KELOMPOK III
OLEH :
VIRACINDY CEDEKIA (O1A118135)
WA ODE LIZA ELFARINI RERE (O1A118144)
NUR USWATUN HASANAH (O1A118147)
ZULIASTI (O1A118163)
SRI WAHYUNI (O1A118227)
PUJA (O1A118234)
WULAN FADDIYAH (O1A118194)
KELARUTAN DAN ASAM-BASA
Momen Dipole
Muatan Formal
Momen dipol adalah suatu besaran vector untuk menyatakan vector untuk menyatakan
kepolaran suatu ikatan molekul. Arah momen dipol daro kutub positif menuju kutub negatif.
Ket : µ = momen dipol, Deybe (D) atau coulomb meter (Cm) dalam SI. 1 D = 3,34.10 -30
q = Selisih muatan antara kedua kutub, Coulomb.
r = Jarak antara inti-inti atom yang saling berikatan, meter
Pada umumnya ikatan antar atom dalam senyawa karbon adalah ikatan kovalen.
Berdasarkan keelektronegatifan atom-atom yang berikatan, ikatan kovalen dalam senyawa
karbon dapat berupa ikatan kovalen polar dan nonpolar.
C–H
Ikatan kovalen non polar
C–O
C–N
C – Cl Ikatan kovalen polar
C=O
Molekul diatomic yang mengandung atom-atom unsur yang berbeda
(misalnya HCl, CO, dan NO) memiliki momen dipol dan disebut molekul
polar. Molekul diatomik yang mengandung atom-atom unsur yang sama
(contohnya H2+ O2+ dan F2), merupakan contoh molekul nonpolar karena
molekul-molekul itu tidak memiliki momen dipol. Untuk molekul yang
tersusun atas tiga atau lebih atom, ada tidaknya momen dipol ditentukan
oleh kepolaran ikatan dan geometri molekul. Walaupun terdapat ikatan
polar, belum tentu molekulnya memiliki momen dipol. Karbon dioksida (CO 2),
misalnya molekul triatomic, jadi geometrinya adalah linear atau menekuk:
Panah di atas menunjukkan pergeseran kerapatan elektron dari atom karbon yang kurang
elektronegatif ke atom oksigen yang lebih elektronegatif. Pada kedua kasus, momen dipol keseluruhan
dari molekul tersusun atas dua momen ikatan, yaitu momen dipol dalam masing-masing ikatan polar
C=0. Momen ikatan adalah suatu besaran vektor, yang berarti bahwa besaran itu memiliki nilai dan
arah. Momen dipol yang terukur sama dengan jumlah vektor momen-momen ikatan. Kedua momen
ikatan dalam CO, besarnya sama. Karena arahnya berlawanan dalam molekul CO, yang linear, jumlah
momen dipolnya sama dengan nol. Di sisi lain, jika molekul CO, menekuk, kedua momen ikatan
memiliki jumlah, sehingga molekulnya memiliki momen dipol. Secara percobaan, ditemukan bahwa
karbon dioksida tidak memiliki momen dipol. Jadi, kita menyimpulkan bahwa molekul karbon dioksida
adalah linear. Sifat linear karbon dioksida telah dikonfirmasi melalui pengukuran percobaan yang lain.
Bertentangan dengan CO, belerang dioksida (SO,) memiliki geometri menekuk. Jadi,
molekul ini polar karena kedua momen ikatan tidak saling meniadakan satu sama lain:
Momen dipol beberapa molekul polar.
Gambar 1.
Momen Ikatan pada Isomer Geometri
C. Muatan Formal
Dua struktur yang berbeda hanya pada susunan elektron valensi dalam molekul, dan tidak ada atom
yang berpindah.Hal ini disebut struktur resonansi.Struktur Lewis atau struktur resonansi yang lebih baik
adalah yang palingkecil muatan formalnya
Dalam beberapa molekul, beberapa unsur memperlihatkan ikatan kovalen dengan jumlah yang
tidak lazim. Dan menggambarkan struktur Lewis dengan benar dari senyawa-senyawa ini ternyata tidak
dimungkinkan, kecuali bila kita memberikan muatan elektrostatik yang disebut muatan formal kepada
beberapa unsur dalam molekul tersebut.
Terdapat tiga oksigen yang terikat pada atom nitrogen. Atom nitrogen dan ketiga atom oksigen
telah memiliki oktet lengkap, namun salah satu atom oksigen hanya diikat oleh satu ikatan kovalen
bukannya dua ikatan seperti biasanya. Di dalam ikatan kovalen, masing-masing atom menyumbang satu
elektron. Apabila semua elektron dalam ikatan kovalen dibagi untuk tiap atom, maka oksigen yang
memiliki satu ikatan kovalen akan memiliki elektron valensi 7.
Contoh
1. Muatan formal atom karbon dalam metana
Elektron valensi C = 4
Elektron ikatan C = 8
Elektron bebas C = 0
Jadi muatan formal atom C dalam metana = 4 – ½ (8) – 0 = 0 V
2. Asetonitriloksida
Asam : Cairan berasa asam dan dapat memerahkan kertas lakmus biru
Basa : Cairan berasa pahit dan dapat membirukan kertas lakmus merah
Garam : Cairan yang berasa asin
Asam dan basa kuat dan lemah
Asam kuat adalah asam yang pada dasarnya mengalami ionisasi sempurna dalam air. Asam kuat ialah HCL,HNO3, dan
H2SO4.
Asam lemah adalah asam yang hanya terionisasi sebagian dalam air. Asam karbonat adalah asam anorganik lemah yang
khas. Kesetimbangan letaknya jauh ke kiri karena H3O asayang lebih kuat dan HCO3 adalah basa yang lebih kuat.
TEORI ASAM BASA
CONTOH :
Reaksi tanpa Pelarut Air
HCl(g) + NH3(g) NH4+ + Cl- NH4Cl(s)
Asam Basa
Reaksi dengan Pelarut Air
HCl(g) + H2O(aq) H3O+(aq) + Cl-(aq)
Asam Basa
NH4OH(g) + H2O(aq) NH4OH2+(aq) + OH-(aq)
Basa Asam
Asam konjugasi : Asam yang terbentuk dari basa yang menerima Proton H3O+
Basa konjugasi : Basa yang terbentuk dari asam yang melepaskan Proton Cl-
Teori Lewis (1916)
H F H F
H F H F
Asam : Senyawa yang dapat menerima pasangan elektron BF3
Basa : Senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron NH3
D. Nukleofil dan Elektrofil
• Nukleofil
Nukleofil adalah spesies (atom / ion/ molekul) yang kaya elektron, sehingga dia tidak suka akan
elektron
tetapi suka akan nukleus (inti yang kekurangan elektron).
• Elektrofil
Elektrofil adalah spesies (atom / ion / molekul) yang kekurangan elektron, sehingga ia suka akan
elektron.
• Subtitusi Nukleofilik
Pada kimia organik maupun anorganik, substitusi nukleofilik adalah suatu kelompok dasar reaksi subtitusi, di mana
sebuah nukleofil yang "kaya" elektron, secara selektif berikatan dengan atau menyerang muatan positif dari sebuah gugus kimia
atau atom yang disebut gugus lepas (leaving group).
Bentuk umum reaksi ini adalah
Nu: + R-X → R-Nu + X:
Dengan Nu menandakan nukleofil, : menandakan pasangan elekton, serta R-X menandakan substrat dengan gugus pergi X.
Pada reaksi tersebut, pasangan elektron dari nukleofil menyerang substrat membentuk ikatan baru, sementara gugus pergi
melepaskan diri bersama dengan sepasang elektron. Produk utamanya adalah R-Nu. Nukleofil dapat memiliki muatan
listrik negatif ataupun netral, sedangkan substrat biasanya netral atau bermuatan positif.
• Subtitusi Elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilik terjadi pada senyawa aromatis termasuk heteroaromatis. Substitusi elektrofilik adalah penggantian
H+ dengan suatu elektrofil (E+) /spesi yang kekurangan elektron. Elektrofil berasal dari perkataan elektron dan philia (suka), dengan
demikian elektrofilik berarti spesi yang suka elektron ( spesi yang bermuatan positif atau suatu orbital kosong ).
Subtitusi Elektrofilik Aromatik
Reaksi yang paling umum pada senyawa aromatik adalah substitusi atom atau gugus lain terhadap hidrogen pada cincin.
Berikut ini adalah beberapa reaksi subtitusi pada benzena:
Klorinasi
C6H6 + Cl2 (FeCl3) → C6H6Cl + HCl
Brominasi
C6H6 + Br2 (FeBr2) → C6H6Br + HBr
Nitrasi
C6H6 + HNO3 (H2SO4)→ C6H6NO2 + H2O
Sulfonasi
C6H6 + H2SO4 → C6H6SO3H + H2O
Substitusi Elektrofilik Terhadap Benzena
Elektrofilik berarti satu elektron (spesi yang bermuatan positif atau mempunyai orbital kosong) dengan notasi umum E +. Cincin
benzena kaya elektron sehingga sangat reaktif terhadap elektrofil (mengalami reaksi subtitusi elektrofilik) dengan mekanisme sebagai
berikut:
Tahap 1: Pembentukan elektrofil E+ (cepat)
Tahap 2: Serangan E+ terhadap cincin benzene (lambat sebagai langkah penentu laju reaksi/RDS)
Pengambilan H+ dari cincin benzene oleh suatu elektrofil (cepat)
Dari mekanisme diatas kita dapat mengambil contoh Klorinasi. Reaksi benzena dengan klorin berjalan sangat lambat tanpa katalis,
tetapi menjadi sangat cepat bila ada katalis. Apa yang dilakukan oleh katalis? Ia bertindak sebagai asam lewis dan mengonversi klorin
menjadi elektrofili kuat dengan membentuk suatu kompleks dan mempolarisasikan ikatan C—C. Alasan mengapa diperlukan elektrofili
kuat akan menjadi jelas sebentar lagi. Elektrofili mengikat salah satu atom karbon pada cincin benzena, menggunakan dua elektron pi dari
awan pi untuk membentuk ikatan sigma dengan atom karbon cincin. Atom karbon ini menjadi terhibridisasi sp. Cincin benzene bertindak
sebagai donor elektron pi, atau nukleofili,terhadap reagen elektrofilik. Karbokation yang dihasilkan ialah i'on benzenonium', dengan
muatan positif terdelokalisasi oleh resonansi pada atom karbon ortodan para terhadap atom karbon yang dilekati oleh atom klorin;
artinya orto dan para terhadap atom karbon sp3'. Ion benzenonium mirip seperti karbokation alilik, tetapi muatan positifnya terdelokalisasi
pada tiga atom karbon, bukan hany dua. Meskipun distabilkan oleh resonansi dibandingkan dengan karbokation lain, energi resonansinya
jauh lebih rendah daripada cincin benzene awalnya. Sunstitusi diselesaikan dengan melepaskan satu proton dari atom karbon sp3, yaitu
atom yang sama yang telah dilekati oleh elektrofilik. Alasan mengapa elektrofili harus kuat, dan mengapa yang terjadi ialah substitusi dan
bukan adisi, sekarang menjadi jelas. Pada langkah 1, energi stabilisasi (energi resonansi) dari cincin aromatik telah hilang, karena
perusakan sistem pi aromatik. Perusakan ini, yang disebabkan oleh adisi elektrofili pada salah satu karbon cincin, memerlukan energi dan
elektrofili kuat. Pada langkah 2, energi resonansi aromatik tercapai kembali dengan melepaskan satu proton. Hal ini tidak akan terjadi
karbokation intermedietnya mengadisi nukleofilik.
TERIMA KASIH