Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

STOIKIOMETRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : Nurhayna Muzakkie


KELAS : AK 1 C
NO BP : 1920092
DOSEN PENGAMPU : Drs. Hazil Anwar, M.Si
Melysa Putri, M.Si

POLITEKNIK ATI PADANG


2020
STOIKIOMETRI

I. TUJUAN
1. Untuk menentukan rasio mol dari suatu reaksi kimia.
2. Untuk menentukan persen hasil dari suatu reaksi kimia.
3. Menentukan persamaan reaksi kimia

II. PRINSIP DASAR


Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur
dan metrein(mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam
hal ini adalah partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau
senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Pada dasarnya perbandingan mol
dari unsur-unsur dalam reaksi selalu sesuai dengan koefisien pada
persamaan reaksinya sendiri, sehingga dimungkinkan koefisien dari suatu
persamaan reaksi dapat digunakan untuk menghitung perbandingan jumlah
mol masing-masing unsur yang terlibat dalam reaksi itu.

III. TEORI DASAR


Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur)
dan metrein(mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam
hal ini adalah partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau
senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang
mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk
dalam reaksi kimia (persamaan kimia) yang didasarkan pada hukum-
hukum dasar dan persamaan reaksi. (Ahmad,1985)
Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah
satunya dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinu, yang
mekanismenya yaitu dengan dilakukan
 pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah,
namun molar totalnya sama. Sifat fisika tertentunya (massa, volume, suhu,
daya serap) diperiksa, dan perubahannya digunakan untuk meramal
stoikiometri sistem. Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas
pereaksi, akan diperoleh titik maksimal atau minimal yang sesuai titik
stoikiometri sistem, yang menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi
dalam senyawa. (Muhrudin, 2011)
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-
unsur dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan
kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu
kimia.(Brady,1986)
Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur. Pengertian unsur-unsur
dalam hal ini adalah partikel-partikel atom, ion, molekul atau elektron yang
terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia.
Stoikiometri menyangkut perantara untuk menimbang dan menghitung
spesi-spesi kimia atau dengan kata lain stoikiometri adalah bagian tentang
hubungan-hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia.

Ketika seorang kimiawan mengerjakan suatu rekasi, reaktan


biasanya tidak terdapat dalam jumlah stoikiometri (stoikiohiometris
amounts) yang tepat, yaitu dalam perbandingan yang ditunjukkan oleh
persamaan yang setara. Karena tujuan reaksi adalah menghasilkan
kuantitas maksimun senyawa yang berguna dari sejumlah tertentu material
awal, seringkali satu reaktan dimasukkan dalam jumlah berlebih untuk
menjamin bahwa reaktan yang lebih mehal seluruhnya diubah menjadi
produk yang diinginkan. Konsekuensinya beberapa rektan akan tersisa
pada akhir reaksi. Reaktan yang pertama kali habis digunakan pada reaksi
kimia disebut pereaksi pembatas (limiting reagent), karena jumlah
maksimum produk yang terbentuk tergantung pada berapa banyak jumlah
awal dari reaktan ini.

Hukum Dasar Stoikiometri

Berikut ini terdapat beberapa hukum dasar stoikiometri, terdiri


atas:
1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

Massa zat sebelum dan sesudah bereaksi adalah sama

2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

Perbandingan massa unsur dalam tiap senyawa adalah tetap

3. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)

Jika dua unsur atau lebih dapat membentuk dua senyawa atau lebih, dan
massa salah satu unsur sama, perbandingan massa unsur kedua
berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana

4. Hukum Gay lussac (perbandingan volume)

Volume gas-gas yang bereaksi dengan volume gas-gas hasil reaksi akan
berbanding sebagai bilangan (koefisien) bulat sederhana jika diukur pada
suhu dan tekanan yang sama

Rumus :

5. Hukum Avogadro

Gas-gas dalam volume yang sama akan mempunyai jumlah yang sama jika
diukur pada suhu dan tekanan yang sama. Dalam 1 mol zat menggunakan
6,02 x 1023 partikel, yang disebut bilangan avogadro.

Rumus:
Selain perhitungan secara eksperimental, juga dilakukan perhitungan
secara stoikiometri. Hasil teoritis hanya dapat diperoleh dari perhitungan-
perhitungan secara teoritis. Hasil teoritis ini menunjukan massa maksimum
produk yang dihasilkan dari suatu reaksi tanpa adanya kesalahan.
Setelah data massa hasil eksperimen dan teoritis telah ditentukan,
dapat menghitung reaksi persen hasil reaksi. Persen hasil ini menunjukan
seberapa maksimal reaksi terjadi. Penentuan persen hasil menggunakan
persamaan berikut

% hasil = massa hasil eksperimen x 100


Massa teoritis

Hasil eksperimental yang baik umumnya akan menghasilkan


persen hasil yang tinggi, dimana hasil eksperimen mendekati hasil teoritis.
Satuan yang digunakan untuk menentukan persen hasil dapat berupa gram
atau mol

IV. PROSEDUR PRATIKUM

A. Alat – Alat
1. Cawan penguap  wadah atau tempat penguapan bahan
2. Pipet tetes  memipet larutan untuk mepaskan larutan
3. Batang pengaduk  alat pengaduk untuk menghomogenkan larutan
4. Kaca Arloji  untuk penutup gelas piala
5. Gegep  untuk menjepit alat seperti tabung rx
6. Lampu spritus  sumber panas
7. Standart kaki 3  sebagai penahan penagas saat pemanasan
8. Kawat kasa  lapisan untuk memanaskan penagas
9. Gelas piala  tempat / wadah melarutkan larutan
10. Neraca  untuk meninmbang zat

B. Bahan – Bahan
1. NaHCO3
2. Na2CO3
3. HCl 6M
4. Akuades

V. SKEMA KERJA

1. Timbang cawan penguap kosong


Tuang 2 ml HCl
2. Tambahkan 0,3 gram Na2HCO3
Tambahkan tetesan HCl
kedalam cawan penguap
berisi Na2HCO3

Dinginkan, catat massa


Panaskan campuran
cawan penguap +
tersebut hingga kering
produk (NaCl)

Timbang kembali
Na2HCO3 dan HCl
Ulangi langkah diatas
dengan sampel Na2CO3
sebanyak 0,3 gram

Jawaban Pertanyaan :

1. Apa yang disebut dengan stoikiometri?


Jawab :
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung
hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia
(persamaan kimia) yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan
persamaan reaksi.
2. Sebutkan kesalahan-kesalahan yang bisa terjadi saat pratikum!
Jawab :
 Kesalahan menggunakan termometer, sehingga suhu yang di amati
tidak stabil
 Kebersihan alat, alat yang kurang bersih mempengaruhi reaksi
kimia
 Penggunaan filer yang dapat menghambat kerja pratikum

3. Sebutkan hal yang dapat mempengaruhi ketidakakuratan dalam


pengamatan !
Jawab :
Pengukuran suhu yang kurang tepat, pembuatan larutan dengan komposisi
yang kurang tepat.

Anda mungkin juga menyukai