ANTIINFLAMASI
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari aktivitas obat antiinflamasi pada binatang percobaan yang mengalami
inflamasi.
ALAT BAHAN
1.beaker glass 1. Karagenan
2. cawan penguap 2. Natrium Diklofenak
3. spuit 1 ml 3. Methylprednisolon
4. Kertas perkamen 4. Aquadest
5. Kapas
6. Toples
7. Timbangan analitik
8. Spidol
9. Batang pengaduk
10. vial
Hal – hal yang harus dilakukan dalam praktikum antiinflamasi (prosedur yang harus
dilakukan) :
1. Sebelum melakukan pratikum, praktikan diharuskan menggunakan alat pelindung diri
agar tetap aman selama melakukan praktikum.
2. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum antiinflamasi.
3. Kemudian timbang masing-masing mencit dan catat bobot dari masing-masing
mencit. Agar tidak tertukar bobot mencit yang satu dengan yang lainnya maka
beritanda pada ekor mencit. (mencit yang digunakan dalam percobaan sebanyak 3
ekor).
4. Timbang bahan yang digunakan diantaranya yaitu karagenan sebanyak 0,1 dan bahan
yang lainnya.
5. Setelah bahan-bahan ditimbang kemudian gerus masing-masing bahan hingga halus.
6. Selanjutnya larutkan karagenan 0,1 dengan aquadest sebanyak 10 ml.
7. Kemudian bahan yang dilarutkan yaitu Natrium diklofenak dengan 50 ml air
8. Dan larutkan methylprednisolon dengan 4 ml air.
9. Kemudian celupkan kaki kanan kedalam vial sampai batas kaki, hingga air tumpah,
ukur volume air menggunakan spuit. Kemudian catat volumnya sebagai data awal
sebelum di induksi dengan karagen.
10. Kemudian tiap masing-masing mencit diberi karagenan terlebih dahulu sebanyak 0,1
ml secara intra peritoneal, lakukan hal yang sama pada tiap mencit sebelum
pemberian obat.
11. Setelah diberikan karagenin mencit dibiarkan selama 10 menit kemudian diamati
kembali mencit dengan memasukkan kaki mencit kedalam vial dan ukur volume air
yang keluar dari vial menggunakan spuit.
12. Untuk mencit dengan perlakuan control diberikan aquadest sebanyak 0,1 ml secara
intra peritoneal. Amati mencit tiap 5 menit selama 30 menit dengan cara
mencelupkan kaki mencit kedalam vial kemudian ukur volume air yang keluar dari
vial menggunakan spuit.
13. Untuk mencit uji dilakukan dengan melakukan pemberian natrium diklofenak
sebanyak 0,2 ml secara intra peritoneal. Kemudian mencit diamati tiap 5 menit
selama 30 menit. Dilakukan pengamatan dengan memasukkan kaki mencit kedalam
vial kemudian ukur volume air yang keluar dari vial dengan menggunakan spuit
14. Kemudian untuk mencit uji dengan menggunakan methylprednisolon dilakukan sama
halnya pada perlakuan mencit dengan zat uji Na.Diklofenak.
15. Dalam pengamatan tiap 5 menit saat kaki mencit dicelupkan kedalam vial voleme air
yang keluar dicatat begitu pula perlakuan pada tiap mencit lainnya.
V. PERHITUNGAN
Mencit 1 = 33.91
Mencit 2 = 34.72
Mencit 3 = 32.55
1. Karagenin
Dilakukan pemberian karagenin sebanyak 0.1 ml secara intra peritoneal pada semua
mencit.
2. Aquadest (Control)
Mencit 1 (33.91)
Dilakukan pemberian Aquadest sebagai control sebanyak 0.1 ml secara intra peritoneal.
VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, kami mempelajari efek pemberian suatu bahan uji dengan
aktivitas antiinflamasi. Zat uji yang digunakan adalah karagenian, Na. Diklofenak dan
methylprednisolln dengan berbagai variasi dosis. Zat penginduksi terjadinya inflamasi sendiri
menggunakan karagenian 1%. Pemberian obat dan zat uji dan obat pembanding diberikan
secara peroral dan karagenian diberikan di kaki kiri tikus secara inta peritonial
Inflamasi adalah suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik atau kimiawi yang
merusak. Rangsangan ini menyebabkan pembebasan mediator inflamasi seperti histamin,
serotonin, bradikinin, prostaglandin, dan lain lain yang menimbiulkan reaksi radang berupa:
panas, nyeri dan bengkak dan gangguan fungsi.
Terjadinya radang disebabkan karena karagenan merupakan suatu zat asing (antigen)
yang bila masuk ke dalam tubuh akan merangsang pelepasan mediator radang seperti
histamin sehingga menimbulkan radang akibat antibodi tubuh bereaksi terhadap antigen
tersebut untuk melawan pengaruhnya. Efek yang ditimbulkan akibat pemberian karagenan
pada hewan percobaan adalah terjadinya udem, yang terlihat dari bertambahnya volume kaki
tikus setelah diukur. Mekanisme karagenian dalam menimbulkan inflamasi adalah dengan
merangsang lisisnya sel mast dan melepaskan mediator-mediator radang yang dapat
mengakibatkan vasodilatasi sehingga menimbulkan eksudasi dinding kapiler dan migrasi
fagosit ke daerah radang sehingga terjadi pembengkakan pada daerah tersebut.
VIII. KESIMPULAN