Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

UNIVERSITAS PGRI MADIUN


TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Hari, tanggal : Kamis , 5 November 2020
Mata Kuliah : Biofarmaseutika dan Farmakokinetik
Program Studi/Semester : Farmasi / V
Waktu : 30 menit
Dosen Pengampu : Desi Kusumawati, M.Farm-Klin, Apt
Jumlah Mahasiswa : 21

RAHMAWATI ARIYAN CHANDRA


1804101014

Jawablah Dengan Singkat Dan Jelas!!!!

1. Jelaskan kurva diatas...............


Beberapa parameter yang harus kita perhatikan dalam grafik ini:
1. MEC  atau Minimum Effect Concentration merupakan kadar minimal yang harus
dicapai obat agar berefek. Jika konsentrasi obat masih dibawa MEC maka obat
belum berefek
2.MTC atau Minimum Toxic Concentration merupakan kadar dimana obat mulai
bersifat toksis bagi tubuh.
3. Therapeutic Range merupakan konsentrasi dimana obat berefek dalam batas yang
aman dan tidak toksik. beberapa obat seperti digoksin memiliki therapeutic
range yang sempit sehingga dalam pengobatan harus berhati-hati karena jika
berlebihan dapat menyebabkan toksisitas
4. Onset  merupakan waktu dimana obat mulai berefek atau memasuki MEC
5. t max merupakan waktu dimana kadar obat dalam plasma sampai pada puncaknya
6. Cmax merupakan kadar maksimum yang dapat dicapai obat pada plasma
7. AUC atau Area Under Curve menunjukkan jumlah obat di dalam plasma
8. Duration of Action menunjukkan rentang waktu dimana obat berefek (memasuki
MEC) sampai tidak berefek (turun dari MEC)
Selain itu ada pula yang disebut Frekuensi Pemberian. Frekuensi Pemberian
merupakan jarak (interval) antar pemberian obat.
Dari grafik di atas dapat kita lihat:
1. Jika frekuensi  pemberian kecil berarti eliminasi obat lebih lambat
2. Jika tan alfa dari grafik (kadar/waktu) lebih besar, berarti eliminasi lebih cepat
3. Jika t1/2 (waktu dimana obat tereliminasi 1/2nya) lebih kecil (cepat). berati
eliminasinya lebih cepat
obat yg t1/2nya kecil lebih cepet dieksresiin daripada obat dengan t1/2 lebih gede
(lama)

2. Therapeutic Range adalah


Pengukuran kuantitatif dari keamanan relatif suatu obat. Ini adalah perbandingan
jumlah agen terapeutik yang menyebabkan efek terapeutik dengan jumlah yang
menyebabkan toksisitas.

3. Apa yang dimaksud dengan AUC


AUC adalah parameter Farmakokinetik yang menunjukkan konsentrasi obat dalam
plasma darah terhadap waktu dalam fase absorpsi yang disusul fase distribusi, fase
metabolisme dan fase ekskresi,serta memberikan gambaran tentang keseluruhan
pengukuran atas kesesuaian dari model yang digunakan.

4. Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


 Konsentrasi
Semakin besar molaritas suatu reaktan, maka akan semakin cepat laju reaksinya
berlangsung. Semakin tinggi molaritasnya berarti semakin padat dan banyak
molekul yang terkandung. Molekul tersebut bergerak dan bertabrakan terus-
menerus sehingga reaksi akan berlangsung semakin cepat. Konsentrasi juga
memengaruhi laju reaksi dalam bentuk tingkat reaksi atau orde reaksi. Semakin
tinggi orde reaksinya, maka akan semakin cepat reaksi tersebut berlangsung.

 Luas Permukaan
Luas permukaan molekul ataupun partikel reaktan sangat memengaruhi kecepatan
reaksi. Bila kedua reaktan memiliki permukaan partikel yang luas, gesekan
antarpartikel yang bergerak akan lebih sering terjadi. Hal ini akan menyebabkan
reaksi berlangsung menjadi lebih cepat. Reaktan padat yang berbentuk serbuk
lebih mudah bereaksi dibandingkan dengan reaktan padat yang berbentuk
batangan.
 Suhu
Suhu saat reaksi berlangsung memengaruhi seberapa cepat reaksi berlangsung. 
Semakin besar suhu reaksi, maka akan semakin cepat laju reaksinya. Kenaikan
suhu menyebabkan meningkatnya energi kinetik dan membuat partikel akan
bergerak lebih cepat. Hal ini menaikan laju reaksi kimia.
 Katalisator
Katalisator adalah zat kimia yang dapat mempercepat laju reaksi tanpa terpakai
dalam reaksi tersebut. Jika katalis ditambkan pada reaktan, kedua zat tersebut
bereaksi membentuk zat yang sangat mudah bereaksi dengan zat reaktan yang
lain. Inilah mengapa katalisator dapat mempercepat suatu reaksi kimia.
5. Model mammilary adalah
Model mammilary adalah model farmakokinetika yang paling banyak digunakan,
dimana obat masuk kedalam dan keluar kompartemen central/kompartemen plasma.
Pada sistem ini kita dapat mengetahui konsentrasi obat pada salah satu kompartemen
pada setiap waktu

6. Model catenary adalah


Model catenary terdiri atas kompartemen-kompartemen yang bergabung satu dengan
yang lain menjadi satu deretan kompartemen. Model catenary tidak menunjukkan
kompartemen2 perifer yang mengelilingi kompartemen sentral.

7. Model fisiologik adalah


Model fisiologik adalah model yang dikenal sebagai model aliran perfungsi darah,
model farmakokinetika yang didasarkan atas data anatomis dan fisiologis,
menggambarkan data secara kinetic, dengan pertimbangan bahwa aliran darah
bertanggungjawab untuk distribusi obat ke berbagai bagian tubuh.

8. Jelaskan kurva diatas


Menurut persamaan ini, grafik hubungan DB terhadap t menghasilkan garis lurus.
Intersep y adalah sama dengan DOB, dan slop garis sama dengan – K/2,3

9. Apa yang dimaksud dengan metode residual


Metode residual (juga dikenal sebagai “feathering” atau “peeling”) adalah suatu
prosedur yang
berguna untuk mencocokkan suatu kurva dengan data percobaan suatu obat yang
menunjukkan pentingnya suatu model kompartemen ganda.

10. Faktor-faktor farmasetik yang mempengaruhi bioavaibilitas obat dan jelaskan masisng
masing dengan singkat dan jelas!!
a. Disintegrasi
Disintegrasi yang sempurna ditakrifkan oleh USP XX sebagai “keadaan
dimana berbagai residu tablet,kecuali fragmen-fragmen penyalut yang tidak
larut,tinggl dalam saringan alat penguji sebagai massa yang lunak dan jelas
tidak mempunyai inti yang teraba”
b. Pelarutan
Keseluruhan laju pelarutan obat dapat digambarkan oleh Persamaaan Noyes-
Wayes,yang mirip hukum difusi dari Fick :
dc/dt = DAK/h (Cs-C)
dc/dt = laju pelarutan obat;
D = tetapan laju difusi;
A = luas permukaan partikel;
Cs = kadar obat dalam “stagnant layer” ;
C = konsentrasi obat dalam bagian terbesar pelarut ;
K = koefisien partisi minyak/air ;
h = tebal “stagnant layer”
c. Sifat Fisikokimia Obat
Sifat fisika dan kimia partikel-partikel obat padat mempunyai pengaruh yang
besar pada kinetika pelarutan. Karena pelarutan terjadi pada permukaan solute
maka makin besar luas permukaan makin cepat laju pelarutan.Bentuk
geometric partikel juga mempengaruhi luas permukaan dan selam pelarutan
permukaan berubah secara konstan
d. Faktor Formulasi Yang Mempengaruhi Pelarutan Obat
Berbagai bahan tambahan dalam produk obat juga dapat mempengaruhi
kinetika pelarutan obat dengan mengubah media tempat obat melarut atau
bereaksi dengan obat itu sendiri. Bahan pelincir tablet seperti magnesium
stearat dapat menolak air dan bila digunakan dalam jumlah besar menurunkan
pelarutan. Bahan tambahan seperti Natrium Bikarbonat dapat mengubah pH
media
e. Uji Pelarutan In Vitro
Uji pelarutan in vitro mengukur laju dan jumlah pelarutan obat dalam suatu
media “aqueous” dengan adanya satu atau lebih bahan tambahan yang
terkandung dalam produk obat. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan bila
melakukan suatu uji pelarutan:
1) Ukuran dan bentuk wadah dapat mempengaruhi laju dan tingkat pelarutan.
2) Jumlah pengadukan dan sifat pengadukan
Suhu media pelarutan juga harus dikendalikan dan variasi suhu harus
dihindarkan.Sebagian besar uji pelarutan dilakukan pada 37’C
SELAMAT MENGERJAKAN TERLAMBAT NILAI HANGUS

Anda mungkin juga menyukai