Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAP

OLEH
KELOMPOK ;

1. AGUSTINUS (17640680)
2. LIA WIDA NARTI (17640713)
3. OCTAVI VITRI HANDAYANI (17640724)
4. TRISDA WINDRAYANTY S (17640734)
5. ULYA ARUM PRIANTI (17640735)
6. VIKY DEKITA AUDINA (17640737)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Lembar Pengesahan TAK di Ruang Puri Mitra RS Jiwa Menur Surabaya,


pada hari Selasa tanggal 20 Februari 2018

Anggota kelompok:

1. AGUSTINUS (17640680)
2. LIA WIDA NARTI (17640713)
3. OCTAVI VITRI HANDAYANI (17640724)
4. TRISDA WINDRAYANTY SAPUTRI (17640734)
5. ULYA ARUM PRIANTI (17640735)
6. VIKY DEKITA AUDINA (17640737)

Telah Disahkan dan Disetujui Sebagai Tugas TAK Pendidikan Profesi Ners
di Ruang Puri Mitra RS Jiwa Menur Surabaya.

Mengetahui
Pembimbing Klinik

ABDUL SALAM, S.Kep.,Ns.


NIP.
Rencana Terapi Aktivitas Kelompok

A. Topik
Terapi aktifitas kelompok halusinasi 3 : Mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap.

B. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan
sebagai target asuhan.Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang
saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien
berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang
maladaptif. TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktifitas
sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa
kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.

C. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol halusinasinya.
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol
halusinasi
3. Klien memperagakan cara bercakap-cakap untuk mengontrol halusinasi

D. Kriteria Evaluasi
1. Sebanyak 100% Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan
orang lain untuk mencegah halusinasinya.
2. Sebanyak 70% memahami cara bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah halusinasi
3. Sebanyak 50% klien dapat memperagakan cara bercakap-cakap untuk
mengontrol halusinasi
E. Landasan Teoritis
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama (Keliat, 2004). Aktivitas digunakan sebagai terapi
sedangkan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok
terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptif. TAK dirancang untuk
meningkatkan kesehatan psikologis dan emosional pasien dengan masalah
keperawatan jiwa sehingga diharapkan dapat membantu anggota dalam
meningkatkan koping dalam mengatasi stressor dalam kehidupan.
Halusinasi merupakan salah satu bentuk gangguan sensori persepsi.
Gangguan sensori persepsi merupakan keadaan di mana individu/ kelompok
mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam jumlah, pola, atau
interpretasi stimulus yang datang (Carpenito, 1999/2000). TAK halusinasi
terdiri dari 5 sesi, yaitu mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi dengan
menghardik, mengontrol kegiatan dengan bercakap-cakap, mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan, dan mengontrol halusinasi dengan
minum obat secara teratur.

F. Klien
1. Karakteristik:
Klien dengan gangguan sensori persepsi: halusinasi, dapat diajak
bekerjasama, tidak disorientasi, bicara koheren, kooperatif, sehat fisik, tidak
memiliki gangguan pendengaran dan penglihatan, dan dapat memahami
pesan yang diberikan.
2. Proses Seleksi:
 Pengkajian dilakukan oleh mahasiswa terkait kondisi umum klien
(diagnosis saat ini dan intervensi yang sudah didapat)
 Klien mengikuti sesi 1 dan 2 TAK halusinasi
 Mengadakan kontrak dengan klien
 Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan
G. Pengorganisasian
1. Waktu : Selasa, 20 Februari 2018 pukul 10.00 (selama 30 menit)
2. Target : 5 orang pasien
3. Tim Terapis :
 Leader : Octavi Fitri Handayani
Uraian tugas:
a. Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
b. Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai
c. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
d. Mampu memimpin TAK dengan baik
 Co Leader : Viky Dekita Audina
Uraian tugas :
a. Mendampingi Leader
b. Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking
c. Menyerahkan kembali posisi kepada leader
 Fasilitator I : Trisda Windrayanty Saputri, Ulya Arum Priyanti
Uraian tugas:
a. Meyakinkan semua anggota tim telah memakai name-tag.
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
klien
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
d. Mengoperasikan laptop.
 Fasilitator II: Agustinus
Uraian tugas:
a. Memasang name-tag kepada semua klien.
b. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
c. Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung
d. Mempertahankan kehadiran peserta
e. Mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama kegiatan
berlangsung.
 Observer : Lia Wida Narti
Uraian tugas:
a. Mengobservasi jalannya/ proses kegiatan
b. Mengingatkan leader tentang waktu
4. Media dan alat
a. Meja
b. Kursi
c. Karton bertuliskan “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol
dengan saya” dan “Tolong, saya mulai melihat bayangan. Ayo ngobrol
dengan saya.
d. Name-tag untuk tiap klien
e. Name-tag untuk tim terapis
f. Laptop untuk memutar musik
5. Setting tempat
a. Terapis dan klien duduk bersama setengah lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang

Keterangan:
: Leader : Fasilitator
: Observer : Pasien

H. Metode dan Strategi


1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran / simulasi
I. Proses pelaksanaan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama (name-tag).
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang
telah dipelajari (menghardik) untuk mengontrol halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap
2) Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin
kepada terapis
b) Lamanya kegiatan 30 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak
bercakap-cakap
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa
dan bisa dilakukan
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul
“Tolong, saya mulai dengar suara. Ayo ngobrol dengan saya”
e. Terapis meminta masing-masing klien untuk memperagakan bercakap-
cakap dalam mengontrol halusinasi dengan cara mengambil kertas yang
bertuliskan nama hewan, klien menyerukan suara hewan tersebut untuk
mengetahui siapa pasangannya. Kemudian klien memperagakannya ke
depan berpasangan dan menginformasikan percakapan yang telah
dilakukan.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan
saat setiap klien selesai memperagakan cara bercakap-cakap.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.
3) Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan yang telah dilatih kedalam jadwal kegiatan
harian klien
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis menyepakati TAK yang akan datang, yaitu belajar mengontrol
halusinasi dengan patuh minum obat.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

J. Evaluasi dan Dokumentasi


a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 3, kemampuan
yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan bercakap-cakap dan
masukkan ke dalam formulir evaluasi pada tabel 2.
b) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi: halusinasi sesi 3. Klien mampu memperagakan cara
bercakap-cakap dalam mengontrol halusinasi. Anjurkan klien menggunakan
cara tersebut, jika halusinasi muncul, lalu masukkan kedalam jadwal harian.

K. Format Evaluasi
(Terlampir)
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. (2000). Handbook of nursing diagnosis. (M. Ester, Penerjemah).


Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Inc. (Sumber asli diterbitkan 1999)
Keliat, Budi Anna, Akemat. (2005). Keperawatan jiwa : Terapi Aktivitas
Kelompok. Jakarta : EGC.
FORMULIR EVALUASI
TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI
Nama klien

No Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan orang yang biasan dan bisa


diajak bercakap-cakap
2. Menyebutkan pembicaran yang biasa dan
bisa dilakukan
3. Menyebutkan cara mengatasi halusinasi
dengan bercakap-cakap
4. Memperagakan cara bercakap-cakap
Petunjuk pengisian:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan cara yang biasa digunakan untuk mengatsi halusinasi, keefektifannya, cara
mengatasi halusinasi dengan menghardik, dan memperagakannya.
a. Jika klien mampu beri tanda √
b. Jika klien tidak mampu beri tanda X

Anda mungkin juga menyukai