ANGGOTA KELOMPOK 4 :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi mengenai amebiasis, dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah mikrobiologi dan
parasitologi. Makalah ini telah kami susun dengan sebaik-baiknya. Dan kami ucapkan
terimakasih kepada Bapak Suwaji Handaru wardoyo, S.Si., M.Si yang telah bersedia
memberikan informasi serta arahan kepada kami. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi sipembaca untuk menambah wawasan baru yang luas atau
pengetahuan baru tentang judul makalah yang telah disebutkan di atas.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Demikian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sehingga untuk
kedepannya kami sanggup memperbaiki bentuk maupun tingkat kan isian makalah ini
sehingga menjadi makalah yang memiliki wawasan yang luas dan lebih baik lagi. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Amebiasis adalah penyakit infeksi parasit usus manusia. Ini disebabkan oleh
protozoa Entamoeba histolytica, atau E. histolytica. Protozoa adalah sel tunggal yang
biasanya memasuki tubuh manusia ketika seseorang menelan kista melalui makanan atau
air. Entamoeba histolytica dikenal baik sebagai ameba patogen, terkait dengan infeksi
usus dan ekstraintestinal. Spesies lain penting karena mereka mungkin bingung
dengan E. histolytica dalam penyelidikan diagnostik.
a Kecanduan alkohol
c Mengalami malnutrisi
d Menderita kanker
e Sedang hamil
Beberapa obat untuk disentri amuba antara lain adalah emetin hidrokhlorin, quinin,
khloroquin dan dehidroemetin. Tahun 1966, dilaporkan bahwa metronidazol sangat baik
untuk pengobatan amebiasis. Obat yang digunakan untuk penderita amebiasis mempunyai
sifat antara lain bekerja sebagai tissue amoebicide, diserap langsung ke dalam mukosa usus
dan segera membunuh amuba, serta efektif membunuh kista dan trofozoit. 21 Emetin
hidrokhlorin temyata efektif bila diberikan secara parenteral karena jika diberikan per oral
penyerapannya tidak optimal. Bagi penderita sakit jantung, wanita hamil dan penderita
gangguan ginjal pemberian emetin tidak dianjurkan mengingat toksisitasnya tinggi.
Sebaliknya dehidroemetin relatif kurang toksik dibandingkan dengan emetin dan dapat
diberikan per oral. Emetin efektif membunuh E. histolityca secara langsung dalam bentuk
trofozoit dibandingkan dalam bentuk kista. Dalam urin emetin dapat dijumpai 20-40 menit
setelah penghentian pengobatan, sedangkan dehidroemetin lebih cepat hilangnya. Baik
emetin maupun dehidroemetin efektif untuk pengobatan amebiasis ekstraintestinal (abses
hati). Penderita amebiasis akut dan ekstraintestinal sebaiknya diobati dengan metronidazol.
Metronidazol merupakan obat pilihan karena terbukti efektif membunuh E. histolytica baik
yang berbentuk kista atau pun trofozoit. Metronidazol memberikan efek samping yang
bersifat ringan seperti mual, muntah dan pusing. Pemberian obat metronidazol pada anak-
anak di RS Pimgadi Medan menunjukkan hasil yang memuaskan dan tidak dijumpai efek
samping yang berarti pada saat pemberian maupun saat evaluasi.i' Pengobatan dengan
pemberian metronidazol bersamaan dengan emetin temyata memberikan hasil yang lebih baik
dengan tidak ditemukannya kista/trofozoit pada pemeriksaan tinja pada 62,5% penderita. 23
Penderita amebiasis dengan abses hati yang disertai demam yang berlanjut 72 jam sesudah
terapi dengan metronidazol, dapat dilakukan aspirasi non-bedah. Selain itu klorokuin dapat
ditambahkan pada pengobatan dengan metronidazol atau dehidroemetin untuk pengobatan
abses hati yang sulit disembuhkan. Selama kehamilan trisemester pertama, sebaiknya jangan
menggunakan metronidazol, namun belum ada bukti adanya teratogenisitas pada manusia.
a Terapkan kebiasaan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Lakukan terutama
setelah buang air kecil atau buang air besar, sebelum dan sesudah makan atau
mengolah makanan, serta sesudah mengganti popok bayi.
a Cuci sayur atau buah sampai bersih dan kupas sebelum dikonsumsi.
d Konsumsi susu dan produk susu yang sudah melalui proses pasteurisasi.
e Jangan berbagi penggunaan alat mandi, seperti handuk, sabun, atau sikat gigi, dengan
orang lain.
Amebiasis adalah penyakit usus yang disebabkan oleh parasite golongan protozoa
yaitu spesies Entaemoba histolytica. Parasit ini sering ditemukan di usus besar manusia dan
beberapa hewan lainya. Awalnya parasite ini hidup di komensal didalam lumen usus besar,
namun pada kondisi tertentu dapat berubah menjadi pathogen dengan cara membentuk
kolono di usus dan menembus dinding usus sehingga meninmbulkan ulserasi.
Infeksi amebiasis terjadi ketika parasit E histolytica masuk ke dalam tubuh manusia
dan menetap di dalam usus. Parasit ini umumnya menular melalui makanan dan minuman
yang telah terkontaminasi. Secara umum, parasit E histolytica adalah parasit tidak aktif yang
dapat tinggal selama berbulan-bulan di daerah lembap atau area yang telah terkontaminasi
feses yang terinfeksi. Parasit yang masuk dalam tubuh manusia akan langsung berkumpul di
usus dan beralih ke siklus aktif mereka (fase tropozoit). Parasit-parasit yang aktif tersebut
kemudian akan berpindah ke usus besar. Saat parasit mengenai bagian dinding usus,
pengidapnya dapat mengalami masalah seperti feses yang disertai darah, diare, radang usus
besar (kolitis), hingga kerusakan pada jaringan usus.
Amebiasis dapat dicegah dengan beberapa cara. Pertama, terapkan kebiasaan cuci tangan
dengan sabun dan air mengalir. Lakukan terutama setelah buang air kecil atau buang air
besar, sebelum dan sesudah makan atau mengolah makanan, serta sesudah mengganti popok
bayi. Kedua, cuci sayur atau buah sampai bersih dan kupas sebelum dikonsumsi. Cuci juga
peralatan masak sampai bersih sebelum digunakan. Ketiga, rebus air hingga mendidih
sebelum diminum. Keempat, konsumsi susu dan produk susu yang sudah melalui proses
pasteurisasi. Kelima, jangan berbagi penggunaan alat mandi, seperti handuk, sabun, atau sikat
gigi, dengan orang lain.
3.2 Saran
DISKUSI
Meidella : kapan diskusi dialognya gais
Alwi : Sekarang?? Sore? Malam?
Sumayyah : sorai
Ibnati : sore bole malem bole
Sumayyah : hayu mulai diskusi
Ibnati : sek sek, ini diskusi ulang atau gimana
Sumayyah : ulang aja sekalian buat tugas 3 sama 4
Ibnati : satu dialog aja?
Meidella : iyaaa jadi 1
Meidella : samaa dialognyaa
Ibnati : okeedeh
Ibnati : hayu mau mulainya gimana wkwk
Ibnati : dari bahasan tugas 3 dulu barangkali ya?
Sumayyah : kita jadinya penyakit nya apa
Ibnati : yg kita amebiasis kan
Ibnati yg tugas 3 leishmaniasis?
Meidella : nahh iyaa, yang tugas 3 itu penyakitnya kala azar
Meidella : leismaniasis donovaniii
Sumayyah : kala azar tu apose
Meidella : ituuuu
Meidella : visceral leishmaniasis. biasanya nyerang hati, limpa, sumsum tulang,
pokonyq organ dalem deh. kubacanya getoh
Meidella : Visceral leishmaniasi. Jenis yang satu ini sangat berbahaya jika tidak segera
diobati. Biasanya ditandai dengan demam tinggi, penurunan berat badan secara drastis, limpa
dan hati membesar, dan anemia.
Meidella : kalo tugas 4 pake apaa
Ibnati Penyakit usus, namanya amebiasis
Ibnati : parasitnya itu entamoeba histolytica
Sumayyah : Oalahh gituuuu
Ibnati : nah dia itu bikin diare gituu
Ibnati : ngobatinnya gimana tuh bund
Ummu Zahro : Nahhh, Penyakit ini to gaesss... biasa ne terjadi di negara tropis dengan
sanitasi yang kurang berkembang
Cecar : Leishmania tu sama semua nggak to penularannya
Meidella : kalo dari sumber jurnal yah, pengobatannya tuh tergantung sama hasil
diagnosisnya/hasil lab. umumnya menggunakan pentavalent sodium antimony itu nama obat
nyaa bun diminumnya perhariiiii
Meidella : samaaa kok
Ibnati : oalah begituuu
Sumayyah : ada vaksinya ga del
Ummu Zahro : Perhari, satu kali tok... brarti?
Cecar : Nggak ada alias blom ada
Meidella : iyaaah dosise 20 mg/hari
Ummu Zahro : Oalahhh, oke bund
Ibnati : kalo boleh tau di Indonesia pernah ada kasus leishmania gitu gaa?
Ummu Zahro : Mnrt web yg tlh aku baca... Di indonesia, jarang di temukan... insiden
tertinggi leismaniasis sampai saat ini di temukan di Brazil, Iran, Afganistan, Saudi Arabia,
Peru dan Sudan.
Ibnati : ohh... jadi ngga banyak ya di daerah kita, alhamdulillah
Meidella : nahh betul ib
Meidella : palinh banyak iran
Ibnati : ummu dell wkwk
Ummu Zahro : Untung e ndak. Alhamdulillah
Ibnati : nah kalo amebiasis di indo malah lumayan tinggi lho kejadiannya, sekitar 10-
18% gitu
Cecar : Amebiasis vektornya apa?
Ummu Zahro : Vektor nya lalat
Ummu Zahro : Iya bener, menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian terbesar
akibat infeksi parasit setelah malaria dan schistosomiasis.
Meidella : lalat perempuan?
Meidella : lalat betinaaah
Ibnati : yang betina2 lebih berbahaya ya ternyata, ga nyamuk ga lalat
Ibnati : oiya kan amebiasis tu penyebaran tingginya krn kurang higienisnya sanitasi
ya, jadi jgn males jaga kebersihan ya kita semuaaa
Sumay : iyahh biar ga kena ambiesis
Ummu Zahro : Siapp bunda, kebersihan sebagian dari iman