HAKEKAT FILSAFAT
1. Istilah Filsafat
Philosophia > Philo (Yun. k.k. philein) = mengasihi
Sophia = kebijaksanaan
Filsuf = seorang yang mengasihi kebijaksanaan.
Tradisi kuno : nama filsuf (philosophos) pertama kali
digunakan Pythagoras (ab-6 sM)
Pasti : dalam kalangan Sokrates dan Plato (abad ke-5
sM) nama filsafat dan filsuf sudah lazim dipakai.
Dialog Plato Phaidros : .... Lebih baik ia dipanggil
philosophos, pencinta kebijaksanaan. Nama ini lebih
berpatutan dengan makhluk insani.
2. PERISTIWA AJAIB?
Abad ke-6 sM : The Greek Miracle.
Beberapa faktor peristis :
1) Mitologi yang kaya dan luas = percobaan untuk mengerti
Mitos kosmogonis mitos kosmologis
Bgs Yun susun mitos2 jadi keseluruhan yang sistematis = tampak
sifat rasional bangsa Yun : mau mengerti hub mitos2 satu sama
lain.
2) Kesusasteraan Yunani : 2 Puisi Homeros Ilias & Odyssea (850
sM) = buku pendidikan untuk rakyat Yun.
Plato Politeia : Homeros telah mendidik seluruh Hellas
3) Pengaruh ilmu penget di Timur Kuno waktu itu.
Ilmu Ukur & Ilmu Hitung > Mesir -- Astronomi > Babylonia
IP : konteks praksis : tiap tahun diukur kembali tanah sesudah
banjir S.Nil (Herodotos abad ke-5 sM) == geometria
O Yun pada abad ke-6 sM hidup dalam polis selaku orang
merdeka.
3. ASAL FILSAFAT
Fils : berdiri di tengah kehidupan manusiawi.
: ciri khas eksistensi manusia sendiri == makhluk bertanya
Mengapa?
3 hal yang mendorong man untuk ber-filsafat :
a. Kekaguman / keheranan
Manusia : makhluk bertanya == mengapa?
Harus ada Sebab untuk semuanya : benda, perbuatan, peristiwa,
biasa dan luar biasa/penting sekali.
Yunani Purba : permulaan filsafat : kekaguman (thaumasia)
Plato : Mata kita memberi pengamatan bintang2, matahari dan langit
penyelidikan < filsafat
I. Kant (1724-1804) : Coelum stellatum supra me, lex moralis intra
me
= 2 unsur paling mengherankan : langit berbintang-bintang di
atasnya
: hukum moral dalam hatinya
Karl Jaspers (1883-1969) : asal hal berfilsafat terletak dalam
kekaguman, kesangsian, rasa kehilangan arah.
Goncang = butuh cari tujuan bagi diri sendiri
Filsafat mulai bila benda2 kehilangan ke-jamak-an atau ke-biasaan.
b. Kesangsian
Augustinus (350-430), Descartes (1596-1650)
= kesangsian : sumber utama pemikiran
Heran == ragu-ragu : dunia ini penuh macam-macam
pendapat, keyakinan, interpretasi
Sikap skeptis (Yunani skepsis = penyelidikan).
c. Kesadaran akan keterbatasan
Manusia sadar diri kecil - lemah berhadapan dg alam
semesta sekeliling.
Terpukau dg ketakberhinggaan sekelilingnya == ia heran
akan keterbatasan eksistensinya.
Harus ada sesuatu yg tak terbatas, ketakterhinggaan
yang membatasi segala sesuatu yg lain.
Simpulan = harus ada sesuatu yg tak terbatas yg
membatasi segala sesuatu yg lain.
4. Definisi Filsafat
a. Suatu pengetahuan kodrati yg diperoleh secara
metodis, teratur dan sistematis di mana dikejar
keterangan masak2 tentang segala-galanya.
b. Percobaan berpikir yg dengannya manusia mengejar
pengertian tentang diri sendiri dan menetapkan
situasinya dalam dunia.
c. I.R. Poedjawijatna : Ilmu yg mencari sebab sedalamdalamnya bagi segala sesuatu yg ada dan mungkin
ada.
Obyek materi : Ilmu + Filsafat == realita
Beda : Filsafat = cari keumuman & kesamaan segala
hal. Segala yang ada/mungkin/harus ada
bertemu pada ada terlepas dari
pengalaman == sebab terdalam.
Ilmu = terbatas pd fenomena indera
5. Makna Filsafat
* Sikap = hidup & alam semesta : bagaimana menanggapi
keadaan semacam ini?
* Metode == cara berpikir refleksif (mendalam), inklusif,
sinoptik.
* Kelompok persoalan == perennial problems
Persoalan : Non-filsafati = fakta2, tertentu ruang - waktu
Filsafati
= melampaui fakta, ruang- waktu,
argumen logis/rasional
* Kelompok teori/sistem pemikiran : rasionalisme, empirisme,
positivisme, idealisme, materialisme, pragmatisme, dll.
* Analisa logis ttg bahasa & penjelasan makna istilah.
arti tepat mis ada, baik, indah.
Hubungan konsep dasar dalam ilmu = substansi/zat
(kimia); ruang (geometri); gerak (mekanika) == umum
* Usaha peroleh pandangan menyeluruh : kesimpulan umum ttg
sifat2 dasar alam semesta, kedudukan man di dalamnya;
pandangan2 ke depan
6.
Persoalan Filsafat
Kagum = fenomena2 alam = tidak tahu = cari
jawaban === filsafat
Ciri-ciri persoalan filsafati :
Umum : ide2 umum bukan obyek2 khusus.
Filsafat tidak tanya : berapa uang yg anda
sumbangkan .... == Apa itu keadilan? Berapa jauh
jarak ........ == Apa itu jarak?
Tidak menyangkut fakta : spekulatif = melampaui batas2
penget ilmiah. Penget ilmiah : menyangkut fakta empiris.
Bersangkutan dg nilai2 (values) : etis, moral, estetis,
sosial, agama, dst.
Kritis : ttg konsep dan arti yg biasa diterima begitu saja
oleh ilmu.
Memeriksa, menilai asumsi2 ilmu, mengungkapkan arti
dan menentukan batas penerapan.
Sinoptik : pandang kenyataan secara keseluruhan.
Implikatif
b. Kritis
fils. mulai dg kagum mengenai sesuatu.
Refleksi kritis ttg pendapat2 prafilsafati :
keseluruhan yg kaya akan segala pengalaman
manusiawi = segala sesuatu yg ada dan terjadi
dalam hidup manusiawi.
Terhadap yang pra-filsafati muncul 3 sikap :
Dipercaya dan diterima sbg kebenaran pasti.
Sangkal semua makna dan nilai pada prafilsafati.
= skeptisisme : tidak ada makna & nilai
kebenaran tidak bisa dicapai.
contradictio in terminis
Refleksi kritis (Y krinein) = Ajukan pertanyaan
radikal ttg pra-fils.
c. Transendental
Fils == obyek transendental == luasnya tak terbatas
Problematik fils.
== p. Totalitas
Gabriel Marcel (1889-1973) : Probleme - Mystere
Martin Heidegger (1889-1976) : Zuhandenes - Vorhandenes
Ciri-ciri berfilsafat yang lain :
Si penanya sendiri.
a. Filsafat dan hidup sehari-hari
Setiap permasalahan filsafat selalu berakar dlm manusia yg
bertanya-tanya di tengah arus pengalaman sehari-hari dan
sejarah.
Filsafat tidak mengenal titik nol mutlak; selalu berurusan dg
manusia yg sudah berangkat pada perjalanannya.
b. Filsafat bercorak transenden terhadap kehidupan sehari-hari.
Manusia selalu sadar bahwa ... Manusia berdiri di luar/atas
situasi itu.
c. Filsafat menunjuk manusia : sedang berkelana mencari jawaban
terakhir yg memberi arah kpd kiblat kelananya sehari-hari = ke
mana, bagaimana.
Pengalaman sudah punya susunan dan kecenderungan
berkaitan dg arah kemanusiaan kita == kiblat sosial dan religius.
Ilmu-Ilmu lain
Supervisial : mis. fisika : jabarkan dunia empiris
ke ruang dan waktu yg dapat diukur.Biologi =
kehidupan = tdk menanyakan makna ultimnya.
Perspektivistis / parsial : kaji realitas sejauh
tampak dan parsial
Obyek materi : seluruh aspek kehidupan yg
dapat diuji indera manusia.
Tujuan
: Mengerti mengapa hal itu
terjadi.
Memeras hakekat obyek
empiris = tahu obyek tsb.
Tak perlu tahu banyak ttg sejarahnya.
Ketidaktahuan tidak mengurangi kompetensinya
di bidang keahliannya
HAKEKAT ILMU
Manusia : homo sapiens == berpikir proses ===
kesimpulan : pengetahuan
Pengetahuan : 3 masalah pokok
Apa yang ingin diketaui?
Bagaimana memperoleh pengetahuan?
Apakah nilai pengetahuan tsb bagi kita?
Ilmu : salah satu hasil pemikiran manusia dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.
Sumber kebenaran : - Ilmu : beri kebenaran; ada juga
kekurangannya (bukan satu-satunya sumber kebenaran)
1. Pengertian Ilmu
Ilmu berarti = - science in general
- masing2 bidang penget ilmiah
yang mempelajari pokok masalah
tertentu.
= Kumpulan penget yang disusun
secara sistematis tentang alam
semesta
yang diperoleh melalui
pengalamatan obyektif.
Makna : Ilmu : - Pengetahuan
- Aktivitas
- Metode
Atau : Proses
: aktivitas spenelitian
Prosedur : metode ilmiah
Produk
: pengetahuan
sistematis
2. Makna Ilmu
2.1 Ilmu sebagai aktivitas penelitian
Ilmu = rangkaian aktivitas berproses yang
bersifat rasional, kognitif, teleologis
Rasional = gunakan kemampuan berpikir untuk
menalar, bukan perasaan/naluri.
Kognitif = hal mengetahui, dan hasil
mengetahuan == pengetahuan
Rangkaian aktivitas : pengenalan,
penyerapan, pengkonsepsian,
penalaran yang dengannya manusia
dapat mengetahui dan memperoleh
pengetahuan tentang sesuatu hal
Memiliki metode
ONTOLOGI ILMU
Pengetahuan > hasil berpikir == obor & semen peradaban
manusia.
Filsafat Ilmu > Epistemologi == kaji hakekat ilmu.
= Jawab pert. : a. Obyek yang ditelaah ilmu?
b. Bagaimana memperoleh pengetahuan yang
benar?
c. Nilai pengetahuan?
* Obyek materi ilmu
= Apa yang ingin diketahui ilmu?
Obyek materi ilmu = seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji
oleh pancaindera.
Ilmu = Pengetahuan empiris
= Tujuan = Mengetahui mengapa hal itu terjadi.
Memeras hakekat obyek empiris = tahu ttg
obyek tsb
Ada 3 kelompok ilmu
1. Ilmu abstrak / simbolik
2. Ilmu Kemanusiaan = Ilmu-ilmu sosial == Il. Empiris
3. Ilmu Alam = deterministik
* Asumsi Ilmu
Ilmu = punya beberapa asumsi tentang obyek-obyek
empiris
- Keragaman
- Berulang & saling menjalin secara teratur
a. Obyek2 tertentu punya keserupaan satu sama lain mis.
bentuk, struktur, sifat, dll.
- klasifikasi (taxonomi)
Lenneaeus (1707-1778) == penggolongan : hewan tumbuhan
Individu2 dalam kelas tertentu punya ciri2 serupa
Ilmu bicara = bukan kasus individual
= kelas tertentu
b. Suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka
waktu tertentu.
= Bukan kelestarian absolut
= Kelestarian relatif == sifat2 pokok suatu benda
tidak berubah dalam jangka waktu tertentu.
c.
Determinisme
= Tiap gejala bukan merupakan kejadian yang bersifat
kebetulan.
Bersifat tetap dengan urutan kejadian yang sama.
= Bukan hubungan sebab-akibat mutlak : ..... selalu
harus .....
== Peluang (probabilistik)
* Batas-batas ilmu
Ilmu mulai jelajah pengalaman manusia dan berhenti di
batas pengalaman. Kejadian2 sebelum hidup dan sesudah
mati = di luar jelajah ilmu. Mengapa?
* Fungsi ilmu = alat bantu manusia untuk menanggulangi
masalah-masalah sehari-hari.
= menentukan benar/salah suatu pernyataan
Baik buruk > etika-moral
Indah jelek > estetika
* Pembuktian secara metodologis == empirisme
* Persoalan Keberadaan
1. Kuantitas : berapa banyak kenyataan
paling dalam?
a. Monisme : hanya ada satu substansi
3 filsuf pertama dari Miletos : cari arche (prinsip, asas) dari
alam
semesta
THALES (625-545 sM) = air : cair, beku, uap
Semua berasal dari air dan semua kembali lagi jadi air.
Aristoteles : makanan memuat zat lembab
Demikian pula benih pada semua makhluk
hidup
== bumi terletak di atas air
ANAXIMANDROS (610-547 sM) = to apeiron (Yunani, peras =
batas). Bersifat abadi, tak terubahkan, meliputi segalanya.
Ia mencari lolos dari pengamatan inderawi
ANAXIMENES (585-528 sM) = udara : melingkupi segalanya.
Udara lahirkan semua benda dalam alam semesta karena
proses pemadatan dan pengenceran.
Udara == angin, air, tanah, batu. . Encer == api
Anasir-anasir sendiri tidak berubah, mis. tanah tidak berubah jadi air
Benda berubah karena ke-4 anasir dicampur menurut proporsi yang
berlainan.
Mis. tulang tersusun dari : 2 bagian tanah, 2 bagian air, 4 bagian api
ANAXAGORAS (500-428 sM)
Realitas seluruhnya terdiri dari banyak unsur. Banyak unsur itu
(Parmenides) : tidak dijadikan, tidak berubah, tidak ada dalam ruang
kosong.
Realitas terdiri dari banyak anasir, jumlahnya tak berhingga.
== benih-benih (spermata)
Segalanya terdapat dalam segalanya = semua benih mengandung
semua kualitas
Mis. Salju berwarna : putih, hitam, merah, hijau, dst.
Dalam tulang ada : darah, daging, kuku, dst
Terjawablah soal : Bagaimana dapat tumbuh rambut dari bukan
rambut? daging dari bukan daging?
Dalam makanan sudah ada : rambut, daging dan semua unsur
lain.
4.2. Kualitas
a. Spiritualisme : roh adalah kenyataan yang menentukan
Mengakui kenyataan benda mati dan roh == roh : tujuan akhir yang
terkandung dalam benda mati
Plato : dunia idea == gambaran asli segala benda
Idea tidak ditangkap dengan indera tetapi dapat dipikirkan
Indera menangkap dunia bayang-bayang
Leibniz : monade = sederhana, tidak menempati ruang, tidak
berbentuk.
= sifat umumnya : gerak, menanggapi, berpikir
= tiap monade : otonom
b. Materialisme : hanya materi yang nyata
Pikiran, kesadaran : jelmaan dari materi dan kembali pada unsur2
fisik
DEMOKRITOS (460-370) : alam > atom2 kecil, punya bentuk dan
badan
Jiwa > atom2 == atom2 jiwa lebih kecil, bulat, mudah bergerak.
THOMAS HOBBES (1588-1679) : seluruh dunia termasuk manusia :
merupakan suatu proses yang berlangsung tiada hentinya atas dasar
hukum2 mekanis saja. Pikiran dan perasaan : gerak materi belaka
EPISTEMOLOGI
Pengertian Epistemologi
1. Pendahuluan
Semua cabang filsafat terdiri dari pengetahuan.
Bagaimana orang dapat berfilsafat tanpa memiliki
kepastian mengenai daya pengetahuannya sendiri?
1.1 Asal dan arti epistemologi
Epistemologi > episteme (Yunani) = pengetahuan; dan
logia (Yunani)
= ilmu, uraian, ajaran, teori
(logos = kata, pikiran, budi).
Epistemologi = ilmu / teori tentang pengetahuan
1.2.Definisi Epistemologi
= Penyelidikan kritis mengenai nilai kebenaran dari
pengetahuan.
Obyek epistemologi = nilai kebenaran dari pengetahuan
Metode pendekatan = penyelidikan kritis
Obyek materi
= pengetahuan dalam arti umum
Obyek formal
= nilai kebenaran pengetahuan
Dalam epistemologi diselidiki asal, luas dan batas-batas ideide kita.
Epis = ilmu kritis > kritikos = mampu membedakan dan
memutuskan.
Epis menemani metafisika = epistemologi hanya mungkin
sesudah manusia mulai berfilsafat.
Hegel : berefleksi tentang pemikiran sebelum sendiri berpikir
sia-sia. Cfr. Para Skolastik yang hendak belajar
berenang sebelum berada dalam air.
Heidegger : Kennen ist nachdenken = mengetahui sama
dengan berpikir sesudah
Aristoteles : filsafat mulai dengan rasa kagum atas apa yang
ada perubahan cari arti dari keseluruhan
asal segala yang ada.
2.4.Aspek eksistensial
Ingin tahu = keprihatinan eksistensial
Pengetahuan : upaya menyatakan kepada diri sendiri kelekatannya
pada ada
Secara ontologis : dasar ragu = keterbatasan manusia
Manusia = bukan pengada dengan batasan-batasan
= pengada terbatas = eksistensi manusia selalu belum
terpenuhi
makhluk yang tidak selesai
dalam proses pembentukan diri
Benda-benda identik dengan dirinya, lengkap, utuh terwujud,
tegas, tanpa cacat. Mereka adalah mereka. Titik.
Kierkegaard & Sartre = manusia tidak identik dengan dirinya. Ia harus
menjadi dirinya. Eksistensi manusia terbuka bagi masa depan
karena juga terbuka bagi masa sekarang.
Pengetahuan juga tak pernah melulu jadi milik == perkembangan yang
berlangsung terus : ia tak tahu apa yang diketahuinya.
Keprihatinan pengetahuan : perjuangan demi menegakkan diri dalam
kepastian yang tak tergoyahkan.
Epistemologi = ada pengetahuan manusia, tetapi keberadaannya di
bawah syarat2 eksistensi manusia.
3. Sumber Pengetahuan
3.1 Rasionalisme
Sumber pengetahuan yang mencukupi dan dipercaya > rasio (akal)
Alasan = memenuhi syarat pengetahuan ilmiah == sifat umum dan
mutlak
Akal = Tidak perlu pengalaman == menurunkan kebenaran dari
diri
sendiri.
Pengalaman hanya dipakai meneguhkan penget yang telah
didapat akal
Aksioma dasar : pengetahuan diturunkan dari idea yang jelas,
tegas, pasti
dalam pemikiran.
Idea tentang kebenaran sudah ada dalam pemikiran/akal budi man
dan pikiran man dapat mengetahui idea tsb.
Kebenaran > berpikir rasional, terlepas dari pengalaman
Dalil : karena pikiran dapat memahami prinsip maka aprinsip itu :
= benar dan nyata == dapat digambarkan.
= apriori == tidak dikembangkan dari pengalaman.
Sebaliknya == pengalaman hanya dimengerti bila ditinjau
dari prinsip tsb.
Metode == deduksi
1 Jenis pengetahuan :
a. Pengetahuan tentang ide-ide Alatnya : rasio (budi)
Sifat
= teguh, jelas, tidak berubah
Disebut = episteme (pengetahuan)
b.Pengeta tentang benda-benda jasmani Alatnya : indera =
penget.
Inderawi
Sifat
= tidak pasti
Disebut = doxa (opinion)
2 cara kerja pengetahuan :
a. Pakai indera == peroleh inform kelihatan
Semua dapat disangsikan Cfr. Mite tentang Gua
(Plato)
b. Pakai budi == peroleh inform yang dapat dimengerti
(intelligible)
== penget. Rasional.
Man dilatih untuk dibebaskan dari pengetahuan akan bayangbayang
Badan
Prinsip-prinsip silogisme
a. Prinsip identitas -- S. negative ==== Cth.
Pertama di atas
b. Prinsip perbedaan (diskrepansi) ==== Cth. kedua
di atas
Secara geometris :
S. afirmatif : M ada dalam T
t ada dalam M
t ada dalam T
S. negatif
: M bukan dalam T
t ada dalam M
t bukan dalam T
t
M
T
M
t
Hukum-hukum proposisi
1. Tidak dihasilkan kesimpulan dari 2 premis negatif
Binatang bukan batu
Malaekat bukan binatang
Jadi ?
2. Premis-premis afirmatif kesimpulan afirmatif == Prinsip
identitas
3. Kesimpulan selalu mengikuti premis lebih lemah
kontraris
A
E
Semua man = terpelajar
Tak ada man terpelajar
O
Subkontraris
4. Jika sst diakui sbg sifat yg sama dg keseluruhan, maka diakui pula sebagai
sifat oleh bagian2 dalam keseluruhan itu.
Cth. Jika WNI keturunan Cina adalah rakyat Indo, dan setiap rakyat Indo punya
kedudukan sama dalam bidang hukum dan pemerintahan, maka WNI
keturunan Cina pun punya kedudukan sama dalam bidang hukum dan pem.
5. Jika sesuatu hal diakui sebagai sifat yang sama dengan bagian dari suatu
keseluruhan,maka diakui pula sebagai bagian dari keseluruhannya itu.
Cth. Jika sebagian makhluk adalah manusia, dan semua manusia
berbudaya,maka sebagian makhluk berbudaya.
6. Jika sesuatu hal diakui sebagai sifat yang meliputi keseluruhan, maka meliputi
pula bagian-bagian dari keseluruhan itu.
Cth. Jika semua warga di pulau itu adalah rakyat Indo, dan semua rakyat Indo
harus berKetuhanan YME, maka semua warga di pulau itu harus BKYME
7. Jika sesuatu hal tidak diakui oleh keseluruhan, maka tidak diakui pula oleh
bagian-bagian dalam keseluruhan itu.
Cth. Jika setiap warga di pulau itu adalah WNI, dan semua WNI tidak boleh
beraliran komunis, maka setiap warga di pulau itu tidak boleh beraliran
komunis.
4. Empirisme
Mempersoalkan asal-usul, sumber, sarana dan batas-batas
pengetahuan manusia.
= Sumber satu-satunya dari pengetahuan = pengalaman.
Budi tidak menambah apa pun pada pengetahuan
Dalil : Kembalilah ke alam untuk mendapatkan
pengetahuan.
Pengetahuan tidak ada secara apriori dalam budi, melainkan
harus diperoleh dari pengalaman.
4.1. Beberapa filsuf empiris
a. John Locke (1832-1704)
Kaum skeptis tolak teori rasionalisme Plato dan Descartes : 2
alasan :
a. Adanya perdebatan mengenai kebenaran antara teori2
epistemologis
b. Kemajuan IP : disangsikan kemungkinan adanya
kebenaran mutlak, pasti dan tetap. Teori2 IP dapat
berubah dan diperbaiki.
Kualitas primer : besar, bentuk, sosok, jumlah dan gerak == kualitas riil
Kualitas sekunder : warna, bau, bunyi, rasa
Air : pengalaman akan air bersuhu ruangan. Panas dingin tidak mungkin
ada dalam obyek yang sama == hanya sensasi dalam budi.
Rasa manis dari gula : nikmat dan siksaan tidak mungkin dalam obyek
yang sama == hanya dalam budi.
Sensasi bau : Menyenangkan dan menyakitkan tergantung subyek == ada
dalam budi
Bunyi : bunyi yang sesungguhnya == gelombang2 bunyi dalam dunia fisis
tak pernah kedengaran.
Yang terdengar hanyalah ribut == ada dalam budi
Warna : warna dialami secara berbeda tergantung pada kondisi cahaya,
kita sendiri, jenis alat optik yang dipakai, dll. == ada dalam subyek.
f. Skeptisisme
= Saya tidak mungkin memperoleh kepastian mengenai kebenaran
pengetahuan saya, sebab pengetahuan saya berasal dari kesan-kesan yang
tak ada hubungan satu sama lain.
Isi penget : rekaan subyektif belaka, tidak didasarkan pada realitas obyektif.
Eksperimentalisme = sikap budi yang hanya menerima apa yang dapat
ditangkap dalam pengalaman.
Diungkapkan ketakmampuan budi memecahkan masalah2 yang muncul
dalam bidang pengalaman, mis. matahari kemarin hari ini = sama?
Hume : mengakui selain kemampuan kognitif, juga kecenderungan instinktif.
g. Evaluasi kritis : beberapa keberatan :
Pengalaman = pengertian yang tak jelas untuk dijadikan dasar bagi teori
pengetahuan yang sistematis.
Kambing - mata
Gajah
- mata
: Kerbau - mata ===
Singa
Kucing
- mata
- mata
== kecenderungan psikologis
Jalan pemecahan masalah menurut K.R. Popper :
= Ucapan/teori : ilmiah bukan karena sudah dibuktikan (be tested)
----- dapat diuji (testable) ----Yaitu melalui percobaan sistematis untuk menyangkal (logam dipanaskan
Cukuplah mengemukakan satu kasus untuk menyatakan salahnya suatu
ucapan ilmiah.
Kalau teori setelah diuji tetap bertahan == kebenaran diperkokoh
(corroboration).
==== The Thesis of Refutability ====
Artinya = suatu ucapan/hipotese bersifat ilmiah kalau secara prinsipiil
terdapat kemungkinan untuk menyangkalnya (refutability)
Popper menggunakan satu kebenaran logis sederhana :
Observasi angsa-angsa putih betapa pun besar jumlahnya orang
tidak dapat sampai pada teoribahwa semua angsa berwarna putih.
Cukuplah satu observasi terhadap seekor angsa hitam untuk menyangkal
teori tadi.
IP cari seekor yang tidak putih. Selama belum ditemukan, teori itu dianggap
benar.
Pandangan Popper tentang induksi ini sesungguhnya hanya mau
membuktikan kebenaran suatu teori.
Hukum 3 tahap
H. positif : a.l. pikiran manusia individual, suku bangsa, kebudayaan
dansejarah
intelek pada umumnya melewati 3 tahap :
1. T. Teologis : animisme, politeisme, monoteisme
Animisme : benda-benda berjiwa == suci/sakti == dewa-dewa
Dewa-dewa diatur dalam suatu sistem = Politeisme
Politeisme dikembangkan sehingga semua gejala dikembalikan pada
satu kekuatan/keilahian saja == monoteisme
2. T. Metafisis : dewa-dewa diganti kekuatan-kekuatan abstrak.
Semua kekuatan kosmis disimpulkan dalam konsep Alam = asal semua
gejala
3. T. Positif : temukan hukum-hukum alam dengan akal budi dan observasi.
Ini hukum 3 tahap perkembangan intelek pada umumnya dan pikiran tiap
individu :
Anak == teolog ; Pemuda == ahli metafisika ; Dewasa == ahli ilmu alam
6. Fenomenologi (Edmund Husserl, 1859-1938)
a. Fenomenologi = ilmu yang menyelidiki hal sejauh tamspak secara murni
pada kesadaran.
b. Intuisi Asali
Intuisi : hal menangkap obyek secara langsung.
Int.asali : tangkap obyek sebagaimana adanya yang asli tanpa/belum
dipengaruhi oleh apa pun seperti teori, prasangka, dsb.
Apa yang ditangkap? == fenomena = apa yang menampakkan diri secara
langsung pada kesadaran, apa yang memberikan diri, sebelum refleksi
atau pertimbangan apa pun.
c. Reduksi
= Prosedur metodis denganmana seseorang diantar kembali pada makna
asali obyek yang ditangkap.
a) Reduksi eidetis
= Prosedur metodis denganmana kita mengangkat pengetahuan kita dari
taraf fakta ke taraf ide atau essensi == ciri umum yang murni,
khas, tak berubah.
= Reduksi eidetis = hal mencari dan menangkap hakekat/inti obyek yang
disadari.
b) Reduksi fenomenologis
= Prosedur metodis dengan mana kita menjabarkan dunia/realitas yang
dialami menjadi fenomena melulu yang belum dinilai/dikaji budi.
Dalam konteks dunia budaya : red. eidetis == hal menjabarkan dunia
budaya ke dunia yang dihayati secara langsung.
d. Intensionalitas kesadaran
Aristoteles = intentio : keterarahan budi obyeknya
Frans Brentano : aktivitas psikis selalu terarah pada obyek atau tujuan
tertentu.
Husserl = kesadaran selalu terarah pada obyek tertentu yang bukan dirinya.
Semua kesadaran : Consciousness-of-something, kesadaran
adalah keterarahan.
Kesadaran : aktivitas yang memberikan arti kepada obyek.
Hubungan kesadaran/subyek dan dunia/obyek == konstitutif.
Kesadaran : hal keluar dari diri sendiri, ek-sistence.
e. Penilaian
Di bidang epistemologi :
b. Revolusi Kopernikan
Dulu : pengetahuan/pikiran Subyek sesuaikan diri dengan
obyek.
Kini : obyek mesti disesuaikan dengan pikiran subyek.
Obyek harus sesuai dengan forma a-priori dalam
Subyek.
Pengetahuan : konstruksi aktif subyek terhadap obyek.
c. Analisa tentang Pertimbangan
Pertimbangan/Pernyataan = aktivitas budi yang diungkapkan
dalam proposisi dengan mana budi memberikan penilaiannya
tentang representasi-representasi yang diperolehnya.
PERTIMBANGAN
1. Arti Pertimbangan = aktivitas kognitif/pengenalan.
= Hal membandingkan atau menghubungkan dua
pengertian : Subyek dan Predikat.
= Hal mengatakan sesuatu (Obyek) tentang
sesuatu (Subyek).
Pertimbangan benar bila apa yang diungkapakan dalam
pertimbangan betul2 mengungkapkan realitas sebenarnya.
(Teori korespondensi : Adaequatio intellectus et rei).
2 unsur : * Hubungan faktual S O pertimbangan
mis. papan warna putih
* Kesesuaian antara penegasan/ungkapan
pertimbangan dan hubungan faktual
c. Jawaban Pragmatisme
= Makna/kebenaran konsep/prinsip teoretis terletak pada kegunaan
praktisnya.
Pengetahuan = fungsi untuk hidup
Tujuan hidup = bukan kontemplasi, refleksi, spekulasi
= praxis, perbuatan
Pengetahuan == praxis menentukan kebenaran.
Intelek = bukan untuk tahu kodrat benda-benda
= sarana teknis demi memenuhi kebutuhan hidup.
Yang benar = apa yang menghantar manusia pada sukses, pemecahan
masalah, pembebasan
Pertimbangan benar sejauh berguna secara praktis untuk hidup.
d. Kebenaran Obyektif Pertimbangan
P : Papan itu putih
= Kehadiran Obyek (papan) bagi kesadaran
= Aktivitas kesadaran menggabungkan papan dan ciri putih
Ada aktivitas kesadaran yg mengungkapkan kehadiran Obyek bagi
kesadaran.
Tidak ada kesangsian = saya sadar akan akivitas saya.
Saya lihat bahwa pertimbangan saya dibuat karena pengaruh obyek yang
hadir di depan saya. == Maka pertimbangan itu bermakna obyektif : artinya
mengungkapkan obyek, sesuai dengan obyek
Di satu pihak : saya tidak menuntut bahwa papan itu putih pada dirinya, terlepas
dari kesadaran saya. Papan itu putih adalah isi kesadaran saya.
Di lain pihak : papan itu putih betul ada sebagai obyek (benda) putih.
Pertimbangan saya hanya merekam obyek yang mengoyokkan diri pada saya,
tanpa saya menambahkan sesuatu pun pada obyek tsb.
= Meneguhkan adanya obyek tsb == pertimb.ber-arti/nilai obyektif.
Kritik :
Psikologisme = Subyek-yang-mengenal : kondisi psikologis ybs.
Tak ada kebenaran pertimbangan yang universal.
Pragmatisme = Subyektivisme = tergantung kebutuhan praktis dari S
Relativisme = guna praktis berbeda dmenurut pelbagai faktor
(pribadi, waktu, kultur, kebutuhan, dsb)
Kebenaran obyektif pertimbangan :
= Kesadaran takluk pada datum obyektif : O yang hadir pada kesadaran.
= Intensionalitas (Husserl) = kesadaran tentang sesuatu.
Proses pengenalan : noesis (akt menyadari S) dan noema (O yg disadari).
Diungkapkan hubungan obyektif antara pertimbangan dan datum obyektif.
Sumber kekeliruan :
Evidensi Obyektif
D. Persepsi
1. Wujud persepsi
> perceptio (Latin, k.k. percipere; capere) = hal menangkap
sesuatu dengan indera.
Filsafat = akt pengenalan di mana S menangkap O
Epist. = akt pengenalan yang dihasilkan berkat bantuan organ
tubuh.
Akt pengenalan : spasio-temporal, hic et nunc
: macam-macam data obyektif
Unsur-unsur persepsi
a. Pengalaman Obyektif
== obyek, datum obyektif/korporal yang
mengubah/mempengaruhi kesadaran.
Ciri-ciri datum korporal :
Riil
: betul ada, bukan ketiadaan.
Korporal
: spasial, di-situir
Temporal
: urutan waktu
E. Kebenaran
1. Kebenaran dalam sejarah filsafat
* Plato (Martin Heidegger) : A-letheia (Yunani = kebenaran)
= tak tersembunyinya
Kebenaran = ke-tak-tersembunyi-an adanya.
Maksudnya : Selama kita masih terikat pada yang ada
(the beings) saja tanpa masuk pada adanya dari syang
ada itu (The Being of all beings), kita belum berjumpa
dengan kebenaran karena adanya (Being) itu masih
tersembunyi.
Baru dengan hilangnya atau diambilnya selubung yang
menutup adanya dari yang ada itu terhadap mata batin
kita, maka terbukalah adanya, serentak dengan itu
tampillah kebenaran.
Plato = kebenaran sebagai ketaktersembunyian adanya tidak
dapat dicapai manusia selama di dunia ini.
Kebenaran = sesuatu yang terdapat pada apa yang
dikenal, atau pada apa yang dikejar untuk dikenal.
Thomas Aquinas
* Veritas ontologica
* Veritas logica
VO = ada dalam kenyataan = spiritual/material == masih terlepas
dari penget.
VL = ada dalam akt pengenal = kebenaran dalam arti
sesungguhnya.
Kebenaran = penyamaan akal dengan kenyataan == terjadi melalui
proses pengarahan yang tak ada hentinya ==
manusia makhluk bertanya.
Nominalisme Abad Pertengahan
Benar = hanya tempelan/hembusan angin yang lewat begitu saja
pada benda/ungkapan.
Kebenaran tidak diakui sebagai sesuatu yang berarti/ada.
Rene Descartes
Kriterium kebenaran : ada-tidaknya idea yang jelas dan terpilahpilah mengenai sesuatu (idea clara et
distincta).
Ide yang jelas ini ada dalam Subyek == kebenaran pun ada dalam S.
Konseptualisme
I.Kant : kebenaran = formal semata = pengetahuan yang benar tidak
menyatakan apa pun tentang apa yang dikenal sebab apa
yang
dikenal itu hanya ada dalam diri si pengenal.
Idealisme Jerman (abad-19)
Hegel : kebenaran adalah keseluruhan = dalamsejarah
terwujudlah keb dalam pengungkapan roh hinga capai keb
sungguh2 pada akhir sejarah dalam kesamaan mutlak S O.
Fenomenologi dan eksistensialisme abad-20
Keb. = apa yang kumiliki dan kusadari sebagai S pengetahuan
(fenomenologi) bahkan apa yang kuadakan dan kutentukan
secara bebas dalam perwujudan diriku (eksistensialisme).
Alam pikiran Yahudi + Timur pada umumnya
= dimensi antar pribadi
Keb. Meliputi : kesetiaan, ketekunan, melanjutkan apa yang sedang
jadi, menyetujui, mengucapan apa yang dikehendaki sesama
khususnya yang berkedudukan lebih tinggi.
Ungkapan? =hukum/teori/rumus-falsafi ?
Kenyataan ?
Keduanya = penyamaan keduanya.
Kebenaran = penyamaan akal dengan kenyataan yang
terjadi pada taraf inderawi maupun akal budi
tanpa pernah sampai pada kesamaan
sempurna yang dituju kebenaran dalam
pengalaman manusia.
3) Teori Pragmatisme
Pragmatisme > Prattein (k.k.Yun) = berbuat, mengerjakan ==
pragma = perbuatan
Kriterium keb. = hasil praktis
Tak mungkin capai keb. Mutlak == puas dengan apa yg
membawa hasil praktis.
Pernyataan benar bila bersifat fungsional dalam kehidupan praktis atau
konsekuensinya punyaguna praktis dalam hidup.
Setuju korespondensi + koherensi : asal ada hasil praktis.
C.A.van Peursen : Nilai pengertian tergantung pada penerapannya yang
nyata dalam masyarakat.
Penget.benar : bila membuktikan manfaatnya bagi
umum.
Manfaat praktis apa?
Peirce (1839-1914) : pragmatisme = teori untuk memastikan makna ide
intelektual. Caranya : orang harus mempertimbangkan
konsekuensi2 praktis dari teori tsb. Inilah yang
menentukan arti ide tsb.
WilliamJames (1842-1910) :
= Akal dan segala perbuatannya berfungsi : pemberi informasi bagi praktek
hidup.
= Tak ada kebenaran mutlak berlaku umum tetap terpisah dari akal.
Yang ada : kebenaran2 (jamak) = apa yang benar dalam pengalaman
khusus yg setiap kali diubah oleh pengalaman berikut.
Pertimbangan benar : bila bermanfaat bagi pelaku, memperkaya hidup serta
kemungkinan2 hidup. Sebagian dunia adalah hasil pembuatan manusia.
Dunia bukan sesuatu yang telah selesai, tetapi sesuatu yang terus menjadi.
Dunia: multi-versum, bukan uni-versum, di mana manusia mengikutsertakan
kehendak dan kekuatannya secara menentukan dalam pementasan
kekuatan2 yang bertentangan dalam dunia.
John Dewey (1859-1952) :
= Tempat hidup manusia = situasi problematis == bertindak mengatasi situasi
problematis hidupnya baik fisik maupun kultural = dihasilkanlah
perubahan2.
Kebenaran = bila bisa diterapkan dan dilaksanakan menurut tujuan.
Bila berguna yaitu proses transformasi situasi problematis.
Filsafat = alat penolong manusia dalam hidup sehari-hari, dalam
mengembangkan IP dan mewujudkan dunia teknik.
Penting = berbuat dan bukan berpikir/pendapat/teori. Pikiran/teori merupakan
alat yang hanya berguna untuk .......
4) Teori Performative
John Langshaw Austin (1911-1960) membedakan :
a. Constatifve utterances : melukiskan suatu keadaan faktual sehingga dapat
diterapkan kualifikasi benar-salah.
Mis. Di kamar saya terdapat 3 buah kursi = melukiskan keadaan faktual.
b. Performative Utterances : dengan mengucapkan kata-kata tertentu, saya
melaksanakan sesuatu dan tidak dilukiskan suatu fakta.
Mis. Saya berjanji mengirim uang = saya tidak memberitahukan
perbuatan, tetapi dg mengucapkan kalimat ini saya sungguh2 berbuat
sesuatu.
Uc.Perform. menggunakan : persona I, bentuk indikatif, waktu sekarang,
aktif.
Beberapa syarat :
Kalimat performatif tidak sah kalau diucapkan orang yang tidak punya
kompetensi/keadaaan tidak mengizinkan ucapan itu.
6) Penilaian
F. Kepastian
3 jenis kepastian : disebabkan evidensi yang muncul dari 3 sumber yang
berbeda :
1. K. Metafisik / mutlak
Evidensi muncul dari kata-kata sendiri. Mis. Sebuah lingkaran bersifat
bundar diperoleh dari isi/arti/bobor/komprehension/konotasi istilah-istilah
itu sendiri.
Predikat sudah terkandung sebagai unsur esensial/mutlak dalam istilah
lingkaran (Subyek).
Cth. Pencurian selalu adalah dosa ; Seorang Negro berkulit hitam ; Manusia
berakal budi ; Allah adalah Yang Mahatinggi ; Kursi adalah tempat duduk ;
Membunuh adalah dosa.
Disebut putusan-putusan analitis .
Disebut juga : * Closed system statement
Apriory statement
Agreement statement
Sintetis
Discovery statement
Aposteriory statement
Lenear statement
4. Prinsip-prinsip pertama
a. Pernyataan primitif : Ada : apa pun yang bukan ketiadaan, ada
Pernyataan utama : bahwa adasesuatu atau sesuatu berada.
Pernyataan ini sekaligus memuat pembagian pertanyaan ke dalam apa dan
bahwa yaitu esse dan eksistensi.
Pengalaman selalu memberi jawaban ganda : sesuatu ..... berada.
b. Prinsip-prinsip pertama :
1). Prinsip identitas : apa yang ada, ada; apa yang tidak ada, tidak ada.
Tak kenal prinsip ini = tak mampu menyatakan apa pun.
Mis. mobil itu mogok kehilangan artinya j ia mobil itu bukan mobil itu
melainkan sesuatu yang lain.
Prinsip ini tidak menyangkal kemungkinan perubahan dan perkembangan.
Mis. Si pasien sekarang telah sembuh
Si buta huruf kini telah dapat membaca.
Anak miskin itu telah menjadi seorang jutawan.
Dalam kalimat2 ini dibuat penegasan tentang sesuatu sekarang yang
sebelumnya ada dalam keadaan lain.
Prinsip identitas ini berlaku pula bagi penegasan-penegasan historis yang
tetap benar pada hari ini bahkan selamanya. Peristiwa historis A perist.hist.A.
Prinsip ini dapat diubah menjadi Prinsip kontradiksi : tak ada sesuatu pun
yang ada sekalaigus tidak ada.
Tak dapat sekaligus menyatakan dan menyangkal kebenaran suatu pernyataan.
Bilamana suatu pernyataan mengandung kontradiksi ?
= Subyek sama = waktu sama = tempat sama = sudut pandang sama =
dua sebutan sungguh kontradiktoris
AKSIOLOGI
1. Nilai dari Ilmu
Guna ilmu? = telah banyak mengubah dunia.
= selalu merupakan berkat dan penyelamat manusia?
Einsten = perang : ilmu = saling meracun saling menjagal
= damai : ilmu bikin hidup dikejar waktu dan penuh tak tentu ...
= ilmu ini indah : menghemat kerja, bikin hidup lebih mudah
Mengapa membawa kebahagiaana sedikit sekali ?
Francis Bacon : pengetahuan = kekuasaan == berkat atau malapetaka
tergantung ilmuan
Ilmu netral = tidak kenal sifat baik atau buruk ilmuwanlah harus
mengambil sikap.
Jalan mana untuk memanfaatkan kekuasaan besar ini? =
terletakpada sistem nilai yang dianut ilmuwan.
Dkl. Netralitas ilmu terletak pada dasar epistemologinya : jika hitam
katakan hitam, jika putih katakan putih = tidak memihak ==
hanya
memihak pada kebenaran nyata.
Secara ontologis + aksiologis = ilmuwan harus mampu membedakan
baik-buruk dan mengharuskan dia menentukan sikap.
Perlu landasan moral yang kuat = bukan hanya menjadi ilmuwan yang
berotak besar tetapi juga berjiwa besar.