Anda di halaman 1dari 13

Struktur dan Ikatan

- Perkembangan Kimia Organik


Sejarah kimia organik dimulai pada pertengahan tahun 1700an dimana
pada awalnya kimia organik dikenal sebagai ilmu kimia yang mempelajari
benda hidup. senyawa-senyawa yang diperoleh dari benda hidup tersebut
(hewan, tumbuhan, dan manusia) sangat mudah terurai atau terdekomposisi
dari pada senyawa yang diperoleh dari bahan bahan mineral. Hal ini yang
menyebabkan seorang ahli kimia dari Swedia, Torbern Bergman, pada tahun
1770 menjelaskan sebagai perbedaan antara senyawa organik dan anorganik.
Senyawa organik pada saat itu diyakini mempunyai vital force atau daya
vital yang merupakan ciri khas dari senyawa yang berasal dari makhluk
hidup. Karena memiliki daya vital ini maka senyawa organik dipercaya tidak
dapat disintesi di laboratorium seperti senyawa anorganik.
Pada tahun 1828 Wohler menemukan bahwa urea, suatu senyawa
organik, yang sebelumnya ditemukan dalam urin manusia, dapat disintesis
dari senyawa anorganik, ammonium sianat. Hal ini makin melemahkan teori
vitalitas. Karbon ini menempati bagian utama dalam studi ilmu kimia karena
karbon adalah atom yang unik karena karbon dapat terikat secara kovalen
dengan atom karbon lain dan terhadap unsur-unsur lain dengan berbagai
macam cara. Senyawa-senyawa karbon juga bervariasi yaitu dari senyawa
yang paling sederhana yaitu metana (CH4), sampai dengan asam nukleat
yang menjadi pengemban kode genetik. Dalam kimia organik selain unsur
karbon (C), unsur-unsur yang sering kali ada adalah hidrogen (H), oksigen
(O), dan unsur halogen (Cl, Br, I), Nitrogen (N), S dan P. walaupun senyawa
organik terbentuk dari sejumlah kecil unsur akan tetapi keberadaan senyawa
organik sangat berlimpah. Sekarang ini kita hidup di jaman karbon karena
setiap hari kita dikelilingi oleh senyawa-senyawa karbon, kolesterol dan
lemak tak jenuh, hormon pertumbuhan dan steroid, insektisida dan feromon,

1
karsinogen dan agen kemoterapi, DNA dan kode genetik. dan masih banyak
lagi yang lainnya. Berdasarkan penemuan di atas senyawa organik kemudian
dapat didefinisikan sebagai senyawa karbon.

- Struktur Atom
Atom merupakan partikel dasar yang terdiri dari elektron, proton dan
neutron. Atom terdiri atas nukleus atau inti atom dan elektron yang
mengelilingi inti atom. Nukleus merupakan bagian atom yang terdiri dari
proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan atau netral,
sedangkan elektron yang mengelilingi nukleus bermuatan negatif.
Kedudukan partikel penyusun atom dalam atom disebut struktur atom. Atom
merupakan partikel sangat kecil yang bahkan tidak dapat terdeteksi dengan
mikroskop. Tetapi sifat-sifat atom dapat dipelajari apabila atom diberikan
medan listrik, medan magnet atau cahaya, sehingga atom bisa dibuktikan
mengandung elektron, proton, dan neutron sebagai bagian pembentuk atom.
Nukleus memiliki diameter yang sangat kecil yaitu sekitar sekitar 10-14
hingga 10-15 meter (m) tetapi nukleus memegang peranan terhadap
pembentukan massa atom. Elektron memiliki masssa yang sangat kecil
sehingga cenderung diabaikan dan elektron mengilingi nukleus pada jarak
sekitar 10m. sehingga dapat diperkirakan diameter dari suatu atom adalah 2x
10-10 m atau 200 pikometer (pm), dimana 1 pm = 10-12 m. Beberapa ahli
kimia menggunakan satuan angstrom (Å) untuk menunjukkan jarak atom
dimana 1 Å = 100 pm = 10-10 m.
Suatu atom mempunya nomor atom (Z) yang menggambarkan jumlah
proton dalam inti atom dan nomor massa atom (A) yang menggambarkan
jumlah proton dan neutron. Nomor atom untuk setiap atom selalu tetap
misalnya hidrogen memiliki nomor atom 1, karbon memiliki nomor atom 6,
oksigen dengan nomor atom 8, dan sebagainya. Tetapi setiap atom dapat
memiliki nomor massa yang berbeda berdasarkan jumlah neutron yang
dimilikinya. Sehingga atom yang memiliki nomor atom sama tetapi nomor

2
massa berbeda disebut sebagai isotop. Karbon, hidrogen, oksigen, dan
nitrogen merupakan unsur yang paling penting dalam ilmu kimia organik.
Unsur-unsur ini berada di kedua periode pertama dalam sistem berkala unsur
dan elektronnya berada dalam dua kulit elektron yang terdekat ke nukleus.
Karbon merupakan atom terpenting yang dipelajari dalam ilmu kimia
organik. Karbon merupakan atom yang memiliki enam elektron dengan
konfigurasi 1s2 2s2 2p2 . Karbon mempunyai empat elektron valensi,
sehingga karbon dapat membentuk ikatan kovalen. Di dalam tabel periodik,
atom karbon merupakan unsur golongan 4A yang berada pada posisi tengah
dalam kolom periodenya. Atom di sebelah kiri karbon memiliki
kecenderungan memberikan elektron sedangkan di sebelah kanannya
memiliki kecenderungan menarik elektron.
Posisi relatif suatu elektron terhadap nukleus dapat digambarkan dengan
teori mekanikal kuantum. Tiap kulit elektron dibagi menjadi orbital atom.
Orbital atommenggambarkan ruang di mana elektron dapat ditemukan
dengan probabilitas 90-95%. Orbital atom mempunyai empat sub kulit yaitu
s, p, d, dan f. orbital s berbetuk bulat (sferis), orbital p berbentuk halter
(seperti alat olahraga angkat beban) masing-masing sub kulit dapat
menampung dua elektron. dalam ilmu kimia organik orbital s dan p ini yang
paling penting.
Kulit elektron pertama mengandung orbital 1s, sehingga jumlah elektron
pada kulit ini adalah dua. kulit kedua mengandung satu orbital 2s dan 3
orbital sp sehingga jumlah elektron pada kulit ini adalah delapan. Kulit
ketiga berisi satuorbital s (3s), tiga orbital p (3p), dan lima orbital d (3d).
Jadi total elektron pada kulit ketiga ada delapan belas.

3
- Ikatan Kimia
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab
dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang
menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil.
Penjelasan mengenai gaya tarik menarik ini sangatlah rumit dan dijelaskan
oleh elektrodinamika kuantum. Dalam prakteknya, para kimiawan biasanya
bergantung pada teori kuantum atau penjelasan kualitatif yang kurang kaku
(namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam menjelaskan ikatan kimia.
Secara umum, ikatan kimia yang kuat diasosiasikan dengan transfer
elektron antara dua atom yang berpartisipasi. Ikatan kimia
menjaga molekul-molekul, kristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap
bersama. Selain itu ikatan kimia juga menentukan struktur suatu zat.
Kekuatan ikatan-ikatan kimia sangatlah bervariasi. Pada
umumnya, ikatan kovalen dan ikatan ion dianggap sebagai ikatan "kuat",
sedangkan ikatan hidrogen dan ikatan van der Waals dianggap sebagai
ikatan "lemah". Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa ikatan "lemah"
yang paling kuat dapat lebih kuat daripada ikatan "kuat" yang paling
lemah.
- Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi karena pemakaian
bersama pasangan elektron. Jika pasangan elektron berasal dari masing-
masing atom yang berikatan maka ikatan yang terbentuk ikatan kovalen.

4
Dan apabila pasangan elektron hanya berasal dari salah satu atom yang
berikatan maka ikatan yang terbentuk ikatan kovalen koordinasi.

Gambar1.2 Ikatan Kovalen Tunggal

- Ikatan Hidrogen
Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat diketahui terdapat dalam
senyawa yang terbentuk dari hidrogen dengan unsur-unsur lain yang
mempunyai keelektronegatifan besar, yakni F (uorin), oksigen (O), dan
nitrogen (N). Seperti terlihat pada data titik didih senyawa-senyawa
hidrida dari unsur golongan 15, 16 dan 17.
Ikatan hidrogen yang kuat terbentuk hanya dalam molekul yang
mempunyai ikatan F-H, O-H atau N-H. Tampaknya, sepasang elektron
bebas dalam sebuah atom kecil lebih efektif daripada dalam atom besar
dalam hal menarik atom hidrogen. Contoh kasus, walaupun nitrogen dan
klorin mempunyai keelektronegatifan yang hampir sama, nitrogen (atom
yang lebih kecil) membentuk ikatan hidrogen yang jauh lebih kuat
dibandingkan klorin (atom yang lebih besar). Ikatan hidrogen teramati
pada molekul NH 3, tetapi tidak dalam HCl.

5
- Momen Dipole
Dipole-dipole ditimbulkan jika molekul (polar) mempunyai muatan
positif dan negatif yang tidak berimpit, dengan kata lain dipole dibentuk
oleh atom-atom yang berbeda keelatronegatifannya. Sebagai contoh,
H+Cl-. Jadi moment dipole adalah moment yang ditimbulkan oleh
muatan-muatan tersebut.

m=exd
m = moment dipole, e = muatan (elektrosatis), d = jarak

Tingkat kepolaran molekul dinyatakan dalam momen dipol. Sehingga,


Senyawa dengan molekul molekul yang non-polar memiliki momen dipol
nol, sedangkan senyawa dengan molekul molekul polar memiliki momen
dipol lebih dari nol.

- Asam Basa
Istilah asam berasal dari kata Latin acidus (asam), yang berkaitan
dengan kata acer (tajam) dan acetum (cuka). Cuka adalah larutan air dari
asam asetat. Sedangkan istilah alkali (basa) berasal dari bahasa Arab al-
qali, yaitu abu dari suatu tanaman yang berkaitan dengan daerah rawa

6
garam dan padang pasir. Sebelumnya, sumber kata dari basa adalah abu
hasil pembakaran kayu. Sudah lama diketahui sifat yang mencolok bahwa
asam dan basa dapat saling menetralkan dan membentuk senyawa yang
disebut garam.
Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang apabila terurai akan
menghasilkan ion hidrogen (H+). Sedangkan basa adalah senyawa yang
bila terdisosiasi menghasilkan ion OH–.

- Reaksi Asam Basa


Konsep penting yang berhubungan dengan elektronegativitas dan
polaritas adalah konsep asam dan basa. Sifat-sifat kimia dari suatu
senyawa dapat dijelaskan oleh sifat asam basa dari senyawa yang

Asam : memberi proton (H+)


Basa : menerima proton (H+)

bersangkutan.
- Asam Basa Lewis

7
Pada teori asam-basa Arrhenius tidak dijelaskan perilaku asam-basa
dalam larutan tidak berair dan pada teori asam-basa Bronsted-Lowry tidak
diterangkan akan adanya sistem yang tidak terprotonasi. G.N. Lewis, pada
tahun 1923, mengemukakan teori asam-basa dalam buku
Thermodynamics and the Free Energy of Chemical Substances . Menurut
Lewis:
 Asam: zat/senyawa yang dapat menerima pasangan elektron
bebas dari zat/senyawa lain untuk membentuk ikatan baru.
 Basa: zat/senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron
bebas dari zat/senyawa lain untuk membentuk ikatan baru.

Produk dari reaksi asam-basa Lewis merupakan senyawa kompleks.


Proton merupakan asam Lewis. Lewis mengembangkan reaksi asam-basa
yang menyangkut zat/senyawa yang tidak mempunyai atom H dalam
senyawanya.

Rumus Senyawa Organik


1. Rumus Empiris, Molekul, & Struktur
- Rumus empiris memperlihatkan perbandingan yang paling sederhana dari
insur;unsur dalam senyawa (jarang digunakan).
Contoh rumus :
Asetilen (C2H2) dan benzena (C6H6) rumus empiris yang sama yaitu CH.
 Asetelin

8
 Benzena

- Rumus molekul memberikan informasi jumlah atom dalam molekul


sekaligus perbandingannya.
- Rumus struktur berhubungan dengan rumus lewis dalam hal penulisan
rumus ikatan-garis.
Contoh rumus :
Rumus struktur Air atau H2O
 Rumus Lewis

 Rumus ikatan-garis

- RUMUS STRUKTUR DARI ETANA :


 Rumus ikatan-garis

 Rumus struktur sederhana

atau

9
- RUMUS STRUKTUR DARI PROPANA :
 Rumus ikatan-garis

 Rumus struktur sederhana

- CONTOH MACAM-MACAM RUMUS KIMIA :

Isomer Struktural
Isomer memiliki rumus molekul yang sama namun memiliki rumus struktur
yang berbeda karena susunan struktur atom konstituen yang berbeda
Isomer dengan susunan struktur atom konstituen yang berbeda namun formula
molekuler yang sama disebut isomer struktural.
 Jenis-jenis Isomer Struktural
1. Isomer Rantai

10
Kerangka/struktur atom berbeda tetapi formula atau jumlah molekul
tetap sama. Isomer rantai menunjukkan kerangka atom karbon disusun
dalam urutan yang berbeda. Isomer rantai terbentuk karena kemungkinan
percabangan rantai karbon
Contoh:

2. Isomer Posisi
Senyawa dengan rumus molekul dan gugus fungsional sama, namun
mempunyai posisi gugus fungsional berbeda. Pada isomer posisi,
kerangka utama karbon tetap tidak berubah. Namun atom-atom yang
penting bertukar posisi pada kerangka tersebut.
 Contoh rumus molekul mengandung unsur Halogen ( Br, I, Cl, F,
At )
( C3H7Br )

11
Propanal Propanon

CH3 – CH2 – CH2 – Br CH3 – CH – CH3


Br

1- bromopropana 2-bromopropana

 Contoh mengandung gugus fungsional alkohol dari rumus molekul (C4H10O )

1. Isomer Gugus Fungsi


Senyawa dengan rumus molekul sama, namun jenis gugus fungsional berbeda.
Pada variasi dari struktur isomer ini, isomer mengandung grup fungsional yang
berbeda- yaitu isomer dari dua jenis kelompok molekul yang berbeda. Sebagai
contoh, sebuah formula molekul C3H6O dapat berarti propanal (aldehid) or propanon
(keton).

12 dan keton
 Selain membentuk gugus aldehid dapat juga membentuk struktur
alkena- alcohol
13

Anda mungkin juga menyukai