Pendahuluan
Hal ini diduga karena penyakit ini merupakan penyakit yang akut dan kualitas
yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi
yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode
pasien dengan penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA
berkisar 30 – 70 kali lebih tinggi dari negara maju dan diduga 20% dari bayi yang
lahir di negara berkembang gagal mencapai usia 5 tahun (25 – 30% dari kematian
anak disebabkan oleh ISPA). Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
pada tahun 2002, penyakit saluran napas merupakan penyebab kematian nomor 2
di Indonesia (3,4).
Rumah sakit merupakan salah satu dari pusat pelayanan kesehatan. Rumah
sakit Koja merupakan rumah sakit pelayanan kesehatan milik Pemda yang terletak
jumlah pasien ISPA pada tahun 2011 sebanyak 2778 orang dan merupakan urutan
ke 4 dari 10 besar daftar penyakit terbanyak yang ada di rumah sakit tersebut.
tingginya orang bebas mengkonsumsi seperti antibiotik, influenza dan obat batuk.
meskipun sebagian besar penyebab dari penyakit ini adalah virus. Antibiotik
(1)
hanya perlu diberikan apabila penyebab penyakit adalah bakteri . Atas dasar
Akut (ISPA) pada pasien umum bagian rawat jalan di Poliklinik Anak Rumah
pasien rawat jalan Poli Anak Rumah Sakit Umum Daerah Koja periode Januari –
Maret 2012?
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada pasien rawat jalan di Poliklinik
Anak Rumah Sakit Umum Daerah Koja periode Januari – Maret 2012.
dan persentase :
1. Pasien ISPA berdasarkan kelompok umur anak.
2. Jumlah peresepan berdasarkan kelas terapi.
3. Jenis obat ISPA yang banyak diresepkan.
dalam peresepan ISPA pada pasien rawat jalan di Poliklinik Anak RSUD Koja
peresepan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada pasien rawat jalan di Poli
RSUD Koja.
Bab II
Tinjauan Pustaka
mulai diperkenalkan pada tahun 1984 setelah dibahas dalam lokakarya Nasional
ISPA di Cipanas. Istilah ini merupakan padanan istilah bahasa Inggris Acute
dua pendapat berbeda, pendapat pertama memilih istilah ISPA (infeksi saluran
pernapasan akut) dan pendapat kedua memilih istilah ISNA (infeksi saluran napas
lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran
bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan
pleura.
1. Pneumonia berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada ke
3. Bukan pneumonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada ke dalam, tanpa napas cepat. Penyakit
batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian
atas lainnya.
ISPA lain seperti faringitis, tonsilitis dan otitis belum dicakup program (5).
dan ricketsia. Ada bermacam – macam jenis kuman yang dapat menimbulkan
1. ISPA ringan
2. ISPA sedang
3. ISPA berat
Pembagian derajat ISPA ini berdasarkan gejala – gejala dan tanda – tandanya.
Pada dasarnya ISPA ringan dapat berkembang menjadi ISPA sedang atau ISPA
gejala ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala – gejala berikut :
a. Pernapasan lebih dari 50x permenit pada anak yang berumur kurang dari satu
tahun atau lebih dari 40x permenit pada anak yang berumur satu tahun atau
lebih.
b. Suhu lebih dari 39° C.
c. Tenggorokan berwarna merah.
d. Timbul bercak – bercak pada kulit menyerupai bercak campak.
e. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
f. Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).
g. Pernapasan berbunyi mencuit – cuit.
gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala – gejala
berikut :
a. Bibir atau kulit membiru.
b. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu
bernapas.
c. Anak tidak sadar atau kesadarannya menurun.
d. Pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah.
e. Pernapasan berbunyi mencuit – cuit dan anak tampak gelisah.
f. Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernapas.
g. Nadi cepat lebih dari 160x permenit atau tak teraba.
h. Tenggorokan berwarna merah.
Salah satu faktor yang berpengaruh pada timbulnya ISPA dan berat ringannya
penyakit adalah daya tahan tubuh anak. Daya tahan tubuh anak dipengaruhi pula
1. Keadaan gizi
Keadaan gizi adalah suatu faktor yang sangat bagi timbulnya ISPA. Telah
diteliti bahwa memang ada hubungan yang erat antara terjadinya infeksi dengan
keadaan gizi. Anak yang keadaan gizinya kurang atau buruk akan mudah
mengalami infeksi. Hal ini disebabkan karena pada anak yang gizinya kurang,
pembuatan zat antibodi terganggu karena zat – zat makanan dalam tubuh tidak
cukup untuk membentuk zat antibodi. Zat antibodi sangat penting bagi pertahanan
tubuh untuk mencegah atau mengatasi terjadinya infeksi. Zat antibodi terdapat di
dalam sel tubuh dan dalam darah. Jika terjadi wabah campak di suatu daerah,
seringkali anak yang gizinya kurang, penyakitnya cepat memburuk dan akhirnya
meninggal (6).
yang berumur sekitar 5 – 9 bulan. Kekebalan bawaan ini didapatkan bayi dari
ibunya pada waktu dalam kandungan. Dengan adanya kekebalan bawaan ini bayi
terhindar dari penyakit difteri dan campak. Kekebalan dapat pula diperoleh
melalui infeksi – infeksi ringan oleh penyakit tertentu sehingga anak kebal
3. Lingkungan
Lingkungan khususnya perumahan sangat berpengaruh pada daya tahan
tubuh. Perumahan yang padat, sempit, kotor, tidak mempunyai sarana air bersih
menular dan terinfeksi oleh berbagai kuman yang berasal dari tempat yang kotor
tersebut. Rumah yang tidak cukup mempunyai aliran udara bersih dan
penghuninya sering menghisap asap dapur atau asap rokok yang terkumpul dalam
suportif. Terapi suportif yang digunakan dalam pengobatan ISPA terdiri dari
mukolitik (1).
2.6.1 Antibiotik
Antibiotika adalah zat – zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat – zat ini yang
2. Sefalosporin
permukaan membran sel sehingga dinding sel bakteri tidak terbentuk yang
3. Makrolida
spektrum aktivitas luas. Aksi yang ditimbulkannya adalah bakteriostatik yang luas
terhadap gram positif, gram negatif, chlamidia, mycoplasma bahkan ricketsia (1).
5. Quinolon
6. Sulfonamida
kotrimoksazol (1).
1. Analgetik – Antipiretik
biasa digunakan dalam pengobatan ISPA adalah ibuprofen, methampiron dan lain
– lain.
2. Antihistamin
Antihistamin adalah zat – zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek
saingan).
Salah satu jenis antihistamin yang sering digunakan pada pasien ISPA adalah
meredakan batuk yang cukup baik, sehingga sering digunakan dalam sediaan obat
(8)
batuk . Contoh antihistamin lain yang umumnya digunakan pada pasien ISPA
5. Kortikosteroid
infeksi virus, selain itu juga pada infeksi bakteri untuk melawan reaksi
6. Dekongestan
Dekongestan digunakan untuk membuka saluran yang tersumbat (hidung
kombinasi untuk flu (8). Contoh lain obat – obat dekongestan yang dipakai pada
7. Bronchodilator
Salbutamol adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati sesak yang
pertama yang pada dosis biasa memiliki daya kerja yang lebih kurang spesifik
8. Mukolitik
Mukolitik merupakan obat yang dipakai untuk mengencerkan mukus yang
Contoh mukolitik yang umumnya digunakan pada pasien ISPA antara lain
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lembar resep pasien ISPA di
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh lembar resep pasien ISPA di
data pasien ISPA dilihat berdasarkan buku daftar pasien anak yang berisi nama
pasien, umur, nomor rekam medis dan diagnosa penyakit, kemudian dilakukan
pencatatan data pasien ISPA dari lembar resep yang meliputi umur pasien,
distribusi frekuensi.
Bab IV
Gambaran Umum Tempat Pengambilan Data
pelayanan kesehatan sederhana yang dirintis oleh dr. Arif pada tanggal 8 Agustus
1952. Peletakan batu pertama pembangunan RSUD Koja dilakukan oleh gubernur
DKI Jakarta yang ketika itu dijabat oleh Bapak Syamsurizal. Penggunaannya
mulai diresmikan pada tahun 1954 yang bermula dari balai pengobatan umum dan
wilayah Jakarta Utara yang merupakan rumah sakit kelas B non pendidikan, yang
secara teknis operasional mengacu kepada Perda DKI Jakarta No. 74/2009 tentang
susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dinas Kesehatan
DKI Jakarta.
Instalasi rawat jalan RSUD Koja melayani kunjungan dari pukul 07.30 wib-
12.00 wib, dan beberapa dokter spesialistik melanjutkan pelayanan pada sore hari
mulai pukul 14.00 wib-16.00 wib. RSUD Koja memiliki poliklinik spesialistik
2. Spesialis Anak
3. Spesialis Kebidanan
5. Spesialis Jantung
6. Spesialis Bedah
7. Spesialis Jiwa
8. Spesialis Akupuntur
Selain itu Instalasi Rawat Jalan juga ditunjang dengan beberapa Poliklinik Sub
Spesialis seperti :
3. Bedah Saraf
Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu unit di rumah sakit yang
Rumah Sakit Umum Daerah Koja yang secara struktural berada di bawah satuan
fungsional.
dibagi menjadi tiga, yaitu pasien umum, Askes dan pihak ketiga. Pasien pihak
a. Gakin
fotokopi rujukan dari puskesmas, fotokopi Kartu Keluarga dan fotokopi KTP
masing-masing satu lembar. Fotokopi kartu Gakin dan fotokopi resep dokter
b. SKTM
fotokopi KTP, fotokopi surat rujukan dari puskesmas dan fotokopi Kartu
Keluarga masing-masing satu lembar. Fotokopi resep dokter dan fotokopi Surat
petugas farmasi, harus ada surat verifikasi yang ditebus di Sudinkes wilayah
setempat dengan status miskin maka dianggap SKTM dengan standar Gakin.
c. Jamkesmas
pukul 08.00 wib-12.00 wib dan melanjutkan pelayanan pada sore hari pukul 15.00
Bab V
diperoleh data sebanyak 223 lembar resep pasien rawat jalan poli anak seperti
Tabel 5.1 Pasien ISPA rawat jalan di Poliklinik Anak RSUD Koja periodeJanuari-
Maret 2012
1 0 – 28 hari 0 0 0 0
2 28 – 1 tahun 55 51 106 47.53
3 1 – 4 tahun 32 46 78 34.98
4 5 – 14 tahun 17 22 39 17.49
Total 104 119 223 100
% (46.64) (53.36)
*kelompok umur dari rekam medis RSUD Koja
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah pasien ISPA rawat jalan di Poliklinik
Anak RSUD Koja berdasarkan kelompok umur periode Januari – Maret 2012
yang terbanyak adalah umur 28 hari – 1 tahun sebanyak 106 pasien (47.53%) dan
dan yang paling sedikit adalah kelompok usia 5 – 14 tahun sebanyak 39 pasien
perempuan 119 (53.36%) dibandingkan laki – laki sebanyak 104 orang (46.64%).
Tabel 5.2 Kelas terapi obat yang diresepkan pada pasien rawat jalan di Poliklinik
Anak RSUD Koja periode Januari-Maret 2012
No Kelas Terapi Lembar Jumlah Persentase
Resep R/ (%)
1 Antibiotik 188 192 84,30
2 Mukolitik 155 159 69,51
3 Kortikosteroid 133 133 59,64
4 Antihistamin 128 185 57,40
5 Bronchodilator 128 136 57,40
6 Analgetik – Antipiretik 114 120 51,12
7 Dekongestan 81 81 36,32
Total Lembar Resep (Total R/) 223 (1006)
jadi setiap pasien mendapat 4R - 5R/. Tabel 5.2 menunjukkan bahwa diantara 223
lembar resep, lembar resep yang mengandung antibiotik sebanyak 188 lembar
(84.30%) dengan jumlah R/ sebanyak 192 R/. Peresepan obat ISPA yang paling
Tabel 5.3 Antibiotik yang diresepkan pada pasien rawat jalan di Poliklinik Anak
RSUD Koja periode Januari-Maret 2012
No Antibiotik Generik Dagang Jumlah Persentase
R/ (%)
1 Cefixime 41 38 79 41,15
2 Cefadroxil 39 14 53 27,60
3 Azitromicin 15 7 22 11,46
4 Erythromicin 0 10 10 5,21
5 Co Amoxiclav 1 8 9 4,69
6 Amoxicillin 5 1 6 3,13
7 Velodine 0 4 4 2,08
8 Chloramphenicol 3 0 3 1,56
9 Thiamphenicol 0 3 3 1,56
10 Cotrimoxazole sirup 2 0 2 1,04
11 Spiramycin 1 0 1 0,52
Total 107 85 192 100
% 55,73 44,57
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa jenis antibiotik yang paling sering
diresepkan dalam pengobatan ISPA pada pasien rawat jalan di Poliklinik anak
RSUD Koja adalah cefixime sebanyak 79 R/ (41,15%) dan antibiotik yang paling
Berdasarkan tabel 5.4 jenis antihistamin yang paling banyak diresepkan pada
pasien ISPA rawat jalan di Poliklinik anak RSUD Koja adalah CTM sebanyak 67
Tabel 5.5 Mukolitik yang diresepkan pada pasien rawat jalan di Poliklinik Anak
RSUD Koja periode Januari-Maret 2012
No Zat Aktif Generik Dagang Jumlah Persentase
R/ (%)
1 Ambroxol 33 32 65 40.88
2 Erdostein 0 49 49 30.82
3 Bromhexin 10 35 45 28.30
Jumlah Total 43 116 159 100
% 27.04 72.96
Berdasarkan tabel 5.5 jenis mukolitik yang paling sering diresepkan pada
pasien rawat jalan di RSUD Koja adalah ambroxol sebanyak 65 R/ (40.88%) dan
Berdasarkan tabel 5.6 jenis bronchodilator yang paling banyak diresepkan pada
pasien rawat jalan di poliklinik anak RSUD Koja adalah salbutamol sebanyak 73
Tabel 5.7 Kortikosteroida yang diresepkan pada pasien rawat jalan di Poliklinik
Anak RSUD Koja periode Januari-Maret 2012
No Zat Aktif Generik Dagang Jumlah Persentase
R/ (%)
1 Prednison 77 0 77 57,89
2 Metilprednisolone 20 24 44 33.08
4 Dexamethasone 11 0 11 8.27
5 Triamcinolone 0 1 1 0.75
Total 108 25 133 100
% 81.20 18.80
Berdasarkan tabel 5.7 jenis kortikosteroida yang paling sering diresepkan pada
pasien ISPA rawat jalan di poliklinik anak RSUD Koja adalah prednison yaitu
R/ (0,75%).
Tabel 5.8 Analgetik – Antipiretik yang diresepkan pada pasien rawat jalan di
Poliklinik Anak RSUD Koja periode Januari-Maret 2012
No Zat Aktif Generik Dagang Jumlah Persentase
R/ (%)
1 Paracetamol 57 35 92 76.67
2 Ibuprofen 10 16 26 21.67
3 Metamizol Sodium 0 2 2 1.67
Jumlah total 67 53 120 100
% 55.83 44.17
Tabel 5.8 Jenis analgetik – antipiretik yang paling banyak diresepkan pasien
5.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dari tabel 5.1 diperoleh jumlah pasien ISPA
rawat jalan di poliklinik anak RSUD Koja berdasarkan kelompok umur anak
periode Januari hingga Maret yang terbanyak adalah kelompok umur 28 hari – 1
tahun sebanyak 106 pasien (47.53%). Hal ini disebabkan karena bayi dan balita
umumnya sangat rentan terhadap berbagai penyakit (9). Dari jumlah pasien
sebanyak 223 pasien, sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar
119 orang (53,36%) dan sisanya laki – laki sebanyak 104 pasien (46,64%).
dalam pengobatan ISPA pada pasien rawat jalan di poliklinik anak RSUD Koja
adalah golongan antibiotik sebanyak 188 lembar (84,30%) dari 223 lembar resep.
penyebabnya adalah virus, namun untuk daerah yang belum memiliki fasilitas
berlangsung cepat (4). Kelas terapi yang paling sedikit diresepkan adalah golongan
digunakan sebagai terapi simtomatik pada beberapa kasus infeksi saluran nafas
karena efeknya terhadap nasal yang meradang, sinus serta mukosa tuba eustachius
(1)
.
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa jenis antibiotik yang paling sering
diresepkan dalam pengobatan ISPA pada pasien rawat jalan di Poliklinik anak
turunan sefalosporin generasi ketiga yang memiliki aktivitas yang kuat terhadap
kuman gram negatif dan lebih luas meliputi pseudomonas dan bakteroides (8). Dari
jumlah 192 R/ antibiotik, antibiotik dengan nama generik yang paling sering
dengan nama generik dan dagang, seharusnya sebagai rumah sakit umum daerah
efek samping sedatif yang ringan dan sering kali digunakan dalam obat batuk (8).
Berdasarkan tabel 5.5 jenis mukolitik yang paling sering diresepkan pada
Ambroxol adalah obat yang berdaya merombak dan melarutkan dahak sehingga
mukolitik ini efektif digunakan pada batuk dengan dahak yang kental sekali
pada pasien rawat jalan di poliklinik anak RSUD Koja adalah salbutamol
banyak diresepkan dalam pengobatan ISPA pada pasien rawat jalan di poliklinik
diresepkan pasien ISPA rawat jalan di poliklinik anak RSUD Koja adalah
untuk menurunkan demamnya, karena anak dengan pneumonia akan lebih sulit
Bab VI
6.1 Kesimpulan
Jumlah dan persentase peresepan ISPA pada pasien rawat jalan di Poliklinik
(53,36%) pasien perempuan dan 104 (46,64%) pasien laki – laki. Kelompok
sebanyak 73 R/ (53.68%).
5.2 Saran
Instalsi Farmasi RSUD Koja, misalnya dari Poli lain seperti Poli paru dan
lainnya.
antibiotik lebih dari satu pada pasien ISPA di Poliklinik Anak RSUD Koja.
Daftar Pustaka