Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2

ASKEP KANKER PROSTAT

OLEH KELOMPOK 4 :

Widya Rahmah 1902020

Ainil Hamni 1902003

Ratna Sofianti 1902014

Natasya Fadila Zahara 1902026

Adhelya Mutia Indah A 1902001

Dosen Pengampu :

Ns. Siska Sakti Angraini, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Kami haturkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah mengenai “ASKEP KANKER PROSTAT”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembentukan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa sepenuhnya masih ada
kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan
tangan tebuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah
tentang ASKEP Kanker Prostat ini dapat membeikan manfaat maupun inspirasi
bagi semua pembaca.

Padang, 24 Mei 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Definisi ........................................................................................................... 3

B. Etiologi Penyakit Kanker Prostat ................................................................... 6

C. Gejala Penyakit Kanker Prostat ...................................................................... 7

D. PATOFISIOLOGI .......................................................................................... 9

E. Faktor Risiko Kanker Prostat ....................................................................... 10

F. Pencegahan / Penanggulangan Penyakit Kanker Prostat .............................. 13

G. Penanggulangan / Pengobatan Penyakit Kanker Prostat .............................. 14

BAB III ................................................................................................................. 17

ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................................... 17

A. Pengkajian .................................................................................................... 17

B. Diagnosa Keperawatan ................................................................................. 24

C. RENCANA TINDAKAN PERAWATAN................................................... 25


ii
D. TINDAKAN KEPERAWATAN ................................................................. 28

E. EVALUASI .................................................................................................. 30

BAB IV ................................................................................................................. 32

PENUTUP ............................................................................................................. 32

A. Kesimpulan .................................................................................................. 32

B. Saran ............................................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker merupakan suatu penyakit sel yang ditandai dengan hilangnya
fungsi kontrol sel terhadap regulasi daur sel pada organisme multiseluler.
Penyebab penyakit ini diduga karena peningkatan industri, perubahan pola
makan maupun gaya hidup. Kanker juga merupakan penyakit yang paling
ditakuti karena disamping biaya pengobatan yang sangat mahal, penyakit ini
selalu mengakibatkan penderitaan bahkan kematian bagi orang yang
menderitanya.
Penyakit kanker dapat menyerang semua tingkatan sosial dalam
masyarakat dan semua umur. Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius
di Indonesia. Insidennya semakin meningkat. Di dunia, diperkirakan 7,6 juta
orang meninggal akibat kanker pada tahun 2005 (WHO,2005) dan 84 juta
orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan. Kanker merupakan
penyebab kematian no.6 di Indonesia (depkes,2003), dan diperkirakan
terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk per
tahunnya. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian kanker
antara lain faktor geografis (misal kanker serviks lebih banyak di negara
asia), suku bangsa, variasi genetik, jenis kelamin (misal kanker payudara
lebih banyak pada wanita), dan pengaruh lingkungan (makanan, pola hidup).
Padahal sebenarnya banyak kematian akibat kanker dapat dihindari.

Menurut WHO, lebih dari 40% dari semua kanker dapat dicegah,
selebihnya dengan deteksi dini dan terapi yang tepat bahkan bisa
disembuhkan. Kalaupun dalam stadium lanjut penderitaan pasien dapat
dikurangi dengan perawatan dan pengobatan yang baik. Dari SUSENAS
(Sensus Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2004 diketahui sekitar 30%
masyarakat kita memilih mengobati diri sendiri dengan obat tradisional lokal
maupun impor. Karena kurangnya pengetahuan pasien kanker sering kali
tidak mengerti cara menilai efektif tidaknya suatu obat yang digunakan dan
1
terbawa iklan mengonsumsi obat selama berbulan-bulan tanpa evaluasi.
Akibatnya kebanyakan penderita akhirnya mencari bantuan ke dokter atau
terapis ahli lainnya sudah dalam stadium lanjut.
Disamping itu salah satu masalah yang mempersulit upaya pengobatan
penyakit kanker adalah kondisi sosial ekonomi sebagian besar masyarakat
yang masih kurang disertai dengan tingkat pendidikan dan faktor lingkungan
masyarakat yang kurang mendukung. Deteksi dini penyakit kanker masih
belum banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, karena
selain ketidaktahuan, ketidakpedulian, dan ketidakmampuan finansial, banyak
masyarakat yang takut menghadapi kenyataan.

B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Kanker Prostat ?
2. Apa Etiologi Penyakit Kanker Prostat ?
3. Apa Gejala Penyakit Kanker Prostat ?
4. Apa Patofisiologi Kanker Prostat ?
5. Apa Faktor Resiko Penyakit Kanker Prostat ?
6. Bagaiaman Pencegahan Penyakit Kanker Prostat ?
7. Bagaimana Penanggulangan/Pengobatan Penyakit Kanker Prostat ?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa pengertian Kanker Prostat
2. Untuk mengetahui Apa Etiologi Penyakit Kanker Prostat
3. Untuk mengetahui Apa Gejala Penyakit Kanker Prostat
4. Untuk mengetahui Apa Patofisiologi Kanker Prostat
5. Untuk mengetahui Apa Faktor Resiko Penyakit Kanker Prostat
6. Untuk mengetahui Apa Pencegahan Penyakit Kanker Prostat
7. Untuk mengetahui Bagaimana Pengobatan Penyakit Kanker Prostat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Kanker prostat adalah bentuk kanker yang berkembang di prostat, sebuah
kelenjar dalam sistem reproduksi laki-laki. kanker prostat Kebanyakan lambat
berkembang, namun terdapat kasus kanker prostat agresif. Sel-sel kanker
dapat metastasis (menyebar) dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama
tulang dan kelenjar getah bening. kanker prostat dapat menyebabkan rasa
sakit, kesulitan buang air kecil, masalah selama hubungan seksual, atau
disfungsi ereksi. Gejala lain yang berpotensi dapat mengembangkan selama
stadium penyakit.

Harga deteksi kanker prostat sangat bervariasi di seluruh dunia, dengan


Asia Selatan dan Timur deteksi lebih jarang daripada di Eropa, dan
khususnya Amerika Serikat. Kanker prostat cenderung untuk
mengembangkan pada pria berusia lebih dari lima puluh dan meskipun ini
adalah salah satu jenis kanker yang paling umum pada laki-laki, banyak yang
tidak pernah mengalami gejala, menjalani terapi tidak, dan akhirnya
meninggal karena penyebab lainnya. Hal ini karena kanker prostat adalah,
dalam banyak kasus, lambat berkembang, gejala-bebas, dan karena laki-laki
dengan kondisi yang lebih tua mereka sering mati karena sebab-sebab yang
tidak terkait dengan kanker prostat, seperti jantung / penyakit peredaran
darah, pneumonia, lainnya tidak terkait kanker, atau usia tua. Sekitar 2 / 3 dari
kasus lambat tumbuh “kucing”, yang lain ketiga lebih agresif, cepat
berkembang secara informal dikenal sebagai “macan”.

Kelenjar Prostat
Prostat adalah suatu kelenjar eksokrin dari sistem reproduksi pria. Fungsi
utamanya adalah untuk menyimpan dan mensekresi cairan bersih yang terdiri
dari sepertiga volume semen.

3
1. Prostat sehat berukuran sedikit lebih besar dari buah kenari
2. Ia terletak di bagian depan anus, tepat di bawah kandung kemih tempat
urin ditampung, dan mengelilingi saluran kemih (uretra) yang
mengeluarkan air kemih dari dalam tubuh
3. Kelenjar tersebut berperan sebagai bagian dari sistem reproduksi pria
dengan memproduksi cairan putih yang mengandung sperma
4. Prostat juga terdiri dari otot polos yang membantu mengeluarkan sperma
sewaktu ejakulasi; dengan demikian, masalah prostat dapat menyebabkan
impotensi.
Kelenjar prostat memiliki empat wilayah kelenjar yang berbeda:
1. Zone Periferal (ZP) – Bagian sub-kapsular dari aspek posterior kelenjar
prostat yang mengitari uretra distal dan meliputi hingga 70% kelenjar
prostat normal pada lelaki muda. Dari bagian kelenjar inilah lebih dari
70% penyakit kanker prostat berasal.
2. Zona Sentral (ZS) – Zona ini terdiri dari sekitar 25% kelenjar prostat
normal dan mengitari saluran-saluran ejakulasi. Tumor-tumor Zona Sentral
bertanggung jawab terhadap lebih dari 25% penyakit kanker prostat
seluruhnya.
3. Zona Transisi (ZT) – Zona ini bertanggung jawab terhadap 5% volume
prostat dan sangat jarang terkait dengan karsinoma. Zona Transisi
mengitari uretra proksimal dan merupakan wilayah kelenjar prostat yang
bertumbuh sepanjang hidup Anda. Zona ini terlibat dalam pembesaran
prostat jinak.

4. Zona Jaringan-Otot Anterior- Zona ini bertanggung jawab atas sekitar 5%


berat prostat, biasanya tanpa komponen kelenjar, dan hanya terdiri dari,
sebagaimana namanya, otot dan jaringan (fibrosa).
Gangguan Prostat

1. Tiga macam gangguan dapat terjadi dalam kelenjar prostat: peradangan


atau infeksi (prostatitis), pembesaran prostat jinak (benign prostatic
hyperplasia – BPH), dan kanker. Normal Meradang Membesar Prostatis (
Peradangan atau Infeksi )

4
a. Prostatitis merupakan istilah klinis untuk menjelaskan luasnya
spektrum gangguan yang merentang dari infeksi bakteri hingga
sindrom-sindrom nyeri kronis. Hal ini tidak menular (umumnya
tidak menular melalui hubungan seks)
b. Prostatitis Bakterial Akut merupakan gangguan yang kurang lazim
namun mudah didiagnosa dan diobati. Penyebabnya adalah bakteri
dan muncul tiba-tiba disertai menggigil dan demam, nyeri di bawah
punggung dan daerah alat kelamin, dan rasa terbakar atau nyeri
ketika berkemih. Indikasi-indikasi lainnya adalah kelebihan sel
darah putih dan bakteri di dalam urin.
c. Prostatitis (Non bakterial) Kronis (sindroma nyeri panggul kronis)
merupakan bentuk prostatitis yang paling lazim, namun kurang
dipahami. Ditemukan pada pria mulai dari akhir umur belasan,
gejala-gejalanya menghilang lalu kembali muncul tanpa tanda, dan
bisa saja berupa inflamasi atau non inflamasi. Dalam bentuk
inflamasi, urin, semen, dan cairan lainnya dari prostat tidak
menunjukkan bukti adanya suatu organisme penyebab infeksi yang
telah dikenal, tetapi memang mengandung jenis-jenis sel yang
biasanya dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi. Dalam bentuk
non-inflamasi, tidak terdapat bukti peradangan, termasuk adanya
sel-sel yang melawan infeksi.
d. Prostatitis inflamasi asimtomatik adalah diagnosis berupa tidak
adanya gejala-gejala, namun di dalam sperma pasien terdapat sel-
sel yang melawan infeksi. Hal ini sering ditemukan ketika dokter
sedang mencari penyebab ketidaksuburan atau sedang melakukan
pengujian kanker prostat.
2. BPH ( benign prostatic hyperplasia )
Merupakan masalah lazim ke dua yang dapat terjadi di dalam
prostat. “Benign / Jinak” berarti “bukan kanker” dan “hyperplasia” berarti
“pertumbuhan berlebih atau pembesaran.” Dengan bertambahnya usia pria,
kelenjar prostat perlahan-lahan membesar. Kelenjar tersebut cenderung
5
meluas di daerah yang tidak ikut membesar bersamanya, menyebabkan
tekanan pada saluran kemih, yang dapat menyebabkan masalah berkemih.
Desakan untuk sering berkemih, aliran kemih yang lemah, aliran
kemih terputus-putus dan menetes, seluruhnya merupakan gejala
pembesaran prostat. Paling buruk, BPH dapat menyebabkan kandung
kemih lemah, atau infeksi ginjal, sumbatan total aliran air kemih, dan
gagal ginjal.
3. Kanker Prostat
Merupakan salah satu penyakit kanker yang paling lazim pada pria
Amerika. Tidak ada tanda-tanda peringatan dini gejala kanker prostat.
Setelah tumor ganas menyebabkan kelenjar prostat membengkak secara
signifikan, atau setelah kanker menyebar luas melampaui prostat, gejala-
gejala berikut ini mungkin akan muncul:
a. Kebutuhan untuk sering berkemih, terutama pada malam hari
b. Kesulitan memulai atau menghentikan aliran kemih
c. Pancaran air kemih lemah atau terputus-putus
d. Sensasi nyeri atau terbakar pada saat berkemih atau ejakulasi
e. Ada darah dalam air kemih atau sperma

B. Etiologi Penyakit Kanker Prostat


Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya
ca prostat ; tetapi beberapa hipotesa menyebutkan bahwa hiperplasia prostat
erat kaitannya dengan Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab
timbulnya ca mammae adalah:
1. Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen
pada usia lanjut.
2. Peranan dari growth factor ( faktor pertumbuhan ) sebagai pemacu
pertumbuhan stroma kelenjar prostat.
3. Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang
mati

6
4. Teori sel stem menerangkan bahwa terjadinya proliferasi abnormal sel
stem sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan se epitel kelenjar
prostat menjadi berlebihan.

Kanker prostat dikelompokkan menjadi


a. Stadium 1 : benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik,
biasanya ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat
karena penyakit lain.
b. Stadium 2 : tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada
pemeriksaan fisik atau tes PSA.
c. Stadium 3 : tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum
sampai menyebar ke kelenjar getah bening.
d. Stadium 4 : kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening
regional maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru).

C. Gejala Penyakit Kanker Prostat


Biasanya kanker prostat berkembang secara perlahan dan tidak
menimbulkan gejala sampai kanker telah mencapai stadium lanjut. Kadang
gejalanya menyerupai BPH, yaitu berupa kesulitan dalam berkemih dan
sering berkemih. Gejala tersebut timbul karena kanker menyebabkan
penyumbatan parsial pada aliran air kemih melalui uretra.
Kanker prostat bisa menyebabkan air kemih berwarna merah (karena
mengandung darah) atau menyebabkan terjadinya penahanan air kemih
mendadak. Pada beberapa kasus, kanker prostat baru terdiagnosis setelah
menyebar ke tulang (terutama tulang panggul, iga dan tulang belakang) atau
ke ginjal (menyebabkan gagal ginjal). Kanker tulang menimbulkan nyeri dan
tulang menjadi rapuh sehingga mudah mengalami fraktur (patah tulang).
Setelah kanker menyebar, biasanya penderita akan mengalami anemia.
Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan menyebabkan kejang serta
gejala mental atau neurologis lainnya.

7
Gejala-Gejala Kanker Prostat
1. Sulit berkemih
Bisa berupa perasaan ingin berkemih tapi tidak ada yang keluar, berhenti
saat sedang berkemih, ada perasaan masih ingin berkemih atau harus
sering ke toilet untuk berkemih karena keluarnya sedikit–sedikit. Gejala
ini akibat membesarnya kelenjar prostat yang ada di sekitar saluran
kemih karena ada tumor di dalamnya sehingga mengganggu proses
berkemih.
2. Nyeri saat berkemih
Problem ini juga disebabkan adanya tumor prostat yang menekan saluran
kemih. Namun, nyeri ini juga bisa merupakan gejala infeksi prostat yang
disebut prostatitis. Bisa juga tanda hiperplasia prostat yang bukan
merupakan kanker.
3. Keluar darah saat berkemih
Gejala ini jarang terjadi, namun jangan diabaikan. Segeralah periksa ke
dokter meski darah yang dikeluarkan hanya sedikit, samar–samar atau
hanya berwarna merah muda. Kadangkala infeksi saluran kemih juga
bisa menyebabkan gejala ini.
4. Sulit ereksi atau menahan ereksi
Tumor prostat bisa saja menyebabkan aliran darah ke penis yang
seharusnya meningkat saat terjadinya ereksi menjadi terhalang sehingga
susah ereksi. Bisa juga menyebabkan tidak bisa ejakulasi setelah ereksi.
Tapi, pembesaran prostat bisa saja menyebabkan munculnya gejala ini.
5. Sulit Buang Air Besar
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan di depan rektum.
Akibatnya, bila ada tumor, pencernaan akan terganggu. Namun perlu
diingat, sulit BAB yang terus menerus terjadi juga bisa menyebabkan
pembesaran prostat karena terjadi tekanan pada kelenjar secara terus
menerus. Sulitnya BAB dan gangguan saluran pencernaan bisa juga
mengindikasikan kanker usus besar.
6. Nyeri terus menerus
8
Di punggung bawah, panggul atau paha dalam bagian atas. Sering kali,
kanker prostat menyebar di wilayah-wilayah ini, yaitu pada punggung
bawah, panggul dan pinggul sehingga nyeri yang sulit dijelaskan di
bagian ini bisa menjadi tanda adanya gangguan.
7. Sering berkemih di malam hari
Jika Anda sering terbangun di malam hari lebih dari sekali hanya untuk
berkemih, periksalah segera ke dokter.
8. Urin yang menetes atau tidak cukup kuat
Gejala ini mirip inkontinensia urin (ngompol). Urin tidak dapat ditahan
hingga perlahan keluar dan menetes. Atau kalau pun keluar aliran tidak
cukup kuat.

D. PATOFISIOLOGI
Penyebab Ca Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi
beberapa hipotesa menyatakan bahwa Ca Prostat erat hubungannya dengan
hipotesis yang disuga sebagai penyebab timbulnya Ca Mammae adalah
adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen
pada usia lanjut, hal ini akan mengganggu proses diferensiasidan proliferasi
sel. Difsreniasi sel yang terganggu ini menyebabkan sel kanker, penyebab
lain yaitu adanya faktor pertumbuhan yang stroma yang berlebihan serta
meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel-sel yang
mati sehingga menyebabkan terjadinya perubahan materi genetik. Perubahan
prolife sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar
prostat menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca Prostat (Price, 1995)
Kanker akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan
akan menghambat aliran urin,. Keadaan ini menybabkan penekanan
intraavesikal, untuk dapat mengeluarkan urinbuli-buli harus dapat
berkontraksi kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus
menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi detrusor,

9
trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divetikel buli-buli. Fase
penebalan ototdetrusor ini disebut fase kompensasi (Purnomo,2000)
Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan
pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary track symptom (LUTS)
yang dahulu dikenal dengan gejal-gejal prostatismus, dengan semakin
meningkatnya retensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase
dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksisehingga
terjadi retensi urin. Tekanan intravsikal yang semakin tinggi akan diteruskan
ke seluruh bagian buli-buli ke ureter atau terjadi refluk vesico-ureter.
Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter,
hidronefrosis,bahkan akhirnya akan dapat jatuh kedalam gagal ginjal (Price,
1995).
Berkembangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan
langsung ke uretra, leher kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca Prostat
dapat juga menyebar melalui jalur hematogen yaitu tulang –tulang pelvis
vertebra lumbalis, femur dan kosta. Metastasis organ adalah pada hati dan
paru (Purnomo,2000)
Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin
diantara otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Selain tu
terdapat degenerasi sel syaraf yang mempersarafi otot polos. Hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas pasca fungsional,
ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik, sehingga
otot detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot vesika tidak normal, maka terjadi
peningkatan residu urin yang menyebabkan hidronefrosis dan disfungsi
saluran kemih atas (Purnomo,2000)

E. Faktor Risiko Kanker Prostat


Pada kanker prostat walaupun belum ditemukan factor penyebab utamanya,
tetapi ada beberapa factor risiko yang diyakini sebagai penyebab terjadinya

10
kanker prostat yaitu : Faktor risiko yang mendapatkan dukungan ilmiah
(established risk factor
1. Usia Lanjut
Usia merupakan faktor risiko terbesar kanker prostat. Kanker prostat
jarang terjadi pada pria di bawah 40 tahun, namun risiko kanker prostat
akan meningkat setelah usia 50 tahun. Dua dari tiga kasus kanker prostat
ditemukan pada pria usia 65 tahun. Hal ini disebabkan karena risiko
penyakit pada usia lanjut meningkat seiring dengan proses penuaan dan
menurunnya berbagai fungsi fisiologis tubuh.
Semakin lanjut usia, risiko terjadinya kanker prostat meningkat
secara bermakna. Pria pada usia 50 tahun sekitar 33% memiliki tumor
prostat kecil. Sedangkan pada usia 80 tahun sekitar 70% pria dapat
dibuktikan secara histopatologi memiliki kanker prostat. Menurut
American Cancer Society, pada umumnya, kanker prostat berkembang
dengan perlahan.
2. Hormon Testosterone
Testosteron secara alami memacu pertumbuhan kelenjar prostat. Pria
yang menggunakan terapi testosteron, biasanya cenderung mengidap
kanker prostat. Banyak dokter menganggap, terapi testosteron akan
mempercepat berkembangnya kanker prostat yang awalnya sudah
tumbuh. Terapi testosteron jangka panjang pun akan menyebabkan
pembesaran kelenjar prostat.
3. Ras
Orang dari ras kulit hitam memiliki risiko dua kali lebih besar untuk
terjadi kanker prostat disbanding ras lain. Namun peningktan risiko ini
dianggap tidak independen, tetapi berhubungan dengan factor lain
(counfounding factors) yang berhubungan dengan ras. Misalnya
ditemukan titer hormone testosterone yang tinggi di kalangan kulit hitam
berisiko kanker.
4. Riwayat keluarga

11
Bila ada satu anggota keluarga yang mengidap penyakit ini maka
risiko meningkat menjadi dua kali bagi yang lain dan bila ada dua
anggota keluarga yang menderita penyakit ini maka risiko penyakit ini
menjadi 2-5 kali. Faktor ini berhubungan dengan factor genetic oleh
karena itu factor ini merupakan factor yang tidak dapat diubah dan
dihindari.
Tingginya kanker prostat pada ras tertentu (kaum kulit hitam)
membawa kecurigaan adanya peran factor genetic. Salah satu gen yang
paling dicurigai penyebab kanker prostat adalah mutasi gen p53. Menurut
American Cancer Society, kanker prostat paling jarang di pria Asia dan
paling sering terjadi di orang hitam, dan orang Eropa di tengahnya.
5. Pola makan
Pola makan merupakan changeable risk factor terjadinya kanker
prostat. Konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh yang tinggi
utamanya lemak hewani akan meningkatkan resiko terkena kanker
prostat. Peranan lemak dalam meningkatkan risiko kanker prostat terjadi
dengan beberapa mekanisme. Pertama lemak dapat mempengaruhi kadar
testosterone, suatu hormone yang diperlukan untuk sel-sel prostat baik
jinak maupun ganas.
Pria yang mengkonsumsi sedikit lemak akan mempunyai kadar
hormone testosterone yang relative rendah. Kedua, lemak adalah sumber
radikal bebas, dan yang ketiga adalah hasil metabolisme asam lemak
diduga merupakan zat karsinogenik, contohnya adalah asam lemak tidak
jenuh omega-6 yang dapat memacu pertumbuhan sel kanker prostat.
6. Virus
Jenis retrovirus, dikenal sebagai XMRV diidentikasi kemungkinan
sebagai penyebab kanker prostat.
 Chemoprevention
Berbagai bahan kimiawi obat dan zat lainnya yang diidentifikasi
dapat merangsang kanker. Yang tergolong bahan kimia salah satunya

12
adalah logam berat seperti cadmium yang terdapat pada baterai
bekas yang memang bisa memicu kanker prostat.
7. Banyak Duduk
Duduk berjam-jam di belakang meja ternyata meningkatkan risiko
kanker prostat. Hal ini didasarkan pada kesimpulan penelitian yang
dilakukan ilmuwan di Inggris baru-baru ini. Tim peneliti the university of
Athens mencoba menganalisis keterkaitan antara level aktivitas fisik di
tempat kerja dan tumbuhnya tumor. Peneliti menganalisis 320 pasien
kanker prostat dan dibandingkan dengan kelompok pria sehat. Seluruh
partisipan kemudian ditanyai tentang tipikal pekerjaan mereka.
Terungkap, pria yang bekerja sebagai pegawai, guru, atau pekerja
kantoran berisiko lebih tinggi ketimbang mereka yang lebih banyak
menghabiskan waktunya dengan berdiri atau bergerak ke sanakemari
seperti buruh pabrik, tukang roti, dan tukang cukur. Setiap pria yang
memasuki usia 45 tahun berpeluang mengalami pembesaran kelenjar
prostat. Jika pembesaran terjadi secara berlebihan hingga membengkak
sebesar buah jeruk, efeknya dapat menekan aliran kemih yang melalui
uretra. Kondisi inilah yang disebut BPH5.

F. Pencegahan / Penanggulangan Penyakit Kanker Prostat


Kanker prostat sendiri merupakan salah satu penyakit dengan tingkat
keganas yang tidak bisa diragukan lagi. Ada yang menyebutkan kanker
prostat sendiri sebagai penyakit utama kematian manusia diatas 74 tahun.
Untuk kita sebagai manusia perlu mengenal lebih dini apa itu penyakit
kanker prostat. Blogiztic akan mengulas cara ampuh mencegah penyakit
kanker prostat sebagai berikut. Adapun gejala penyakit kanker prostat seperti
yang sering dialami si penderita terbangun tengah malam untuk hajat
membuang air kecil. Dalam sehariannya si penderita kanker prostatbisa
membuang hajat 8 kali setiap harinya dan bisa muncul darah pada air seni
maupun sperma, disfungsi dan keluhan sakit pada bagian belakang.

13
Adapun cara ampuh pencegahan penyakit kanker prostat bisa anda
dapatkan sekarang juga. Berikut poin-poin yang diperlukan dalam
penanganan pencegahan masalah kanker prostatselengkapnya sebagai berikut:
1. Memperbaiki keadaan kesehatan umum
Menjaga agar berat badan berada pada berat ideal. Jika anda mempunyai
penyakit obesitasmaka dianjuran mengatur diet yang seimbang.
Disamping memperbaiki keadaan kesehatan ditambhakan untuk
melakukn kegiatan olahraga.
2. Minum banyak air
Minuman air sangatlah esensial untuk kesehatan karena membantu
mengurangi racun-racun dari dalam tubuh. Konsumsi air yang ideal setiap
hari adalah 6 – 8 gelas sehari. Hindari kopi dan teh secara berlebihan.
3. Mengurangi minuman beralkohol
Memakan makanan yang banyak mengandung likopen, contohnya
tomat dan buah bit.
4. Makanlah makanan yang mengandung asam lemak omega-3 sepert kacang
kedelai dan produknya seperti tofu, atau susu kacang kedelai, salmon, tuna
dan sarden.
5. Dianjurkan makan makanan yang mengandung beta karoten seperti wortel
6. Mengurangi konsumsi daging-dagingan dan lemak berlebihan
7. Mendapat cukup asupan selenium dan vitamin E
8. Kurangi stres dan depresi dari sekarang.

G. Penanggulangan / Pengobatan Penyakit Kanker Prostat


Cara pengobatan kanker prostat
Pilihan pengobatan bervariasi, tergantung kepada stadiumnya:
1. Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat)
dan terapi penyinaran

14
2. Jika kanker telah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal
(mengurangi kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan
testis) atau kemoterapi.
Pembedahan untuk kanker prostat
1. Prostatektomi radikal (pengangkatan kelenjar prostat) Seringkali dilakukan
pada kanker stadium A dan B. Prosedurnya lama dan biasanya dilakukan
dibawah pembiusan total maupun spinal. Sebuah sayatan dibuat di perut
maupun daerah perineum dan penderita harus menjalani perawatan rumah
sakit selama 5-7 harai.
2. Orkiektomi (pengangkatan testis, pengebirian)
Pengangkatan kedua testis menyebabkan berkurangnya kadar
testosteron, tetapi prosedur ini menimbulkan efek fisik dan psikis yang
tidak dapat ditolerir oleh penderita.
Orkiektomi adalah pengobatan yang efektif, tidak memerlukan
pengobatan ulang, lebih murah dibandingkan dengan obat-obatan dan
sesudah menjalani orkiektomi penderita tidak perlu menjalani perawatan
rumah sakit. Orkiektomi biasanya dilakukan pada kanker yang telah
menyebar.
Terapi penyinaran untuk pengobatan kanker prostat.
Terapi penyinaran terutama digunakan untuk mengobati kanker stadium
A, B dan C. Biasanya jika resiko pembedahan terlalu tinggi, maka dilakukan
terapi penyinaran. Terapi penyinaran terhadap kelenjar prostat bisa dilakukan
melalui beberapa cara:
1. Terapi penyinaran eksterna, dilakukan di rumah sakit tanpa perlu
menjalani rawat inap. Efek sampingnya berupa penurunan nafsu makan,
kelelahan, reaksi kulit (misalnya kemerahan dan iritasi), cedera atau luka
bakar pada rektum, diare, sistitis (infeksi kandung kemih) dan hematuria.
Terapi penyinaran eksterna biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu
selama 6-8 minggu.
2. Pencangkokan butiran yodium, emas atau iridium radioaktif langsung pada
jaringan prostat melalui sayatan kecil. Keuntungan dari bentuk terapi
15
penyinaran ini adalah bahwa radiasi langsung diarahkan kepada prostat
dengan kerusakan jaringan di sekitarnya yang lebih sedikit.
Pengobatan menggunakan obat :
 Manipulasi hormonal
Tujuannya adalah mengurangi kadar testosteron. Penurunan kadar
testosteron seringkali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan
dan penyebaran kanker. Manipulasi hormonal terutama digunakan
untuk meringankan gejala tanpa menyembuhkan kankernya, yaitu
misalnya pada penderita yang kankernya telah menyebar.

16
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. IDENTITAS

Nama : Tn. I.
Umur : 62 tahun.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia.
Agama : Islam.
Pekerjaan : Pensiunan Depdiknas.
Pendidikan : SMA.
Alamat : Jl. Ngagel Dadi 1 G / 15 Surabaya
Alasan Dirawat : BAK tidak lancar dan terasa nyeri, disertai darah merah
sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan Utama Sebelumnya: Mulai 1 minggu yang lalu kencing hanya
bisa menetes, tidak dapat tuntas, terasa ada sisa, pancaran tidak jauh ,
terasa nyeri/panas, serta disertai darah merah.
Saat Pengkajian : Nafsu makan menurun dan pasien sering bertanta
tentang keadaan penyakit yang diderita.
Upaya yang telah dilakukan : Berobat ke RS Haji Surabaya dan
mendapat obat, kemudian dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo.
Terapi/Operasi yang pernah dilakukan: Operasi Prostat di RSUD Dr.
Soetomo.
1. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
a. Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Klien ada riwayat kencing tidak lancar + 3 tahun yang lalu dan 1
minggu yang lalu ada kencing darah, terasa nyeri/panas, terasa ada
sisa, pancaran tidak jauh dan klien merasa ada benjolan diperut bagian
bawahnya.

17
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
BAK tidak lancar, terasa nyeri dan panas, terasa ada sisa, sifatnya
terus menerus sejak 1 minggu yang lalu. Klien juga merasa kesulitan
dalam BAB, konsistensi keras dan lama baru keluar.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
diderita oleh klien sekarang ini.
d. Keadaan Kesehatan Lingkungan:
Klien tinggal dirumah milik sendiri yang kondisinya sangat sederhana.
e. Alat Bantu Yang Dipakai: tidak ada.
2. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum:
Klien pucat (-), melakukan aktivitas seperlunya. Tidur kurang, sering
terbangun tengah malam.
b. Tanda-tanda Vital:
S : 36,2 C
N : 80x/m
TD: 120/80
P : 20x/m
c. SISTEM TUBUH (BODY SYSTEMS):
1) PERNAFASAN (B1: BREATHING)
 Hidung : tidak ada kelainan.
 Trachea : letaknya normal.
 Bentuk dada: kanan dan kiri simetris.
2) CARDIOVASCULAR (B2: BLEEDING)
 Nyeri dada : tidak ada.
 Suara jantung: normal.
 Edema : tidak ada.
3) PERSYARAFAN (B3: BRAIN)
 Kesadaran: compos mentis.
18
 GCS : E= 4 V=5 M= 6. Total nilai: 15
 Kepala dan wajah: tidak ada kelainan, kesan : normal.
 Mata:
Sklera: tak icterus.
Conjunctiva : tak anemis.
Pupil : isokor.
 Leher: tekanan vena jugularis normal.
 Persepsi Sensori
 Pendengaran: tidak ada kelainan.
 Penciuman : tidak ada kelainan.
 Pengecapan : tidak ada kelainan.
 Penglihatan : ada kelainan, mata kanan mengalami
penurunan lapangan pandang dan menggunakan kaca
mata.
 Perabaan : tidak ada kelainan.
4) PERKEMIHAN- ELIMINASI URI (B4: BLADDER)
 Produksi urine: dalam 24 jam 600 – 700 ml, keluar sedikit-
sedikit, menetes, sering dan terasa nyeri. Kadang ada retensi
urine.
 Warna : merah. Bau: agak amis.
 Lainnya : teraba massa pada rectal toucher.
5) PENCERNAAN – ELIMINASI ALVI (B5: BOWEL)
 Mulut dan tenggorok: kering, agak merah (iritasi).
 Abdomen : tak ada kelainan.
 Rectum : tidak ada kelainan.
 BAB : 1x/hari, kadang-kadang 2 – 3 hari baru
BAB.
 Konsistensi: keras. Ada konstipasi.
 Berat Badan (BB) : tanggal 3 Mei 1999 = 78 kg.
 tanggal 24 Agustus 2016 = 60 kg, TB 159.
19
 Diet : TKTP.
 Klien tidak memiliki kebiasaan minum kopi sejak muda,
makan tidak habis ½ porsi.
6) TULANG – OTOT – INTEGUMEN (B6: BONE)
 Kemampuan pergerakan sendi : bebas.
 Tidak ada parese, paralise maupun hemiparese.
 Extremitas:
Atas : tidak ada kelainan.
Bawah : tidak ada kelainan.
 Tulang Belakang: tidak ada kelainan.
 Kulit:
Warna kulit: tidak anemis.
Akral : hangat.
Turgor : baik.
d. SISTEM ENDOKRIN
 Terapi hormon: tidak ada.
e. SISTEM HEMATOPOIETIK:
 Diagnosis penyakit hematopoietik yang lalu:
 Tanpa anemia.
f. REPRODUKSI.
Skrotum/Testis tak ada kelainan, hanya setelah operasi sering keluar
gumpalan merah kehitaman dan pasien setelah operasi kelaki-lakianya
merasa berkurang.
3. PSIKOSOSIAL
Konsep diri:
Identitas
 Status klien dalam keluarga: suami.
 Kepuasan klien terhadap status dan posisinya dalam keluarga:
puas.
Peran

20
 Tanggapan klien terhadap perannya: senang.
 Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya: sanggup.
 Kepuasan klien melaksanakan perannya: puas.
Ideal diri/Harapan
 Harapan klien terhadap:
 Tugas/pekerjaan: dapat pulang dengan cepat agar dapat ketemu
pada anak/cucunya.
 Tempat/lingkungan kerja: dapat kembali dilingkungan keluarga
seperti semula.
 Harapan klien terhadap penyakit yang sedang dideritanya:
 Klien berharap agar segera cepat sembuh.
 Lainnya: klien menganggap apabila tumornya diangkat dengan
operasi maka ia akan sembuh total.
Harga diri
 Tanggapan klien terhadap harga dirinya: sedang.
 Sosial/Interaksi
 Hubungan dengan klien lain : baik.
 Dukungan keluarga : aktif.
 Dukungan kelompok/teman/masyarakat: sangat mendukung.
 Reaksi saat interaksi kontak mata.
 Konflik yang terjadi terhadap: peran.
SPIRITUAL
 Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah.
 Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini: sholat.
 Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual
agama yang diharapkan saat ini: lewat ibadah.
 Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama:
tidak ada.
 Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: klien
mempercayainya.
21
 Persepsi terhadap penyebab penyakit: sebagai cobaan/peringatan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal : 24 Agustus 2016.
 Hb : 15,1 g/dl.
 PCV : 0,47 %
 MCV : 75 FL
 LED : 102 mm/jam.
Pemeriksaan mikrobiologi tanggal 9-September-2016. Bahan urine:
 Kultur/biakan: - mikroba pseudomonas Aerugenesa.
- jumlah kuman > 10.000/ml.
 Test kepekaan antibiotika (sensitivity test).
 DAM 10 test = 3 sensitive : 7 resistent.
Bahan Urine :

Laporan pemeriksaan Mikroskopik terima bahan urine.

Kesimpulan : sediaan hanya mengandung sedikit sel epitel squamouse,


sel transitional dan sel radang mononuclear, sel ganas tidak ada.

Pemeriksaan Radiologi

 IVP/BOP tanggal 28 September 2015


Kesimpulan: kronik non obstruktic Pyelonephritis Bilateral.

 USG Ren / Buli urologis tanggal 1 Oktober 2016


Kesimpulan:
Ren : Besar normal, intensitas echokorteks normal, batas sinu korteks
jelas, tampak ectasis ringan pelviocalyceal, Tak tampak kiste atau
abses.
Buli-Buli : Besar normal, dinding tidak menebal, tidak tampak
batu, tampak Blood Cloth.
Laporan Endoskopi (tanggal 3 Oktober 2017).
Indikasi : Ca Prostat.
22
Tectal Toucher : BPH Jr II
TUR-P (Prostat):
- Irigan : Glicine/H2O : 10 liter.
- Berat Spesiment : 25 gram.
- Waktu : 30 menit.
Terapi:
 Infus RL : D5= 2 : 3 20 tetes/menit.
 Amoksicillin 3 x 500 mg.
 Calnex 3 x 2 tablet
 Ciprofloxacin 500mg 2 x 1
 Diit: TKTP

ANALISA DATA

Pengelompokan Data Kemungkinan Masalah Diagnosa


Penyebab Keperawatan

S Agen - agen Nyeri akut Nyeri berhubungan


 Klien Menyatakan cedera fisik dengan
Nyeri/panas, terasa penyumbatan
ada sisa, pancaran saluran kencing
tidak jauh sekunder terhadap
 klien merasa ada pelebaran
benjolan diperut
bagian bawahnya.
O:
 Klien pucat
 Klien melakukan
aktifitas seperlunya.

S: Intake yang tidak Gangguan nutrisi: Gangguan nutrisi:

23
 Klien mengatakan adekuat. kurang dari kurang dari
tubuhnya lemah & kebutuhan kebutuhan
selera makannya berhubungan
berkurang, rasa dengan intake yang
mual dan rasanya tidak adekuat.
ingin minum terus.
 Klien mengatakan
badan lemah.
O:
 Berat badan 60 kg.
 Porsi makan tak
habis ½ porsi.

S: Kurangnya Kurang Kurang pengeta-


- Pasien berpikir informasi. pengetahuan huan tentang
bahwa dengan tentang penyakit, penyakit, prognosis
operasi maka dia prog-nosis & & pengobatan
pasti sembuh total. pengobatan. berhubungan
- Pasien sering dengan kurangnya
bertanya tentang informasi.
keadaan
penyakitnya.
O: - Pasien kurang
mengetahui informasi
tentang penyakitnya.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan penyumbatan saluran kencing sekunder
terhadap pelebaran

24
2. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat.
3. Kurang pengeta-huan tentang penyakit, prognosis & pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.

C. RENCANA TINDAKAN PERAWATAN


No Tgl Diagnosa Rencana Tindakan Rasional
keperawatan dan
hasil yg
diharapkan
1. 8 1. Nyeri 1. Kaji nyeri, 1. Memberi informasi
Okt berhubungan perhatikan lokasi, untuk membantu dalam
2016 dengan intensitas ( skala menentukan pilihan
penyumbatan 1-10 ), dan Intervensi
saluran kencing lamanya.
sekunder 2. Beri tindakan 2. Meningkatkan
terhadap kenyamanan, relaksasi,
pelebaran contoh: membantu memfokuskan kembali
klien melakukan perhatian dan dapat
Tujuan : Klien
posisi yang meningkatkan
menunjukan
nyaman, kemampuan koping
bebas dari
mendorong
ketidaknyamanan
penggunaan
relaksasi / latihan
Kriteria hasil :
nafas dalam.
3. Retensi urine
1. Klien 3. Beri kateter jika
menyebabkan infeksi
melaporkan diinstruksikan
saluran kemih, hidro
nyeri hilang / untuk retensi urine
ureter dan hidro
terkontrol yang akut :
nefrosis
2. Ekspresi mengeluh ingin

25
wajah klien kencing tapi tidak
rileks bisa. 4. Mengetahui
3. Klien mampu 4. Observasi tanda – perkembangan lebih
untuk tanda vital. lanjut
istirahat 5. Kolaborasi dengan
5. Untuk menghilangkan
dengan cukup dokter untuk
nyeri hebat / berat,
4. Tanda-tanda memberi obat
memberikan relaksasi
vital dalam sesuai indikasi,
mental dan fisik.
batas normal contoh: eperidin (
Dumerol )
2. Gangguan nutrisi 1. Monitor intake 1. Memberikan informasi
(kurang dari makanan setiap tentang status gizi klien.
kebutuhan tubuh) hari.
berhubungan 2. Timbang BB, 2. Memberikan
dengan intake ukuran lengan intormasi tentang
yang tidak (triceps) serta penam bahan &
adekuat. amati penurunan penurunan BB.
BB. 3. Kalori merupakan
Tujuan:
3. Anjurkan klien sumber energi.
 Klien untuk
menunjukkan mengkonsumsi
ti-dak ada makanan tinggi
tanda-tanda kalori-inta-ke
mal-nutrisi. cairan yang
 Klien adekuat. 4. Mencegah mual
menyatakan 4. Anjurkan pula muntah, distensi
pengertiannya klien untuk sering berlebihan serta dis-
terhadap mengkonsumsi pepsia yang
perlunya intake maka-nan menyebabkan
yang adekuat. kecil.Kontrol penurunan nafsu
Kriteria Hasil:
26
 Peningkatan faktor lingkungan makan serta
masukan seperti bau busuk, mengurangi stimulus
makanan. bising. Hindari berbahaya yang dapat
 Tidak ada makanan yang meningkatkan
penurunan BB manis, berlemak & ansietas.
lebih lanjut. pedas.
 Nutrisi yang
cocok &
adekuat serta
kalori yang
cukup.
3. Kurang 1. Review pengertian 1. Menghindari dupli-kasi
pengetahuan klien & keluarga & pengulangan
tentang penyakit tentang diagnosa terhadap pengetahuan
& pe-ngobatan pengo-batan & klien.
berhubungan akibatnya.
dengan kurangnya 2. Tentukan persepsi 2. Memungkinkan di
informasi. klien tentang lakukan pembinaan
Tujuan: kanker & terhadap kesalahan
 Klien dapat pengobatannya. persepsi & konsepsi
mengatakan serta pengertian.
secara akurat 3. Berikan bimbingan
3. Membantu klien dalam
tentang kepada klien
memahami proses
diagnosa & sebelum mengikuti
penyakit &
pengobatan prosedur
pengobatannya.
pada tingkatan pengobatan, terapi
siap. yang lama,
 Mempunyai komplikasi. Jujurla
inisiatif dalam h kepada klien.
4. Mengetahui sampai
perubahan gaya 4. Anjurkan klien
sejauhmana

27
hidup & untuk memberikan pemahaman klien &
berpartisipasi umpan balik verbal keluarga.
dalam & meng-koreksi
pengobatan. mis komunikasi
 Mengikuti tentang
prosedur penyakitnya.
pengobatan & 5. Anjurkan klien 5. Meningkatkan
bekerjasama untuk memelihara integritas kulit &
dengan kebersihan kulit & rambut.
perawat/dokter. rambut.
Kriteria Hasil: 6. Jelaskan kepada 6. Sebagai upaya
 Klien klien /keluarga percepatan
menerima tentang pentingnya penyembuhan &
keadaanya , status nutrisi yang pencegahan infeksi.
baik secara optimal.
fisik maupun
mental.
 Klien mau
berpartisipasi
dalam
perubahan gaya
hi-dup.

D. TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
8Oktober 08: 25 1. Mengkaji nyeri, Memperhatikan lokasi,
2016 wib intensitas ( skala 1-10 ), dan lamanya.
s/d 2. Memberikan tindakan kenyamanan,
08: 450
: membantu klien melakukan posisi yang nyaman,
wib

28
mendorong penggunaan relaksasi / latihan nafas
dalam.

3. Memasang kateter jika diinstruksikan untuk


retensi urine yang akut : mengeluh ingin kencing
tapi tidak bisa.

Observasi tanda – tanda vital.

4. Mengkolaborasi dengan dokter untuk memberi


obat sesuai indikasi, contoh: eperidin ( Dumerol )

08 : 45 1. Membantu klien makan & minum.


wib 2. Menganjurkan klien agar menghabiskan diet yang
s/d diberikan atau menambahkannya sendiri.
09: 3. Menanyakan kembali pada klien & keluarganya
25wib. tentang keadaan kesehatan/keluhan pagi ini serta
kesiapannya untuk menjalani perawatan &
pengobatan.
4. Menimbang BB= 60 kg, TB= 159 cm.
5. Menganjurkan klien untuk memelihara kebersihan
kulit.
6. Mengukur tanda-tanda vital: TD= 120/80 mmHg,
nadi= 80x/mt, RR= 20x/mt, suhu= 36Oc
10: 15 1. Menganjurkan klien untuk istirahat & banyak
wib minum air putih.
s/d 2. Membersihkan/mengganti alas tidur.
10 : 35 3. Mengukur tanda-tanda vital: TD= 120/80 mmHg,
wib nadi= 80x/mt, RR= 20x/mt, suhu= 36,2oC.
12: 45 4. Menggali pengetahuan klien tentang penyakitnya.
wib 5. Menjelaskan tentang penyakitnya, pengobatan &
prognosisnya.

29
6. Menganjurkan istri klien untuk selalu
mendampingi & memberikan support pada
suaminya.
Memberi semangat & dukungan pada klien.

E. EVALUASI
No TGL / JAM DIAGNOSA CATATAN PERKEMBANGAN
1. 8 Oktober 2016 1 S : - Klien mengatakan nyeri berkurang
jam 13 : 25 - Klien melakukan tindakan
relaksasi / latihan nafas dalam
O : - klien mengatakan masih
merasakan sakit saat kencing,
- ingin kencing tapi tidak bisa
- TTV dalam batas normal
A : Masalah belum teratasi
P : - Intervensi tidak dilanjutkan oleh
karena pasien rencana pulang
2. 8 Oktober 2016 2 S: - Klien mengatakan tubuhnya masih
jam 13 : 35 lemah.
O: - BB=60 kg.
- Klien mau menghabiskan
makanan/minuman-nya.
A: - Masalah belum teratasi.
P: - Intervensi tidak diteruskan oleh
karena pasien rencana pulang.
3. 8 Oktober 2016 3. S: - Klien mengatakan tubuhnya masih
jam 13 : 45 lemah.
O: - BB=60 kg.
- Klien mau menghabiskan

30
makanan/minuman-nya.
A: - Masalah belum teratasi.
P: - Intervensi tidak diteruskan oleh
karena pasien rencana pulang.
S: Klien mengatakan siap & pasrah
dalam menghadapi penyakitnya.
O: - Klien masih bertanya-tanya
tentang keadaan penyakitnya.
- Klien mau mendengarkan &
melaksanakan saran untuk makan &
beristirahat yang cukup.
A: Masalah belum teratasi.
P: Intervensi tidak diteruskan oleh
karena pasien rencana pulang.

31
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asupan kalsium berlebih dalam diet (>2000mg/hari) meningkatkan risiko
kanker prostat, khususnya meningkatkan proliferasi sel kanker prostat. Kalsium
berperan sebagai regulator 1,25 dihidroksi vitamin D. Selain itu, kalsium juga
berperan sebagai regulator PTH, kalsium serum yang tinggi akan menurunkan
PTH dalam sirkulasi sehingga konversi 25(OH) vitamin D menjadi vitamin D
aktif dengan bantuan PTH juga menurun. Kedua hal ini menyebabkan
penurunan regulasi 1,25 dihidroksi vitamin D, vitamin D aktif yang diduga
berperan penting dalam proses karsinogenesis melalui inhibisi pertumbuhan
dan proliferasi sel kanker dan metastasis.
Hubungan antara asupan kalsium berlebih dan kanker prostat menjadi
lebih jelas dan relevan dengan melibatkan peran vitamin D aktif sebagai
inhibitor pertumbuhan dan proliferasi sel kanker prostat. Salah satu alternatif
untuk menghambat pertumbuhan dan proliferasi sel kanker prostat adalah
melalui intraprostatic conversion dari 25(OH)D menjadi 1,25(OH)vitamin D
tanpa melibatkan kalsium serum yang mengatur konversi di ginjal.

B. Saran
Perlu informasi dan sosialisasi bagi para usia lanjut untuk mengkonsumsi
kalsium dalam jumlah aman.
Selain itu juga diperlukan penelitian lebih lanjut guna menguak lebih
lanjut potensi intraprostatic conversion guna mencegah risiko kanker prostat

32
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran (2000). Kesehatan Reproduksi, Pidato pengukuhan Guru Besar


tetap Obstetri & Ginekologi FKUI, Jakarta.

Manuaba, IBG. (1989). Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dalam Upaya
Meningkatkan Kualitas Kehidupan, Pidato Pengukuhan Penerimaan Jabatan Guru
Besar tetap FK Universitas Udayana, Denpasar

Manuaba, IBG. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

Rafei, Utan Muchtar (2004). Keselamatan Ibu dalam Kehamilan dan Persalinan
Aman. PIT POGI XIV, Bandung.

Bucaille, Maurice (2005). Reproduksi Manusia, Bibel, Quran, dan Sains Modern.
Jakarta: PT Bulan Bintang.

Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing :


Clinical Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company,
Philadelphia

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.

Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning
and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.

Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan


Onkologi. EGC. Jakarta

33

Anda mungkin juga menyukai