Anda di halaman 1dari 25

Partikel

Penyusun Benda
dan Makhluk
Hidup
By : Kelompok 4
A. Partikel dalam
Benda dan
Makhluk Hidup
Partikel adalah bagian terkecil dari suatu materi yang masih
mempunyai sifat materi itu. Partikel dapat berbentuk atom,
molekul, dan ion. Atom adalah bagian terkecil dari suatu
unsur yang masih memiliki sifat unsur tersebut. Atom-atom
dapat berikatan satu sama lain membentuk molekul. Molekul
merupakan gabungan antara dua atau lebih atom-atom melal
Ikatan kimia tertentu.

Jadi, molekul itu gabungan 2 atom-atom lebih sehingga menjadi struktur tertentu,
misalnya rambut, tersusun dari molekul-molekul yang mengandung unsur karbon (C),
hidrogen (H), nitrogen (N), dan sulfur (S). Sedangkan tulang, mengandung kalsium
(CA), fosfor (P), dan oksigen (O).
Selain pada mahluk hidup, benda mati seperti kayu, plastik, kayu, air, udara, kain pakaian,
dan benda-benda yang lain merupakan zat kimia yang tersusun atas molekul-molekul
tertentu. Dalam senyawa, molekul-molekul tertata sedemikian rupa sehingga memberikan
sifat-sifat tertentu. Misalnya plastik bersifat lentur karena molekul-molekul penyusunnya
mempunyai rantai panjang, sedangkan arang mudah patah karena susunan antar atom-atom
penyusunnya banyak terdapat ruang-ruang kosong.

Tubuh kita dan tubuh mahluk hidup lainnya juga tersusun atas berbagi molekul kimia.
Molekul ukuranya sangat kecil sehingga tidak dapat diamati dengan mata telanjang dan
bahkan tidak dapat diamati dengan mikroskop biasa.
Pada contoh-contoh senyawa yang telah dijelaskan
sebelumnya, tiap-tiap senyawa mempunyai rumus
molekul tertentu. Rumus molekul menunjukkan jenis
atom yang menyusun suatu molekul dan
perbandingannya. Perhatikan gambar!

Dalam molekul air ini terdiri atas atom O dan atom H apabila 2 atom O mengikat 2 atom H,
maka akan terbentuk senyawa yang berbeda, yaitu senyawa hidrogen. Nah, fenomena itu
menunjukkan bahwa perbandingan jumlah dan jenis atom dalam suatu molekul akan
menghasilkan senyawa yang sifat dan jenisnya berbeda.

Tambahan : 2 atom atau lebih yang bergabung melalui proses kimia akan membentuk
molekul ikatan tersebut yang dinamakan dengan ikatan kimia.
B. Atom dan Partikel Penyusunnya
1. Partikel Subatom
Partikel penyusun atom dikenal dengan partikel
subatom. Partikel subatom yaitu, neutron (n), proton
(p), dan elektron (e). Neutron dan proton membentuk
inti atom. Elektron menempati kulit-kulit atom yang
ada disekitar inti atom. Elektron-elektron tersebut
bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan tinggi.

Elektron memiliki muatan negatif (–), sedangkan proton memiliki muatan positif (+).
Ketika terdapat suatu atom yang netral, maka jumlah proton sama dengan jumlah
elektron. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang atom, antara lain sebagai
berikut.
a. John Dalton ( 1766-1844 )
—Secara garis besar Teori Atom Dalton dapat disimpulkan sebagai
bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi.
—Teori Atom Dalton dapat diibaratkan seperti bola pejal yang sangat
kecil.
—Atom-atom dapat bergabung membentuk molekul

b. JJ Thomson ( 1897-1904 )
JJ Thomson mengemukakan bahwa atom bukan merupakan
bagian terkecil dari zat karena memiliki muatan positif yang
tersebar merata ke seluruh atom, yang dinetralkan oleh
elektron, yang tersebar diantara muatan positif tersebut. Jika
digambarkan, model atom JJ Thomson seperti roti kismis.
c. Ernest Rutherford
Ernest Rutherford melakukan percobaan dengan menembak atom-atom
dengan partikel-partikel alpha. Berdasarkan hasil percobaannya,
Rutherford menyusun model atomnya berupa atom yang memiliki inti
dan kulit atom. Inti atom bermuatan positif, elektron yang mengelilingi
inti, dan berada di kulit atom.

d. Niels Bohr
Pada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Niels Bohr
mengemukakan teori atomnya untuk menutupi kelemahan atom
Rutherford, yaitu atom terdiri inti atom ( positif dan netral ) dan elektron
yang berotasi mengelilingi inti pada lintasan tertentu.
Jika jumlah elektron dan jumlah proton dalam suatu atom tidak sama,
maka atom tersebut akan bermuatan atau menjadi ion
( suatu atom ). Proses pembentukan ion tersebut disebut ionisasi.
e. Modern ( mekanika gelombang )
Teori ini menjelaskan bahwa atom tersusun atas partikel
subatom, yakni neutron (n), proton (p), dan elektron (e).
Neutron dan proton membentuk inti yang padat disebut
nukleus dan inti atom. Elektron bergerak di sekeliling inti
dengan kecepatan sangat cepat dan membentuk awan
elektron yang disebut orbital.
2. Nomor Atom dan Nomor Massa
Unsur merupakan zat murni yang tidak dapat dirubah lagi menjadi zat lain dengan reaksi kimia,
seperti emas, besi, perak, oksigen, dan masih banyak lagi. Saat ini ada sekitar 105 unsur yang
ditemukan di alam. Masing-masing unsur memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Pada penulisan lambang unsur, nomor atom ditulis subscribe ( turun ) di kiri lambang unsur,
sedangkan nomor massa ditulis supercrip ( naik ) di kiri atas lambang unsur. Sebagaimana pada
gambar.
Sebagai contoh, penulisan lambang unsur litium (Li) yang mempunyai nomor
atom 3 dan nomor massa 7 adalah Li angka 7 dikiri atas dan angka 3 dikiri bawah.
C. Prinsip Pembentukan Molekul dan
IonSebagaimana dijelaskan pada model atom Bohr, elektron bergerak mengelilingi inti
atom menurut tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut sebagai kulit-kulit atom.
Tingkat energi dalam suatu atom berturut-turut dilambangkan dengan K untuk kulit
atom pertama ( n=1 ), L untuk kulit atom kedua ( n=2 ), M untuk kulit atom ketiga
( n=3 ), dan seterusnya.
Kulit Atom dan Jumlah Elektron yang Dapat Menempati Kulit Tersebut.

Posisi elektron secara berurutan dimulai dari kulit K kemudian ke


kulit atom yang lebih tinggi. Terdapat contoh lain dari konfigurasi
bromin dan kripton. Intinya, elektron akan berada pada setiap kulit
hingga membentuk susunan yang lebih stabil. Perhatikan gambar
berikut.
Konfigurasi Elektron pada Atom H, Atom Na, dan Atom Cl.
2. Ion dan Ikatan Ion
Ion merupakan sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion positif terbentuk karena
unsur logam melepaskan elektronnya, sedangkan Ion negatif terbentuk karena unsur non
logam menerima elektron. Misalnya atom ( Na ) yang pada mulanya bersifat netral setelah
melepaskan satu elektron akan berubah menjadi ( Na + 1 ) dan disebut Na* yang disebut
kation. Sebaliknya atom klorin ( CI ) yang disebut anion.

Ion positif ( kation ) memiliki jumlah elektron lebih sedikit dibanding proton yang ada
pada inti atom tersebut. Sebaiknya ion negatif ( anion ) memiliki jumlah elektron yang
lebih banyak dibandingkan protonnya. Atom yang melepaskan elektron akan menjadi ion
yang bermuatan positif, sedangkan atom yang menerima elektron akan menjadi ion yang
bermuatan negatif.
Sedangkan ikatan Ion merupakan suatu ikatan yang terjadi pada atom yang besar
muatannya sama namun berbeda muatan atau berlawanan. Ikatan Ion terbentuk karena
unsur non logam menerima elektronnya, sedangkan ion negatif. Ion positif terbentuk
karena unsur logam melepaskan elektronnya, sedangkan ion negatif terbentuk karena
unsur nonlogam menerima elektron.
Contohnya garam memiliki rumus NaCI melibatkan ion Na*dan ion CI. kedua ion tersebut
akan saling tarik menarik membentuk senyawa ion NaCI yang netral.
pada NaCI kation dan anion tesusun selang seling secara teratur sedemikian rupa, sehingga
terjadi interaksi tarik menarik antara ion Na* dan ion CI terjadi secara maksimal. susunan
tersebut dikenal dengan kristal.
a. Ikatan Kovalen
ikatan kovalen adalah pengunaan bersama elektron oleh dua atom. hal tersebut dilakukan
agar atom atom dalam kondisi stabil. misalnya atom hidrogen yang memiliki satu atom
elektron(H). Namun, di alam hanya tersedia dua molekul H yakni H². molekul H² memiliki
dua elektron yang digunakan secara bersama, sehingga setiap atom H dan molekul H² akan
memiliki dua elektron.
b. Senyawa Konvelen
Adapun dalam senyawa konvalen, aton dari unsur unsur yang berbeda didalam molekul
ikatan konvalen. penamaan senyawa kovalen cukup sederhana. Berikut ketentuan penamaan
senyawa kovalen.
1) Mulai dengan nama unsur yang paling dekat kesisi kiri tabel periodik.
2) Ikuti dengan nama unsur yang lebih dekat disebelah kanan tabel periodik
3) Gunakan nama awalan untuk mewakili jumlah atom yang berbeda dalam setiap molekul
senyawa.
3. Identifikasi Unsur
Warna khas yang dihasilkan oleh unsur-unsur pada keadaan terbakar dapat
digunakan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur dalam suatu materi secara
kualitatif. Prinsip tersebut digunakan oleh ilmuan untuk mengidentifikasi kadar
unsur pada suatu bahan. Bila kita membakar suatu senyawa dan menghasilkan
warna-warna tertentu yang menunjukkan bahwa dalam senyawa itu terdapat unsur
tertentu disebut dengan uji nyata.
D. Sifat Zat dan Hubunganya dengan Partikel Penyusun dan
Strukturnya
1. Sifat fisika
Beberapa sifat zat, antara lain kekerasan suatu zat, titik lebur, dan kemudian dalam
menghantarkan listrik.

a. Kerapatan, masa zat dalam satuan volume tertentu. Besarnya massa jenis suatu zat
dapat menentukan posisi suatu benda.

b. Kekerasan, ukuran untuk menentukan keras atau lunaknya suatu zat. Alat yang
digunakan untuk menentukan skala kekerasan adalah sklerometer dengan skala Mohs.
c. Elastisitas, kemampuan suatu benda dalam mempertahankan diri ketika terkena
tarikan atau dorongan ( gaya ) dan mampu untuk kembali ke ukuran, serta bentuk awal
ketika gaya tersebut dihilangkan. Setiap zat memiliki tingkat elastisitas tertentu. Zat
yang memiliki elastisitas rendah, misalnya batu, kayu, kaca, dan lain-lain. Sedangkan
zat yang memiliki elastisitas tinggi, antara lain skok dan karet.

d. Daya hantar, setiap zat memiliki kemampuan menghantar arus listrik yang berbeda-
beda. Berdasarkan kemampuan suatu zat dalam menghantarkan arus listrik, benda
dikelompokkan menjadi 3 macam, yakni konduktor, isolator, dan semi konduktor.
e. Kemagnetan, setiap zat memiliki kemampuan sifat magnet yang berbeda-beda.
Sifat kemagnetan pada benda dibedakan menjadi 3 macam, yakni diamagnetik,
paramagnetik, dan feromagnetik. Bahan diamagnetik adalah bahan yang sedikit
menolak garis gaya magnetik, seperti natrium, perak, bismut, raksa, dan intan.
Bahan paramagnetik adalah bahan yang sedikit menarik garis gaya magnet, seperti
alumunium, magnesium, titanium, fungston, dan platina. Bahan feromagnetik
adalah bahan yang sangat kuat menarik garis gaya magnetik, seperti besi, logam,
gadolinium, kobalt, dan lain-lain.

f. Viskositas, kekentalan atau viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan


zat alir (fluida) yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan.
g. Titik didih, suhu pada tekanan tertentu saat zat cair mulai berubah menjadi padat ketika
suhu suatu zat diturunkan.

h. Titik beku, suhu pada tekanan tertentu saat zat cair mulai berubah menjadi padat ketika
suhu suatu zat diturunkan.

i. Titik leleh, suhu pada tekanan tertentu saat zat padat mulai berubah menjadi cair. Titik leleh
suatu benda penting untuk diketahui sebagai bahan pembuatan alat-alat untuk memasak.
2. Sifat kimia.
Sifat kimia menunjukkan mekanisme suatu zat berubah atau bereaksi
menjadi zat lain.
a. Kestabilan
Kestabilan merupakan kemampuan suatu zat untuk mempertahankan diri dari
perubahan atau dekomposisi dilingkungan alami atau ketika terkena udara panas,
cahaya , tekanan, kondisi alami lain, atau akibat adanya reaksi alami yang terjadi
pada zat tersebut. Secara sederhana, kestabilan diartikan sebagai mudah atau
tidaknya suatu zat atau bahan rusak.
B. Kereaktifan
Kereaktifan merupakan ukuran yang menunjukkan mudah tidaknya suatu zat
bereaksi tinggi. Misalnya, zat karbid ( suatu senyawa kimia dengan rumus
kimia CaC2 ).
C. Korosifitas
Korosi Merupakan kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
satu logam dengan berbagai zat dilingkungannya. Suatu zat dapat memiliki
tingkat korosifitas yang rendah atau tinggi terhadap zat lain. Salah satu zat
yang memiliki tingkat korosifitas tinggi adalah senyawa ini HCI. Senyawa ini,
mampu mengikis kotoran, jaringan tumbuhan, jaringan hewan, jaringan
manusia, bahkan mampu mengikis logam, dan membuat logam cepat berkarat.
member
Marisa Intan photo
Dian Fitria Ananda

Alma Firza Atun Nadira


Thank you
by
kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai