1
Prevalensi hipertensi di dunia sebesar 22 % dari total penduduk yang ada di
dunia, dimana prevalensi hipertensi tertinggi sebesar 27 % berada pada wilayah
Afrika, kedua berada pada wilayah Mediterania Timur sebesar 26 %, ketiga
berada pada wilayah Asia Tenggara sebesar 25 %, keempat berada pada
wilayah Eropa sebesar 23 %, kelima berada pada wilayah Pasifik Barat, dan
yang terakhir berada pada wilayah Amerika sebesar 18 % (WHO, 2019).
2. Kenapa pengetahuan?
Menurut Notoatmodjo, 2014 pengetahuan dapat mempengaruhi terbentuknya
perilaku seseorang. termasuk perilaku dalam memanfaatkan seledri sebagai
terapi untuk mengatasi hipertensi. Pengetahuan juga dapat menjadikan
seseorang memiliki kesadaran sehingga seseorang tersebut akan berperilaku
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Apabila seseorang yang memiliki
pengetahuan yang baik maka cenderung seseorang tersebut akan berperilaku
yang baik juga, begitupun sebaliknya.
Pengetahuan yang kurang mengenai manajemen hipertensi dapat
mempengaruhi perilaku individu itu sendiri, termasuk perilaku yang dapat
menyebabkan tidak terkontrolnya tekanan darah dan dapat menimbulkan
komplikasi (Efendi & Larasati, 2017).
Oleh karena itu saya tertarik meneliti tentang pengetahuan dikarenakan
pengetahuan sangat berhubungan dengan perubahan perilaku.
2
Hal ini sejalan dengan judul penelitian yang saya ambil terkait gambaran
pengetahuan komplementer herbal rebusan daun seledri pada penderita
hipertensi, dimana nanti apabila penelitian saya mengenai gambaran
pengetahuan itu hasil pengetahuan masyarakatnya kurang baik maka sesuai
data bahwa tingginya penderita hipertensi di wilayah itu disebabkan karena
pengetahuannya yang kurang terkait hipertensi.
3
sebelum diberikan intervensi sebesar 160/100 mmHg dan setelah diberikan
intervensi tekanan darah sebesar 120/70 mmHg. Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa pemberian rebusan seledri lebih efektif dibandingkan
dengan pemberian jus mentimun.
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsih dkk (2021) terkait
Rebusan Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi
dimana hasil penelitiannya Rata – rata tekanan darah sistolik pada penderita
hipertensi sebelum diberi intervensi rebusan seledri 155,00 mmHg sedangkan
rata – rata tekanan darah diastoliknya 94,38 mmHg. Rata – rata tekanan darah
sistolik pada penderita hipertensi setelah diberi intervensi rebusan seledri
135,00 mmHg sedangkan rata – rata tekanan diastoliknya 85,00 mmHg.
Terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi pemberian
rebusan seledri dimana penurunan tekanan darah sistolik sebesar 20,000 mmHg
dan diastolik sebesar 9,375 mmHg.
Jadi dari hasil penelitian tersebut bahwa daun seledri lebih efektif sebagai
antihipertensi dibandingkan dengan herbal lainnya. Disamping itu juga, supaya
sejalan dengan tempat penelitian saya nanti. Dimana ditempat penelitian nanti,
tanaman seledri mudah didapatkan karena masyarakat disana pekerjaannya
sebagai petani sayur khususnya seledri yang sudah pasti mempunyai lahan
untuk berkebun.
4
5. Kenapa di Candikuning?
Walaupun daerah Wilayah Kabupaten Tabanan terkait jumlah penderita
hipertensi tertinggi berada pada nomor tiga di Provinsi Bali 2020, namun ada
beberapa alasan tempat penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Tabanan,
tepatnya di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan yaitu Dilihat dari
salah satu wilayah yang berada Kabupaten Tabanan yaitu Desa Candikuning
merupakan tempat yang spesifikasinya mengacu ke topik judul saya terkait
seledri, dimana ditempat ini kondisi suhu udaranya sangat dingin sehingga
tempat ini selalu berkabut dan di daerah ini dominan penduduknya mempunyai
lahan pertanian, khususnya lahan perkebunan sayur seledri. Sehingga
pengaruhnya terhadap sektor pertanian seperti tanaman sayur sangat subur
disini. Namun dari banyaknya lahan yang dipergunakan untuk perkebunan
sayur, masyarakat hanya berfokus untuk menjual hasil dari lahan
perkebunannya. Mereka tidak memanfaatkan hasil kebun mereka sendiri
seperti seledri untuk mengatasi masalah kesehatannya bagi penderita
hipertensi. sehingga kasus hipertensi masih tinggi.
Oleh karena itu saya meneliti ditempat Desa Candikuning.
5
sebelumnya itu latar belakang tempatnya tidak ada budi daya seledri atau lahan
yang digunakan untuk tanaman seledri karena lahan disana hanya
dipergunakan untuk kebun kopi dan ubi, sedangkan direncana penelitian saya
untuk tempat penelitian sudah sejalan dengan judul penelitiannya, yang dimana
memang sudah jelas di Desa Candikuning banyak penduduk yang mempunyai
lahan untuk berkebun khusunya seledri.
6
Disini saya menggunakan 10% dari populasi sehingga sampel saya berjumlah
187 orang. (Nursalam 2017)
7
11. Mengapa melakukan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya?
Karena peneliti ingin menjadikan perbandingan dari penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, yang akan dijadikan acuan dalam Menyusun proposal
penelitian ini, serta perbandingan tersebut akan disajikan didalam
pembahasan dari penelitian ini yaitu pada BAB IV
Keterangan:
P = presentase jawaban benar
8
= jumlah pertanyaan
Kategori:
Pengetahuan baik 76-100% skor (16-20)
Pengetahuan cukup 56-75% skor (12-15)
Pengetahuan kurang <56% skor (≤11)
9
jenis kelamin dan pengetahuan komplementer herbal rebusan daun seledri
pada pasien hipertensi. Data numerik yaitu usia yang akan disajikan dalam
tendensi sentral (mean, median, modus). Pada penelitian ini, analisis distribusi
frekuensi dan tendensi sentral akan disajikan dalam bentuk tabel.
Jurnal:
1. Astini, Ni Wayan (2021) Gambaran Pengetahuan Komplementer Herbal
Rebusan Daun Seledri Pada Pasien Hipertensi Di Desa Sai Kecamatan
Pupuan Kabupaten Tabanan Tahun 2021. Diploma thesis, Jurusan
Keperawatan 2021
10