Anda di halaman 1dari 12

JENIS-JENIS EPIDEMIOLOGI

OLEH
KELOMPOK 5 6. HIJERAHWATI (024)
1. FITRINA (019) 7. HUMRAH (025)
2. FIRDA DWI 8. HUSNUL KHATIMA
WAHYUNI (020)
NR(026)
3. HAJRAH (021) 9. IIS SAFRIYANTY (027)
4. HARTATI (022)
5. HEYRIATI (023)
Jenis-jenis Epidemiologi
1. Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi deskriptif adalah studi pendekatan
epidemiologi yang bertujuan untuk menggambarkan
masalah kesehatan yang terdapat di dalam
masyarakat dengan menentukan frekuensi, distribusi
dan determinan penyakit berdasarkan atribut &
variabel menurut segitiga epidemiologi (orang,
Tempat, dan Waktu).
Pembagian epidemiologi deskriptif
Berdasarkan unit pengamatan/analisis,
epidemiologi deskriptif dibagi menjadi 2 kategori
:
1. Populasi : Studi Korelasi Populasi, Rangkaian
Berkala (time series).
2. Individu : Laporan Kasus (case report),
Rangkaian Kasus (case series), Studi Potong
Lintang (Cross-sectional).
2. Epidemiologi Analitik
Epidemiologi analitik adalah studi pendekatan
epidemiologi yang bertujuan untuk mendapatkan
penjelasan mengenai faktor-faktor risiko serta
penyebab penyakit.
Epidemiologi analitik terbagi atas:
a. Epidemiologi Cross Sectional
Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor
resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada
suatu saat (point time approach).
Rancangan Penelitian Cross Sectional
langkah-langkah penelitian cross sectional adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian
dan mengidentifikasi faktor resiko dan faktor
efek.
2. Menetapkan subjek penelitian.
3. Melakukan observasi atau pengukuran variabel-
variabel yang merupakan faktor resiko dan efek
sekaligus berdasarkan status keadaan variabel
pada saat itu (pengumpulan data).
4. Melakukan analisis korelasi dengan cara
membandingkan proporsi antar kelompok-
kelompok hasil observasi (pengukuran).
b. Studi Cohort
Studi cohort adalah rancangan studi yang
mempelajari hubungan antara paparan dengan
penyakit dengan cara membandingkan
kelompok terpapar (faktor penelitian) dan
kelompok tidak terpapar berdasarkan status
penyakit.
Ciri-ciri studi cohort adalah pemilihan subjek
berdasarkan status paparannya dan kemudian dilakukan
pengamatan dan pencatatan apakah subyek dalam
perkembangannya mengalami penyakit yang diteliti
atau tidak.
Dalam studi cohort peneliti hanya mengamati dan
mencatat paparan dan penyakit tanpa sengaja membuat
subyek terpapar.
3. Epidemiologi Experiment
Dilakukan terhadap masyarakat. Dalam epidemiologi
experiment peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi
pada masyarakat, kemudian efek perlakuan tersebut
diobservasi, baik secara individual maupun kelompok .
Epidemiologi experiment terbagi menjadi :
a. Randomized Control Trial
Randomized control trial (randomized clinical trial)
adalah sebuah eksperimen epidemiologi yang
mempelajari sebuah pencegahan atau cara hidup yang
dapat mengobati.
Randomized trial dapat dipakai untuk mengevaluasi
obat-obatan baru dan perawatan lain tentang penyakit,
termasuk test teknologi kesehatan dan perawatan
medis yang baru. Juga bisa digunakan untuk
memperkirakan program yang baru untuk skrining
dan deteksi dini, atau cara baru mengatur dan
mengantarkan jasa kesehatan.
b. Field Trial / Eksperimen Lapangan
Field trial/eksperimen lapangan adalah jenis
eksperimen yang dilakukan di lapangan dengan
individu-individu yang belum sakit sebagai
subyek. Mirip dengan studi kohort prospektif,
rancangan ini diawali dengan memilih subyek-
subyek yang belum sakit.
Subyek-subyek penelitian dibagi dalam
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
lalu diikuti perkembangannya apakah subyek
itu sakit atau tidak.
Pada ekperimen lapangan kerap kali peneliti
harus mengunjungi subyek penelitian di
“lapangan”. Peneliti dapat juga mendirikan
pusat penelitian di mana dilakukan pengamatan
dan pengumpulan informasi yang dibutuhkan
dengan biaya yang ekstra.
c. Community Trial / Intervensi Komunitas
Community trial/intervensi komunitas adalah
studi di mana intervensi dialokasikan kepada
komunitas, bukan kepada individu-individu.
Intervensi komunitas dipilih karena alokasi
intervensi tidak mungkin atau tidak praktis
dilakukan kepada individu.
Eksperimen ini memperlihatkan kemaknaan
pengaruh floridasi, baik secara statistik
maupun klinik, dalam mengurangi kerusakan,
kehilangan, dan pergerakan gigi masyarakat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai