Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA PROSES

REAKSI SAPONIFIKASI

NAMA : Azhahry S. K./ Adestya S. R./ ‘Afiful Fida’ L


NIM : D500180132 / D500180136 / D500180139
KELOMPOK : 2E
HARI/TGL PERCOBAAN : Rabu, 10 Juni 2020
ASISTEN : Anisa Devianti
DOSEN : Ir. Haryanto AR, MS

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020
DAFTAR ISI
I. TUJUAN PERCOBAAN.................................................................................................1
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................1
A. Pengertian saponifikasi................................................................................................1
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Saponifikasi.............................................4
C. Kegunaan Saponifikasi.................................................................................................6
D. Sabun...........................................................................................................................6
III. ALAT DAN BAHAN..................................................................................................8
A. Alat..............................................................................................................................8
B. Bahan...........................................................................................................................9
C. Gambar alat................................................................................................................10
IV. CARA KERJA...........................................................................................................12
Diagram Alir......................................................................................................................14
V. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................20
A. Hasil Percobaan..........................................................................................................20
B. Pembahasan................................................................................................................21
VI. KESIMPULAN..........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................27
VII. LAMPIRAN...............................................................................................................30
A. Data Percobaan..........................................................................................................30
B. Perhitungan................................................................................................................32
C. Galat...........................................................................................................................42
I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan konstanta kecepatan/laju reaksi saponifikasi asetat dengan


natrium hidroksida.

2. Menentukan orde reaksi saponifikasi etil asetat dengan natrium hidroksida.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian saponifikasi
Saponifikasi adalah proses penyabunan yang mereaksikan suatu lemak
atau gliserida dengan basa (Widyasanti, dkk, 2017).

Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak


dicampur dengan alkali yang menghasilkan sabun dan gliserol. Prinsip dari
proses saponifikasi yaitu lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan
sabun mentah. Proses pencampuran minyak dan alkali kemudian akan
membentuk suatu cairan yang mengental yang disebut trace. Pada
campuran tersebut kemudian ditambahkan garam NaCl, fungsi garam NaCl
ditambahkan yaitu untuk memisahkan antara produk sabun dan gliserol
sehingga sabun akan tergumpal sebagai sabun padat yang akan memisah
dari gliserol. (Gakelin, 2005)

Komposisi kimia sabun adalah campuran natrium /kalium garam dari


asam lemak rantai panjang yang dibuat dengan vreaksi saponifikasi dengan
hidrolisislemak hewani dan alkali. Dapat ga menggunakan minyak nabati.
Sabun terbuat dari minyak yang dapat disabunkan dengan kadar kualitas
tinggi seperti zaitun, rami dan minyak kelapa yang melepaskan asam lemak
jauh dibawah tingkat maksimum yang diterima standar otoritas. Reaksi
saponifikasi melibatkan sabun, yang menghasilkan hidrolisis lemak dan
minyak serta alkali (Araseratnam dan Venujah, 2019).

1
2

Saponifikasi merupakan Hidrolisis suatu ester dalam basa atau


penyabunan. Saponifikasi merupakan suatu reaksi tak reversible sehingga
seringkali menghasilkan asam karboksilat dan alkohol dengan rendemen
yang lebih baik daripada hidrolisis asam. Asam karboksilat yang diperoleh
dari hidrolisis suatu lemak atau minyak disebut asam lemak. Karena
hidrolisis berlangsung pada suasana basa, hasil penyabunan ialah garam
karboksilat. Asam bebas akan diperoleh bila larutan itu diasamkan. Kata
saponifikasi berasal dari kata “sabun”(Fessenden dan Fessenden, 1994).

Saponifikasi merupakan suatu reaksi yang terjadi ketika lemak atau


minyak dicampur dengan larutan alkali dimana akan terbentuk dua produk
yaitu sabun dan gliserin. Reaksi saponifikasi bukan merupakan reaksi
kesetimbangan. Prinsip dasar dari proses saponifikasi adalah proses
terhidrolisisnya lemak atau minyak oleh larutan basa kuat sehingga
menghasilkan gliserol dan sabun. (Noverry, 2012).

Mekanisme reaksi saponifikasi dan struktur dasar senyawa sabun yang


menghasilkan dapat dilihat pada bentuk reaksi seperti di bawah ini
(Fessenden, 1982).

CHCOO H2C−O
R1 H

CHCOOR2 + 3RCOON H2C−O ……………(1)


3NaOH a+ H

CHCOO H2C−O
R3 H
Reaksi saponifikasi juga bisa di mekanismekan dengan mereaksikan
etil asetat dengan natrium hidroksida yang mempunyai karakter sama
dengan reaksi saponifikasi minyak atau lemak. Reaksi tersebut dapat ditulis
3

sebagai berikut (Purba, 2006)

……………(2)

Macam dan Sifat Bahan yang Digunakan

1. NaOH

NaOH atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam


industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam
pembuatan sabun keras. NaOH juga merupakan senyawa alkali yang
bersifat basa dan mampu menetralisir asam. NaOH berbentuk kristal
putih memiliki sifat yang cepat dalam menyerap kelembaban (Fachry,
2011).

Natrium Hidroksida mempunyai sifat sebagai berikut (Busyro,


2013) :

a. Massa molar 39,99711 gr/mol

b. Densitas 2,13 gr/cm3

2. HCl
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
(HCl). HCl adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam
asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri.
Asam klorida harus ditangani dengan mewanti keselamatan yang tepat
karena merupakan cairan yang sangat korosif. (Zidni, 2016)
4

HCl mempunyai bebrapa sifat sebagai berikut : (Holleman,


2001)

a. Massa molekul 36,5 gr/mol

b. Densitas 1,0455 g/cm3

c. Tidak berwarna

d. Larut dalam air

e. Larut dalam alkohol

3. Etil asetat
Etil asetat memiliki berat molekul 88,11 g/mol. Etil asetat
bebentuk cairan tak berwarna, berwarna seperti eter, mudah
terbakar,merupakan pelarut polar yang volatile, tidak beracun dan
tidak higroskopis. (Keenan, 1980)
Etil Asetat mempunyai beberapa sifat sebagai berikut (Hiskia,
2003):
a. Berat Molekul 88.12 gr/mol

b. Densitas 0.09 g/cm3

c. Mudah menguap

d. Tidak berwarna

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Saponifikasi


Faktor-faktor yang mempengaruhi proses saponifikasi adalah sebagai
berikut (Perdana & Hakim, 2008) :
1. Konsentrasi larutan
5

Konsentrasi basa yang digunakan dihitung berdasarkan stoikiometri


reaksinya, dimana penambahan basa harus sedikit berlebih dari minyak
agar tersabunnya sempurna. Jika basa yang digunakan terlalu pekat
akan menyebabkan terpecahnya emulsi pada larutan sehingga fasenyya
tidak homogen , sedangkan jika basanya terlalu encer , maka reaksi
akan membutuhkan waktu yang lama.
2. Suhu
Dengan adanya kenaikan suhu akan mempercepat reaksi, yang
artinya menaikkan hasil dalam waktu yang lebih cepet. Tetapi jika
kenaikan suhu telah melibihi suhu optimumnya maka akan
menyebabkan pengurangan hasil karena harga konstanta keseimbangan
reaksi K akan turun yang berarti reaksi bergeser ke arah pereaksi aau
dengan kata lain hasilnya akan menurun. Turunnya harga konstanta
keseimbangan reaksi oleh naiknya suhu merupakan akibat dari reaksi
oleh naiknya suhu merupakan akibat dari reaksi penyabuanan yang
bersifat eksotermis.
3. Pengadukan
Pengadukan dilakukan untuk memperbesar probabilitas tumbukan
molekul molekul reaktan yang bereaksi. Jika tumbukan antar molekul
reaktan semakin besar , maka kemungkinan terjadinya reaksi semakin
besar pula. Hal ini sesuaidengan persamaan Arhenius dimana
konstanta kecepatan reaksi k akan semakin besar dengan semakin
sering terjadinya tumbukan yang disimbolkan dengan konstanta A.
4. Waktu reaksi
Semakin lama waktu reaksi menyebabkan semakin banyak pula
minyak yang dapat tersabunkan, berarti hasil yang didapat juga
semakin tinggi, tetapi jika reaksi telah mencapai kondisi
setimabangnya, penambahan waktu tidak akan meningkatakan jumlah
minyak yang tersabunkan.
6

C. Kegunaan Saponifikasi
Saponifikasi digunakan dalam industri tekstil untuk menghilangkan
garam kalsium yang tidak larut. Dalam industri cat, digunakan untuk
mengintensifkan warna. Ini juga dapat digunakan dalam industri makanan
yaitu sebagai tampon dan pelindung. Saponifikasi dalam industri makanan
ini sebagai peran yang sangat signifikan sebagai tampon dalam
hemodialisis. Dan dalam industri kulit, saponifikasi digunakan dalam
netralisasi asam mineral. (Almesfer, 2017)
D. Sabun
Sabun merupakan senyawa kimia yang dihasikan dari reaksi lemak
atau minyak dengan alkali. Sabun juga merupakan garam- garam
monovalen dari asam karboksilat dengan rumus umumnya RCOOM, R
adalah rantai lurus (alifatis) panjang dengan jumlah atom C bervariasi,
yaitu antara C12–C18 dan M adalah kation dari kelompok alkali atau ion
amonium. Pada prinsipnya sabun dibuat dengan cara mereaksikan asam
lemak dan alkali sehingga terjadi reaksi penyabunan (Austin, 1984).
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak
atau lemak alami. Surfaktan mempunyai gugus bipolar. Bagian kepala
bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah
sabun mampu mengangkat kotoran dari badan dan pakaian. Selain itu pada
larutan surfaktan akan menggerombol membentuk misel setelah melewati
konsentrasi tertentu yang disebut konsentrasi kritik misel. Sabun juga
mengandung sekitar 25% gliserin. Gliserin ini bisa melembabkan dan
melembutkan kulit, menyejukkan dan meminyaki sel-sel kulit juga. Oleh
karena itu, dilakukan percobaan pembuatan sabun dan pengujian terhadap
sifat- sifat sabun, sehingga didapat sabun yang berkualitas (Lavensplel,
1972).
7

Sabun merupakan suatu kebutuhan pokok manusia yang selalu


digunakan sehari-hari. Fungsi utama dari sabun adalah membersihkan. Di
lingkungan sekitar, banyak macam wujud sabun yang dapat ditemui, baik
yang dalam bentuk cair, lunak, krim, maupun yang padat. Kegunannya pun
beragam, ada yang sebagai sabun mandi, sabun cuci tangan, sabun cuci
peralatan rumah tangga dan lain sebagainya (Herbamart,2011)
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Berikut merupakan alat yang digunakan pada praktikum kimia
proses reaksi saponifikasi :

Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktikum reaksi saponifikasi

No Nama Alat Ukuran (ml) Jumlah


1 Botol Timbang - 1
2 Buret 50 1
3 Corong Kaca - 1
4 Erlenmeyer 250 2
5 Gelas Beker 250 ; 500 2;1
6 Hot Plate - 1
7 Kaca Arloji - 1
8 Karet Hisap - 1
9 Labu ukur 100 ; 250 ; 500 2;1;2
10 Magnetic Stirer - 1
11 Pengaduk Kaca - 1
12 Pipet Tetes - 1
13 Pipet ukur 1 ; 25 1;1
14 Pipet Volume 10 1
15 Statif - 1
16 Termometer - 1

8
9

B. Bahan
Berikut merupakan bahan yang digunakan pada praktikum
kimia proses reaksi saponifikasi :
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada praktikum reaksi saponifikasi

Massa Volume Kadar ρ


No Nama Bahan
(g) (ml) (%) (g/ml)
1 Asam Oksalat 1,2067 100 - -
2 Aquades - secukupnya - -
3 Borax 3,8137 100 - -
4 Etil Asetat 7,4911 8,3049 - 0,902
5 HCl - 2,3004 37 1,19
6 Indikator MO - 4 tetes - -
7 Indikator PP - 32 tetes - -
8 NaOH 4,8 500 99 0,02
10

C. Gambar alat
Berikut merupakan gambar rangkaian alat yang digunakan
dalam percobaan reaksi saponifikasi.

Keterangan :

1. Alas
2. Buret
3.

Erlenmeyer
4. Klem
5. Kran buret
6. Statif
Gambar 1. Rangkaian alat titrasi.

Berikut merupakan alat yang digunakan dalam proses saponifikasi


etil asetat dengan NaOH.
11

3
2

Keterangan :

1. Gelas Beker
2. Hot plate
3. Kabel listrik
4. Magnetic stirrer
5. Termometer

Gambar 2. Rangkaian alat pemanasan sampel.


IV. CARA KERJA
1. Pembuatan larutan NaOH 0,24 M
NaOH ditimbang sebanyak 4,8 gram dengan menggunakan botol
timbang, lalu dilarutkan dengan sedikit aquades dalam gelas beker 250 ml,
kemudian dimaukkan ke dalam labu ukur 500 ml dan ditambahkan aquades
hingga tanda batas. Kocok sampai homogen.
2. Pembuatan larutan Etil Asetat 0,7 M
Etil asetat diambil sebanyak 8,3049 ml dengan menggunakan pipet
ukur 25 ml kemudian dilarutkan dalam labu ukur 500 ml yang sudah diberi
sedikit aquades. Lalu tambahkan aquades hingga tanda batas. Kocok
hingga homogen.
3. Pembuatan larutan HCl 0,3 M
HCl diambil sebanyak 2,3004 ml dengan menggunakan pipet ukur 5
ml kemudian dilarutkan dalam labu ukur 250 ml yang sudah diberi sedikit
aquades. Lalu tambahkan aquades hingga tanda batas. Kocok hingga
homogen.
4. Pembuatan larutan Asam Oksalat 0,1 M
Asam oksalat ditimbang sebanyak 1,2067 gram menggunakan kaca
arloji, lalu dilarutkan dengan sedikit aquades dalam gelas beker 250 ml,
kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan
aquades hingga tanda batas lalun kocok hingga homogen.
5. Pembuatan Larutan Boraks 0,1 M
Boraks ditimbang sebanyak 3,8137 gram menggunakan kaca arloji,
lalu dilarutkan dengan sedikit aquades ke dalam labu ukur 100 ml dan
ditambahkan aquades hingga tanda batas. Kocok hingga homogen.
6. Standarisasi larutan Boraks 0,1 M dengan Larutan HCl 0,3 M
Larutan HCl dimasukkan kedalam buret. Larutan boraks diambil
sebanyak 10 ml menggunakan pipet volume 10 ml kemudian dimasukkan
kedalam Erlenmeyer 100 ml lalu ditambahkan 2 tetes phenolphthalein.

12
13

Larutan boraks dititrasi dengan larutan HCL, titrasi hingga larutan berubah
warna dari orange menjadi merah bata. Catat volume larutan HCL setelah
berubah warna dan ulangi titrasi sebanyak 2 kali.
7. Standarisasi Asam Oksalat 0,1 M dengan Larutan NaOH 0,24 M
Larutan NaOH dimasukkan kedalam buret. Larutan asam oksalat
diambil sebanyak 10 ml dengan menggunakan pipet volume 10 ml
kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer 100 ml lalu ditambahkan 2
tetes phenolphthalein. Larutan asam oksalat dititrasi dengan larutan NaOH,
lakukan titrasi hingga larutan berubah warna dari bening menjadi merah
muda. Catat volume larutan NaOH dalam buret dan ulangi titrasi sebanyak
2 kali.
8. Reaksi Saponifikasi
Larutan etil asetat dan larutan NaOH masing-masing diambil sebanyak
250 ml dan dimasukkan kedalam gelas beker 250 ml. kemudian dipanaskan
diatas hotplate dengan suhu larutan 50C, lalu larutan etil asetat dan larutan
NaOH dicampur dan dimasukkan kedalam gelas beker 500 ml, kemudian
masukkan magnetic stirrer. Lalu dipanaskan kembali dengan suhu larutan
50C. Setelah itu, larutan sampel diambil sebanyak 10 ml dengan pipet
volume 10 ml pada menit ke 3, 8, 15, 25, 40, dan 85 ke dalam Erlenmeyer
100 ml yang sudah diisi dengan larutan HCl sebanyak 20 ml, lalu
tambahkan 2 tetes phenolphthalein. Kemudain dititrasi dengan larutan
NaOH hingga terjadi perubahan warna dari bening ke merah muda. Catat
volume larutan NaOH dan ulangi sebanyak 2 kali.
14

Diagram Alir

1. Pembuatan larutan NaOH 0,24 M

NaOH 4,8 gram Botol timbang

Aquades
Gelas beker 250 ml Secukupnya

Aquades hingga
Labu Ukur 500 ml tanda batas

Kocok hingga homogen

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Larutan NaOH 0,24 M

2. Pembuatan larutan etil asetat 0,7 M

Etil Asetat Pipet Ukur 25 ml


8,3049 ml

Aquades
Labu Ukur 500 ml Secukupnya

Aquades hingga
Tanda batas

Kocok Hingga Homogen

Gambar 4. Diagram alir pembuatan larutan etil asetat 0,7 M


15

3. Pembuatan larutan HCl 0,3 M

HCl 2,3004 ml Pipet Ukur 25 ml

Aquades
Labu Ukur 250 ml Secukupnya

Aquades hingga tanda


Batas

Kocok hingga homogen

Gambar 5. Diagram alir pembuatan larutan HCl 0,3 M

4. Pembuatan larutan asam oksalat 0,1 M

Asam Oksalat
Botol Timbang
1,2067 gram

Aquades
Gelas Beker 250 ml Secukupnya

Labu Ukur 100 ml Aquades hingga


Tanda batas

Kocok hingga homogen

Gambar 6. Diagram alir pembuatan larutan asam oksalat 0,1 M


16

5. Pembuatan larutan boraks 0,1 M

Boraks 3,8137 gram Botol Timbang

Aquades
Gelas beker 250 ml
Secukupnya

Aquades hingga
Labu ukur 100 ml Tanda batas

Kocok hingga homogen

Gambar 7. Diagram alir pembuatan larutan boraks 0,1 M


17

6. Standarisasi larutan boraks 0,1 M dengan larutan HCl 0,3 M

10 ml larutan Larutan HCl


boraks

Erlenmeyer Buret

Titrasi

Terjadi Perubahan warna dari orange ke merah bata

Catat volume

Ulangi dua kali

Catat volume rata-rata

Gambar 8. Diagram alir standarisasi larutan boraks dengan larutan HCl


18

7. Standarisasi larutan asam oksalat 0,1 M dengan larutan NaOH 0,24 M

10 ml larutan Larutan NaOH


Asam oksalat

Erlenmeyer Erlenmeyer

Titrasi

Terjadi perubahan warna dari orange ke merah bata

Catat volume

Ulangi dua kali

Catat volume rata-rata

Gambar 9. Diagram alir standarisasi larutan asam oksalat dengan larutan


NaOH
19

8. Reaksi Saponifikasi

NaOH 250 ml Etil asetat 250 ml

Gelas beker Gelas beker


250 ml 250 ml

Dipanaskan diatas hot plate


Dengan suhu 50C

20 ml larutan HCl Larutan NaOH

Erlenmeyer Erlenmeyer

Titrasi

Terjadi perubahan warna dari orange ke merah bata

Catat volume

Ulangi 2 kali

Catat volume rata-rata

Gambar 10. Diagram alir reaksi Saponifikasi


V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Percobaan
Berikut merupakan data hasil percobaan dari praktikum reaksi
saponifikasi.
1. Standarisasi NaOH dengan asam oksalat.
Tabel 3.Hasil percobaan standarisasi larutan NaOH dengan larutan asam
oksalat.

Volume (ml) Volume Rata-


No Larutan
I II Rata (ml)
1 Asam Oksalat 10 10 10
2 NaOH 13,9 14 13,95

2. Standarisasi HCl dengan boraks.


Tabel 4. Hasil percobaan standarisasi larutan HCl dengan larutan boraks.

Volume (ml) Volume Rata-


No Larutan
I II Rata (ml)
1 Boraks 10 10 10
2 HCl 37 36,6 36,8

20
21

3. Reaksi saponifikasi etil asetat


Tabel 5. hasil percobaan reaksi saponifikasi etil asetat.

Waktu Volume Volume NaOH Rata-


No
(menit) I II Rata (ml)
1 3 2,5 2,6 2,55
2 8 3 2,8 2,9
3 15 3,6 3,6 3,6
4 25 4 4,2 4,1
5 40 5 5 5
6 60 6,6 6,8 6,7
7 85 8 8,2 8,1

B. Pembahasan
Reaksi saponifikasi adalah proses penyabunan yang mereaksikan suatu
lemak atau gliserida dengan basa. Skema umum reaksi saponifikasi adalah
sebagai berikut.

CHCOOR1 H2C−OH

CHCOOR2 + 3NaOH 3RCOONa H2C−OH


+

CHCOOR3 H2C−OH
22

Gambar 11. Reaksi saponifikasi

Reaksi saponifikasi dengan etil asetat adalah sebagai berikut.

CH3COOC2H5 + NaOH → CH2COONa + C2H5OH………………….(3)

NaOHsisa + HCl → NaCl + HClsisa…………………………………….(4)

HClsisa + NaOH → NaCl………………………………...…………….(5)

Pada percobaan reaksi saponifikasi ini, penentuan laju reaksi etil asetat
dilakukan dengan metode titimetri atau serig disebut metode titrasi. Reaksi
saponifikasi pada percobaan ini, etil asetat direaksikan dengan NaOH dengan
variasi waktu pengadukan, dan suhu dijaga konstan sebesar 500C. Tujuan suhu
dijaga konstan adalah agar laju konversi reaksi saponifikasi tidak terpengaruh.
Suhu dapat mempengaruhi besarnya energi kinetik suatu reaksi. Suhu dapat
meningkatkan energi kinetik reaksi, sehingga partikel semakin cepat bergerak
dan bertumbukkan. Semakin cepat partikel saling bertumbukkan, maka
kecepatan reaksi meningkat. Faktor/variabel lain yang mempengaruhi
kecepatan reaksi saponifikasi adalah waktu pengadukan. Semakin lama waktu
pengadukan yang dilakukan, maka partikel akan semakin terlarut dan
tercampur dalam larutan. Oleh karena itu, reaksi akan semakin cepat terjadi.

Dalam percobaan reaksi saponifikasi dengan etil asetat, orde reaksi


ditentukan berdasarkan kurva kinetika reaksi terhadap waktu. Kurva yang
dipilih adalah kurva dengan linearitas yang paling sempurna. Atau dapat
dikatakan kurva yang paling lurus. Pada grafik berikut, dapat dilihat bahwa
kurva pengamatan orde satu dihasilkan rumus ln (a-x) pada tiap variasi waktu.
23

Begitu pula pada orde dua dan orde tiga dengan tingkat linearitas yang
berbeda.

Orde 1
1.92
1.91
1.91 f(x) = − 0 x + 1.91
R² = 1
ln (a-x)

1.9
1.9
1.89
1.89
1.88
1.88
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Waktu (menit)

Pada percobaan reaksi saponifikasi etil asetat ini, untuk menentukan


kinetika reaksi digunakan dua metode, yaitu metode grafik dan metode non
grafik. Dengan metode grafik, penentuan kinetika reaksi saponifikasi etil
asetat didasarkan dari orde yang memiliki harga R 2 paling besar atau
mendekati satu. Sedangkan pada metode non grafik, penentuan kinetika reaksi
saponifikasi etil asetat didasarkan pada orde yang paling konstan. Berikut
merupakan grafik orde satu.
24

Gambar 12.Grafik orde satu.

Dari data grafik di atas, diperoleh nilai R2 dari orde 1 adalah 0,9959, nilai
ini lebih kecil daripada nilai R2 orde 2 dan orde 3. Reaksi orde 1 merupakan
reaksi yang sangat bergantung pada konsentrasi reaktan yang dipangkatkan
satu. Pada grafik orde 1, diperoleh persamaan y = -0,0003x + 1,9112. Berikut
merupakan grafik orde 2.

Orde 2
0.15
0.15 f(x) = 0 x + 0.15
R² = 1
0.15
1/(a-x)

0.15
0.15
0.15
0.15
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Waktu (menit)

Gambar 13. Grafik orde dua.

Pada reaksi orde 2 diperoleh nilai R2 sebesar 0,9960. Nilai ini lebih besar
daripada nilai R2 pada orde 1, tetapi nilainya lebih keci daripada reaksi orde 3.
25

Reaksi orde 2 merupakan reaksi yang lajunya berlangsung pada kuadrat nilai
konsentrasi reaktan. Pada grafik di atas, diperolah persamaan y = 0,00004x +
0,1479. Berikut merupakan grafik orde 3.

Orde 3
0.02
0.02
0.02 f(x) = 0 x + 0.02
0.02 R² = 1
1/(a-x)²

0.02
0.02
0.02
0.02
0.02
0.02
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Waktu (menit)

Gambar 14. Grafik orde tiga.


Pada reaksi orde 3 diperoleh nilai R2 sebesar 0,9961. Nilai ini merupakan
nilai yang paling besar daripada nilai R2 pada orde 1 dan reaksi orde 2. Reaksi
orde 3 merupakan reaksi yang berlangsung pada nilai konsentrasi reaktan
yang dipangkatkan tiga.

Dari ketiga pembuktian reaksi pada reaksi orde 1, 2 dan 3, nilai orde 3
memiliki nilai R2 yang terbesar, yaitu 0,9961. Nilai k pada orde 3 mendekati
konstan atau mendekati satu. Sehingga dapat dikatakan, reaksi saponifikasi
dengan etil asetat berlangsung pada reaksi orde 3 dengan nilai R 2 yang paling
besar.
26
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum percobaan reaksi saponifikasi yang telah dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Besarnya nilai konstanta reaksi saponifikasi Etil Asetat dengan NaOH
adalah -0.1572.
2. Orde reaksi Etil Asetat dengan NaOH adalah orde 3 dengan R32= 0,9961
3. Laju reaksi pada orde 3 adalah -47.2493.

26
DAFTAR PUSTAKA

Almesfer, M.K. 2017. Experimental Study of Batch Reactor Perfomance for Ethyl
Acetate Saponification. “International Journal of Chemical Reactor
Engineering”. 16(1): 1-13.

Araseratman, S. dan Venujah, K. 2019. Preparation of Soaps by Using Different Oil


and Analyze their Properties. “Nat Prod Che Journal”. 7(1) : 1-4.

Austin, G. T. 1984. “Shreve’s Chemical Process Industries”. New York.


McGrawHill.

Busyro, M. 2013. “Pembuatan Larutan”. Jember. Politeknik Negeri Jember.

Fachry, A. R. 2011. Proses Pembuatan Sabun Cair dari Campuran Minyak Goreng
Bekas dan Minyak Kelapa. “Jurnal Teknik Kimia”. 7(17): 27-31.

Fessenden. 1982. “Bilangan Saponifikasi”. Gramedia. Jakarta

Fessenden, R.J dan Fessenden, J. 1994. “Kimia Organik Edisi Ketiga”. Erlangga.
Jakarta

Gakelin, C.G. 2005. “Kimia Dasar”. Erlangga. Jakarta.

Herbamart.2011. “Bilangan penyabunan”. Gramedia. Jakarta.

Hiskia, A. 2003. “Elektrokimia dan Kinetika Reaksi”. Citra Aditya Sakti. Bandung.

Holleman, A. F. 2001. “Inorganic Chemistry”. San Diego. Acamedic Pess

Keenan, C.W. 1980. “Kimia Untuk Universitas”. Erlangga. Jakarta

Lavensplel. 1972. “Penyabunan” Boelamo. Surabaya


27

Noverry, Frank. 2012. “Lipid Technologies and Applications”. New York. Marcel
Dekker Inc.
Perdana, F.K dan Ibnu Hakim. 2008. Pembuatan Sabun Cair dari Minyak Jarak dan
Soda Q sebagai Upaya Meningkatkan Pangsa Pasar Soda Q. “Laporan
Penelitian Jurusan Teknik Kimia”. Universitas Diponogoro.

Purba,M. 2006. “Kimia untuk SMA Kelas XII”. Erlangga. Jakarta.

Widyasanti, A., Shayana, J. dan Sarifah, N. 2017. Pengaruh Konsentrasi Minyak


Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) Dan Minyak Jarak (Castor Oil)
Terhadap Sifat Fisikokimia Dan Organoleptik Sabun Mandi Cair. “Jurnal
Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia”.9(1) : 10-16.

Zidni. 2016. “Asam Klorida dalam Penggunaan Industri”. UNISBA. Bandung.


Surakarta, Juni 2020

Asisten Pembimbing Praktikan :

1. Azhahry Shielda Khariri


2. Adestya Sari Ramadhan
3. ‘Afiful Fida’ Lestiawan

(Annisa Devianti)

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

(Ir. Haryanto AR, MS)


VII. LAMPIRAN
A. Data Percobaan
Berikut merupakan data percobaan dari praktikum reaksi saponifikasi.
1. Standarisasi NaOH dengan asam oksalat.
Tabel 6.Hasil percobaan standarisasi larutan NaOH dengan larutan asam
oksalat.

Volume (ml) Volume Rata-


No Larutan
I II Rata (ml)
1 Asam Oksalat 10 10 10
2 NaOH 13,9 14 13,95

2. Standarisasi HCl dengan boraks.


Tabel 7. Hasil percobaan standarisasi larutan HCl dengan larutan boraks.

Volume (ml) Volume Rata-


No Larutan
I II Rata (ml)
1 Boraks 10 10 10
2 HCl 37 36,6 36,8

30
31
31

3. Reaksi saponifikasi etil asetat


Tabel 8. hasil percobaan reaksi saponifikasi etil asetat.

Waktu Volume Volume NaOH Rata-


No
(menit) I II Rata (ml)
1 3 2,5 2,6 2,55
2 8 3 2,8 2,9
3 15 3,6 3,6 3,6
4 25 4 4,2 4,1
5 40 5 5 5
6 60 6,6 6,8 6,7
7 85 8 8,2 8,1
32

B. Perhitungan
1. Menghitung massa NaOH 0,24 M dalam 500 mL
Diketahui : M NaOH = 0,24 M
V NaOH = 500 mL
Mr NaOH = 40 g/mol
Ditanya : Massa NaOH ?
V
Dijawab : Massa NaOH = M x Mr x
1000
500
= 0,24 x 40 x
1000
= 4,8 gram

2. Menghitung massa asam oksalat 0,1 M dalam 100 mL


Diketahui : M asam oksalat = 0,1 M
V asam oksalat = 100 mL
Mr asam oksalat = 126,07 g/mol
Ditanya : Massa asam oksalat ?
V
Dijawab : Massa asam oksalat = M x Mr x
1000
100
= 0,1 x 126,07 x
1000
= 1,2607 gram

3. Menghitung massa boraks 0,1 M dalam 100 mL


Diketahui : M boraks = 0,1 M
V boraks = 100 mL
Mr boraks = 381,37 g/mol
Ditanya : Massa boraks ?
V
Dijawab : Massa boraks = M x Mr x
1000
33

100
= 0,1 x 381,37 x
1000
= 3,8137 gram

33
33

4. Menghitung volume HCl 0,3 M dalam 250 mL


Diketahui : M HCl = 0,3 M
V HCl = 250 mL
Mr HCl = 36,5 g/mol
ρ = 1,19 g/mL
Ditanya : Volume HCl ?
V
Dijawab : Massa HCl = M x Mr x
1000
250
= 0,3 x 36,5 x
1000
= 2,7375 gram
massa
Voulme HCl =
ρ
2,7375
=
1,19
= 2,3004 mL

5. Menghitung volume etil asetat 0,7 M dalam 500 mL


Diketahui : M etil asetat = 0,7 M
V etil asetat = 500 mL
Mr etil asetat = 88,13 g/mol
ρ = 0,902 g/mL
Ditanya : Volume etil asetat ?
V
Dijawab : Massa etil asetat = M x Mr x
1000
500
= 0,7 x 88,13 x
1000
= 30,8455 gram
massa
Voulme etil asetat =
ρ
34

30,8455
=
88,13
= 34,1967 ml.
6. Menghitung molaritas NaOH 0,24 M setelah standarisasi
Diketahui : M asam oksalat = 0,24 M
V asam oksalat = 10 mL
V NaOH = 13,95 g/mol
Ditanya : M NaOH ?
Dijawab : M NaOH x V NaOH = M asam oksalat x V asam oksalat
M asam oksalat x V asam oksalat
M NaOH =
V NaOH
0,24 x 10
M NaOH =
13,95
M NaOH = 0,0717 M

7. Menghitung Molaritas HCl 0,3 M setelah standarisasi


Diketahui : M boraks = 0,3 M
V boraks = 10 mL
V HCl = 36,8 g/mol
Ditanya : M HCl ?
Dijawab : M HCl x V HCl = M boraks x V boraks
M boraks x V boraks
M HCl =
V HCl
0,3 x 10
M HCl =
36,8
M HCl = 0,0272 M

8. Menghitung mol NaOH mula-mula


Diketahui : M NaOH = 0,0717 M
V NaOH = 10 mL
35

Ditanya : n NaOH ?
Dijawab : n NaOH = M NaOH x V NaOH
n NaOH = 0,717 mol

9. Menghitung mol etil asetat mula-mula


Diketahui : M etil asetat = 0,7 M
V etil asetat = 10 mL
Ditanya : n etil asetat ?
Dijawab : n etil asetat = M etil asetat x V etil asetat
n etil asetat = 0,7 x 10
n etil asetat = 7 mol

10. Menghitung mol HCl mula-mula


Diketahui : M HCl = 0,0272 M
V HCl = 20 mL
Ditanya : n HCl ?
Dijawab : n HCl = M HCl x V HCl
n HCl = 0,0272 x 20
n HCl = 0,5435 mol

11. Menghitung mol HCl sisa


Diketahui : M HCl = 0,0272 M
V titrasi NaOH 3 menit = 2,55 mL
Ditanya : n HCl sisa ?
Dijawab : n HCl sisa = M HCl x V titrasi NaOH 3 menit
n HCl sisa = 0,0272 x 2,55
n HCl sisa = 0,0693 mol
36

Dengan perhitungan yang sama, diperoleh nilai mol HCl sisa pada
variasi waktu dalam tabel berikut.
Tabel 9. Data nilai mol HCl sisa pada variasi waktu.

Waktu n HCl sisa


No V rata-rata (mL)
(menit) (mol)
1 3 2,55 0,0693
2 8 2,9 0,0788
3 15 3,6 0,0978
4 25 4,1 0,1114
5 40 5 0,1359
6 60 6,7 0,1821
7 85 8,1 0,2201

12. Menghitung mol NaOH sisa


Diketahui : n HCl mula-mula = 0,5435 mol
n HCl sisa (3 menit) = 0,0693 mol
Ditanya : n NaOH sisa ?
Dijawab : n NaOH sisa = n HCl bereaksi
n NaOH sisa = n HCl mula-mula – n HCl sisa (3 menit)
n NaOH sisa = 0,5435 – 0,0693
n NaOH sisa = 0,4742 mol
Dengan perhitungan yang sama, diperoleh nilai mol NaOH sisa pada
variasi waktu dalam tabel berikut.
Tabel 10. Data nilai mol NaOH sisa pada variasi waktu.

Waktu n NaOH sisa


No n HCl sisa (mol)
(menit) (mol)
1 3 0,0693 0,4742
37

2 8 0,0788 0,4647
3 15 0,0978 0,4457
4 25 0,1114 0,4321
5 40 0,1359 0,4076
6 60 0,1821 0,3614
7 85 0,2201 0,3234
13. Menghitung mol NaOH bereaksi
Diketahui : n NaOH mula-mula = 0,7168 mol
n NaOH sisa (3 menit) = 0,4742 mol
Ditanya : n NaOH bereaksi ?
Dijawab : n NaOH bereaksi= n NaOH mula-mula – n HCl sisa (3 menit)
n NaOH bereaksi= 0,7168 – 0,4742
n NaOH bereaksi= 0,2427 mol
Dengan perhitungan yang sama, diperoleh nilai mol NaOH bereaksi
pada variasi waktu dalam tabel berikut.
Tabel 11. Data nilai mol NaOH bereaksi pada variasi waktu.

n NaOH sisa n NaOH bereaksi


No Waktu(menit)
(mol) (mol)
1 3 0,4742 0,2427
2 8 0,4647 0,2522
3 15 0,4457 0,2712
4 25 0,4321 0,2848
5 40 0,4076 0,3092
6 60 0,3614 0,3554
7 85 0,3234 0,3935

14. Menghitung mol etil asetat sisa


Diketahui : n etil asetat mula-mula = 0,7 mol
n NaOH bereaksi (3 menit) = 0,2427 mol
Ditanya : n etil asetat sisa ?
Dijawab : n etil asetat sisa = n etil asetat mula-mula – n NaOH bereaksi
n etil asetat sisa= 0,7 – 0,2427
38

n etil asetat sisa= 6,7573 mol

Dengan perhitungan yang sama, diperoleh nilai mol etil asetat sisa
pada variasi waktu dalam tabel berikut.
Tabel 12. Data nilai mol etil asetat sisa pada variasi waktu.

n NaOH
No Waktu(menit) n etil asetat sisa (mol)
bereaksi(mol)
1 3 0,2427 6,7573
2 8 0,2522 6,7478
3 15 0,2712 6,7288
4 25 0,2848 6,7152
5 40 0,3092 6,6908
6 60 0,3554 6,6446
7 85 0,3935 6,6065

15. Menghitung orde reaksi saponifikasi dengan metode grafik


a. Orde 1
t = 3 menit
Orde 1 = ln (a-x)
Orde 1 = ln (6,7573)
Orde 1 = 1,9106
b. Orde 2
t = 3 menit
1
Orde 2 =
(a−x)
1
Orde 2 =
(6,7573)
Orde 2 = 0,148
c. Orde 3
39

t = 3 menit
1
Orde 3 = 2
(a−x)
1
Orde 3 =
( 6,7573 )2
Orde 3 = 0,0219
Dengan perhitungan yang sama, diperoleh nilai orde reaksi
saponifikasi pada variasi waktu dalam tabel berikut.
Tabel 13. Data nilai orde reaksi saponifikasi pada variasi waktu.

Waktu Orde 1 Orde 2 Orde3


No
(menit) ln (a-x) 1/a-x 1(a-x)2
1 3 1,9106 0,148 0,0219
2 8 1,9092 0,1482 0,022
3 15 1,9064 0,1486 0,0221
4 25 1,9044 0,1489 0,0222
5 40 1,9007 0,1495 0,0223
6 60 1,8938 0,1505 0,0226
7 85 1,8881 0,1514 0,0229

16. Menghitung konstanta reaksi saponifikasi dengan metode non-grafik


a. Konstanta 1
t = 3 menit
a 1
K1 = ln ( ¿ .( )
(a−x) t
7 1
K1 = ln ( ) .( )
(6,7573) 3
K1 = 0,0118
b. Konstanta 2
t = 3 menit
x
K2 = ( a . ( a−x )) .( 1t )
40

K2 = ( 7.0,2427 )
( 6,7573 ) 3
1
.( )

K3 = 0,0017

c. Konstanta 3
t = 3 menit
(a−x )2 ( a)2 1
K3 =( 2

2 ).( )
t
2 2
1
=( )
(6,7573) (7)
K3 − .( )
2 2 3
K3 = -0,5564
Dengan perhitungan yang sama, diperoleh nilai konstanta reaksi
saponifikasi pada variasi waktu dalam tabel berikut.
Tabel 14. Data nilai konstanta reaksi saponifikasi pada variasi waktu.

Konstanta 1 Konstanta 2 Konstanta 3


Waktu 2 2
No a 1 x 1
.( ) (a−x ) − ( a) .( 1 )
(menit) Ln (
(a−x)
¿ .( )
t ( )
a . ( a−x ) t ( 2 2 )
t
1 3 0,0118 0,0017 -0,5564
2 8 0,0046 0,0007 -0,2167
3 15 0,0026 0,0004 -0,1241
4 25 0,0017 0,0002 -0,0781
5 40 0,0011 0,0002 -0,0529
6 60 0,0009 0,0001 -0,0404
7 85 0,0007 0,0001 -0,0315

Rata- Rata 0,0033 0,0005 -0,1572


41

17. Menghitung laju reaksi saponifikasi etil asetat


a. Laju reaksi orde 1
t = 3 menit
Ra1 = K1rata-rata x (a-x)
Ra1 = 0,0033 x 6,7573
Ra1 = 0,0225
b. Laju reaksi orde 2
t = 3 menit
Ra2 = K2rata-rata x (a-x)2
Ra2 = 0,0005 x 6,75732
Ra2 = 0,0222
c. Laju reaksi orde 3
t = 3 menit
Ra3 = K3rata-rata x (a-x)3
Ra3 = 0,0033 x 6,75733
Ra3 = -48,492

Dengan perhitungan yang sama, diperoleh nilai laju reaksi saponifikasi


pada variasi waktu dalam tabel berikut.
Tabel 15. Data nilai laju reaksi saponifikasi pada variasi waktu.

Waktu Ra1 Ra2 Ra3


No
(menit) K1*(a-x) K2*(a-x)2 K3*(a-x)3
1 3 0,0225 0,0222 -48,492
2 8 0,0225 0,0221 -48,2875
3 15 0,0224 0,022 -47,8803
4 25 0,0224 0,0219 -47,5908
5 40 0,0223 0,0217 -47,0728
6 60 0,0221 0,0214 -46,1045
7 85 0,022 0,0212 -45,3171
Rata- Rata 0,0223 0,0218 -47,2493
42

C. Galat
1. Analisis galat standarisasi larutan HCl dengan boraks
a. Galat Acak
1
ƩR =
√ 2
¿¿

= 0,2
b. Galat Sistematis
1
ƩS = x 0,1
2
= 0,05
c. Galat Campuran
Ʃ = √ ƩR 2 + ƩS 2
= √ 0,22 +0,052
= 0,2062

2. Analisis galat standarisasi larutan NaOH dengan Asam Oksalat


a. Galat Acak
1
ƩR =
√ 2
¿¿
43

= 0,05
b. Galat Sistematis
1
ƩS = x 0,1
2
= 0,05
c. Galat Campuran
Ʃ = √ ƩR 2 + ƩS 2
= √ 0,052 +0,052
= 0,0707

3. Analisis galat pada waktu 3 menit


a. Galat Acak
1
ƩR =
√ 2
¿¿

= 0,05
b. Galat Sistematis
1
ƩS = x 0,1
2
= 0,05

c. Galat Campuran
Ʃ = √ ƩR 2 + ƩS 2
= √ 0,052 +0,052
= 0,0707

4. Analisis galat pada waktu 8 menit


a. Galat Acak
44

1
ƩR =
√ 2
¿¿

= 0,1
b. Galat Sistematis
1
ƩS = x 0,1
2
= 0,05
c. Galat Campuran
Ʃ = √ ƩR 2 + ƩS 2
= √ 0,12 +0,052
= 0,1118

5. Analisis galat pada waktu 15 menit


a. Galat Acak
1
ƩR =
√ 2
¿¿

=0
b. Galat Sistematis
1
ƩS = x 0,1
2
= 0,05
c. Galat Campuran
Ʃ = √ ƩR 2 + ƩS 2
= √ 02 +0,052
= 0,05

6. Analisis galat pada menit 25 menit


a. Galat Acak
45

1
ƩR =
√ 2
¿¿

= 0,1

b. Galat Sistematis
1
ƩS = x 0,1
2
= 0,05
c. Galat Campuran
Ʃ = √ ƩR 2 + ƩS 2
= √ 0,12 +0,052
= 0,1118

7. Analisis galat pada waktu 40 menit


a. Galat Acak
1
ƩR =
√ 2
¿¿

=0
b. Galat Sistematis
1
ƩS = x 0,1
2
= 0,05
c. Galat Campuran
Ʃ = √ ƩR 2 + ƩS 2
= √ 02 +0,052
= 0,05

8. Analisis galat pada watu 60 menit


46

a. Galat Acak
1
ƩR =
√ 2
¿¿

= 0,1
b. Galat Sistematis
1
ƩS = x 0,1
2
= 0,05
c. Galat Campuran
Ʃ = √ ƩR 2 + ƩS 2
= √ 0,12 +0,052
= 0,1118

9. Analisis pada waktu 85 menit


a. Galat Acak
1
ƩR =
√ 2
¿¿

= 0,1
b. Galat Sistematis
1
ƩS = x 0,1
2
= 0,05
c. Galat Campuran
Ʃ = √ ƩR 2 + ƩS 2
= √ 0,12 +0,052
= 0,1118
47

Berikut ini merupakan lampiran tabel dan grafik waktu dengan orde reaksi 1.
Tabel 16. Data variasi waktu dengan nilai orde 1.

Orde 1
No Waktu (menit)
ln (a-x)
1 3 1,9106
2 8 1,9092
3 15 1,9064
4 25 1,9044
5 40 1,9007
6 60 1,8938
7 85 1,8881

Gambar 14. Grafik orde satu.


48

Berikut ini merupakan lampiran tabel dan grafik waktu dengan orde
reaksi 2.
Tabel 17. Data variasi waktu dengan nilai orde 2.

Orde 2
No Waktu (menit)
1/a-x
1 3 0,148
2 8 0,1482
3 15 0,1486
4 25 0,1489
5 40 0,1495
6 60 0,1505
7 85 0,1514

Gambar 15. Grafik orde dua.


49

Berikut ini merupakan lampiran tabel dan grafik waktu dengan orde
reaksi 3.
Tabel 18. Data variasi waktu dengan nilai orde 3.

Waktu Orde3
No
(menit) 1(a-x)2
1 3 0,0219
2 8 0,022
3 15 0,0221
4 25 0,0222
5 40 0,0223
6 60 0,0226
7 85 0,0229
50

Gambar 16. Grafik orde tiga.

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM PROSES KIMIA

I. Judul Percobaan : Reaksi Saponifikasi


Shift/Kelompok : Jum’at Siang / 2E
Nama Anggota : 1. Azhahry Shielda Khariri D500180132
2. Adestya Sari Ramadhan D500180136
3. ‘Afiful Fida’ Lestiawan D500180139
Tanggal Percobaan : 10 Juni 2020
Asisten Pembimbing : Annisa Devianti
51

II. Data Percobaan


Berikut ini merupakan data hasil percobaan reaksi saponifikasi.
1. Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat
Tabel 1. Data hasil standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat

Volume (mL) Volume rata-rata


No Nama Larutan
I II (mL)
1 Asam Oksalat 10 10 10
2 NaOH 13,9 14 13,95

2. Standarisasi HCl dengan Boraks


Tabel 2. Data hasil standarisasi HCl dengan Boraks

Volume (mL) Volume rata-rata


No Nama Larutan
I II (mL)
1 Boraks 10 10 10
2 HCl 37 36,6 36,8
3. Reaksi Saponifikasi Etil Asetat
Tabel 3. Data hasil reaksi saponifikasi etil asetat

Volume (mL) Volume NaOH


No Waktu (menit)
I II rata-rata (mL)
1 3 2,5 2,6 2,55
2 8 3 2,8 2,9
3 15 3,6 3,6 3,6
52

4 25 4 4,2 4,1
5 40 5 5 5
6 60 6,6 6,8 6,7
7 85 8 8,2 8,1

Surakarta, 14 Juni 2020

Asisten Pembimbing Praktikan :

4. Azhahry Shielda Khariri


5. Adestya Sari Ramadhan
6. ‘Afiful Fida’ Lestiawan

(Annisa Devianti)
53

Mengetahui,

Laboran

(Hartini, ST)

Anda mungkin juga menyukai