Anda di halaman 1dari 52

Ism 1

Pembentukan Ikatan
Kovalen polar adalah ikatan yang
terbentuk dari pemakaian bersama
elektron dalam suatu molekul ikatan
dimana jumlah elektron terluar dari
setiap atom yang membentuk ikatan
tidak sama.
Contoh : HCl, H2O, H2SO4, dll
Ukuran polaritas dari molekul
biasanya dinamakan momen dipol
()
Ism 2

Pembentukan Ikatan
Struktur molekul, ion, atau radikal
bebas yang hanya mempunyai
elektron terlokalisasi dimungkinkan
ditulis dengan suatu rumus yang
memperlihatkan
letak
elektronelektronnya

Ism 3

Pembentukan Ikatan

Untuk dapat menuliskan rumus


elektronik suatu molekul dengan
benar maka perlu menerapkan
aturan-aturan sebagai berikut:

Ism 4

Pembentukan Ikatan

Jumlah total elektron valensi di


dalam molekul (atau ion atau
radikal bebas) harus merupakan
jumlah elektron kulit valensi atomatom yang berkontribusi kepada
molekul, ditambah dengan muatan
negatif atau dikurangi dengan
muatan positif bagi ion-ion.
Ism 5

Pembentukan Ikatan

Contoh
H2SO4, ada 2 (satu untuk setiap
hidrogen) + 6 (untuk sulfur) + 24 (6
untuk setiap oksigen) = 32;
sedangkan untuk SO4=, jumlahnya
juga 32 karena masing-masing atom
berkontribusi 6 ditambah 2 untuk
muatan negatif.
Ism 6

Pembentukan Ikatan

Setelah jumlah elektron valensi


dipastikan, perlu untuk selanjutnya
menentukan elektron-elektron yang
ditemukan dalam ikatan kovalen
dan yang tidak digunakan untuk
berikatan (baik dalam keadaan
berpasangan ataupun tunggal)
Ism 7

Pembentukan Ikatan

Atom-atom unsur periode kedua (B,


C, N, O, dan F) dapat mempunyai 8
elektron valensi, walaupun di dalam
beberapa hal atom-atom tersebut
hanya mempunyai 6 atau 7 elektron
valensi. Semua atom-atom periode
kedua di atas selalu ingin memiliki
Ism 8

Elektronegativitas
Elektronegativitas didefinisikan sebagai
tenaga laten dari suatu atom dalam suatu
molekul untuk menarik elektron.
Konsep ini tergantung pada teori
struktur kimia organik modern untuk
menginterpretasi beberapa sifat seperti:

Ism 9

Elektronegativitas
kekuatan keasaman dan kebasaan,
panjang ikatan kimia, karakter ionik,
volatilitas, kelarutan, potensial redoks,
kekuatan ikatan hidrogen, dan lain-lain

Ism 10

Polaritas dan Elektronegativitas


Polarisasi dan Elektronegativitas
Ikatan yang terbentuk dapat mengalami
polarisasi ke arah salah satu atom
penyusun ikatan yang memiliki
keelektronegatifan lebih tinggi
dibandingkan atom ikatan pasangannya.

Ism 11

Polarisasi dan Elektronegativitas


Pembelajaran ini akan mempelajari
ikatan ionik dan ikatan kovalen. Ikatan
dalam natrium klorida adalah ikatan
ionik. Natrium menransfer elektron ke
klorin menghasilkan Na+ dan Cl-, yang
akan terikat satu sama lain karena
adanya gaya tarik elektrostatik yang
kuat.

Ism 12

Polarisasi dan Elektronegativitas

Ism 13

Contohnya, ikatan C-Cl adalah ikatan polar.

Struktur polar ikatan C-Cl oleh pengaruh


elektronegativitas atom klorida

Ism 14

Elektronegativitas beberapa unsur


Ism 15

Momen Dipol
Jika terjadi ikatan polar maka
molekul yang terbentuk juga bersifat polar.
Nilai polaritas secara keseluruhan dihasilkan
dari polaritas ikatan dan pengaruh elektron
bebas dalam molekul. Ukuran kuantitas dari
polaritas suatu molekul disebut momen dipol

Ism 16

Momen dipol (), didefinisikan


sebagai besarnya muatan (e) dikali
jarak antar pusat (d), dan diberi
satuan debye (D). = e x d x 1018 di
mana e = muatan elektrik dalam
unit elektrostatik (esu) d = jarak
dalam sentimeter (cm) Sebagi
contoh, jika satu proton dan satu
elektron (muatan e = 4.8 x 10-10
(esu)
Ism 17

sedangkan jarak keduanya adalah 1 0A,


sehingga momen dipolnya sebesar:
= e x d x 1018
= (4.8 x 10-10) x (1.0 x 10-8 cm) x 1018
= 4.8 D

Ism 18

Momen dipol dari metana dan tetraklorometan

Ism 19

Ism 20

Muatan Formal
Beberapa kasus tertentu terkait dengan
molekul, sering ditemukan unsur
yang
memperlihatkan ikatan kovalen dengan
jumlah yang tidak lazim. Hal ini
menggambarkan.
struktur Lewis dengan benar dari senyawasenyawa ini ternyata tidak dimungkinkan,
kecuali bila kita memberikan muatan
elektrostatik yang disebut muatan formal
Ism 21

Muatan Formal

Ism 22

Muatan formal atom karbon dalam metana


Elektron valensi C = 4
Elektron ikatan C = 8
Elektron bebas C = 0
Jadi muatan formal atom C dalam metana
= 4 (8) 0 = 0

Ism 23

Asetonitriloksida
Berapa muatan formal dari atom N dan O pada molekul di
disamping?
a. Atom N
b. Atom O
Elektron valensi N = 5
Elektron valensi O = 6
Elektron ikatan N = 8
Elektron ikatan O = 2
Elektron bebas N = 0
Elektron bebas O = 6
Jadi muatan formal atom N = 5 8/2 0 = +1
Jadi muatan formal atom O = 6 2/2 6 = -1
Ism 24

TERJADINYA IKATAN KOVALEN


Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian
bersama pasangan elektron yang berasal dari
atom-atom yang berikatan. Ikatan ini terjadi
antara unsur nonlogam dengan nonlogam yang
sama-sama ingin menangkap elektron.
Contoh :
Pada senyawa FCl

Elektron ikatan ( bonding electron ) yang berada


di antara F dan Cl. Pasangan elektron ikatan ini
berasal dari F dan Cl. Sepasang elektron ikatan
tersebut digunakan bersama sehingga setelah
berikatan elektron valensi kedua atom seolaholah menjadi 8 ( oktet ) seperti gas mulia.

IKATAN KOVALEN RANGKAP


Ikatan ini melibatkan pemakaian bersama lebih dari satu
pasang elektron oleh dua atom yang berikatan. Ikatan
kovalen rangkap/ ganda dibedakan menjadi dua yaitu
ikatan kovalen rangkap dua dan ikatan kovalen rangkap
tiga.
Ikatan kovalen rangkap dua
Contoh :

Ikatan kovalen rangkap tiga


Contoh :
Ikatan antara atom oksigen dengan atom nitrogen
dalam molekul N2

Ikatan ganda tiga yang dimiliki N2(g)


sangat kuat sehingga di udara N2 sulit
bereaksi, N2 merupakan unsur terbanyak.
N2 keluar masuk tubuh manusia tanpa
mengalami perubahan kimia. Pada suhu
dan tekanan tinggi N2 baru bisa bereaksi
membentuk senyawa.

Ikatan Kovalen Polar dan Non Polar


Jika dua atom ( dwiatomik ) yang berbeda
berikatan kovalen, maka molekulnya memiliki
kutub (positif dan negatif), disebut polar. Hal ini
akibat momen dipol.
Momen dipol ialah perkalian jarak ikatan
antar atom yang berikatan dengan perbedaan
keelektronegatifan antar dua atom yang
berikatan. Makin besar momen dipolnya, makin
polar senyawanya. Senyawa yang memiliki
momen dipol nol (0), disebut senyawa non polar.

Molekul polar memiliki bentuk molekul ( struktur


ruang ) yang tidak simetris : atom yang
elektronegatifitasnya besar tidak berimpit dengan
atom yang elektronegatifnya kecil. Sehingga
seakan-akan molekul tersebut bermuatan.

Molekul dwiatomik yang sama selalu simetris dan


selalu Nonpolar. Hal ini karena elektron ikatan
tertarik ke dua arah dengan kekuatan tarikan
( elektronegatifitas ) yang sama besar.
Contoh : H2, O2, F2

Molekul simetri poliatomik yang memiliki atom


pusat tanpa elektron bebas ( lone pair electron )
selalu nonpolar.
Contoh : CCl4, CH4, CO2, SF6, PCl5

Senyawa poliatomik simetris yang memiliki atom


pusat berpasangan elektron bebas ( lone pair
electron ) selalu polar
Hal ini karena pasangan elektron bebas lebih kuat
dibanding pasangan elektron ikatan sehingga
menimbulkan elektronegatifitas yang besar.
Contoh : H2O, NH3

Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan Kovalen Koordinasi adalah ikatan kovalen
yang terjadi jika pasangan elektron yang
digunakan bersama berasal dari salah satu atom
yang berikatan, sedang atom yang lain tidak ikut
menyumbang.
Contoh : N2O, SO2, SO3, H2SO4, NH4+,

TEORI ASAM
BASA
Secara Umum
:
Cairan berasa asam dan dapat
Asam

: memerahkan kertas lakmus


biru
Basa

Garam

Cairan berasa pahit dan


dapat membirukan kertas
lakmus merah

Cairan yang berasa asin

TEORI ASAM BASA

Teori Arrhenius :

Asam adalah senyawa yang


melepaskan H+ dalam air.
Contoh :
HCl ----- H+ + ClHNO3 ----- H+ + NO3-

Basa adalah senyawa yang


melepaskan OH- dalam air
Contoh :
NaOH ----- Na+ + OHNH4OH ----- NH4+ + OHKelemahan : hanya berlaku
untuk larutan dalam air saja.

Asam dan Basa: Bronsted-Lowry


Konsep penting yang berhubungan dengan
elektronegativitas dan polaritas adalah konsep asam
dan basa

Ism 37

Asam-Basa Bronsted Lowry


Asam :
Spesies dengan kecenderungan
menyumbangkan proton
Basa :
Spesies dengan kecenderungan menerima
proton

Ism 38

Teori Bronsted - Lowry

Asam : senyawa yg dapat memberikan

CONTOH :

proton ( H+ ) / donor proton.


Basa: senyawa yg dapat menerima
proton (H+) / akseptor proton.
Reaksi tanpa Pelarut Air
HCl(g) + NH3(g) NH4+ + Cl- NH4Cl(s)
Asam Basa
Reaksi dengan Pelarut Air
HCl(g) + H2O(aq) H3O+(aq) + Cl-(aq)
Asam
Basa

NH4OH(g) + H2O(aq) NH4OH2+(aq) + OH-(aq)


Basa
Asam
Air dapat bersifat asam atau basa Amfoter

Pasangan Asam Basa Konjugasi


HCl
Asam 1

+ H2O
Basa 1

H3 O + +

Cl-

Asam 2 Basa 2

Konjugasi
Konjugasi
Pasangan asam basa konjugasi :
pasangan asam 1 basa 2 dan
basa 1 asam 2 HCl Cl- dan
H2O H3O+
Asam konjugasi : Asam yg terbentuk dari
basa yang menerima Proton H3O+
Basa konjugasi : Basa yg terbentuk dari
asam yang melepaskan Proton Cl-

Asam dan Basa: Lewis


Asam Lewis adalah senyawa yang dapat bertindak
sebagai akseptor/ penerima pasangan elektron,
sedangkan basa Lewis berarti senyawa yang dapat
bertindak sebagai donor/ pemberi pasangan elektron

Ism 41

Teori Lewis

Ada beberapa reaksi yang tidak dapat dijelaskan


dengan kedua teori sebelumnya, misalnya reaksi :
NH3 + BF3 ------- H3N BF3

H-N:+B-F
H

HN : B-F
H

Asam : Senyawa yang dapat


menerima pasangan elektron BF3
Basa : Senyawa yang dapat
memberikan pasangan elektron NH3

Asam Organik
Asam organik dicirikan oleh adanya atom hidrogen
yang terpolarisasi positif. Terdapat dua macam asam
organik, yang pertama adanya atom hidrogen yang
terikat dengan atom oksigen

Ism 43

Sifat asam aseton


diperlihatkan dengan
basa konjugat yang
terbentuk distabilkan
dengan resonansi
Senyawa yang disebut
dengan asam
karboksilat, memiliki
gugus COOH, terdapat
sangat banyak di dalam
organisme hidup dan
terlibat dalam jalur-jalur
reaksi metabolik
Ism 44

Basa Organik
Basa organik dicirikan dengan adanya atom dengan
pasangan elektron bebas yang dapat mengikat
proton. Senyawa-senyawa yang mengandung atom
nitrogen adalah salah satu contoh basa organik

Ism 45

Resonansi
Umumnya struktur kimia dapat digambarkan dengan
mudah menggunakan struktur Lewis maupun
Kekule, akan tetapi masalah menarik akan muncul
berhubungan dengan penggambaran struktur
resonansi

Ism 46

Resonansi
Aturan penggambaran bentuk resonansi
1.
Struktur resonansi adalah perubahan bolakbalik oleh satu atau sederet pergeseran elektron.

Ism 47

Resonansi
Aturan penggambaran bentuk resonansi
2.
Struktur-struktur resonansi harus mempunyai
elektron tak berpasangan dalam jumlah yang sama

3. Struktur resonansi yang mengikuti aturan (ii)


adalah struktur yang paling stabil.

Ism 48

Resonansi
4. Semakin kovalen ikatan-ikatan yang ada dalam
suatu struktur ikatan kovalen, semakin tinggi
kestabilannya
5. Struktur ikatan kovalen dipolar umumnya
lebih kurang stabil daripada struktur
nonpolar.

Ism 49

Resonansi
6.
Struktur yang melibatkan muatan formal akan
lebih stabil apabila muatan negatif berada pada
atom yang paling elektronegatif dan muatan positif
pada atom yang paling kurang elektronegatif.

Ism 50

Resonansi
7.
Semakin berdekatan derajat kestabilan
struktur-struktur resonansi semakin tinggi derajat
resonansinya.

Ism 51

8. Resonansi hanya dapat terjadi antara struktur


yang hubungannya sangat dekat di mana
posisi semua inti atom relatif sama
Ism 52

Anda mungkin juga menyukai