Pembuatan Minyak Kelapa Virgin Coconut Oil ( VCO ) Dengan Kombinasi
Fermentasi dan Enzimatis Menggunkan Bonggol Nanas (Ananas
Comosus (L) Merr)
Oleh
Yunio Intan Akhirina
A43181225
PROGAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2021 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa ( Cocosnucifera L. ) adalah anggota tunggal dalam marga cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Arti kata kelapa atau coconut, dalam bahasa Inggris dapat merujuk pada keseluruhan pohon kelapa, biji atau buah, yang secara botani adalah pohon berbuah bukan pohon kacang-kacangan. Kelapa (Cocosnucifera L.) merupakan tanaman yang tumbuh baik di daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman kelapa (Cocosnucifera L.) dapat dimanfaatkan seluruh bagian tanamannya. Daging buah kelapa adalah salah satu bagian kelapa yang sering diolah menjadi kopra kemudian diproses lebih lanjut menjadi minyak. Salah satu produk yang dapat dihasilkan dari daging buah kelapa segar adalah Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni () Minyak kelapa murni atau VCO yang dihasilkan oleh daging kelapa segar memiliki banyak manfaat salah satu manfaatnya yaitu dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit degeneratife seperti kanker, darat tinggi, kolesterol, jantung dan HIV/AIDS. Keunggulan minyak ini terletak pada tingginya asam lemak jenuhnya yaitu sekitar 90% yang menjadikan minyak ini minyak tersehat (). Selain itu didalam tubuh asam laurat akan diubah menjadi monolaurat yang bersifat antimikroba, asam laurat yaitu asam lemak jenuh dengan rantai karbon sedang (MCFA, Medium Chain Fatty Acids) yang mudah diserap oleh tubuh sehingga dapat langusung masuk kedalam metabolism tubuh yang akan menghasilkan energi, dan tidak menyebabkan timbunan jaringan lemak() Pembuatan minyak kelapa saat ini sudah banyak sekali, secara tradisional maupun secara konvensional. Indonesia sebagai salah satu penghasil kelapa, mempunyai kepentingan yang tinggi untuk mendapatkan cara pembuatan minyak kelapa yang efektif, efisien dan hasilnya dapat bersaing di pasaran(). Pembuatan minyak kelapa secara tradisional yang biasa dilakukan adalah dengan cara merebus atau memasak santan terus menerus hingga didapatkan minyak kelapa. Minyak kelapa dari cara pemanasan tersebut menhasilkan mutu yang kurang baik karean hasil minyak kelapa dengan cara pemanasan memiliki warna dari minyak menjadi kuning kecoklatan, baunya tidak gurih kelapa dan mudah bau jika disimpan lebih dari 2 bulan. Pengolahan minyak kelapa dengan metode pemanasan juga membuat angka peroksida dan asam lemak bebas menjadi tinggi sehinggamutu minyak kelapa menjadi kurang baik. Banyak metode yang digunakan untuk menggantikan metode pemanasan, sehingga pembuatan minyak kelapa tidak harus menggunkan metode pemanasan. Saat ini telah berkembang pengolahan VCO tanpa pemanasan dengan menggunakan minyak pancingan sebagai starter. Dengan cara ini harus disediakan dahulu minyak pancing. Petani atau masyarakat yang baru pertama kali mengolah VCO biasanya sulit memperoleh minyak pancing. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang lebih sederhana untuk memecah emulasi santan menjadi krim santan/skim melalui proses fermentasi tanpa menggunakan minyak pancing. Ragi tape yang biasanya diggunakan dalam membuat tape, memiliki potensi sehinnga digunakan dalam pengolahan VCO karena dalam ragi tape mengandung mikroflora seperti khamir yang dpat menghasilkan lipase yang berfungsi untuk memcah emulasi santan. Sehingga selama proses fermnetasi akan terjadi pemutusan ikatan kimia()