Disusun oleh :
Shinta Rizqoh Iktavia (5404422012)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
1
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah Swt., karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara
tepat waktu. Makalah ini kami beri judul “Analisis Kadar Air”.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Ir. Bambang Sugeng Suryatna, M. T. selaku dosen pengampu. Tidak
lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan
makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai
bidang. Salah satunya adalah bidang pertanian. Komoditi pertanian yang cukup
penting untuk diketahui kadar airnya adalah beras. Mutu beras ditentukan oleh
kadar airnya, semakin tinggi kadar air beras maka mutunya akan semakin jelek.
Tingginya kadar air beras dapat berakibat tubuhnya jamur penghasil mikotoksin
atau racun yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kadar aiir juga perlu
diketahui untuk biji-bijian yang lain. Disamping terdapat dalam bahan makanan
alamiah juga air terdapat di alam dalam berbagai bentuk untuk berbagai
kebutuhan manusia.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
2. Menurut Tabrani(1997)
Kadar air merupakan pemegang peranan penting, kecualitemperatur maka
aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembusukandan
ketengikan. Kerusakan bahan makanan pada umumnya merupakan
prosesmikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara ketiganya.
Berlangsungnyaketiga proses tersebut memerlukan air dimana kini telah diketahui
bahwa hanya air bebas yang dapat membantu berlangsungnya proses tersebut.
4. MenurutWinarno (1997)
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung
dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristi
k yangsangat 5 penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi
penampakan,tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan
pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar
air yang tinggimengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk
berkembang biak,sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan.
5
Air merupakan salah satu unsur penting dalam bahan pangan, meskipun
bukan sumber nutrient namun keberadaannya sangat esensial dalam kelangsungan
proses biokimiawi organisme hidup. Air dalam bahan pangan terdapat dalam
berbagai bentuk, yaitu :
1. Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter-granular serta pori-pori
yang terdapat pada bahan
2. Air terikat secara lemah karena teradsorpsi pada permukaan koloid
makromolekuler seperti protein, pectin pati,dan selulosa. Selain itu air juga
terdispersi diantara koloid tersebut dan merupakan pelarut zat yang ada dalam sel.
Air dalam bentuk ini masih memiliki sifat air bebas dan dapat dikristalkan dalam
proses pembekuan. Ikatan antara air dengan koloid tersebut merupakan ikatan
hidrogen.
3. Air dalam keadaan terikat kuat yaitu air yang membentuk hidrat. Ikatannya
bersifat ionic sehingga relative sukar dihilangkan atau diuapkan. Air jenis ini tidak
membeku meskipun didinginkan pada suhu 0o
Hubungan kadar air dan air bebas atau Aw ditunjukan dengan
kecenderungan bahwa semakin tinggi kadar air semakin tinggi pula nilai Aw.
Akan tetapi, hubungan tersebut tidak linier melainkan berbentuk kurva sigmoid.
Kadar air dinyatakan dalam prosen (%) dalam skala 0-100, sedangkan nilai Aw
dinyatakan dalam angka decimal pada kisaran skala 0-1,0. Kurva hubungan antara
kadar air dan Aw bahan disebut juga sebagai kurva Isoterm Sorbsi Lembab (ISL).
6
Sampel sebanyak 3-5 gr ditimbang dan dimasukan kedalam cawan yang telah
dikeringkan dan diketahui bobotnya. Kemudian sampel dan cawan dikeringkan
dalam oven suhu 105oC selama 6 jam. Cawan didinginkan dan ditimbang,
kemudian dikeringkan kembali sampai diperoleh bobot konstan.
Kadar air dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
W = bobot sampel sebelum dikeringkan (gr)
W1 = bobot sampel dan cawan kering (gr)
W2 = bobot cawan kosong (gr)
7
2. Penentuan kadar air memerlukan waktu yang relative singkat, yaitu sekitar 1 jam
3. Terjadinya oksidasi senyawa lipida dan dekomposisi senyawa gula dapat
dihindari, sehingga penentuan kadar air cukup akurat.
Dengan :
W1 = berat sampel (gr)
V1 = volume pereaksi Karl Fischer untuk titrasi sampel (ml)
V2 = volume pereaksi untuk titrasi blanko (ml)
F = faktor standarisasi pereaksi
0,4 = ekivalen air pereaksi
2. Metode kalsium klorida. Metode ini didasarkan atas rekasi antara kalsium karbida
dengan air menghasilkan gas asetilin. Cara ini cukup cepat dan tidak memerlukan
alat yang rumit. Jumlah asetilin yang terbentuk dapat diukur dengan beberapa
cara, antara lain :
Selisish bobot campuran bahan sebelum dan sesudah reaksi
Menampung dan mengukur volume gas asetilin dalam tabung tertutup
Mengukur tekanan gas asetilin apabila reaksi dilakukan pada ruang tertutup
3. Metode asetil klorida. Metode ini didasarkan atas reaksi antara asetil klorida
dengan air menghasilkan asam yang dapat dititrasi dengan basa. Cara ini dapat
digunakan untuk menentukan kadar air bahanberupa minyak, mentega, margarin,
rempah-rempah, dan beberapa bahan berkadar air rendah.
8
dan heksan 1,9. Kontante dielektrikum dapat dituliskan rumusnya sebagai
berikut :
Dengan :
F = daya tarik menarik antar dua ion yang berlawanan
e e
1 2 = muatan ion-ion
r = jarak antara dua ion
Untuk mengetahui kadar air bahan diperlukan kurva standar yang melukiskan
hubungan antara kadar air dengan tetapan dielektrikum dari bahan yang ingin
diketahui kadar airnya. Dengan mengetahui tetapan dielektrikum bahan sejenis
akan dapat dihitung kadar air bahan tersebut.
2. Daya hantar resistansi listrik atau resistensi. Air merupakan penghantar listrik
yang baik. Bahan yang memiliki kandungan air tinggi akan mudah
menghantarkan listrik atau memiliki resistensi yang relative kecil. Suatu zat yang
dilalui aliran listrik, akan diketahui kadar airnya apabila diketahui grafik yang
menggambarkan hubungan-hubungan antara kadar air dengan resistensiya. Alat
yang digunakan untuk mengukur kadar air berdasarkan daya hantar listrik adalah
resistensi meter atau moisture tester.
3. Resonansi nuklir magnetic atau nuclear magnetic resonance (NMR). Penentuan
kadar air cara ini berdasarkan kepada sifat-sifat magnetic dari inti atom, yang
mampu menyerap enersi. Dengan kondisi yang terkendali absorbsi enersi dapar
merupakan index zat yang dikandungnya. Enersi yang diserap oleh inti atom
hydrogen oleh molekul air dapat merupakan suatu ukuran dari banyaknya air yang
dikandungnya oleh bahan tersebut. Untuk itu diperlukan kurva standar yang
menggambarkan antara banyaknya enersi yang diserap dengan kandungan air.
9
yaitu air yang ada dalam bahan pangan terikat secara fisik dan ada yang secara
kimia.
Contoh kadar air beberapa jenis bahan pangan dapat dilihat pada tabel berikut :
Air di dalam bahan pangan ada dalam tiga bentuk, yaitu: (1) air bebas, (2)
air terikat lemah atau air teradsorbsi, dan (3) air terikat kuat. Pada umumnya air
bentuk pertama dan yang kedua dominan, sedangkan air terikat jumlahnya sangat
kecil.
1). Air Bebas
Air bebas ada didalam ruang antar sel, intergranular, pori-pori bahan, atau
bahkan pada permukaan bahan. Air bebas sering disebut juga sebagai aktivitas air
atau “water activity” yang diberi notasi Aw. Disebut aktivitas air, karena air bebas
mampu membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi
kimiawi pada bahan pangan. Didalam air bebas terlarut beberapa nutrient yang
dapat dimanfaatkan oleh mikroba untuk tumbuh dan berkembang. Adanya
nutrient terlarut tersebut juga memungkinkan beberapa reaksi kimia dapat
berlangsung. Oleh sebab itu, bahan yang mempunyai kandungan atau nilai Aw
tinggi pada umumnya cepat mengalami kerusakan, baik akibat pertumbuhan
mikroba pembusuk maupun akibat terjadinya reaksi kimia tertentu, seperti
oksidasi dan reaksi enzimatik. Air bebas sangat mudah untuk dibekukan maupun
diuapkan
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kadar atau kandungan air pada suatu bahan, akan menunjukkan
banyaknya kandungan perstuan bobot bahan. Dalam menentukan atau mengukur
kadarnya, terdapat dua metode yang biasa digunakan. Metode pertama
berdasarkan bobot basah (wet basis), dan yang kedua metode kadar air adalah
berdasarkan bobot kering (dry basis). Pengukuran kadar air pada bahan pangan,
biasanya dilakukan dengan mengandalkan metode bobot basah (wet basis).
Rumus yang digunakan untuk mengukur kadar air adalah KA = (Wa/ Wb) x
100%.
Jika dilihat dari kadar air dan bahan basah atau keringnya, akan didapati
rasio pengeringan dari bahan yang sudah mengalami pengeringan. Penentuan
kadar air yang ada pada bahan makanan, biasanya punya banyak pilihan metode.
Namun, metode yang akan digunakan adalah bergantung pada sifat bahan
tersebut. Secara umum, untuk menentukan kadar air harus dilakukan dengan
menggunakan sampel yang dikeringkan dalam oven. Suhu pengeringan yang
digunakan adalah 105°C hingga 110°C. Sedangkan lama waktu pengeringan
adalah sekitar 3 jam atau saat berat konstan sudah didapat.
11
DASTAR PUSTAKA
Penjelasan Lengkap Teori Kadar Air (Water Content). (2023, Maret 21).
Purnomo. (1995). Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan.
Universitas Indonesia .
Winarno. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wulanriky. (n.d.). Penetapan Kadar Air dengan Metode Oven Pengering.
Retrieved from http://wulanrikiy.wordpress.com/Penetapan-Kadar-Air-Metode-
Oven-Pengering-aa/.
12