Anda di halaman 1dari 12

PAPER

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM KARDIOVASKULAR


“ ANTIDISRITMIA ”
Dosen pengampu : Kasron , S.Kep,. Ns

KELOMPOK 6
Disusun oleh
1. Isnaeni Mukharomah (108115001)
2. Aditya Wahyu Kurniawan (108115004)
3. Erna Kusmayda (108115005)
4. Sellvy kurniasih (108114043)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN IIA


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2016
ANTIDISRITMIA
Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama atau
keduanya. Atau bisa didefinisikan dengan gelombang EKG.
Disritmia dinamakan berdasarkan pada tempat da nasal impuls dan mekanisme hantaran yang
terlibat.
Golongan obat antidisritmia :
a. MEKSILETINA HIDROKLORIDA
b. DISOPIRAMID FOSFAt
c. PROPAFENON HCL
d. AMIODARON HIDROKLORIDA
e. QUINIDINE
f. PROCAINAMIDE
1. MEKSILETINA HIDROKLORIDA
a. Indikasi : Aritmia ventrikel, terutama setelah infarkmiokard.
b. Kontra indikasi : Bradikardi, syok kardiogenik, blok AV derajat tinggi (kecuali bila di
gunakan pacu jantung).
c. Efek samping : Mual, muntah, konstipasi, diare, bradikardi, hipotensi fibrilasi atrium,
palpitasi, gangguan konduksi, eksaserbasi aritmia, torsades de pointes, mengantuk,
bingung, konvulsi, gangguan kejiwaan, disartria, ataksia, kesemutan, nistagmus, tremor,
jaundice, hepatitis, rash, sindrom stevens-johnsons, gangguan darah,
d. Dosis : Oral, dosis awal 400 mg (mungkin ditingkatkan sampai 600 mg jika analgesic
opioid juga di berikan), setelah 2 jam diikuti dengan 200-250 mg 3-4 kali sehari.
e. Perhatian : Gangguan hati, pemantauan ketat pada awal terapi (termasuk EKG, tekanan
darah), kehamilan

f. Nama dagang :
 Mexitex :
 Indikasi: Aritmia ventrikuler dengan gejala nyata, denyut ektopik seperti yang
dijumpai setelah infark miokardium dan pada trpenyakit jantung iskemik, arit,ia
disebabkan digitalis atau obat lain, keadaan aritmik idiopatik.
 Kontra indikasi: Brakikardi, syok kardiogenik, blok AV derajat tinggi (kecuali
bila dilakukan pacu jantung).
 Efek samping: Mual, muntah, rasa tidak enak, kecegukan, mengantuk, bingung,
pusing, disartria, diplogia, nistagmus, ataksia, tremor, parestesia, rasa ringan
kepala, gangguan penglihatan, konvulasi, sinus bradikardia, hipotensi, fibrilasi
atrial, palpitasi.
 Dosis: Awal, 400-500 mg, setelah 2 jam diberikan dosis pemeliharaan tiap 6-8
jam 200 mg.
 Perhatian:Gangguan hati, pemantauan ketat pada awal terapi (termsuk EKG,
tekanan darah); kehamilan.

2. DISOPIRAMID FOSFAT
a. Indikasi : Aritmia ventrikel, terutama setelah infark miokard, aritmia supra ventrikel.
b. Kontra indikasi : Blok jantung derajat 2 atau 3 dan disfungsi SA (kecuali bila di pakai
pacu jantung), syok kardiogenik, gagal jantung berat yang tidak terkonpensasi.
c. Efek samping : Takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel atau torsades de pointes (biasanya
disertai dengan pemanjangan kompleks QRS atau interval QT), depresi miokard,
hipotensi, blok AV, efek anti muskarinik (Mulut kering, Penglihatan kabur, retensi urin),
iritasi saluran cerna, sikosis, penyakit kuning s=kolestatik, hipoglikemi.
d. Dosis : Oral,300-800 mg sehari dalam dosis terbagi.
e. Perhatian : Hentikan bila terjadi hipotensi, hipoglikemia, takikardia atau fibrilasi
ventrikel atau torsades de pointes, fluter atau takikardia atrium dengan blok parsial, blok
cabang bundel his, gagal jantung (hindari bila berat), pembesaran prostat, glaucoma,
gangguan hati atau ginjal, kehamilan dan menyusui.
f. Nama dagang :
 Norpace :
 Indikasi: Anti-aritmia.
 Kontra indikasi: GAngguan saluran cerna mulut kering, sukar buang air kecil,
penglihatan kabur.
 Efek samping: Rasa sakit, kembung, penglihatan kabur, sembelit, kesulitan
buang air kecil, pusing, kekeringan mata atau mulut, kelelahan, sering dan
mendesak buang air kecil, ketidaknyamanan tubuh secara umum, sakit
kepala,mual.
 Dosis: Dewasa 400-800 mg sehari di bagi dalam 4 dosis
 Perhatian: Kehamilan dan laktasi.

 Rytmilen
 Indikasi: profilaksis dan pengobatan takiaritmia ventrikuler disebabkan iskemia
miokardia akut, ekstrasistol atrial dan ventricular yang menetap, profilaksis
takikardia paroksimal atrial dan ventrikuler, mempertahankan irama sinus
setelahelektrokonfrensi atau konversi yang menyertai disopiramid atau obat lain.
 Kontra indikasi: Blok AV derajat II dan III, syok kardiogenik, payah jantung
kongestif berat yang terkompensasi, hipersensitif.
 Efek samping: Mulut kering, kabur penglihatan, retensi kemih.
 Dosis: Harus di atur secara individual. Dewasa: Awal, sehari 300 mg. Penderita
BB di bawah 50 kg dan dengan insufisiensi ginjal, hati dan jantung atau
kardiomiopati: Awal, 100 mg. Pemeliharaan: Sehari 300-800 mg di bagi 3-4
dosis.
 Perhatian: Hati-hati pada penderita dengan blok Av derajat 1 atau sindrom sinus.

3. PROPAFENON HCL
a. Indikasi : Aritmia ventrikel, takiaritmia supraventrikel paroksismal, termasuk fluter atau
fibrilasi atrium paroksismal dan takikardia berulang paroksismal yang melibatkan AV
node atau jalur tambahan, yang tidak memberikan respon terhadap terapi standar atau
dikontra indikasikan.
b. Kontra indikasi : Gagal jantung kongestif yang tidak terkontrol, syok kardiogenik
(kecuali jika terinduksi karena aritmia), brakikardia berat, gangguan keseimbangan
elektrolit, penyakit obstruksi paru berat, hipotensi berat, miasteniagrafis, gangguan
konduksi atrium, disfungsi nodusinus (kecuali yang dapat di hindari dengan pacu
jantung), AV blok derajat 2 atau yang lebih berat, bundel branch blok or distal blok.
c. Efek samping : Efek anti muskarinik termasuk konstipasi, pandangan kabur, dan mulut
kering, pusing, mual dan muntah, letih, mulut terasa pahit, diare, sakit kepala, dan reaksi
alergi kulit, hipotensi postural, terutama pada lansia, bradikardi, sinoatrial,
penghambatan atrio ventrikel atau intra ventrikel, efek aritmogenik (pro aritmia),
kejang, mioklonik.
d. Perhatian : Gagaljantung, lansia, pasien yang menggunakan pacu jantung, sangat hati-
hati pada pasien obstruksi pernafasan akibat penggunaan beta bloker (di kontra
indikasikan jika berat), gangguan fungsi hati (lampiran 2), gangguan fungsi ginjal
(lampiran 3), kehamilan (lampiran 4), menyusui (lampiran 5).

e. Nama dagang :
 Rytmonorm :
 Indikasi: Mengurangi terjadinya paroksismal atrial fibrilasi/flutter (PAF),
paroksismal supraventricular takikardia (PSVT), aritmia ventricular.
 Kontra indikasi: Gagal jantung yang menifes, syok kardiogenik (kecuali yang
disebabkan aritmia), bradikardia berat, gangguan konduksi impuls SA, AV dan
intraventrikuler, sick sinus syndrome (sindrom bradikardi-takikardi), gangguan
keseimbangan elektrolit yang manifest,penyakit paru obstruktif berat, hipotensi
berat, hipersensitif.
 Efek samping: Anti muskarinik termasuk konstipasi, pandangan kabur, dan
mulut kering; telah di laporkan pusing, mual dan muntah, letih, mulut terasa
pahit, diare, sakit kepala, dan reaksi alergi kulit, hipotensi postural, brakikardi,
sinoatrial, efek aritmogenik, jarang terjadi: hipersensitifitas (kolestatis,
gangguan darah, syndrome lupus), kejang, juga dilaporkan mioklonik.
 Dosis: Awal 1 tablet tiap 8 jam; dapat di tingkatkan 1,5 tablet tiap 8 jam atau
bila perlu 2 tablet tiap 8 jam. Dosis maksimum: dianjurkan 900 mg/hari.
 Perhatian: Gagal jantung, lansia, pasien yang menggunakan pacu jantung,
sangat hati-hati pada pasien obstruksi pernafasan akibat penggunaan beta
bloker (di kontra indikasikan jika berat), gangguan fungsi hati, gangguan
fungsi ginjal, kehamilan, menyusui.

4. AMIODARON HIDROKLORIDA
a. Indikasi : Gangguan ritme atrium, nodus dan ventrikel. Gangguan ritme yang berkaitan
dengan syndroma wolf parkinsom-white.
b. Kontra Indikasi : Sinus brakikardia, blok SA (sino atrial), blok AV (atrioventrikuler),
six sinus syndrome, gangguan fungsi tiroid, wanita hamil dan menyusui.
c. Efek samping : Mikrodeposit pada kornea, fotosemsitisasi dan pigmentasi. Hiper atau
hipotiroid, gangguan saluran cerna, sakit kepala.
d. Dosis : Tablet : 600 mg/hari selama 8-10 hari infus : 5mg/kg BB dengan infus kira-kira
20 menit sampai 2 jam.
e. Perhatian : Kehamilan dan laktasi.
f. Mekanisme kerja : Mekanisme Aksi Antiaritmia Kelas III dengan menghambat
stimulasi Adrenergik (Alfa dan Beta Bloker), berefek pada Kanal sodium (natrium),
Potassium (kalium) dan Calcium (Kalsium),. Memperpanjang potensial aksi dan periode
refraktori pada jaringan miokard, menurunkan konduksi AV dan fungsi sinus node.
Aksi Farmakologi efek AntiAritmia Amiodaron setidaknya melaui dua aksi utama yaitu.
Memperpanjang durasi Potensial Aksi Sel Miokard (sel jantung) fase 3. Dan beraksi
sebagai inhibitor Alfa dan Beta Adrenergik Non Kempetitif.
g. Nama dagang :
 Tyaryt :
 Indikasi: Aritmia ventrikuler, fibrilasi ventrikuler kambuhan, takikardia
ventrikuler, hemodinamik tidak stabil.
 Kontra Indikasi: brakikardi sinus, blok SA, kecuali bila digunakan pacu jantung
hindarkan pada gangguan konduksi yang berat atau penyakit nodus SA,
gangguan fungsi tiroid, kehamilan dan menyusui, sensitivitas terhadap iodium,
hindari pemberian intravena pada gagal pernafasan yang berat, kolaps sirkulasi,
hipotensi arterial yang berat.
 Efek samping: mikrodeposit di kornea yang revisibel (kadang-kadangsilau di
malam hari), jarang gangguan penglihatan akibat neuritis optic, neuropati
perifer dan miopati (biasanya revisibel bila obat dihentikan), brakikardia dan
gangguan konduksi, fototoksisitas dan jarang perwarnaan kulit menjadi abu-
abu yang persisten, hipotiroidisme, hipertiroidisme, alveeolitis paru yang difus,
pneumonitis, dan fibrosis, peningkatan transaminase serum, penyakit kuning,
hepatitis dan sirosis, gangguan ginjal dan trombositopenia, anemia hemolitik
atau aplastic
 Dosis: Oral, 200 mg 3 kali sehari di minggu awal , 200 mg 2 kali sehari minggu
berikutnya. Infus intravena via kateter vena sentral, 5 mg/kg BB selama 20-120
menit dengan pantauan EKG, maksimal 1,2 gram dalam 24 jam.
 Perhatian:Monitor tekanan darah, fungsi hati dan tiroid secara teratur.

 Cordarone :
 Indikasi : Tablet : Gangguan ritme atrium (perubahan fibrilasi atau fluter).
Gangguan ritme nodal ventrikel, (takikardi ventrikel, kontraksi premature,
fibrilasi ventrikel). Gangguan ritme yang berhubungan dengan wolf-parkinson-
white. Ampul : gangguan ritme sinus supra ventricular. Takikardia yang
berhubungan dewngan syndrome wolf Parkinson white. Gangguan ritme
ventrikel.
 Kontra indikasi : Sinus brakikardi, blok SA, blok AV hamil, laktasi, gangguan
sinus, intoleransi yodium, hipotensi atrial berat, kolaps kardiovaskuler,
isufisiensi jantung akut, distiroid disme.
 Efek samping : Fotosensitisasi dan pigmentasi, hipotiroid disme, hipertiroid
disme, mikoroeposit kornea, pneumopati interstitial difus reversible.
 Dosis : Dewasa : Awal 600 mg/hari. Pemeliharaan : 100-400 mg/hari, 5 hari
dalam satu minggu. Ampul : 5 mg/kg BB dengan infus IV selama 20 menit-2
jam infus dapat diulangi 2-3 kali/hari. Pemeliharaan 10-20 mg/kg BB/24 jam
secara infus IV.
 Perhatian : Hipertensi atrial, insufisiensi pernafasan, miokardiopati, gagal
jantung berat, terpapar sinar matahari, monitor tekanan darah dan fungsi tiroid
teratur.

 Kendaron :
 Indikasi : Fibrilasi ventrikel, takikardia ventrikel tidak stabil yang berulang.
 Kontra indikasi : Sinus brakikardi, blok AV, hamil, sinoatrial, distiroidisme.
 Efek samping : Gangguan saluran cerna, sakit kepala, lesu/letih, myalgia,
tremor, ataksia, parestesia, gagal jantung kongestif, inflamasi paru, mikro
deposit pada kornea (reversible).
 Dosis : Awal 1 tablet 3 kali/hari, selama 1 minggu. Kemudian di turunkan 1
tablet 2 kali/hari selama 1 minggu. Pemeliharaan : 1 tablet/hari atau kurang.
 Perhatian : Anak.
 Rexidron :
 Indikasi : fibrilasi ventrikel rekuren yang mengancam jiwa dan takikardi
ventrikuler yang tidak stabil secara termodinamik.
 Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap yodium atau amiodaron, sinus
brakikardia dan blok SA jantung, syndrome sick sinus kecuali jika di gunakan
dengan suatu alat pacu jantung, gangguan fungsi tiroid, gangguan konduksi
tingkat tinggi, blok AV. Hamil dan laktasi.
 Efek samping : mikrodeposit korneal, fotosensitivitas, hipotiroid, hipertiroid,
toksisitas paru, sakit kepala, lemas, myalgia, tremor, ataksia, parestesia,
brakikardia yang berhubungan dengan pemberian dosis, gangguan pencernaan
yang bersifat jinak, alopesia, epididymitis.
 Dosis : Awal 600 mg, dapat di lanjutkan hingga 8-10 hari. Pemeliharaan : 100-
400 mg/hari . Dapat di berikan secara berselang seling : 200 mg tiap 2 hari
sekali.
 Perhatian : Pasien yang sedang mendapat terapi MAOI dari medikasi
brakikardi seperti golongan penyekat dan antagonis kalsium, penggunaan
bersama digitalis atau digoksin. Monitor waktu protombin pada terapi
antigulan.

 Lamda :
 Indikasi : Gangguan rytme jantung yang serius dan tidak dapat di atasi secara
peroral, seperti gangguan rytme atrium dengan rytme ventrikel cepat,
syndrome takikardi wolf-parkinson-white, gangguan rytme simtomatik yang di
dokumentasikan dan kelainan rytme ventrikel.
 Konta indikasi : Hipersensitifitas terhadap yodium atau amiodaron. Sinus
brakikardi dan blok jantung SA tanpa protesis, penyakit sinus tanpa protesis
(kemungkinan sinus aresst. GAngguan konduksi tingkat tinggi tanpa protesis,
hipertiroid, kolapsirkulasi, hipotensi berat. Kombinasi dengan anti aritmia
yang menginduksi torsades de pointes. Hamil trimester 2 dan laktasi. Anak <3
tahun.
 Efek samping : Flebitis supervisial : Rasa panas dan kemerahan pada wajah,
berkeringat, mual, kerontokan rambut, penurunan tekanan darah sementara
dalam derajat sedang, brakikardi. Peningkatan transaminase serum, gawat
nafas akut. Jarang : efek pro aritmia, penyakit hati akut dan kronik selama
terapi jangka lama, syok anafilaksis, hipertensi intra kranial jinak
(pseudomotor serebri), bronco spasme dan apnea dalam kegagalan pernafasan
berat pada asma.
 Dosis : Awal 5 mg/kg BB dalam larutan infus IV glukosa selama 20 menit
hingga 2 jam dan di ulangi 2 atau 3 kali/24 jam. Pemeliharaan : 10 sampai 20
mg/kg BB/hari (umum : 600-800 mg/24 jam hingga 1,2 g/24 jam) dalam 250
larutan glukosa. Di berikan fiarute vena sentral. Di ganti dengan obat per oral :
3 tablet/hari mulai dari hari pertama pemberian infus. Dapat di tingkatkan
hingga 4 atau 5 tablet/hari.
 Perhatian : Hipokalemia. Monitor EKG, tekanan darah dan fungsi hati secara
berkala. Anestesi, gawat pernafasan akut sesudah pembedahan. Kombinasi
dengan anti aritmia golongan yang sama, obat dengan efek inotropic negative
atau efek brakikardi dan konduksi AVlambat.

5. QUINIDINE
a. Indikasi: Untuk mencegah kejadian kembali takidisritmia supra ventricular atau
untuk menekan kontraksi ventrikel prematur.
b. Kontra indikasi: Hipersensitifitas, blok atrioventrikular lengkap (kecuali ada alat
pacu jantung buatan), blok cabang berkasnya, gangguan konduksi intraventrikular,
irama menyimpang (karena mekanisme yang sulit dipahami dari avenode atau
ventrikel), syok kardiogenik, trombosit openic heskayapurpurafonetqunidine atau
kina diterima (sejarah).
c. Efek samping: takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel, blockade, syndrome seperti
lupus, gipotenzia, pingsan, pusing, rasa pahit di mulut, diare, kehilangan selera
makan, mual, muntah, gastralgia, hepatitis, anemia, trombositopenia, reaksi alergi.
d. Dosis:
e. Perhatian: pada pasien dengan gagal jantung, hypokalemia, gangguan keseimbangan
hipoksia dan asam basa.

f. Nama dagang :
 Sulfas Chinidin :
 Indikasi : Aritmia jantung, fibrilasi atrium (aritmia jantung karena gangguan
penyebaran rangsang melalui otot-otot serambi jantung ), atrial fluter (gletar
serambi), takikardia paroksimal, ventrikuler dan supra venrtikuler.
 Kontra indikasi : Blok jantung komplit, infeksi akut di sertai dengan demam,
over dosis digitalis.
 Efek samping : Iritasi saluran pencernaan, mual, muntah, diare, kesukaran
bernafas, urtikaria (biduran/kaligata), gatal-gatal, ruam kulit, purpura,
diskrasia darah. Jarang : Demam, anafilaksis, hepatitis granulametosa,
simdrom seperti lupus, cinconisme (keracunan quinidine) di sertai dengan
tinnitus (telinga berdenging tanpa rangsang dari luar), gangguan
pendengaran, gangguan penglihatan, sakit kepala,kebingungan/kekacauan,
vertigo,nyeri perut.
 Dosis : Di awali dengan 200 mg, kemudian 200 samapai 400 mg 3 sampai 4
kalisehari.
 Perhatian : Blok jantung inkomplit, sebelum ada penyakit jaringan konduktif,
gagal jantung tak terkonpensasi, miastenia gravis, pasien yang menjalani
pengobatan dengan digitalis. Interaksi obat : bisa mempertinggi efek anti
koagulan oral, beberapa neuromuscular bloker, metabolism bisa di pertinggi
oleh fenobarbital, fenitoin, rifampisin.
6. PROCAINAMIDE
a. Indikasi: Digunakan untuk menjaga jantung berdetak dengan normal pada orang
yang memiliki gangguan irama jantung tertentu pada bilik jantungnya.
b. Kontra indikasi: Blok jantung, gagal jantung, hipotensi, SLE, tidak di indikasikan
untuk torsades de pointes (dapat memperburuk), menyusui.
c. Efek samping: Efek CV (hipotensi),efek GI(diare,N/V,gangguan prasa).
d. Dosis: Non-VF/VT 20mg/menit IV melalui infus lanjutan: 1-4 mg/menit.
e. Perhatian: berkontra indikasi pada penderita higdegri heart blok, ventricular
takikardia, sistemik lupus eritematosus (SLE), penggunaan cisapride yang
bersamaan, perpanjangan QT, gunakan dengan hati-hati pada pasien yang telah
mengalami perpanjangan QT dan yang dalam kombinasi dengan obat-obat yang
memperpanjang jarak QT,Awasi ECG dan BP secara berkelanjutan selama
pemberian obat.
f. Nama dagang:
 Procainamide HCL
 Indikasi : Aritmia ventrikel terutama setelah infarkmiokard, takikardia atrium.
 Kontra indikasi : Blok jantung, gagal jantung, hipotensi, SLE , tidak di
indikasikan untuk torsades de pointes, dapat memperburuk, menyusui.
 Efek samping : mual, diare, ruam kulit, demam, depresi miokard, gagal
jantung, syndrome seperti SLE (syndrome resembling systemic lupus
eritematosus), agranulositosi setelah pemakaian lama, psikosis dan
angioedema.
 Dosis : Injeksi itravena lambat, kecepatan tidak melebihi 50 mg/menit, 100
mg dengan pantauan EKG, di ulang dengan interval 5 menit samapai aritmia
teratasi, maksimum 1 gr, infus intra vena, 500-600 mg selama 25 sampai 30
menit dengan pantauan EKG, di ikuti dengan penunjang dengan kecepatan 2-
6 mg/menit, kemudian bila perlu secara oral,
 Perhatian : Usia lanjut, gangguan hati atau ginjal, asma, miastenia gravis,
kehamilan.

Anda mungkin juga menyukai