Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN KADAR ION NITRIT DENGAN

SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE
1
Eko Fahrul Umam
2
Bilal Mubarak Ahmad, 3Falah Azizah Elmaria, 4Diaz Ayu Widyasari, 5Firda Apriyani, 6Nahla
Qurrotu’ain, 7Pratiwi Nur Kinasih, 8Risma Ramjani, 9Siti Fikroh Masyruroh.
*
Kelompok 2 Praktikum Kimia Analisis Instrumen
Program Studi Kimia, FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Jakarta 15412

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan pengukuran kadar ion nitrit dengan spektrofotometer UV-Visible.
Tujuan percobaan ini yaitu memahami prinsip yang melandasi metode pengukuran kadar suatu
senyawa, dan mampu menentukan kadar ion nitrit dalam suatu sampel dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Sampel yang dianalisis merupakan sampel air danau griya serpong asri
cisauk suradita. Pada sampel dilakukan perlakuan yang sama seperti pada larutan standar nitrit
yaitu dengan penambahan larutan sulfanilik dan naphthylenediamine (NEDA), untuk membentuk
senyawa kompleks berwarna merah muda keunguan. Pada sampel didapat nilai konsentrasi sebesar
0.014 ppm dan absorbansi sebesar 0.013 abs. Sedangkan untuk uji presisi dinyatakan dengan
simpangan baku (SD) sebesar 0.008579245 dengan % RSD sebesar 0% dan % recovery sebesar
86.96%. Hasil pengujian diperoleh nilai LOD sebesar 0.02793329 ppm. Hasil pengujian diperoleh
nilai LOQ sebesar 0.093110968 ppm. Dapat disimpulkan bahwa, kadar ion nitrit pada kedua
sampel masih aman digunakan, dan validasi akurasi dengan menggunakan spektrofotometer UV
untuk nitrit memenuhi syarat (baik).
Kata Kunci: spektrofotometer UV-Vis, kurva kalibrasi, ion nitrit, dan validasi

I. PENDAHULUAN
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan, tak terkecuali manusia. Air
merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi manusia. Hampir seluruh kegiatan yang
dilakukan manusia membutuhkan air. Sesuai dengan kegunaanya, air dipakai sebagai air
minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk irigasi, air untuk sanitasi, dan air untuk
transportasi, baik di sungai maupun di laut.
Nitrit (NO2-) adalah ion anorganik alami yang terdapat dalam air. Nitrit merupakan bentuk
peralihan (intermediate) antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) dalam proses siklus nitrogen.
Kadar nitrit pada dasarnya relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Sumber nitrit
dalam perairan dapat berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian.
Garam-garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinya proses korosi pada industri.
Selain itu, pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah
organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrit di dalam air.
Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses
pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk met-hemoglobin yang
tidak mampu mengikat oksigen atau bisa disebut dengan “Blue Baby Syndrome”
(Manalu,2011). Pada penelitian Forman dan Shuker (1997), menunjukan bahwa asupan tinggi
nitrit berkaitan dengan munculnya penyakit kanker lambung di 7 negara besar di dunia. Batas
maksimum konsentrasi nitrit dan nitrat di dalam air minum menurut Permenkes no
492/Menkes/Per/IV/2010 adalah 3 dan 50 mg/L (MenKes,2010).
Untuk menganalisis konsentrasi nitrit dalam air, dapat dilakukan dengan cara metode
spektrofotometri UV-Vis. Dengan metoda spektrofotometri, sampel menyerap radiasi
elektromagnetis yaitu cahaya, dimana hasilnya didapat ujung gelombang, absorbansi, dan
transmitasi tertentu untuk setiap jenis sampel. Berdasar dari kurva kalibrasi yang terbentuk,
maka dapat ditentukan konsentrasi nitrit di air sungai.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan
oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap
dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup lain. Saat ini, masalah utama yang
dihadapi oleh sumber daya air meliputi kualitas air dalam memenuhi kebutuhan manusia terus
menurun, kegiatan industry, kosmetik, dan kegiatan lain berdampak negative bagi sumber daya
air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan,
kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh
karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama.
Penentuan kualitas air memiliki tiga tujuan utama sebagai berikut:
1. Enviromental Surveilance, yakni tujuan mendeteksi dan mengukur pengaruh yang
ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas lingkungan dan mengetahui perbaikan
kualitas lingkungan setelah pencemar tersebut dihilangkan.
2. Establishing Water-Quality Criteria, yakni tujuan untuk mengetahui hubungan sebab
akibat perubahan variable-variable ekologi perairan dengan parameter fisika dan kimia,
untuk mendapatkan baku mutu kualitas air.
3. Appraisal of Resources, yakni tujuan untuk mengetahui gambaran kualitas air pada suatu
tempat secara umum. (Effendi,2003)
2.2 Nitrit (NO2-)
Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang hanya sebagian teroksidasi. Nitrit tidak ditemukan dalam
air limbah yang segar, melainkan dalam limbah yang sudah basi atau lama. Nitrit tidak dapat
bertahan lama dan merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat
atau biasa disebut nitrifikasi. Proses oksidasi ini dilakukan oleh bakteri aerob. Proses nitrifikasi
ditunjukan dalam persamaan reaksi:
N organik + O2 → NH3-N + O2 → NO3-N
Proses Nitrifikasi
Nitrit sangat berbahaya untuk tubuh manusia khususnya bagi bayi di bawah umur 3 bulan,
karena dapat menyebabkan methaemoglobinemia yaitu kondisi di mana nitrit akan mengikat
haemoglobin (Hb) darah sehingga menghalangi ikatan Hb dengan oksigen. Dalam UU No 82 tahun
2001 mengenai kualitas air dan pengendalian pencemaran air, disebutkan bahwa baku mutu cemaran
nitrat sebagai N sebesar 0,06 mg/l (Prabowo, 2016). Dosis letal dari nitrit pada orang dewasa
bervariasi antara 0.7 dan 6 g NO2- (atau sekitar10 sampai 100 mg NO2-/kg (Ruse, 1999).
2.3 Spektrofotometer UV-Vis
Analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber reaksi yang menjorok kedalam daerah
ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini dipilih panjang gelombang tertentu dengan lebar pita
kurang dari 1 nm. Instrumen yang digunakan adalah spektrofotometer yang terdiri dari dua
instrumen dalam satu kotak dan sebuah fotometer (Basset, dkk., 1994).
Spektrum UV-Vis mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang
struktur yang bisa didapatkan dari spectrum ini. Tetapi spektrum ini sangat berguna untuk
pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan
mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-
Beer (Dachriyanus, 2004).
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang hamburkan
diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya
cahaya yang hamburkan:
𝐼𝑡 𝐼𝑡
T= atau %T = x100%
𝐼𝑂 𝐼𝑂

dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:


𝐼𝑡
A= -log T = -log𝐼𝑂

dimana Io merupakan intensitas cahaya datang dan It adalah intensitas cahaya melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:
A= a . b . c atau A = ε . b . c
dimana:
A = absorbansi
b = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2018 di Laboratorium Pangan dan Laboratorium
Lingkungan Lt.1 Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.2 Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian kali ini adalah kuvet quartz, instrument
spektrofotometer UV-Visible Thermo Scientific Genesys 840-208100 UV ,dan peralatan gelas
pada umumnya.
3.3 Bahan
Bahan yang digunakan adalah standar nitrit p.a, metanol p.a, akuades, asam sulfanilik p.a,
napthylethylendiamine, asam asetat p.a.
3.4 Prosedur Penelitian
Pada penelitian kali ini dilakukan pengukuran konsentrasi nitrit pada sampel air di danau griya
serpong asri cisauk suradita. Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan larutan standar nitrit (NO2)
Percobaan diawali dengan menyiapkan larutan standar nitrit. Langkah pertama dalam
membuat larutan standar nitrit yaitu diambil 50 mL larutan standar, setelah itu diencerkan
dengan konsentrasi 0, 0.02, 0.04, 0.06, 0.08, dan 0.10 ppm. Masing-masing ditambah 1 mL
sulfanilamide dan ditambahkan 1 mL naphthylenediamine (NEDH). Slanjutnya
dihomogenkan dan ditunggu 30 menit. Lalu diukur dengan spektrofotometer UV-Vis
panjang gelombang maksimum 543 nm.
b. Menentukan panjang gelombang yang memiliki nilai absorbansi maximum (λmaks)
Penentuan panjang gelombang diawali dengan menetukan range yang akan digunakan dan di
set ke 0,00 dengan menggunakan blanko dalam kuvet dan dipilih salah satu seri larutan
standar, dimasukkan ke dalam kuvet dan ditentukan panjang gelombang yang memiliki
absorbansi maksimumnya.
c. Pengukuran absorbansi larutan standar pada panjang gelombang maksimum (λmax)
Pengukuran absorbansi dilakukan dengan pemilihan panjang gelomnbang yang memiliki
absorbansi maksimum (λmax) yang telah ditentukan pada langkah sebelumnya. Digunakan
larutan blanko dan dikalibrasi alat spektrofotometer hingga nilai absorbansi 0. Diukur
absorbansi masing-masing larutan nitrit dan dibuat kurva kalibrasi yang menggambarkan
absorbansi sumbu (y) dengan konsentrasi (sumbu x).
d. Penentuan konsentrasi sampel
Penentuan konsentrasi sampel dilakukan dengan mengukur absorbansi dengan menggunakan
prosedur yang sama seperti pada pengukuran larutan standar. Ditentukan konsentrasi ion
nitrit dari sampel unknown dengan memplotkan absorbansi pada kurva standar absorbansi vs
konsentrasi yang telah dibuat pada langkah C (untuk spektrofotometer mutakhir, pengukuran
konsentrasi dapat dilakukan dengan mode concentration, yang dapat di automisasi). Jika
dilakukan pengenceran terhadap sampel, maka digunakan faktor pengenceran untuk
menghitung konsentrasi ion nitrit yang sebenarnya.
Rumus :
[NO2-] = [NO2-] hasil pengenceran x Fp
Keterangan:
Fp = faktor pengenceran

IV. Hasil dan Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan penentuan konsentrasi nitrit dalam sampel yang diambil dari
danau griya serpong asri cisauk suradita menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sebelum
pengukuran sampel, dilakukan penentuan kurva kalibrasi dengan pengukuran absorbansi
dilakukan pada berbagai konsentrasi nitrit, yaitu 0,0; 0,02; 0,04; 0,06; 0,08; dan 0,10 ppm pada
Tabel 1
Larutan Konsentrasi Absorbansi
Standar ID Larutan (ppm) Larutan Standar
Standar 1 0.000 0.000
Standar 2 0.020 0.017
Standar 3 0.040 0.039
Standar 4 0.060 0.054
Standar 5 0.080 0.077
Standar 6 0.100 0.090
Sampel simplo 0.014 0.013
Sampel duplo 0.005 0.005
Tabel 1. Absorbansi Larutan Standar

Data absorbansi dibuat kurva kalibrasi seperti pada Gambar 1, untuk menghubungkan antara
absorbansi dengan konsentrasi.

Gambar 1. Kurva kalibrasi standar

Di dapat persamaan regresi y = 0,9214x + 0,0000952 dengan kolerasi R² = 0.996 atau dapat
dibulatkan menjadi r = 1,000. Hasil pengujian parameter linieritas dalam penelitian ini sudah
memenuhi persyaratan yang ada. Pembuatan kurva kalibrasi bertujuan untuk menghitung kadar
nitrit pada sampel air yang dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Analisis nitrit dengan metode spektrofotometri sinar tampak ini dilakukan menggunakan
pereaksi Napthylethyldiamine (NEDA) dengan membentuk senyawa azo. Pembentukan
senyawa azo terjadi pada rentang waktu antara 2-20 menit dan konstan pada rentang 30-120.
Reaksi diazotasi berlangsung optimum pada penggunaan buffer asetat pH 3 dan mempunyai
pH larutan antara 1,24-1,28. pH larutan azo ini sesuai dengan pH larutan azo yang dihasilkan
dengan menggunakan agen pengkopling NEDA yaitu 1-2 (Tsikas, 2007).
Nitrit dalam suasana asam dari asam asetat akan bereaksi dengan sulfanilik dan
naftiletilendiamin membentuk senyawa azo yang berwarna merah keunguan. Senyawa azo
hasil reaksi antara nitrit dengan pereaksi NEDA mempunyai panjang gelombang maksimum
sekitar 546 nm (Tsikas, 2007).
Validasi metode analisis dilakukan setelah didapatkan kondisi optimum analisis nitrit
menggunakan NEDA. Validasi metode yang dilakukan adalah penentuan linearitas,
sensitivitas, batas deteksi, batas kuantifikasi, presisi dan akurasi. Pada tabel 2 merupakan hasil
pengukuran presisisi dan akurasi standar menggunakan konsentrasi 0,023 ppm, yang dilakukan
sebanyak 7 kali pengulangan. Pengukuran konsentrasi dan absorbansi dilakukan sebanyak
tujuh kali pengulangan, bertujuan untuk meningkatkan ketepatan percobaan. Jika suatu
pengukuran dilakukan berulang kali sedangkan variasinya kecil maka dapat dikatakan bahwa
kecermatan pengukurannya tinggi.
konsentrasi
duplikat
(ppm) absorbansi (A) C x - x1 (x - x1)^2 % recovery
1x 0.023 0.021 0.022688083 0.001688083 2.84963E-06 109.5238095
2x 0.023 0.021 0.022688083 0.022688083 5.14749E-04 109.5238095
3x 0.023 0.021 0.022688083 0.022688083 5.14749E-04 109.5238095
4x 0.023 0.021 0.022688083 0.022688083 5.14749E-04 109.5238095
5x 0.023 0.021 0.022688083 0.022688083 5.14749E-04 109.5238095
6x 0.023 0.021 0.022688083 0.022688083 5.14749E-04 109.5238095
7x 0.023 0.021 0.022688083 0.022688083 5.14749E-04 109.5238095
Rata - rata 0.021 0.022688083 4.41621E-04
Tabel 2. Pengukuran presisi datandar konsentrasi 0.023 ppm
Dari data yang ada, kemudian didapat nilai standar deviasi (SD), batas deteksi (LOD), batas
kuantifikasi (LOQ) seperti yang tertera pada tabel 3.
Parameter Perhitungan Hasil
Standar Deviasi (SD) 0.008579245
LOD 0.02793329
LOQ 0.093110968

Tabel 3. Hasil Parameter Perhitungan SD, LOD, LOQ

Uji presisi nitrit dilakukan dengan membuat larutan baku kerja dengan konsentrasi 0.023
ppm sebanyak 7 kali kemudian diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV pada
panjang gelombang maksimum 543 nm. Uji presisi dinyatakan dengan simpangan baku (SD)
sebesar 0.008579245 dan didapat % RSD sebesar 0 % sehingga dapat dikatakan hasil percobaan
ini memenuhi kriteria dalam parameter presisi dimana kriteria % RSD adalah kurang atau sama
dengan 5 %.
Pada pengujian akurasi dinyatakan dalam persen perolehan kembali (% recovery) analit
yang ditambahkan. Hasil perhitungan nilai % recovery yang siperoleh adalah sebesar 86,96%
dimana persen perolehan menunjukan bahwa metoe yang digunakan kurang memenuhi syarat
akurasi yang baik yaitu 90-107% (Hermita,2004)
LOD dilakukan untuk mengetahui konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih
dapat dideteksi. LOD hanya mengukur secara kualitatif saja, tetapi tidak dapat digunakan
sebagai batas pengukuran atau kuantitas (Gandjar & Rohman, 2007). Berdasarkan hasil
pengujian diperoleh nilai LOD sebesar 0.02793329 ppm. Uji yang terakhir adalah uji batas
kuantifikasi LOQ. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai LOQ sebesar 0.093110968 ppm.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan validasi metode analisis
penetapan kadar, yaitu faktor alat yang digunakan tidak terkalibrasi, kesalahan dalam
pengenceran, pemipetan, dan pengocokan dalam pembuatan larutan standar dan larutan sampel.

V. Penutup

Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa nilai konsentrasi
pada sampel air danau griya serpong asri cisauk suradita sebesar 0.014 ppm dan absorbansi
sebesar 0.013 abs. Sedangkan untuk uji presisi dinyatakan dengan simpangan baku (SD)
sebesar 0.008579245 dengan % RSD sebesar 0% dan % recovery sebesar 86.96%. Hasil
pengujian diperoleh nilai LOD sebesar 0.02793329 ppm. Hasil pengujian diperoleh nilai LOQ
sebesar 0.093110968 ppm.

Saran
Perlu dilakukan percobaan lebih lanjut untuk menyempurnakan percobaan yang telah dilakukan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah pembuatan larutan standar, reagen yang akan digunakan,
faktor pengenceran, serta kemampuan dalam hal perhitungan.

DAFTAR PUSTAKA
Basset, J, et al. 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta.
Dachriyanus. 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Lembaga
Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas
Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air. Kanisius. Yogyakarta
Gandjar, I. G., & A. Rohman, 2012, Kimia Farmasi Analisis Cetakan IX. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Harmita. 2004. Petunjuk avalidasi metode dan cara perhitungan. Jurnal majalah ilmu
kemarfasian
Manalu, H.S.P., 2010, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru dan Upaya
Penanggulangannya”, Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 9 No. 4, Desember 2010: 1340-1346.

Tsikas, D., 2007. Analysis of Nitrite and Nitrte in Biological Fluids by Assays Based on The
Griess Reaction: Apprasial of The Griess Reaction in The L-arginine/ nitric Oxide Area of
Research. J. Chromatogr. B, 851:51-70.

Anda mungkin juga menyukai