Anda di halaman 1dari 22

PENYULUHAN TENTANG GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN :

KENALI DAN CEGAH PENYAKIT DIABETES MELITUS

DI POSYANDU DUSUN CIBIRU RT 02 RW 10 DESA CIPACING

Disusun Oleh :
Kelompok 3, Kelas A

Anggota :

1. Aaz Mi’raj Abdul W AK.1.16.002


2. Dalilatul Mufarihah A AK.1.16.010
3. Hasa Amaniah AK.1.16.024
4. Madaniawati Nurul F AK.1.16.034
5. N. Aneu Nuraeni AK.1.16.040
6. Sandra Pebriani AK.1.16.045
7. Triana AK.1.16.052
8. Yuni Saputri AK.1.16.053

PROGRAM STUDI NERS-S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI KENCANA BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengabdian masyarakat yang

merupakan salah satu tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sholawat beserta salam

penulis tunjukan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga

dan para sahabatnya.

Dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, penulis

berusaha untuk dapat menyelesaikan penyusunan laporan pengabdian masyarakat

(pengmas) ini yang Berjudul Penyuluhan dan Latihan Kader Posbindu di Kelurahan

Pasirjati Kecamatan ujungberung Kota Bandung. Akhirnya dengann mengucapkan

syukur alhamdulilah penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan pengabdian

masyarakat ini sesuai waktu yang diharapkan.

Pada kesempatan yang berbahagia ini pula, penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuan dan dorongan yang sangat berarti dalam terselesaikannya laporan pengmas

ini, terutama penulis tujukan kepada :

1. H. Mulyana, SH., MPd., MH.Kes selaku Ketua Yayasan ADHI-GUNA Kencana

Bandung.

2. Dst…….
3. Kepada semua pihak yang telah berkenan dalam membantu dan memperlancar

kegiatan penyusunan penelitian ini.

Tak ada gading yang tak retak, tak ada yang sempurna di dunia ini, hanya Dia

yang maha sempurna. Begitu pula dalam penyusunan laporan pengmas ini masih

banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan masukan baik kritik maupun

saran yang sifatnya membangun.

Akirnya kata semoga Alloh SWT membalas semua budi baik yang telah

diberikan kepada saya.

Bandung, 11 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Satuan Acara Penyuluhan


Lampiran 2 Leaflet
Lampiran 3 Rincian Anggaran Biaya
Lampiran 4 Surat Undangan Peserta Penyuluhan
Lampiran 5 Daftar Hadir Peserta Penyuluhan
Lampiran 6 Daftar Warga Yang Di Tensi
Lampiran 7 Dokumentasi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi

Pendidikan merupakan sebuah proses perubahan perilaku, dimana terdapat

masukan (input), proses serta keluaran (out put). Pendidikan kesehatan dapat

didefinisikan merupakan sebuah proses perubahan perilaku dari tidak sehat

menjadi sehat. Yang termasuk masukan misalnya penyuluhan kesehatan yang

dilakukan oleh puskesmas untuk masyarakat, mekanisme/interaksi, media, tempat

serta materi yang digunakan termasuk proses dan keluarannya (out put) ialah

seberapa dapat diserap oleh obyek belajar apa yang telah diberikan pada proses.

Nyswander (1974). Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri

manusia yang ada hubungannya dengan tercapainya tujua kesehatan perorangan

dan masyarakat.

Grout (1958) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah upaya

menerjemahkan apa yang telah diketahui tentang kesehatan ke dalam perilaku

yang diinginkan dari perorangan ataupun masyarakat melalui proses

pendidikan.Sementara A Joint Committee on Terminologi in Health Education of

United State (1951), mendefinisikan: Pendidikan kesehatan adalah suatu proses

penyediaan bahwa pendidikan kesehatan adalah pengalaman belajar yang

bertujuan untuk mempengaruhi pengetahuan sikap dan perilaku yang ada

hubungannya dengan kesehatan perseorangan ataupun kelompok.


Pada tahun 1973 lembaga ini merubah definisinya menjadi: Pendidikan

Kesehatan adalah suatu proses yang menyangkut dimensi dari kegiatan-kegiatan

dari intelektual, psikologi dan social yang diperlukan untuk meningkatkan

kemampuan manusia dalam mengambil keputusan secara sadar dan yang

mempengaruhi kesejahteraan diri, keluarga dan masyarakat.

Steward, (1968) mendefinisikan : Pendidikan Kesehatan adalah unsur

program kesehatan dan kedokteran yang didalamnya terkandung rencana untuk

mengubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu

tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan. (Azwar 1983).

1.2 Tinjauan Teori Diabetes

1. Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus adalam gangguan metabolic kronis yang tidak dapat

disembuhkan tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan

hiperglikemia karena defisiensi insulin atau ketidak adekuatan penggunaan

insulin.

Diabetes mellitus adalah sindrom yang disebabkan oleh

ketidakseimbangan antara tuntunan dan suplai insulin. Sindrom ini ditandai

oleh hiperglikemia dan berkaitan dengan abnormalitas metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein. Abnormalitas metabolik ini mengarah pada


perkembangan bentuk spesifik komplikasi ginjal, ocular, neurologic, dan

kardiovaskular.

2. Klasifikasi Diabetes Mellitus

A. Diabetes Mellitus Type-1

Pengertian diabetes melitus tipe 1 menurut ADA ( American

Diabetik Association) tahun 2010 merupakan merupakan kondisi tidak

terkontrolnya gula di dalam tubuh karena kerusakan sel β pancreas sehingga

mengakibatkan berkurangnya produksi insulin sepenuhnya. Sementara itu,

menurut Gustaviani, diabetes melitus tipe 1 merupakan penyakit autoimun

yang dipengaruhi secara genetik oleh gejala-gejala yang pada akhirnya

menuju proses perusakan imunologi sel-sel yang memproduksi insulin

secara bertahap.

B. Diabetes Mellitus type-2

Diabetes melitus tipe 2 merupakan kondisi saat gula darah dalam

tubuh tidak terkontrol akibat gangguan sensitivitas sel β pankreas untuk

menghasilkan hormon insulin yang berperan sebagai pengontrolan kadar

gula darah dalam tubuh. Hasil laporan statistik Internasional Diabetes

Federation ( IDF ) menyatakan bahwa terdapat 3,2 juta kasus kematian

akibat penyakit diabetes melitus tipe 2 setiap tahun. Selain kematian,

komplikasi penyakit diabetes melitus tipe 2 dapat mengarah pada gangguan

microvascular ( retinopathy, nephropathy, dan penyakit saraf ) serta


macrovascular (stroke, tekanan darah tinggi, serta kelainan jantung, hati, dan

ginjal ).

Pathogenesis diabetes tipe 2 atau Non Insulin Dependent Diabetes

Melitus ( NIDDM ) belum diketahui sepenuhnya, tetapi ada tiga faktor

penting yang perlu diperhatikan sebagai penyebab terjadinya penyakit diates

melitus tipe 2.

C. Diabetes Gestasional

Gestational diabetes melitus ( GDM ) adalah intoleransi glukosa

yang dimulai sejak kehamilan. Gejala utama GDM anatar lain poliuri (

banyak kencing ), polidipsi ( banyak minum ), dan poliphagi ( banyak

makan ). Jika seorang wanita mengalami kehamilan maka membutuhkan

lebih banyak insulin untuk mempertahank an metabolism karbohidrat yang

normal.

Jika seorang ibu hamil tidak mampu menghasilkan lebih banyak

insulin akan mengalami diabetes, kadar glukosa maternal digambarkan oleh

glukosa darah jenis. Pasalnya, glukosa dapat melintasi plasenta dengan

mudah sedangkan insulin tidak dapat melintasi barrier plasenta sehingga

kelebihan insulin pada ibu hamil tidak dapat dicerminkan dari janin (

Ainna,2012 )

Diabetes kehamilan sama dengan diabetes Tipe II. Perubahan

hormon selama kehamilan akan mengubah kemampuan toleransi tubuh


terhadap insulin. Pada kehamilan dini (sebelum usia 20 minggu), sel-sel

sangat responsif terhadap insulin dan kadar glukosa di dalam darah

kemungkinan akan lebih rendah dibanding biasanya. Hal ini juga yang

menjadi alasan beberapa wanita hamil mengalami mual dan muntah jika

tidak ada asupan makanan selama kurun waktu yang lama, misalnya

sepanjang malam. Pada diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan

disebabkan karena kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh

yang dibutuhkan untuk membawa glukosa untuk melewati membran sel.

Tingginya kadar glukosa darah menyebabkan ginjal harus

mengsekesikannya melalui urine dan bekerja keras sehingga ginjal tidak

dapat menanggulanginya sebab peningkatan laju filter glonurulus dan

penurunan kemampuan tubulus renalif profesional/renalis untuk

mereabsorbsi glukosa.Penyakit diabetes dapat merupakan kelainan herediter

dengan cara insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah,

konsentrasi gula darah tinggi.


3. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

Gejala dan tanda-tanda DM dapat digolongkan menjadi gejala akut dan

gejala kronik. Gejala Akut Penyakit Diabetes mellitus. Gejala penyakit DM

dari satu penderita ke penderita lain bervariasi bahkan, Mungkin tidak

menunjukkan gejala apa pun sampai saat tertentu. Pada permulaan gejala yang

ditunjukkan meliputi serba banyak (Poli), yaitu:

 Banyak makan (poliphagia).

 Banyak minum (polidipsia).

 Banyak kencing (poliuria).

 Bila keadaan tersebut tidak segera diobati, akan timbul gejala:

 Banyak minum.

 Banyak kencing.

 Nafsu makan mulai berkurang/ berat badan turun dengan cepat (turun 5-

10 kg dalam waktu 2-4 minggu).

 Mudah lelah.

Bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual, bahkan penderita

akan jatuh koma yang disebut dengan koma diabetik. Gejala kronik yang

sering dialami oleh penderita Diabetes melitus adalah sebagai berikut:

 Kesemutan.

 Kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum.

 Rasa tebal di kulit.


 Kram.

 Capai.

 Mudah mengantuk.

 Mata kabur, biasanya sering ganti kacamata

 Gatal di sekitar kemaluan terutama wanita.

 Gigi mudah goyah dan mudah lepas kemampuan seksual menurun,bahkan

impotensi.

 Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam

kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg.

4. Pencegahan Diabetes Mellitus

A. Mengetahui apa itu Diabetes

Sebelum memulai tindakan pencegahan terhadap diabetes, sangat

penting untuk mengetahui apa sebenarnya diabetes itu. Setelah Anda akrab

dengan penyakit ini, Anda dapat memulai terapi pencegahan Anda dengan

mudah.

B. Mengurangi porsi makan

Mengurangi porsi makan setiap hari bisa menjadi cara terbaik untuk

menghindari diabetes.

C. O lahraga

Berolahraga setiap hari membantu menjaga berat badan yang sehat,

menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas Anda


terhadap insulin. Jadi, berolahragalah setiap hari selama minimal 30 menit

untuk menjaga tingkat gula darah dalam rentang normal.

D. Menurunkan berat badan

Berat badan berlebih dapat menjadi memperbesar risiko seseorang terkena

diabetes. Jadi, pastikan bahwa Anda dapat menurunkan berat badan dan

menjaganya tetap normal.

E. Sarapan sangat penting

Tidak peduli seberapa bencinya Anda pada sarapan, sangat penting untuk

sarapan setiap hari. Hal itu membantu mengurangi risiko terkena diabetes.

Makan sarapan yang sehat tidak hanya membantu mengontrol nafsu

makan, tetapi juga membantu mengontrol konsumsi kalori.

F. Hindari makanan berlemak

Junk food dan makanan yang biasa Anda beli di jalan umumnya tinggi

lemak jenuh, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat di tubuh. Ini

pada gilirannya juga dapat mempengaruhi tingkat gula darah dalam tubuh.

Jadi, hindari junk food dan makanan berlemak lainnya.

G. Hindari minuman manis

Soda, minuman ringan atau berperasa dapat meningkatkan risiko terkena

diabetes. Semua minuman berpemanis merupakan sumber gula yang tak

terlihat, yang dapat meningkatkan kadar gula darah Anda.

H. Makan banyak sayuran

Daging memang lezat, namun Anda tidak harus memakannya setiap hari,
karena dapat menimbulkan risiko diabetes. Dengan demikian, perbanyak

konsumsi sayuran setiap hari. Mereka akan membantu Anda mencegah

diabetes.

I. Hindari stres

Stres yang berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah Anda. Jadi,

kurangi tingkat stres dengan berlatih yoga, meditasi atau latihan

pernapasan.

J. Tidur nyenyak

Mendapatkan setidaknya enam jam tidur di malam hari sangat penting

untuk mencegah diabetes. Kurang tidur dapat meningkatkan hormon

kortisol dalam tubuh, yang dapat meningkatkan tingkat insulin dan

menyebabkan ketidakseimbangan gula darah. Selain itu, tidur yang tidak

nyenyak juga bisa membuat nafsu makan menggila.

1.4. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil pengkajian di Dusun Cibiru Rt.02/Rw.10 Desa

Cipacing didapatkan adanya permasalah ; banyakya warga Rt. 02 yang

beresiko mengalami penyakit Diabetes Mellitus. Oleh karena itu informasi

terkait diabetes melitus perlu segera diketahui oleh warga Rt.02.


1.5. Tujuan Kegiatan

A. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan (penkes) warga yang sehat dan

bersiko dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit diabetes.

B. Tujuan Khusus

a. Klien yang sehat dan beresiko dapat menjelaskan definisi Diabetes

Mellitus (DM) dengan benar.

b. Klien yang sehat dan beresiko dapat menyebutkan tanda dan gejala

Diabetes Mellitus (DM) dengan benar.

c. Klien yang sehat dan beresiko dapat menjelaskan cara mencegah

(DM) dengan tepat.

d. Klien yang sehat dan beresiko dapat menjelaskan mengenai macam-

macam jenis Diabetes Mellitus (DM)

1.6. Manfaat Kegiatan

A. Memberikan tambahan pengetahuan bagi para warga Rt..01 dusun cibiru

mengenai penyakit Diabetes Mellitus.

B. Sebagai sarana untuk bertukar pikiran dan pada akhirnya masyarakat

dapat melakukan pencegahan terhadap diabetes mellitus.


BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 Khalayak Sasaran Strategi

Peserta yang akan menjadi sasaran pada kegiatan ini adalah seluruh masyarakat

yang sehat dan beresiko. Ada dua hal yang menjadi dasar kenapa kegaiatan ini

dilakukan, yaitu: (1) untuk mensosialisakikan pentingnya mengetahui informasi

terkait diabetes mellitus (2) sebagai upaya dalam menurunkan angka kesakitan

akibat penyakit diabetes mellitus.

2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Metode yang dipilih dalam melaksanakan kegiatan pengabdian ini

dilakukan dengan melakukan penyuluhan. Sasaran yang diutamakan adalah ibu

hamil dengan risiko tinggi. Adapun metode yang akan digunakan : Ceramah

Interaktif

Metode ini dipilih untuk menyampaikan konsep – konsep yang penting

untuk dimengerti dan dikuasai oleh peserta penyuluhan. Penggunaan metode ini

dengan pertimbangan bahwa metode ceramah yang dikombinasikan dengan

gambar – gambar, anmasi dan display dapat memberikan materi relative banyak

secara padat, cepat dan mudah.


2.3 Langkah – langkah Kegiatan

1. Tahap persiapan

a. Menyusun proposal (Pre planning) Penyuluhan pencegahan diabetes

mellitus Membentuk.

b. Melakukan koordinasi dan perizinan untuk tempat penyuluhan

c. Menyiapkan undangan peserta dan mendistribusikannya

d. Menyiapkan leaflet materi diabete

e. Menyiapkan Pemateri/narasumber

f. Menyiapkan soal pre/post tes

g. Menyiapkan perlengkapan (meja, karpet, sound, infokus, laptop dll)

2. Tahap pelaksanaan

a. Tempat : posyandu Dsn. Cibiru RT.02/Rw.10 Ds. Cibiru

b. Waktu :

Hari : Sabtu

Tanggal : 7 april 2018

Pukul : 10.30 – 11.10 WIB

c. Narasumber : mahasiswa STIkes Bhkti Kencana

d. Strategi/langkah Pelaksanaan

1. Kegiatan :

a. Kegiatan pendahuluan :

• Registrasi Peserta
• Pembukaan

• Penjelasan tujuan Pelatihan Kader Posbindu.

• Dinamika Kelompok (Perkenalan)

• Pre tes

b. Kegiatan inti :

• Pemaparan materi

c. Kegiatan penutup :

• Post tes

• Penutupan

2. Metode Pelatihan :

Metode pelatihan bervariasi seperti : Ceramah, Tanya Jawab,

Curah Pendapat dan Role play.

3. Media : Presentasi power point, leaflet.

2.4 Faktor Pendukung dan Penghambat

Berdasarkan evaluasi, secara garis besar faktor pendukung dan penghambat

tersebut diantaranya :

1. Evaluasi Struktur : semua tahap persiapan sudah disiapkan dengan baik

2. Evaluasi Proses : pelaksanaan pelatihan berjalan dengan lancar

3. Peserta : peserta mengikuti penyuluhan dengan respon positive.


BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan pendidikan kesehatan (penyuluhan) yang dilaksanakan dengan acara

tatap muka. Pengembangan media pembelajaran berjalan degan baik dan lancar.

Pertemuan tatap muka dengan metode ceramah, dilanjutkan dengan tanya jawab

dan menggali permasalahan atau hambatan.

Untuk membuat media pembelajaran, mulai dari pemilihan materi,

penyusunan, pemilihan huruf, pemberian efek dan animasi dan tampilan.

Kegiatan ini dilaksanakan selama 40 menit.. Peserta kegiatan berjumlah 15

kader. Dari kegiatan tampak bahwa sasaran masih belum memahami tentang

tentang penyakit diabetes. Acara kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab.

Berbagai pertanyaan diajukan secara antusias oleh para peserta dalam sesi tanya

jawab.

Aspek-aspek yang dinilai selama pelatihan:

1. Proses pelaksanaan

a. penilaian untuk mngetahui proses penyelenggaraan pelatihan

b. komponen yang dinilai:

 penerimaan panitia

 akomodasi dan konsumsi peserta

 penyediaan materi pelatihan


 penyediaan ruang

 penyediaan alat bantu

 bantuan panitia dalam menyelesaikan masalah penyuluhan

 kegunaan materi penyuluhan

2. panitia

a. penilaian untuk mengetahui tingkat kemampuan, pengetahuan,

keterampilan dan sikap pemateri dalam memberikan pembelajran.

b. komponen yang dinilai:

 kemampuan pemateri dalam menggunakan metoda pembelajaran

 kemampuan pemateri dalam menyampaikan materi

 kemampuan pemateri dalam menanggapi pertanyaan

 penguasaan materi

 keterampilan panitia dalam mengevaluasi pembelajaran

 kemampuan panitia dalam membuat rangkuman

 kemampuan panitia dalam mengatur waktu presentasi

3. peserta

a. penilaian untuk mengetahui tingkat penyerapan materi oleh peserta latih

dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap.

b. komponen yang dinilai:


1. kemampuan peserta menerima materi

2. kemampuan peserta memahami materi yang disampaikan

3. kemampuan peserta dalam mengungkapkan permasalahannya


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari penyuluhan masyarakat yang telah dilaksanakan ini dapat diambil

kesimpulan bahwa:

1. Penyuluhan di masyarakat yang mengambil tema pencegahan diabetes dapat

berjalan dengan lancar meskipun dengan sarana/media yang sederhana, para

peserta dapat menerima materi atau informasi yang telah disampaikan .

Dilihat dari hasil kuis secara lisan yang diberikan kepada peserta, peserta

meningkat pengetahuannya dengan menjawab pertanyaan kuis dengan benar.

2. Penyuluhan di masyarakat yang mengambil tema Diabetess Mellitus dapat

berjalan lancar dengan menggunakan media yang sederhana di masyarakat,

khususnya para ibu-ibu pengajian dapat mengetahui informasi yang amat

penting mengenai DM. Tingkat kebenaran mengenai pertanyaan kuis secara

lisan yang diberikan juga mengalami peningkatan, dengan demikian ini berarti

apa yang telah disampaikan pada saat penyuluhan dapat diterima oleh peserta.

4.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai