Anda di halaman 1dari 8

“Tugas Bahasa Indonesia Menganalisis Novel”

Nama Anggota Kelompok:

1. M. Fadel Almalik
2. Rakhir Tizam Harliz
3. Andreus Septa Pratama
4. Naofal Abdi Septian
5. Jastin Agusturiko
“Analisis Novel Duga”

“Karya Wirasakti Setyawan”

1. Halaman Judul

 Judul buku : Duga, untukmu yang sedang berpura-pura


 Penulis buku : Wirasakti Setyawan
 Penyunting buku : Intan Faradillah dan Zulham Farobi
 Penerbit Buku : TransMedia Pustaka
 Tahun Terbit : 2019
 Jumlah Halaman : 168 halaman

2. Sinopsis
“DUGA”

Rasanya bukan kau pertama bersikap demikian. Kiranya bukan hari pertama kamu
bersikap mengabaikan. Sungguh, masih ada seribu anak tangga beralas tenun dari benang-
benang ciummu yang harus kudaki. Masih ada cerita panjang dari matamu yang harus
kujalani.

Kita berjanji untuk bertemu di kafe Silatan Stasiun. Tempat biasa kita menghabiskan waktu
bersama. Memesan kopi Sumatra lengkap dengan manis rasa pelukmu. Memindai jalanan
lenggang di penghujung sore . Lalu, menghitung orang-orang yang jalan kalah lotre.

Pindah, kita sama-sama berkemas dan memilih perkara mana yang akan kita tutup dan di
bawa pergi. Tentang konsep mitigasi rasa menuju babak berikutnya. Juga cerita cinta
dengan segala lukanya.

Aku berangkat bersama bahagia tercuri. Menggendong tas kanvas pemberian masalalu Aku
meraba ponsel, mencoba mencari namamu diantara nama-nama kontak.’’Sayang, aku kerja
dulu’’. Semoga kamu paham mengapa aku bersikap demikian.

Aku heran dengan dirimu yang begitu curiga. Lebih gelap dari semua sikap burukmu.
Kamu mengiraku orang lain. Hingga mencari alasan lain sebagai cara untuk menemukan
apa yang benar menurutmu.

Kotak suratmu penuh dengan puisi-puisi cinta yang kuterbangkan bersama balon udara.
Kelopak matamu penuh dengan tangisan yang salalu kamu sembunyikan. Sedang tebing
senyummu longsor merusak percayaku.
Sejak kali pertama senyumku bersalaman dengan matamu, kamu tak pernah memerlakukan
perempuanmu seasing ini. Aku tak mau membalas tuduhanmu. Sebab yang kutahu, apa
pun yangku jawabjustru akan menyalakan amarahmu.

‘’maaf, aku masih bisa disebut perempuan,kan?


Atau, mungkin kamu ada sebutan lain yang lebih nyaman untuk diriku?
Sebut saja aku siap.’’
Ibumu pernah berpesan, bahwa kamu adalah perempuan yang sulit diberi tahu. Beliau
menambahkan, kamu sering menangis tanpa alasan yang jelas. Demikian ikhwal lainnya-
yang dari awal sudah kuterima sebagai hal yang wajar bagiku.

Katamu, kamu bingung. Terlalu banyak awan yang menertawaimu, sambil mengolok-olok
perjalanan liburanmu. Selamat datang di London, sayang. Mari bergegas mencari tempat-
tempat romantis berlatar kita yang seharusnya.

’’ Sebentar,’’ katamu sambi berhenti.


“Aku mau istirahat sambil menikmati udara. Ikut?”

Ayo pulang. Lalu, kita memasak sop instan dengan segelas teh panas ditemani lagu
Beatles. Agar kamu tak pernah sadar pelan-pelan bercerita tentang kesungguhanmu.

Tempat terbaikmu untuk menikmati puisi romantis adalah pundakmu, Mas.Untuk kamu
tahu, di peluk olehmu adalah perayaan hari raya cintaku. Di sana kamu bisa duduk berjam-
jam, terpaku, dan berdiam demi sebait puisi.Saat itu kami berada di “kedai kopi dekat
Tower Bridge, London.”

Sampainya di Jerman, aku dengan perkaraku, berikut kamu dengan masalahmu. Semoga
kita bersama-sama tahu kapan harus pulang, karena menjagamu adalah sebuah utang.

Di atas meja kamu letakan cinta yang gemuk dari pusat hatimu. Persis di antara gelasmu
dan gelasku, ada gemukmu yang menyala berupa lilin romantis. Sinarnya membias
menelisi mata kiriku. Selang beberapa saat, apinya meembakar ranting kering di depan
beranda senyummu.

“Kamu kenapa?” tanyaku

“Apa yang perlu kita bicarakan? Atau, sudah tak ada lagi yang kita perlu
dipertahankan?”
Sungguh. Aku menyesal berkata demikian. Tak pernah terpikir aku sanggup
mengungkapkan rasa dari percaya yang dilarikan.

“Maaf, jika aku keliru.”

Aku telah menghitung satu sampai mimpi burukmu. Meliat tangan, menghadap tembok,
lalu berlarian mencari sendirimu.

Tak ada cantikmu yang membangunkan sabil berkata, “Sudah subuh mas,” lagi. Tak
pernah sedikit pun aku membatasimu untuk membagi keluh pun kesahmu. Tak pernah
sedikit punaku melarangmu bercerita tentang apa masalahmu. Tapi, mengapa lebih
mmemilih tenggelam dalam diam, dan menontonku tersiksa dalam duga-dugaku?

Maaf. Aku kalut menerima rahasiamu. Aku sedih mendengar kenyataanmu. Hati-hati saat
pulang.Jika sempat,tolong beri kabar. Sampaikan salam ke ibumu.Katakan maaf dariku
laki-laki yang gagal memimpinmu.

Kini, kamu tidak perlu berbicara lagi tentang apa yang ada dimpikiranmu. Sebab,
sementara sudah terlajur menceritakan apa yang sebenarnya terjadi denganmu.

Lalu harus gimana lagi?

Di hadapan Tuhan, aku berbicara serius. Kusebut namamu, ibumu, aku, dan segala hal
yang entah patut kuungkapan atau tidak –dengan khusyuk. Beberapa hari ke belakang aku
bekerja memaruh waktu. Demi membeli tiket pulang dan menggenggam tanganmu.

Kutemani sisi jendela darurat yang kosong di sebelah kiri kupastikan ia tetap setia dengan
langitnya, juga semua yang mencintainya. Beberapa menit setelah terbang, hadir prempuan
yang lebih tinggi dariku, hidungnya tajam, matanya samudra, senyumnya petrikor senja.
Memakai baju serba coklat, kupluk, dan kain putih yang menjuntai lehernya. Ia datang
menawarkan senampan cinta yang marah berikut semangkuk kelakar yang di potong kecil-
kecil.

Sementara kita saling bediam, ia sibuk meracik teh kamomil lalu mempersilakan.

“Maaf Aku hanya sedang banyak pikiran, Mas” jawabnyya dengan singkat.

“Disana aku hanya teringat-ingat rumah dan masakan ibu. Maaf jika selalu membuatmu
khawatir, ya,” jawabnya lagi seraya memancing senyum.

Berjalan denganmu memaksaku untuk pelan-pelan belajar bahwa hidup denganmu tak
melulu tentang diriku. Tak melulu tentang senyumnya yang ku anggap kamu harus selalu
mengerti aku.
Ikhlasku habis dalam gatir garis tangis yang menderu menutupi mata laki-lakiku di
seseorang yang tak lagi hebat di matamu.Tapi aku percaya yang hilang hanya hadirnya,
tidak dengan cintanya. Yang pergi hanya badannya, tidak dengan hatinya.

Sayang jadilah prempuan yang tabah, yang kuat, dan yang mampu berdamai dengan
keadaan bahwa takdirnya adalah demikian.

Ibu sudah bahagia di sana.


Ibu sudah tersenyum di sana.
Ibu sudah tenang di sana.
3. Hasil Analisis

3.1 Tema
Secara keseluruhan novel duga untukmu yang sedang berpura pura bertema tentang
isi hati yang lelah berjuang.

3.2 Amanat
Amanat yang terkandung dalam novel duga ini ialah dalam sebuah perjuangan untuk
menciptakan sebuah pasangan kekasih yang baik diperlukan adanya komunikasi yang
baik dan mengurangi prasangka yang berujung hilangnya peran dalam berpasangan yaitu
kecurigaaan yang menyebabkan kerenggangan dalam berpasangan.

3.3 Alur
Alur yang dipakai adalah alur maju mundur karena novel ini banyak menyelipkan
pengalaman masa lalu berupa perjuangan si tokoh untuk memberikan penjelasan

3.4 Tokoh
-Aku sebagai laki laki ( tokoh utama)

-Aku sebegai perempuan ( tokoh utama)

3.5 Penokohan
-Aku ( laki laki) adalah tokoh utama sebagai pasangan dari perempuan . Dia adalah
seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab tinggi dan sangat mencintai si perempuan
tetapi selalu merasa semua perjuangan nya sia sia karena merasa tidak di hargai.

-Aku (perempuan) adalah tokoh utama sebagai pasangan laki laki yang memiliki hati
yang lembut dan hanya diam saat terluka dan merasa hanya kesalah pahaman yang ada
pada diri si laki laki

3.6 Latar

Latar tempat yang digunakan adalah latar tempat yaitu di Heldelberg , Jerman.
Giessen,Jerman Bandara Heathrow , London. Stasiun London Paddington , London .
Kota London inggris di dalam pesawat menuju Jakarta dan Kota Jakarta
3.7 Sudut Pandang
-Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu”AKU” sebagai tokoh utuma
dalam novel.

-Novel ini juga menggunakan sudut pandang orang kedua yaitu “KAMU” sebagai kata
ganti seseorang.

3.8 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah majas hiperbola, majas litotes,
majas klimak dan anti klimak majas pararelis dan majas kontaksio.

4. Kesimpulan

Novel duga untukmu yang sedang berpura pura ini sangat cocok untuk dibaca oleh
seseorang yang sedang mempunyai konflik dalam hubungannya dengan kekasaih karena
kisah nya yang banyak menceritakan perjuangan dan kesalah pahaman. Karena di novel
ini banyak pesan mengenai mengapa sebuah hubungan dapat rusak.

4.1 Keunggulan
Novel duga untukmu yang sedang berpura pura ini ditulis dengan hati hati untuk
menemani perjuangan seseorang yang sedang membacanya sebagai bagian dari kisah
kisah yang telah berjuang.Isi dari novel ini sangat kental dalam menceritakan kesalah
pahaman dan perjuangan dari tokoh.Novel ini juga mudah di baca oleh semua kalangan.

4.2 Kelemahan

Novel ini terbilang terlalu berlebihan dalam bercerita karena semua kalimat tergolong
puitis sehingga pembaca akan merasa sedikit bosan.Novel ini secara keseluruhan
menceritakan tentenag konflik pencintaan sehingga tidak cocok untuk dibaca oleh anak
anak.

Anda mungkin juga menyukai