedangkan elektron memiliki muatan-- negatif. Proton dan neutron terletak di

inti atom yang padat, dan elektron mengorbit inti dalam kulit elektron yang

berbeda-beda (Petrucci, 1996: 31).

Unsur kimia merupakan sebuah zat yang hanya mengandung satu jenis

atom. Variasi yang luar biasa yang mengelilingi jagat raya tersusun atas

substansi-substansi yang bisa juga disebut dengan unsur. Singkatnya unsur

merupakan suatu bahan murni yang terdiri dari proton, neutron, dan elektron

sebagai pembentuk unsur. Unsur tersebut harus berkombinasi dahulu baru

dapat membentuk senyawa unsur kimia (Chang, 2009: 24).

Logam merupakan sebuah unsur kimia yang memiliki sifat yang kuat, liat,

keras dan mampu menghantarkan listrik atau energi panas. Logam juga

memiliki titik cair yang tinggi. Selain itu, logam berasal dari bijih logam dan

untuk mendapatkannya dengan cara penambangan. Umumnya, hanya dilakukan

dan dicari di dalam bumi baik yang murni ataupun yang memiliki campuran

logam. Bijih logam ditemukan dalam keadaan murni contoh seperti emas, perak

1
dan platina. Selain itu, juga ada yang bercampur dengan unsur-unsur lain seperti

karbon, sulfur, fosfor, silikon, tanah dan pasir. Kata logam itu sendiri berasal

kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu matallon, yang berarti bahwa suatu

unsur kimia yang siap bergabung menjadi ion. Kemudian, memiliki suatu ikatan

logam dan dianggap sebuah logam mirip dengan kaiton yang ada di bawah

elektron (Chang, 2009: 30).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan struktur

atom dan sistem periodik unsur dengan tujuan mengetahui cara melakukan uji

warna logam dan mengetahui cara membedakan logam yang satu dengan logam

yang lain.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana melakukan uji warna logam menggunakan nyala?

2. Bagaimana membedakan logam yang satu dengan logam yang lain?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan uji warna logam menggunakan nyala.

2. Membedakan logam yang satu dengan logam yang lain.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Zat Kimia

Zat atau substansi dapat diartikan sebagai sesuatu yang ada pada dirinya

sendiri sebagai lawan dari kondisi dan sifat yang selalu berubah. Dalam sains,

zat merupakan sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.

Berdasarkan bentuknya, zat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu padat, cair dan

gas. Zat pada hakikatnya memiliki massa dan menempati ruang, artinya materi

juga memiliki massa jenis, yaitu massa materi per volume (Knight, 2002: 33).

Zat kimia atau disebut juga zat murni, merupakan suatu bentuk materi

yang memiliki komposisi kimia dan sifat karakteristik yang konstan. Itu tidak

dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya dengan proses pemisahan

fisik, yaitu tanpa memutuskan ikatan kimia. Zat kimia dapat berupa unsur kimia,

senyawa kimia, ion atau campuran. Zat kimia sering disebut sebagai “murni”

untuk membedakannya dari campuran. Contoh umum zat kimia yaitu air murni;

itu memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogen terhadap oksigen yang sama

baik diisolasi dari sungai atau dibuat di laboratorium (Hayyan, 2012: 4-5).

Bahan kimia lain yang umumnya ditemukan dalam bentuk murni adalah

intan (karbon), emas, garam dapur (natrium klorida), dan gula pasir (sukrosa).

Namun dalam praktiknya, tidak ada zat yang benar-benar murni, dan kemurnian

kimiawi ditentukan oleh tujuan penggunaan bahan kimia tersebut. Zat kimia ada

sebagai padatan, cairan, gas atau plasma dan dapat berubah di antara fase

materi ini karena perubahan suhu atau tekanan. Zat kimia dapat digabungkan

atau diubah menjadi zat lain melalui reaksi kimia (Knight, 2002: 36).

3
Bentuk-bentuk energi seperti cahaya dan panas bukanlah materi dan

karenanya bukan “materi” dalam pengertian itu. Zat kimia (juga disebut zat

murni) didefinisikan dalam pengantar buku teks kimia umum sebagai “semua

zat dengan komposisi kimia tertentu”. Menurut definisi ini, suatu zat kimia dapat

berupa unsur kimia murni atau senyawa kimia murni. Namun, ada pengecualian

untuk definisi ini; Suatu zat juga dapat didefinisikan sebagai bentuk materi yang

memiliki komposisi spesifik dan sifat yang berbeda. Indeks zat yang diterbitkan

CAS juga mengandung beberapa campuran yang komposisinya tidak pasti

(Knight, 2002: 37-38).

B. Elektron, Proton dan Neutron.

Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1897.

Elektron merupakan salah satu partikel dasar, yang membentuk materi di alam

semesta. Elektron partikel subatomik yang memiliki muatan listrik negatif,

dengan nilai muatan sekitar (-1,602 x 10^-19) Coulombs. Elektron juga memiliki

massa yang sangat kecil, dibandingkan dengan proton dan neutron. Elektron

adalah partikel yang berada di sekitar inti atom, yang memainkan peran penting

dalam kimia dan sifat-sifat materi. Konfigurasi elektron dalam atom menentukan

sifat-sifat kimia unsur, termasuk cara mereka berikatan dengan unsur lain untuk

membentuk senyawa kimia. Selain itu, pergerakan elektron di dalam bahan

padat menciptakan sifat-sifat listrik dan panas, yang mendasari konduktivitas

listrik dan termal dalam materi (Ardillah, 2017: 9).

Proton menjadi istilah yang digunakan untuk menyebut salah satu

partikel dalam suatu atom. Proton pertama kali ditemukan oleh Eugene

Goldstein melalui percobaan sinar katode yang telah dimodifikasi. Setelah

4
melakukan percobaan pada berbagai gas, ditemukanlah bahwa gas hidrogen

menghasilkan sinar bermuatan positif paling kecil baik massanya maupun

muatan muatannya jika dibandingkan dengan elektron, sehingga partikel ini pun

disebut proton. Proton memiliki muatan +1, dan massanya sama dengan 1 sma

(satuan muatan atom) (Ardillah, 2017: 10).

Tahun 1932, J. Chadwick menemukan partikel dasar ketiga yang terletak

dalam inti atom dan tidak bermuatan. Partikel tersebut dikenal dengan nama

neutron. Neutron ditemukan dengan percobaan menembak lapisan tipis

berilium dengan partikel α (alfa). Hasilnya adalah pancaran radiasi energi yang

sangat tinggi. Dari percobaan tersebut didapatkan bahwa partikel yang

menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi memiliki sifat netral, atau bisa

dikatakan tidak bermuatan, serta memiliki massa yang hampir sama dengan

proton yaitu 1. Oleh karena itu, dalam sebuah atom neutron bersifat netral

karena partikel ini muatannya sama dengan 0 (nol). Dengan ditemukannya

partikel neutron ini, saat ini diputuskan terdapat tiga partikel dasar atom, yakni

elektron, proton, dan neutron. Proton dan neutron terletak di dalam inti,

sedangkan elektron beredar seperti awan mengelilingi inti (Ardillah, 2017: 11-

12).

C. Unsur Logam Alkali dan Alkali Tanah

Logam salah satu unsur kimia yang memiliki sifat yang kuat, liat, keras

dan mampu menghantarkan listrik atau energi panas. Logam juga memiliki titik

cair yang tinggi. Selain itu, logam berasal dari bijih logam dan untuk

mendapatkannya dengan cara penambangan. Umumnya, hanya dilakukan dan

dicari di dalam bumi baik yang murni ataupun yang memiliki campuran logam.

5
Bijih logam ditemukan dalam keadaan murni contoh seperti emas, perak,

platina. Selain itu, juga ada yang bercampur dengan unsur-unsur lain seperti

karbon, sulfur, fosfor, silikon, tanah dan pasir (Silitonga, 2011: 7).

Logam alkali merupakan logam golongan utama yang unsur-unsurnya

terdapat pada golongan IA dalam tabel periodik unsur. Dalam bahasa Arab,

alkali berarti abu. Logam alkali terdiri dari enam buah unsur, yaitu litium (Li),

natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium (Fr). Logam

alkali sangat reaktif, sehingga mudah bereaksi dengan halogen dan oksigen,

bahkan juga bereaksi dengan hidrogen dan air. Reaksi logam alkali dengan air

menghasilkan basa dan gas H2, serta dibebaskan kalor. Logam alkali tanah

sendiri terdiri atas enam unsur, yaitu berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium

(Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra) (Djaramah, dkk 2015: 12).

Logam golongan IIA disebut logam alkali tanah, karena sifat-sifatnya

seperti logam alkali. Unsur logam alkali tanah bersifat reaktif sehingga mudah

bereaksi dengan unsur atau zat lain membentuk senyawa. Beberapa reaksi

unsur logam alkali tanah yaitu reaksi antara unsur logam alkali tanah dengan

air, oksigen, nitrogen, halogen, dan hidrogen. Unsur logam alkali tanah bereaksi

dengan air membentuk senyawa hidroksida. Semua unsur logam alkali tanah

dapat bereaksi dengan air kecuali Berilium (Be) (Djaramah, dkk 2015:12-13).

D. Identifikasi Logam Dengan Uji Nyala

Menurut Diantari bahwa, “setiap logam alkali dan alkali tanah

menghasilkan warna nyala yang berkarakteristik jika senyawa-senyawa alkali

dan alkali tanah tersebut di bakar di dalam nyala api. Warna-warna nyala api

yang dihasilkan berbeda-beda dari setiap unsur. Warna dari nyala apilogam

6
alkali yaitu Litium (merah tua), Natrium (kuning), Kalium (nila), Rubidium

(merah violet), dan Cesium (biru). Sejumlah energi tertentu dari nyala api

diserap oleh elektron atom logam hingga terjadi ektasi dan kembalinya elektron

tingkat dasar membebaskan energi nyala yang khas, sesuai dengan energi

transisi elektronik atom logam yang bersangkutan (Diantari, 2005: 92).

Pada uji nyala api, senyawa yang logam golongan A, B dan transisi (dalam

system periodik unsur) diuapkan dengan oksidasi nyala api yang akan memberi

warna tertentu pada nyala tertentu. Semua logam alkali lunak, putih mengkilap

seperti perak dengan titik leleh rendah. Sifat ini dikarenakan atom-atom alkali

hanya memiliki satu elektron terluar yang terlibat dalam ikatan logam, sehingga

energi kohesi antar atom dalam kristal sangat kecil. Logam-logam alkali akan

memperlihatkan spektrum emisi yang khas jika dibakar pada nyala api Bunsen.

Adapun warna-warna yang dihasilkan adalah Li merah kamrin, Na kuning, K

ungu, Rb merah, dan Cs biru (Mahfudhoh, 2019: 15).

Logam alkali tanah (Golongan II A) memiliki jari jari lebih kecil

dibandingkan Golongan I A. Sehingga logam Alkali memiliki kerapatan serta

energi ionisasi yang lebih tinggi. Ini dikarenakan logam-logam alkali memiliki

dua elektron sehingga ikatan antar atom lebih kuat. Garam-garam alkali tanah

jika dibakar pada nyala Bunsen akan menimbulkan spektrum emisi, antara lain:

Ca merah bata, Sr merah tua, Ba hijau kuning, Mg dan Be tidak memperhatikan

spektrum yang khas. Logam alkali tanah juga bersifat reduktor dan jika bereaksi

dengan air akan membentuk basa dan gas H2 (mahfudhoh, 2019: 15).

7
E. Integrasi Ayat

Ayat yang berhubungan dengan percobaan yaitu QS. Al-Mukminun ayat

12, yang berbunyi;

‫َو َلَقۡد َخ َلۡق َنا اِاۡل ۡن َس اَن ِم ۡن ُس ٰل َلٍة ِّم ۡن ِط ۡي ٍن‬


Terjemahnya:
“Dan sungguh, kami telah menciptakan manusia dari sari pati
(berasal) dari tanah”.

Menurut Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman seraya memberitahukan

mengenai permulaan penciptaan manusia dari saripati (berasal) dari tanah,

yaitu Adam’. Allah Ta’ala telah menciptakannya dari tanah liat kering yang

berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Mujahid mengemukakan: “‫ِم ن‬

‫ ُس اَل َلٍة‬berarti dari mani anak cucu Adam.” Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu
Musa, dari Nabi saw, beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam

dari satu genggaman tanah yang digenggam-Nya dari seluruh permukaan bumi.

Kemudian anak-anak Adam datang sesuai dengan kadar warna tanah. Di antara

mereka ada yang merah, putih, hitam, dan di antara hal tersebut, juga ada yang

jahat dan ada juga yang baik, serta di antara keduanya.” Hadits tersebut telah

diriwayatkan Abu Dawud dan at-Tirmidzi. At-Tirmidzi mengatakan bahwa

hadits tersebut hasan shahih.

Surah Al-Mu'minun merupakan surah yang terdiri dari 118 ayat. Surah

ini termasuk ke dalam golongan surah Makkiyah. Surah Al-Mu'minun artinya

adalah 'orang-orang yang beriman' sehingga dalam surat ini menjelaskan sifat-

sifat orang yang beriman yang dapat membawa kebahagiaan dalam dunia

maupun akhirat. Dalam surah AI-Mukminun ayat 12 ini dapat dipahami bahwa

8
manusia itu terdapat unsur unsur kimia, baik berupa unsur yang terdiri dari

molekul unsur maupun molekul senyawa. Sebagaimana dikatakan oleh Baiquni,

saripati dapat diartikan sebagai unsur unsur kimia sehingga adanya proses dari

saripati tanah menjadi segumpal darah.

9
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilakukan pada hari Rabu, 15 November 2023 pada pukul
13.00–15.00 WITA. bertempat di Laboratorium Analitik Jurusan Kimia Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 250 mL,
cawan porselin, pipet tetes dan spatula.
2. Bahan
Bahan–bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah korek api, tissu
Alkohol (C2H6O) 96%, sampel B, sampel B, sampel C, sampel D dan sampel E.
A. Prosedul kerja
1. Uji Nyala Sampel A + Alkohol (C2H6O) 96%
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan, lalu
mbersihkan cawan porselin menggunakan tissu, setelah itu mengambil sampel A
yang akan digunakan lalu masukkan sampel ke dalam cawan porselin yang telah
dibersikan, kemudiaan mengambil alkohol (C 2H6O) 96% menggunakan pipet
ditetes, lalu teteskan alkohol (C 2H6O) sebanyak 1-3 tetes ke dalam cawan
porselin yang sudah berisi sampel, setelah itu membakar sampel yang telah
ditetesi alkohol (C2H6O) dan terakhir mengamati warna nyala yang dihasilkan
dari sampel.
2. Uji Nyala Sampel B+Alkohol (C2H6O) 96%
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan, lalu
membersihkan cawan porselin menggunakan tissu, setelah itu mengambil
sampel B yang akan digunakan lalu masukkan sampel ke dalam cawan porselin

10
yang telah dibersikan, kemudiaan mengambil alkohol (C 2H6O) 96%
menggunakan pipet ditetes, lalu teteskan alkohol (C 2H6O) sebanyak 1-3 tetes ke
dalam cawan porselin yang sudah berisi sampel, setelah itu membakar sampel
yang telah ditetesi alkohol (C2H6O) dan terakhir mengamati warna nyala yang
dihasilkan dari sampel.
3. Uji Nyala Sampel C+Alkohol (C2H6O) 96%
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan, lalu
membersihkan cawan porselin menggunakan tissu, setelah itu mengambil
sampel C yang akan digunakan lalu masukkan sampel ke dalam cawan porselin
yang telah dibersikan, kemudiaan mengambil alkohol (C 2H6O) 96%
menggunakan pipet ditetes, lalu teteskan alkohol (C 2H6O) sebanyak 1-3 tetes ke
dalam cawan porselin yang sudah berisi sampel, setelah itu membakar sampel
yang telah ditetesi alkohol (C2H6O) dan terakhir mengamati warna nyala yang
dihasilkan dari sampel.
4. Uji Nyala Sampel D+Alkohol (C2H6O) 96%
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan, lalu
membersihkan cawan porselin menggunakan tissu, setelah itu mengambil
sampel D yang akan digunakan lalu masukkan sampel ke dalam cawan porselin
yang telah dibersikan, kemudiaan mengambil alkohol (C 2H6O) 96%
menggunakan pipet ditetes, lalu teteskan alkohol (C 2H6O) sebanyak 1-3 tetes ke
dalam cawan porselin yang sudah berisi sampel, setelah itu membakar sampel
yang telah ditetesi alkohol (C2H6O) dan terakhir mengamati warna nyala yang
dihasilkan dari sampel.
5. Uji nyala Sampel E+Alkohol (C2H6O) 96%

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan, lalu

membersihkan cawan porselin menggunakan tissu, setelah itu mengambil

sampel E yang akan digunakan lalu masukkan sampel ke dalam cawan porselin

11
yang telah dibersikan, kemudiaan mengambil alkohol (C 2H6O) 96%

menggunakan pipet ditetes, lalu teteskan alkohol (C 2H6O) sebanyak 1-3 tetes ke

dalam cawan porselin yang sudah berisi sampel, setelah itu membakar sampel

yang telah ditetesi alkohol (C2H6O) dan terakhir mengamati warna nyala yang

dihasilkan dari sampel.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan

Tabel 4.1 tabel hasil warma logam


Nama
No Sampel Warna nyala Gambar
unsur

1. A+Alkohol (C2H6O) Kalium (K) Orange


96%

2. B+Alkohol (C2H6O) Natrium Kuning


96% (Na)

3. C+Alkohol (C2H6O) Magnesium Putih


96% (Mg)

D+Alkohol(C2H6O)
4. Barium (Ba) Hijau
96%

13
5. E+Alkohol (C2H6O) Stronsium Merah
96%

B. Pembahasan

Uji nyala api adalah suatu prosedur analisis yang digunakan dalam

ilmu kimia untuk mendeteksi keberadaan unsur tertentu, terutama ion logam,

berdasarkan karakteristik spektrum emisi masing-masing unsur. Warna nyala

api secara umum juga bergantung pada temperatur lihat warna nyala. Uji ini

melibatkan introduksi sampel suatu unsur atau senyawa ke dalam nyala api

panas, tak berwarna, dan mengamati warna nyala yang dihasilkan. Ide pengujian

ini adalah bahwa atom-atom sampel menguap dan karena panas, mereka

mengemisikan sinar ketika berada dalam nyala api (Juwita, 2017: 5).

Sampel curah juga memancarkan cahaya, tetapi cahayanya tidak baik

untuk analisis. Sampel curah memancarkan cahaya terutama karena pergerakan

atom-atomnya, sehingga spektrumnya lebar, yang terdiri dari rentang warna

yang luas. Atom-atom sampel yang terpisah dalam nyala api dapat mengalami

emisi hanya karena transisi elektron antara tingkat energi atom. Transisi

tersebut mengemisikan cahaya dengan frekuensi yang sangat spesifik, yang

tidak lain merupakan karakteristik unsur kimia itu sendiri. Oleh karena itu,

nyala api menjadi berwarna, yang ditentukan terutama oleh sifat-sifat unsur

kimia yang dimasukkan ke dalam nyala (Juwita, 2017: 7).

14
Uji nyala pada percobaan ini dilakukan dengan cara mencampurkan

suatu unsur dengan alkohol 96 % contohnya, kalsium (Ca) ditambahkan alkohol

96 % maka akan menghasilkan warna orange. Warna nyala ini umumnya

bergantung pada temperature dan sifat unsur yang dicampurkan. Adapun

Langkah Langkah dalam percobaan uji nyala yaitu yang pertama menyiapkan

alat dan bahan yanga akan digunakan, kemudian membersihkan cawan porselin

yang berfungsi sebagai wadah atau tempat pembakaran, lalu masukkan sampel

yang akan di uji, setelah itu teteskan alkohol sesuai dengan ukuran yang telah

ditentukan, setelah itu bakar sampel dan amati warna yang muncul pada nyala

api. Warna yang dihasilkan yaitu; warna orange untuk sampel A yaitu unsur

calsium (Ca), warna kuning untuk sampel B yaitu unsur natrium (Na), warna

putih untuk sampel C yaitu unsur magnesium (Mg), warna hijau untuk sampel D

yaitu unsur barium (Ba) dan warna merah untuk sampel E yaitu unsur

stronsium (Sr).

15
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Uji logam dengan nyala dapat dilakukan dengan cara memasukkan

sampel pada cawan porselin kemudian menetesi alkohol (C 2H6O) 96%,

setelah itu membakarnya dan mengamati warna. Pembakaran akan

menghasilkan warna nyala, akan tetapi semakin banyak alkohol (C2H6O) yang

diteteskan akan berpengaruh terhadap nyala logam.

2. Percobaan sampel A yaitu unsur Calsium (Ca) yang terlihat adalah warna

orange, sampel B yaitu unsur Natrium (Na) yang terlihat adalah kuning,

sampel C yaitu unsur Magnesium (Mg) yang terlihat adalah warna putih,

sampel D yaitu Barium (Ba) yang terlihat adalah warna hijau, sampel E yaitu

unsur Stronsium (Sr) yang terlihat adalah warna merah.

B. Saran

Saran yang dapat saya sampaikan pada percobaan ini yaitu sebaiknya

pada percobaan selanjutnya uji nyala dilakukan di tempat yang lebih gelap,

agar pada saat mengamati warna nyala dapat dilihat dengan jelas warnanya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim Kementrian Agama Republik Indonesia.

Ahmat Baiquni, Al-Quran dan Ilmu Kealaman, Yogyakarta: Darma Bakti Yasa,
1997.

Burhanuddin, Filsafat Manusia: Antropologi Meta Fisika, (Jakarta: Bina Aksara,


1998), hal. 165

Chang, Raymond. 2009. Chemistry, 10th Edition. Jakarta: Erlangga.

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Diantari ,2015, “Sifat-Sifat
Alkali dan Alkali Tanah”,
jurnal kimia, vol 4, No.10,
Diantari ,2015, “Sifat-Sifat
Alkali dan Alkali Tanah”,
jurnal kimia, vol 4, No.10,

17
Diantari ,2015, “Sifat-Sifat
Alkali dan Alkali Tanah”,
jurnal kimia, vol 4, No.10,
Diantari ,2015, “Sifat-Sifat
Alkali dan Alkali Tanah”,
jurnal kimia, vol 4, No.10,
Diantari. 2015. “Sifat-Sifat Alkali dan Alkali Tanah”. jurnal kimia. vol 4, No.10. 92.

hlm 92.
hlm 92.
hlm 92.
hlm 92.
Ibn Hayyan, Jabir. Mukhtar Rasail. Cairo: Maktabah Al-Khandji. 1935.

Knight, Judson. Science of Everyday Things. Vol I: Real Life Chemistry. Detroit: Gale
Group Thomson Learning. 2002.

Pratiwi, DM., Sulistiono., Budiretnani, D. 2013. Perbedaan Hasil Belajar Siswa


Yang Diajar Dengan Metode Ceramah dan Praktikum Pada Materi Gaya
Pada Siswa Kelas IV SDN I Sebalor Kediri Tahun 2012/2013. Jurnal FKIP
UNS, Vol 10 (1).

Rachmawati, J, Kimia 1 SMA dan MA, Jakarta: Erlangga, 2007.

18
Ralph. Petrucci-Suminar, Kimia Dasar Prinsip Penerapan Modern, Cet.6, Jakarta:
Erlangga, 1996.

Ratulani Juwita. Kimia Dasar. Padang: Erlangga, 2017.

Sabarni, S. (2019). Struktur Atom Berdasarkan Ilmu Kimia Dan Perspektif Al-
Quran. Lantanida Journal, 7(1), 87.
https://doi.org/10.22373/lj.v7i1.4647.

Silitonga, P.M, 2011. Statistika Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Penerbit
FMIPA UNIMED, Medan.

Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X, Penerbit Erlangg, Jakarta

Sugiarto Bambang. 2004. Konsep Dasar Kimia 03 Struktur Atom dan Sistem
Periodik Unsur. Jakarta: Bagian proyek pengembangan kurikulum,
Direktorat pendidikan menengah kejuruan, Direktorat jenderal
pendidikan dasar menengah, Departemen pendidikan nasional.

Vivian Ardillah. 2017. Pengaruh Remedial Teaching Metode Tutor Sebaya


terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Struktur Atom Kelas XI IPA SMA
Negeri I Sanggau. Jurnal Ilmiah. Vol.5 No.1. 144.

LAMPIRAN I
SKEMA KERJA

1. Sampel A + Alkohol (C2H6O) 96%

Sampel A + Alkohol
(C2H6O) 96%

Dibersihkan cawan porselen dengan tissue

Diambil sampel yang akan digunakan

Dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah dibersihkan

Diambil alkohol (C2H6O) 96% menggunakan pipet tetes

Dimasukkan alkohol ke dalam cawan porselen yang berisi

sampel

Dibakar sampel menggunakan korek api

19
Diamati warna nyala yang dihasilkan
Hasil

2. Sampel B + Alkohol (C2H6O) 96%

Sampel B + Alkohol
(C2H6O) 96%

Dibersihkan cawan porselen dengan tissue

Diambil sampel yang akan digunakan

Dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah dibersihkan

Diambil alkohol (C2H6O) 96% menggunakan pipet tetes

Dimasukkan alkohol ke dalam cawan porselen yang berisi

sampel

Dibakar sampel menggunakan korek api

Diamati warna nyala yang dihasilkan


Hasil

20
3. Sampel C + Alkohol (C2H6O) 96%

Sampel C + Alkohol
(C2H6O) 96%

Dibersihkan cawan porselen dengan tissue

Diambil sampel yang akan digunakan

Dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah dibersihkan

Diambil alkohol (C2H6O) 96% menggunakan pipet tetes

Dimasukkan alkohol ke dalam cawan porselen yang berisi

sampel

Dibakar sampel menggunakan korek api

Diamati warna nyala yang dihasilkan


Hasil

4. Sampel D + Alkohol (C2H6O) 96%

Sampel D + Alkohol
(C2H6O) 96%

Dibersihkan cawan porselen dengan tissue

Diambil sampel yang akan digunakan

Dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah dibersihkan

Diambil alkohol (C2H6O) 96% menggunakan pipet tetes

Dimasukkan alkohol ke dalam cawan porselen yang berisi

sampel

Dibakar sampel menggunakan korek api

Diamati warna nyala yang dihasilkan


Hasil

21
5. Sampel E + Alkohol (C2H6O) 96%

Sampel A + Alkohol
(C2H6O) 96%

Dibersihkan cawan porselen dengan tissue

Diambil sampel yang akan digunakan

Dimasukkan ke dalam cawan porselen yang telah dibersihkan

Diambil alkohol (C2H6O) 96% menggunakan pipet tetes

Dimasukkan alkohol ke dalam cawan porselen yang berisi

sampel

Dibakar sampel menggunakan korek api

Diamati warna nyala yang dihasilkan


Hasil

LAMPIRAN II

DOKUMENTASI KERJA

Dibersihkan cawan Diambil sampel yang Dimasukkan kedalam


dengan tissue
akan digunakan cawan porselen

22
Diambil alkohol 96% Ditetesi alkohol (C2H6O) Dibakar dan dicatat
menggunakan pipet
96 % ke dalam cawan warna nyala sampel

REFERENSI

23
24
25
26

Anda mungkin juga menyukai