Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul Anatoni Fisiologi yang berjudul
Sistem Integumen ini dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eny Sendra, S.Kep, Ns, M.Kes
sebagai dosen pembimbing dalam penyusunan makalah ini yang telah memberikan berbagai
masukan dan motivasi supaya modul ini lebih baik serta efisien dan akhirnya berhasil ditulis.
Modul ini disajikan secara sistematis dan kami sebagai penulis berusaha untuk
menyusun modul ini dengan sebaik-baiknya agar mudah dimengerti oleh semua pihak.
Makalah ini disusun dari sumber- sumber yang jelas, seperti buku dan website yang
terpercaya.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan modul ini. Saran dan kritik
membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Terima
kasih dan semoga modul ini dapat bermanfaat.
Penulis
Sistem Integumen 1
DAFTAR ISI
Prakata...........................................................................................................................................
1
Daftar Isi.......................................................................................................................................
2
Bab 1- Pendahuluan......................................................................................................................
3
1.1 Latar Belakang
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
3
1.2 Rumusan Masalah
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
3
1.3 Tujuan Masalah
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
3
Bab 2- Materi................................................................................................................................
4
2.1 Pengertian Integumen
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
4
2.2 Komponen Integumen
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
4
2.3 Fungsi Integumen
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
17
2.4 Penyakit pada Sistem Integumen
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
18
Soal Latihan..................................................................................................................................
29
Sistem Integumen 2
Kunci Jawaban..............................................................................................................................
33
Daftar Pustaka...............................................................................................................................
34
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seluruh bagian terluar tubuh manusia terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas, terdiri atas
kulit dan derivatif kulit.
Kulit merupakan sistem organ yang luar biasa yang melindungi struktur internal tubuh
dari kerusakan, menghasilkan vitamin dan hormon, membantu mempertahankan
homeostasis dalam tubuh dengan cara mengatur suhu tubuh dan keseimbangan air serta
membantu memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah
Sistem Integumen 3
organ sensorik yang memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan,
tekanan dan nyeri. Derivatif kulit meliputi kuku, rambut, dan kelenjar- kelenjar lainnya.
BAB II
MATERI
Sistem Integumen 4
(a) Pengertian
Kulit adalah organ terbesar tubuh, merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada
bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, berhubungan
dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga lubang masuk. Pada
permukaan kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.
I. Epidermis adalah bagian terluar kulit. Bagian ini tersusun dari jaringan
epitel skuamosa bertingkat yang mengalami keratinasi, jaringan ini tidak
memiliki pembuluh darah dan sel- sel nya sangat rapat. Bagian epidermis
yang paling tebal dapat ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki yang
mengalami stratifikasi menjadi lima lapisan berikut :
Sistem Integumen 5
Stratum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel- sel yang
melekat pada jaringan ikat dari lapisan kulit dibawahnya, dermis.
Disebut stratum basal karena sel- selnya terletak dibagian basal/ basic.
Pembelahan sel yang cepat, berlangsung pada lapisan ini, dan sel baru
didorong masuk ke lapisan berikutnya. Stratum germonativum, selalu
membentuk sel-sel baru ke arah luar.
Stratum spinosum adalah lapisan sel spina atau tanduk, disebut
demikian karena sel- sel tersebut disatukan oleh tonjolan yang
menyerupai spina. Spina adalah bagian penghubung intraseluler yang
disebut desmosom.
Stratum granulosum terdiri dari tiga atau lima lapisan atau barisan sel
dengan granula-granula keratohialin yang merupakan prekursor
pembentukan keratin. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang
berinti dan mengandung pigmen melanin.
(1) Keratin adalah protein keras dari resilien, anti air serta melindungi
permukan kulit yang terbuka.
(2) Keratin pada lapisan epidermis merupakan keratin lunak yang
berkadar sulfur rendah, berlawanan dengan keratin yang berada
pada kuku dan rambut.
(3) Saat kertohialin dan keratin berakumulasi, maka nukleus sel
berintegrasi, menyebabkan kematian sel.
Stratum lusidum (lapisan bening) adalah lapisan jernih yang tembus
cahaya dari sel- sel gepeng tidak bernukleus yang mati atau hampir mati
dengan ketebalan empat atau tujuh lapisan sel. Stratum lusidum tersusun
atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum.
Stratum korneum adalah lapisan epidermis teratas, terdiri dari 25
sampai 30 lapisan sisik tidak hidup (inti selnya sudah mati) yang sangat
terkeratinisasi dan semakin gepeng saat mendekati permukaan kulit.
Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas.
(Epidermis tipis yang melapisi seluruh tubuh, kecuali pada telapak
tangan dan telapak kaki, tersusun hanya dari lapisan basalis dan
korneum.)
(1) Permukaan terbuka dari stratum korneum mengalami proses
pergantian ulang yang konstan atau deskuamasi.
(2) Ada pembaharuan yang konstan pada sel yang terdeskuamasi
melalui pembelahan sel di lapisan basalis. Sel tersebut bergerak ke
Sistem Integumen 6
atas, ke arah permukaan, mengalami keratinisasi, dan kemudian
mati. Dengan demikian, seluruh permukaan tubuh terbuka ditutup
oleh lembaran sel epidermis mati.
(3) Keseluruhan lapisan epidermis akan diganti dari dasar ke atas setiap
15 sampai 30 hari.
II. Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi
oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis, tapi
batas ini tidak jelas, hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya
terdapat sel lemak.
Dermis tersusun atas 2 lapisan jaringan ikat, yakni :
Bagian atas, pars papilaris (stratum papilar)
Lapisan papilar adalah jaringan ikat areolar renggang dengan fibrobla,
sel mast, dan makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh
darah, yang memberi nutrisi pada epidermis di atasnya.
(1) Papila dermal serupa jari, yang mengandung reseptor sensorik
taktil dan pembuluh darah, menonjol ke dalam lapisan epidermis.
(2) Pada telapak tangan dan telapak kaki, papila yang ada sangat banyak
dan sangat tinggi, jumlahnya sekitar 65.000/inci persegi
(10.400/cm2)
(3) Pola tonjolan dan guratan pada telapak tangan dan telapak kaki pada
setiap orang sangat unik dan mencerminkan pengaturan papila
dermal. Kegunaan guratan tangan adalah untuk mempermudah
penggenggaman melalui peningkatan friksi.
Bagian bawah, retikularis (stratum retikularis)
Lapisan retikular terletak lebih dalam dari lapisan papilar. Lapisan ini
tersusun dari jaringan ikat ireguler yang rapat, kolagen, dan serat elastik.
Sistem Integumen 7
Sejalan dengan penambahan usia, deteriorasi normal pada simpul
kolagen dan serat elastik mengakibatkan pengeriputan kulit.
Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis adalah bagian
bawahnya sampai subkutis. Baik pars papilaris maupun pars retikularis
terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun dari serabut- serabut,
serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikulus. Serabut ini saling
beranyaman dan masing- masing mempunyai tugas yang berbeda.
Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada kulit, serabut
elastis, memberikan kelenturan pada kulit, dan retikulus, terdapat
terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan
kekuatan pada alat tersebut.
III. Subkutis terdiri dari kumpulan- kumpulan sel lemak dan diantara
gerombolan ini berjalan serabut- serabut jaringan ikat dermis. Sel- sel lemak
ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk
seperti cincin.
Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus, yang tebalnya tidak
sama pada tiap- tiap tempat dan juga pembagian antara laki- laki dan
perempuan tidak sama (berlainan). Jumlah sel lemak yang beragam ini
bergantung pada area tubuh dan nutrisi individu, serta berisi banyak
pembuluh darah dan ujung saraf.
Guna penikulus adiposus adalah sebagai shock breaker = pegas/ bila
tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau untuk
mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk kecantikan
tubuh. Dibawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.
(c) Warna Kulit
Sistem Integumen 8
I. Melanosit, terletak pada stratum basalis, memproduksi pigmen. Melanin
yang bertanggung jawab untuk pewarnaan kulit dari coklat sampai hitam.
Pada rentang yang terbatas, melanin melindungi kulit dari sinar
ultraviolet matahari yang merusak. Peningkatan produksi melanin
(tanning) berlangsung jika terpajan sinar matahari.
Jumlah melanosit (sekitar 1.000/mm2 sampai 2.000 mm2) tidak
bervariasi antar ras, tetapi perbedaan genetik dalam besarnya jumlah
produksi melanin dan pemecahan pigmen yang lebih melebar
mengakibatkan perbedaan ras.
Puting susu, areola dan area sirkumanal, skrotum, penis, dan labia
mayora, adalah area tempat terjadinya pigmentasi yang besar. Sedangkan
telapak tangan dan telapak kaki mengandung sedikit pigmen.
II. Darah dalam pembuluh dermal di bawah lapisan epidermis dapat terlihat
dari permukan dan menghasilkan warna merah muda. Ini terlihat lebih jelas
pada orang kulit putih (Caucasian).
III. Keberadaan dan jumlah pigmen kuning, karotin, hanya ditemukan pada
stratum korneum, dan dalam sel lemak dermis dan hipodermis, yang
menyebabkan beberapa perbedaan pada pewarnaan kulit.
(d) Pembuluh Darah dan Saraf pada Kulit
Pembuluh Darah
Pembuluh darah kulit terdiri dari 2 anyaman pembuluh darah nadi, yaitu:
I. Anyaman pembuluh nadi kulit atas atau luar. Anyaman ini terdapat antara
stratum papilaris dan stratum retikularis, dari anyaman ini berjalan arteriole
pada tiap- tiap papila kori.
II. Anyaman pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam. Anyaman ini
terdapat antara korium dan subkutis, anyaman ini memberikan cabang-
cabang pembuluh nadi ke alat- alat tambahan yang terdapat di korium.
Dalam hal ini percabangan juga membentuk anyaman pembuluh nadi yang
terdapat pada lapisan subkutis. Cabang- cabang ini kemudian akan menjadi
pembuluh darah balik/ vena yang juga akan membentuk anyaman, yaitu anyaman
pembuluh darah balik yang ke dalam.
Peredaran darah dalam kulit penting sekali karena diperkirakan 1/5 dari darah
yang beredar melalui kulit.
Disamping itu, pembuluh darah pada kulit sangat cepat menyempit/ melebar
oleh pengaruh atau rangsangan panas, dingin, tekanan sakit, nyeri, dan emosi,
penyempitan dan pelebaran ini terjadi secara refleks.
Susunan Saraf Kulit
Sistem Integumen 9
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan
permukaan yang terdiri dari saraf- saraf motorik dan saraf- saraf sensorik.
Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel- sel otot yang terdapat
pada kulit, sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang
terdapat dari luar atau kulit.
Pada kulit ujung- ujung saraf sensorik ini membentuk bermacam- macam
kegiatan untuk menerima rangsangan. Ujung- ujung saraf yang bebas menerima
rangsangan sakit/ nyeri banyak terdapat di epidermis, di sini ujung- ujung
sarafnya mempunyai bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu organ.
(e) Fungsi Kulit
I. Melindungi tubuh terhadap luka, mekanis, kimia, dan termis karena
epitelnya dengan bantuan sekret kelenjar memberikan perlindungan terhadap
kulit.
Menghindari hilangnya cairan dari jaringan dan menghindari masuknya
air ke dalam jaringan
Menghalangi cedera pada struktur di bawahnya
Mencegah bahaya dehidrasi yang lebih parah kalau epidermis
mengalami kerusakan
II. Perlindungan terhadap mikroorganisme patogen.
III. Menyimpan air. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat
penyimpan air, jaringan adipose di bawah kulit penyimpan lemak yang
utama pada tubuh.
IV. Mempertahankan suhu tubuh (pengatur panas) dengan pertolongan
sirkulasi darah. Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu
lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuian antara panas yang dihasilkan
oleh pusat pengatur panas, medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu
suhu viseral 36- 37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah.
Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada 2 cara:
Vasodilatasi, kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas
dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada
permukaan tubuh
Vasokonstriksi, pembuluh darah mengkerut, kulit menjadi pucat dan
dingin, hilangnya keringat dibatasi dan panas suhu tubuh tidak
dikeluarkan.
Cara pelepasan panas dari kulit
Penguapan dengan banyaknya darah mengalir melalui kapiler kulit
Pancaran panas dari udara sekitarnya
Panas dialirkan ke benda yang disentuh seperti pakaian
Sistem Integumen 10
Pengaliran udara panas
I. Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas
dibandingkan makhluk hidup lainnya. Bakteri mempunyai ratusan ribu spesies
yang hidup di gurun pasir, salju atau es, hingga lautan. Bakteri umumnya
merupakan organisme uniseluler (bersel satu) , prokariota / prokariot, tidak
mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil) sehingga
mudah menginfeksi kulit.
II. Alergi adalah respon abnormal dari kekebalan tubuh. Orang-orang yang
memiliki alergi memiliki sistem kekebalan tubuh yang bereaksi terhadap suatu
zat biasanya tidak berbahaya dilingkungan, substansi (serbuk, jamur, bulu
binatang, dll) ini disebut alergen.
III. Virus adalah parasit yang berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi didalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri.
IV. Daya Tahan Tubuh Melemah. Daya tahan tubuh yaitu lamanya seseorang
melakukan suatu aktivitas kerja yang jauh dari keletihan, yang berfungsi
untuk melindungi tubuh dari masuknya kuman yang dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit. Apabila daya tahan tubuh melemah, maka tubuh
akan mudah terkena penyakit, termasuk bagian pada kulit.
Sistem Integumen 11
Kuku jari tangan dan kuku jari kaki adalah salah satu bentuk spesialisasi kulit
yang hanya ditemukan pada manusia atau primata lainnya, merupakan lempeng
pelindung yang berasal dari perpanjangan epidermis kulit yang telah berubah
tertanam dalam palung kuku menurut garis lekukan pada kulit.
Palung kuku mendapat persarafan dan pembuluh darah yang banyak. Bagian
proksimal terletak dalam lipatan kulit yang merupakan awal kuku tumbuh, badan
kuku, bagian yang tidak ditutupi oleh kulit dengan kuat terikat dalam palung kulit
dan bagian atas merupakan bagian yang bebas.
I. Kuku adalah lempengan keratin keras berlekuk yang terletak di atas dasar
kuku yang nutrisinya disuplai dari pembuluh darah.
II. Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam di kulit. Pertumbuhan
kuku kira- kira 0,5 mm/ minggu, lebih cepat tumbuh di musim panas
daripada di musim dingin.
III. Kutikel (eponikum) adalah lipatan epidermis berlekuk yang menutup akar
kuku. Hiponikum adalah stratum korneum tebal di bawah ujung lepas kuku.
IV. Lunula (bulan sabit) adalah area keputihan berbentuk melengkung dekat
kutikel.
Sistem Integumen 12
(b) Rambut adalah spesialisasi kulit yang menjadi karakteristik pada mamalia saja.
Rambut atau pili, ada pada hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian besar
berupa rambut vellus yang kecil dan tidak berwarna, atau tersamar. Rambut
terminal biasanya kasar dan dapat dilihat. Rambut ini tertanam di kulit kepala,
alis, dan bulu mata. Ketika masa pubertas, rambut ini akan menggantikan posisi
rambut vellus di area ketiak dan pubis (dan di wajah laki- laki) sebagai bagian
dari karakteristikseksual sekunder.
I. Rambut berasal dari folikel rambut yang terbentuk sebelum lahir melalui
pertumbuhan dari epidermis ke dalam dermis.
Folikel rambut tubular membengkak pada bagian dasarnya, kemudian
membungkus bulbus rambut. Bulbus rambut ini kemudian diinvaginasi
suatu massa yang tersusun dari jaringan ikat renggang, pembuluh darah,
dan saraf yang disebut papila dermal, yang memberikan nutrisi untuk
pertumbuhan rambut.
Sel- sel bulbus rambut yang terletak tepat di atas papila disebut matriks
germinal rambut, dan analog dengan sel- sel stratum basalis pada
epidermis. Setelah mendapat nutrisi dari pembuluh darah pada papila,
sel- sel matriks germinal kemudian membelah dan terdorong ke arah
permukaan kulit untuk menjadi rambut yang terkeratinisasi penuh.
Sistem Integumen 13
II. Rambut terdiri dari akar, bagian yang tertanam dalam folikel dan batang,
bagian di atas permukaan kulit. Akar dan batang rambut tersusun atas tiga
lapisan epitelium.
Kutikel, adalah lapisan terluar yang tersusun dari sel- sel mati yang
bersisik.
Korteks, adalah lapisan tengah yang terkeratinisasi, membentuk bagian
utama batang rambut. Bagian ini mengandung jumlah pigmen beragam
yang menentukan warna rambut.
Sebuah medula atau aksis sentral, tersusun dari dua sampai tiga lapisan
sel. Pertumbuhan medula buruk bahkan sering kali tidak terjadi,
terutama pada rambut pirang.
III. Otot arektor pili adalah pita tipis otot polos yang berhubungan denga folikel
rambut. Konstraksi otot ini menyebabkan ujung- ujung rambut berdiri
(merinding) dan mengakibatkan keluarnya sekresi kelenjar sebasea. Setiap
folikel rambut mengandung satu atau beberapa kelenjar sebasea.
Sistem Integumen 14
(2) Setelah masa istirahat, bulbus rambut yang baru terbentuk dari
bagian bawah massa yang lama, sehingga rambut lama menjadi
rontok.
(3) Di suatu saat tertentu, 90% rambut kepala sedang tumbuh dengan
aktif, sedangkan 10% sisanya beristirahat.
Rambut di kulit kepala tumbuh dalam masa 2 sampai 6 tahun dan
kemudian memasuki fase istirahat selama 3 bulan sebelum rontok.
Rambut di tubuh tumbuh sepanjang kurang lebih 0,05 inci/ minggu.
Sedangkan, rambut pada kulit kepala membutuhkan waktu sekitar 7
minggu untuk dapat tumbuh sepanjang satu inci.
Kebotakan adalah suatu deteriorasi folikel yang progresif. Prevalensinya
lebih besar pada laki- laki karena memiliki karakteristik pengaruh
genetik kelamin yang hanya akan muncul jika hormon laki- laki ada
dalam tubuh.
(c) Kelenjar kulit pada manusia meliputi, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
I. Kelenjar keringat (sudoriferus) terbagi menjadi dua jenis berdasarkan
struktur dan lokasinya.
Kelenjar keringat ekrin adalah kelenjar tubular simpel dan berpilin
serta tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini
penyebarannya meluas ke seluruh tubuh, terutama pada telapak tangan,
telapak kaki, dan dahi. Sekresi dari kelenjar ini (keringat) mengandung
air dan membantu pendinginan evaporatif tubuh untuk mempertahankan
suhu tubuh.
Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat terspesialisasi yang
besar dan bercabang dengan penyebaran terbatas. Kelenjar ini ditemukan
pada aksila, areola payudara, dan regia anogenital.
(1) Kelenjar apokrin yang ditemukan di lipatan ketiak dan area
anogenital memiliki duktus yang membuka ke bagian atas folikel
rambut. Kelenjar ini mulai berfungsi pada masa pubertas untuk
merespons stres atau kegembiraan dan mengeluarkan semacam
sekresi tidak berbau yang kemudian akan berbau jika bereaksi
dengan bakteri.
(2) Kelenjar seruminosa pada saluran telinga menghasilkan serumen
atau getah telinga, dan kelenjar siliaris Moll pada kelopak mata juga
termasuk kelenjar apokrin.
(3) Kelenjar mammae adalah kelenjar apokrin termodifikasi yang
mengalami spesialisasi untuk memproduksi susu.
Sistem Integumen 15
II. Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke folikel
rambut. Kelenjar sebasea, rambut, dan kelenjar keringat apoktrin membentuk
unit pilosebasea, tetapi hanya terbentuk pada rambut di area genetalia, bibir,
puting susu, dan areola payudara.
Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin (sel- sel sekretori menghilang
selama sekresi sebum).
Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak, dan pecahan- pecahan
sel. Zat ini berfungsi sebagai emoliens atau pelembut kulit dan
merupakan suau barier terhadap evaporasi. Zat ini juga memiliki
aktivitas bakterisida.
Jerawat adalah gangguan pada kelenjar sebasea di wajah, leher, dan
punggung yang terjadi terutama pada dekade kedua masa kehidupan.
Kelenjar sebasea ini dapat terinfeksi sehingga menyebabkan furubkel
(bisul).
2.3 FUNGSI INTEGUMEN
1. Perlindungan. Kulit melindungi tubuh dari mikroorganisme, penarikan atau
kehilangan cairan, dan dari zat iritan kimia maupun mekanik. Pigmen melanin
yang terdapat pada kulit memberikan perlindungan selanjutnya terhadap sinar
ultraviolet matahari.
2. Pengaturan suhu tubuh. Pembuluh darah dan kelenjar keringat dalam kulit
berfungsi untuk mempertahankan dan mengatur suhu tubuh.
3. Ekskresi Zat berlemak, air dan ion- ion, seperti Na + diekskresi melalui kelenjar-
kelenjar pada kulit.
4. Metabolisme Dengan bantan radiasi sinar matahari atau sinar ultra violet, proses
sintesis vitamin D yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang,
dimulai dari sebuah molekul prekursor (dehidrokolestrol-7) yang ditemukan di
kulit.
5. Komunikasi
a. Semua stimulus dari lingkungan diterima oleh kulit melalui sejumlah reseptor
khusus yang mendeteksi sensi yang berkaitan dengan suhu sentuhan, tekanan,
dan nyeri.
b. Kulit merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskular yang penting
dalam komunikasi.
2.4 PENYAKIT PADA SISTEM INTEGUMEN
1. Kulit
(a) Skabies
Sistem Integumen 16
Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei. Betina yang hamil
bersarang dalam lapisan tanduk dari epidermis. Di sini ia bertelur beberapa butir
setiap hari yang menetas mengeluarkan banyak pinjal muda yang makan dalam
orifisium dari glandula skretoris.
Sarang tampak sebagai garis putih dengan tepi yang tidak teratur, pada akhir
sarang ini terdapat tempat pinjal. Sarang ditemukan pada lipatan, antara jari-jari,
pada genitalia dan pada muka bayi. Kondisi ini ditularkan oleh kontak yang intim
dan cenderung mengenai seluruh keluarga.
Sistem Integumen 17
(b) Akne
Akne merupakan penyakit dari folikel sebasea, yaitu folikel yang mempunyai
glandula sebasea yang banyak dan tidak mempunyai bulu. Arpertura dari glandula
sebasea terblokir oleh sumbat tanduk (blackheads) dan terdapat retensi dari
sebum yang diubah oleh organisme yang menimbulkan inflamasi pada jaringan
sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan pembentukan pustul dan abses yang
menyebabkan parut. Kondisi ini memengaruhi remaja muda sehingga
menyebabkan perasaan malu dan tidak senang.
Sistem Integumen 18
Ini merupakan makula berwarna merah tua atau ungu. Merupakan dilatasi
difus dari semua kapiler normal pada jaringan yang terkena. Dapat juga
melibatkan organ dibawahnya, seperti mata dan otak. Tidak ada pengobatan
untuk hal ini, tapi dapat digunakan penutupan secara kosmetik.
Lesi ini sering ditemukan saat lahir. Tampak sebagai nodul seperti karet, merah
dengan permukaan yang kasar. Melibatkan unsur kapiler maupun vena.
Hemangioma strawberi biasanya hilang sendiri, meninggalkan kulit yang kendor
dan jarang sekali diperlukan terapi.
Sistem Integumen 19
Eksema merupakan istilah yang menguraikan setiap dematosis inflamatoar
yang khas dengan adanya eritema, papula, vesikula, cairan, krusta dan skuama
pada berbagai fase resolusi. Keadaan ini melibatkan epidermis dan lapisan
vaskuler kulit.
Tampaknya terdapat faktor herediter yang kuat dan kondisi ini kambuh
sepanjang hidup. Keadaan ini juga diduga merupakan penyakit alergi. (Suatu
alergi didefinisikan sebagai perubahan reaksi jaringan pada individu tertentu pada
paparan terhadap bahan yang dalam jumlah yang sama, tidak menimbulkan apa-
apa pada yang lain). Mekanisme yang terlibat diduga adalah sebagai berikut :
Eksema jarang timbul sebelum bulan kehidupan kedua dan ketiga dan
sebagian kasus hilang secara spontan pada ulang tahun kedua dan ketiga. Lebih
sering terjadi pada bayi yang diberi makanan buatan dibanding pada bayi yang
diberi ASI.
Gambaran Klinik, lesi kulit pada awalnya tampak pada pipi, dahi dan kulit
kepala, tetapi juga ditemukan pada permukaan fleksor dari lengan dan tungkai.
Sistem Integumen 20
Pada akhirnya mereka menyebar pada seluruh permukaan kulit. Hal ini sangat
gatal dan sebagian besar perubahan kulit timbul akibat menggaruk, menggosok
dan ekskoriasi.
(g) Impetigo
(h) Psoriasis
2. Kuku
(a) Onychia
Sistem Integumen 21
Onychia adalah kondisi perdangan yang terjadi akibat infeksi patogen. Sebuah
luka kecil di sekitar kuku memungkinkan organisme untuk masuk ke jaringan
sekitar lipatan kuku. Hal ini menyebabkan pembentukkan nanah dan tanggalnya
kuku.
(b) Leuconychia
Cedera pada pangkal kuku. Kondisi ini juga disebut sebagai kuku putih karena
warna putih muncul di kuku. Ada berbagai jenis leuconychia yang terdiri dari,
leukonikia totalis (seluruh kuku menjadi putih), leukonikia partialis (beberapa
bagian menjadi yang menjadi putih) leukonikia striata (garis putih yang berjalan
sejajar dengan kuku) dan leukonikia puncata (di mana bintik- bintik kecil muncul
di kuku)
(c) Garis beau
Sistem Integumen 22
Garis beau
Garis berlekuk dalam yang melintang dari satu sisi ke sisi lainnya. Garis- garis ini
horizontal dan tampak seperti pegunungan dan lekukan. Garis- garis ini dapat
disebabkan oleh sejumlah faktor seperti infeksi, cidera, oklusi kroner,
hiperkalsemia, diabetes, psoriasis, kekurangan gizi, dan kondisi lainnya.
(d) Koilonikia
Koilonikia disebut juga sebagai kuku sendok, koilonikia adalah penyakit kuku
yang terjadi akibat anemia atau kekurangan zat besi. Kuku menjadi tipis dan datar
atau cekung.
Sistem Integumen 23
SOAL LATIHAN
Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling benar untuk setiap
pernyataan di bawah ini.
3. Potongan mikroskopik dari bagian tubuh manusia sedang dianalisis dan kemudian
ditemukan mengandung keratin dengan kandungan sulfur yang rendah, maka bagian
tersebut merupakan partikel dari?
a. Epidermis
b. Batang rambut
c. Kuku jari
d. Hipodermis
e. Kelenjar pada Kulit
4. Manakah dari struktur kulit berikut ini yang berhubungan dengan jerawat dan bisul?
a. Kelenjar keringat
b. Kelenjar sebasea
c. Papila dermal
d. Melanosit
e. Sel Lemak Dermis
Sistem Integumen 24
5. Tonjolan serupa jari pada dermis yang mengandung pembuluh darah dan reseptor
sensorik disebut...
a. Arektor pili
b. Folikel
c. Matriks germinal
d. Papila dermal
e. Pembuluh Darah
6. Manakah dari kelenjar berikut yang menghasilkan sekresi sebagai suatu respons terhadap
suhu lingkungan yang tinggi?
a. Kelenjar keringat ekrin
b. Kelenjar keringat apokrin
c. Kelenjar sebasea
d. Kelenjar seruminosa
e. Kelenjar mammae
7. Pewarnaan kulit merah muda pada kulit ras Caucasian terutama diakibatkan adanya...
a. Melanosit dalam epidermis
b. Karoten
c. Pembuluh darah dalam dermis
d. Keratin
e. Kelenjar keringat (Sudoriferus)
8. Urutan pembagian lapisan kulit dari yang terluar sampai yang terdalam adalah. . .
a. Epidermis-dermis-hypodermis
b. Dermis-epidermis-dermis
c. Hypodrmis-epidermis-dermis
d. Epidermis-hypodermis-dermis
e. Dermis-hypodermis-epidermis
Sistem Integumen 25
KUNCI JAWABAN
Sistem Integumen 26
DAFTAR PUSTAKA
Sistem Integumen 27