Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PATOFISIOLOGI

ANEMIA

Dosen Pembimbing:

Satria Eureka N. S.Kep, Ns

Disusun Oleh:

1. Siti Ulfah Fauziyah (13620882)


2. Venky Arma Dariyanto (13620892)
3. Rina Alfiaton Aini (13620878)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

2013/2014
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya,
sehingga kami dapat menyalurkan kemampuan akademik melalui sebuah makalah yang
berjudul ”ANEMIA”. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan pada Rosulullah
Muhammad SAW yang semoga kita memperoleh Syafa’at darinya kelak di alam akhirat.

Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari pihak lain maka kami tidak akan dapat
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan
terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini. Ucapan terima kasih kami sempaikan kepada :

1. Bapak Satria Eureka N. S.Kep.Ns selaku Pembimbing mata kuliah Patofisiologi;


2. Orang tua kami yang terus memberikan dorongan dan motivasi kepada kami;
3. Rekan-rekan kita yang telah memberikan semangat dan dorongan untuk menyelesaikan
makalah ini; dan
4. Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Sebuah pengakuan akademik yang nyata bahwa susunan laporan penulis ini masih
mengandung celah kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis menampung koreksi dan
saran untuk dikaji dalam penyempurnaan laporan penulisan ini.

Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi seluruh masyarakat secara
umum dan bagi para calon perawat khususnya.

Kediri, 06 Mei 2014

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ...................................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi ..................................................................................................................... 3

2.2 Etiologi/Penyebab Anemia....................................................................................... 3

2.3 Klasifikasi Anemia ................................................................................................... 3

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Anemia ....................................................................... 5

2.5 Patofisiologi ............................................................................................................. 6

2.6 Manifestasi/Gejala Dan Akibat Anemia .................................................................. 9

2.7 Pemeriksaan Anemia ............................................................................................... 10

2.8 Gambar Penyakit Anemia ........................................................................................ 11

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 12


3.2 Saran ....................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran mucosa
pucat, dan pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Hm),
dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu mempengaruhi
kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh
yang optimal.
Anemia adalah penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi,
yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah, peningkatan
kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak, atau lisis
(destruksi) sel darah merah yang berlebihan (Elizabeth Corwin,2002).
Dimana insidennya 30 % pada setiap individu di seluruh dunia. Prevalensi terutama
tinggi di negara berkembang karena faktor defisiensi diet dan atau kehilangan darah
akibat infeksi parasit gastrointestinal.
Umumnya anemia asemtomatid pada kadar hemoglobin diatas 10 gr/dl, tetapi sudah
dapat menyebabkan gangguan penampilan fisik dan mental. Bahaya Anemia yang sangat
parah bisa mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan organ tubuh lain, bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut
oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel
darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang
diperlukan tubuh .
Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan patofisiologik yang
mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan
konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di seluruh
dunia, disamping berbagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara
berkembang, yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi,
serta kesehatan fisik (Bakta, 2006).
Masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya zat gizi,
karena itu prevalensi anemia di Indonesia sekarang ini masih cukup tinggi, terutama

1
anemia defisiensi nutrisi seperti besi, asam folat, atau vitamin B12. Setelah menentukan
diagnosis terjadinya anemia, maka selanjutnya perlu disimpulkan tipe anemia itu sendiri.
Penatalaksanaan anemia yang tepat sesuai dengan etiologi dan klasifikasinya dapat
mempercepat pemulihan kondisi pasien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi anemia?
2. Apa etiologi/penyebaba anemia?
3. Apa klasifikasi anemia?
4. Faktor yang mempengaruhi anemia?
5. Patofisiologi anemia?
6. Manifestasi/tanda/gejala anemia?
7. Pemeriksaan anemia?
8. Gambar penyakit anemia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian anemia.
2. Mengetahui penyebab anemia.
3. Mengetahui klasifikasi anemia.
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi anemia.
5. Mengetahui patofisiologi anemia.
6. Mengetahui tanda/gejala anemia.
7. Mengetahui pemeriksaan anemia.
8. Mengetahui gambar penyakit anemia.
1.4 Manfaat
1. Makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengembangkan dan paham akan
perawatan anemia.
2. Dengan melakukan pembutan makalah ini, penulis dapat mengetahui dan memahami
secara spesifik tentang anemia.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah
merah berada di bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai
normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cell (hematokrit)
per 100 ml darah.
2.2 Etiologi / Penyebab Anemia
1. Kehilangan darah atau Perdarahan hebat seperti : Perdarahan Akut (mendadak),
Kecelakaan, Pembedahan, Persalinan, Pecah pembuluh darah, perdarahan Kronik
(menahun), Perdarahan menstruasi yang sangat banyak, serta hemofilia.
2. Berkurangnya pembentukan sel darah merah seperti: Defesiensi zat besi,
defesiensi vitamin B12, defesiensi asam folat, dan Penyakit kronik.
3. Gangguan produksi sel darah merah seperti: ketidak sanggupan sumsum tulang
belakang membentuk sel- sel darah.
2.3 Klasifikasi Anemia
1. Klasifikasi Anemia Menurut Etiopatogenesis:
A. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
a. Kekuranagan bahan esensial pembentukan eritrosit
1) Anemia defisiensi besi
2) Anemia defisiensi asam folat
3) Anemia defisiensi vitamin B12
b. Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
1) Anemia akibat penyakit kronik
2) Anemia siderobiastik
c. Kerusakan sumsum tulang
1) Anemia aplastik
2) Anemia mieloptisik
3) Anemia pada keganasan hematologi
4) Anemia diseritropoletik
5) Anemia pada sindrom mielodisplastik

3
6) Anemia akibat kekurangan eritropoietin : Anemia pad agagal ginjal
kronik
B. Anemia akibat hemoragi
1) Anemia pasca perdarahan akut
2) Anemia akibat perdarahan kronik
C. Anemia hemolitik
1) Anemia hemolitik intrakorpuskular
a. Gangguan membran eritrosit (membranopati)
b. Gangguan enzim eritrosit (enzimipati) : Anemia akibat defisiensi
G6PD (Glucose 6 phosphate dehydrogenase)
c. Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
1. Thalassemia
2. Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
2) Anemia hemolitik eskstrakorpuskular
a. Anemia hemolitik autoimun
b. Anemia hemolitik mikroangiopatik ,dll
D. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang
kompleks
2. Berdasarkan Morfologi dan etiologi:
A. Anemia Hipokromik Mikrositer, bila MCV < 80 fl dan MCH < 27 pg
a. Anemia Defisiensi Zat besi
Adalah Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh
kurangnya persediaan besi untk eritropoiesis, karena cadangan besi
kosong (depleted iron store) sehngga pembentukan hemoglobin
berkurang.
b. Anemia Penyakit Kronik
Adalah anemia pada penyakit ini merupakan jenis anemia terbanyak
kedua setelah anemia defisiensi yang dapat ditemukan pada orang dewasa
di Amerika Serikat.
B. Anemia Makrositer, bila MCV > 95 fl
1. Bentuk Megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12
Adalah Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12
dikenal dengan nama anemia pernisiosa.

4
b. Defisiensi Asam folat
Adalah bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA. Jumlah asam
folat dalam tubuh berkisar 6-10 mg, dengan kebutuhan perhari 50mg.
Asam folat dapat diperoleh dari hati, ginjal, sayur hijau, ragi. Asam
folat sendiri diserap dalam duodenum dan yeyenum bagian atas, terikat
pada protein plasma secara lemah dan disimpan didalam hati. Tanpa
adanya asupan folat, persediaan folat biasanya akan habis kira-kira
dalam waktu 4 bulan.
2. Bentuk Non- Megaloblastik
a. Anemia pada penyakit hati kronik
b. Anemia pada hipotiroidisme
c. Anemia pada sindrom mielodisplastik
C. Anemia Normokromik Normositer, bila MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg
a. Anemia karena perdarahan
Adalah Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di
luar tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat.
Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag khronis yang
menyebabkan perlukaan pada dinding lambung. Serta pada wanita yang
sedang mengalami menstruasi dan post partus.
3. Berdasarkan Beratnya :
A. Anemia aplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh ketidak sanggupan sumsum tulang
belakang membentuk sel darah merah.
B. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan oleh proses hemolisis, yaitu pemecahan
eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Anemia

1. Usia: Anak-anak memiliki risiko lebih besar kekurangan zat besi karena
pertumbuhan yang cepat, terutama dalam dua tahun pertama kehidupan.
2. Jenis Kelamin: Perempuan umumnya mengkonsumsi zat besi lebih sedikit
daripada laki-laki dan mungkin memiliki kebutuhan yang lebih besar untuk
zat besi, tergantung pada tahap hidup mereka. Rata-rata, wanita menstruasi
kehilangan 30 sampai 45 miligram zat besi per bulan. Kehamilan dan

5
persalinan menggunakan sekitar 1 gram besi ibu. Menyusui anak
menggunakan total sekitar 1 gram besi ibu pada tahun pertama kehidupan.
3. Penyakit ulkus peptikum dan gastritis: Gangguan ini mengakibatkan
hilangnya darah, yang dapat menguras cadangan zat besi. Aspirin dan obat
anti-radang (NSAID) sering memberikan kontribusi.
4. Kanker: Kanker pencernaan, lambung, dan kanker gastrointestinal lainnya
sering menyebabkan perdarahan tak terlihat.
5. Olahraga yang berlebihan: Jarang, kehilangan darah terjadi karena olah raga
yang intens. Kehilangan zat besi juga hasil dari keringat yang meningkat.
Secara khusus, kehilangan tersebut dapat mempengaruhi atlet remaja
perempuan menjadi anemia.
6. Faktor diet (lihat Diet untuk Anemia).
2.5 Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang
dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir,
masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel
darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau
dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk
dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1
mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka
asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ
penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah,

6
Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah,
1998).

7
Kurang Nutrisi Perdarahan Hemolisis
(Destruksi Sel Darah Merah)

Kegagalan
Sumsum Tulang Kehilangan Sel Darah Merah

Anemia (Hb)

Resistensi Aliran Darah Pertahanan Sekunder Tidak


Perifer Adekuat

Penurunan Transport Resiko Infeksi


O2

Hipoksia Lemah Lesu

Intoleransi Aktifitas Defisit Perawatan Dari Makan

Ketidak Efektifan Gangguan Fungsi


Perfusi Jaringan Otot
Perifer

Intake Nutrisi Pusing


Turun Anoreksia
Nyeri Akut
Ketidak Seimbangan Nutrisi Dari
Kebutuhan Tubuh

8
2.6 Manifestasi/ Gejala Dan Akibat Anemia
Tanda-tanda Penyakit Anemia:
a. Lesu, lemah , letih, lelah, lalai (5L).
b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, dan konjungtiva pucat.
c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.
d. Nyeri tulang, pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan tachikardi,
dan pingsan.

Akibat Penyakit Anemia:

A. Anak-anak :
a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
b. Menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak.
c. Meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena system imun
menurun.
B. Wanita :
a. Anemia akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit.
b. Menurunkan produktivitas kerja.
c. Menurunkan kebugaran.
C. Remaja putri :
a. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
b. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
c. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
d. Mengakibatkan muka pucat.
D. Ibu hamil :
a. Menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan.
b. Meningkatkan risiko melahirkan Bayi dengan Berat Lahir Rendah atau
BBLR (<2,5 kg).
c. Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan/atau
bayinya.

Kriteria Anemia:

Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin


atau hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat

9
dipengaruhi oleh usia,jenis kelamin,dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan
laut.

Batasan yang umum dipengaruhi adalah kriteria WHO pada tahun 1968.
Dinyatakan sebagai anemia bila tedapat nilai dengan criteria sebagai berikut:

No. Jenis Kelamin /Usia Kadar Hemoglobin


1. Laki-laki Hb < 13 gr/dl
2. Perempuan Dewasa Tidak Hb < 12 gr/dl
Hamil
3. Perempuan Hb < 11 gr/dl
4. Anak Usia 6 - 14 Tahun Hb < 12 gr/dl
5. Anak Usia 6 Bulan - 6 Tahun Hb < 11 gr/dl

Nilai Hemoglobin (Hb) Normal Nilai Hematokrit (HMT) Normal

a. Wanita 12-16 gr/dl a. Anak 33-38%


b. Pria 14-18 gr/dl b. Pria dewasa 40-48%
c. Anak 10-16 gr/dl c. Wanita dewasa 37-43%
d. Bayi baru lahir 12-24 gr/dl

2.7 Pemeriksaan Anemia


Dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut: Hb <10gr/dl, Hematokrit
<30% , dan Eritrosit <2,8juta.
Normal KHER (Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata) 32-37%
a. Kadar porfirin eritrosit bebas meningkat > 15-20%
b. Konsentrasi besi serum menurun < 5 mg/hari
c. Saturasi transferin menurun.
d. Konsentrasi feritin serum menurun.
e. Hemoglobin menurun.
f. Rasio hemoglobin porfirin eritrosit lebih dari 2,8 ug/g adalah diagnostic untuk
defisiensi besi.

10
g. Mean cospuscle volume ( MCV) dan mean cospuscle hemoglobin
concentration ( MCHC ) menurun menyebabkan anemia hipokrom mikrositik
atau sel-sel darah merah yang kecil-kecil dan pucat.
h. Selama pengobatan jumlah retikulosit meningkat dalam 3 sampai 5 hari
sesudah dimulainya terapi besi mengindikasikan respons terapeutik yang
positif.
i. Dengan pengobatan, hemoglobin kembali normal dalam 4 sampai 8 minggu
mengindikasikan tambahan besi dan nutrisi yang adekuat.
2.8 Gambar Penyakit Anemia

11
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat
jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen)
dalam sel darah merah berada di bawah normal.

Penyebab Umum dari Anemia Yaitu: Kehilangan darah atau


Perdarahan hebat, Berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan Gangguan
produksi sel darah merah .

Tanda – tanda dari penyakit anemia yakni: Lesu, lemah , letih, lelah,
lalai (5L), Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, dan
konjungtiva pucat, Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit
dan telapak tangan menjadi pucat, serta Nyeri tulang, pada kasus yang lebih
parah, anemia menyebabkan tachikardi, dan pingsan.

Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas


hemoglobin atau hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas
tersebut sangat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan ketinggian tempat
tinggal dari permukaan laut.

Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit, atau praktik klinik pada
umumnya dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut: Hb <10gr/dl,
Hematokrit <30% , dan Eritrosit <2,8juta.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang telah kami susun mengenai anemia, yang
meliputi berbagai macam klasifikasinya. Demi kesempurnaan makalah ini
kami harapkan kritikan serta saran yang membangun. Saran dari penulis kami
harapkan agar pembaca dapat memaknai makalah ini. Semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://innahalwayshereforyou.blogspot.com/2012/05/makalah-anemia.html

Effendi , Nasrul. 1995. Pengantar Proses Keperawatan.EGC : Jakarta.

Hassa.1985. Ilmu Kesehatan Anak jilid 1.FKUI : Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia

http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0611/30/104458.htm

Noer, Sjaifoellah. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai