Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FARMAKOGNOSI

ANTIEMETIKA
(OBAT MUAL MUNTAH)

DI SUSUN OLEH :

1. Maelana Eka Dewi (24185383A)


2. Desi Nursafitri (24185384A)
3. Stevania Windi (24185385A)
4. Adetias Wahyuning M.D (24185386A)
5. Marisa Stifani Mandala (24185387A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan dalam penatalaksanaan mual dan muntah.
Obat-obatan tersebut bekerja dengan cara mengurangi hiperaktifitas refleks muntah
menggunakan satu dari dua cara: secara lokal, untuk mengurangi respons lokal terhadap stimulus
yang dikirim ke medula guna memicu terjadinya muntah, atau secara sentral, untuk menghambat
CTZ secara langsung atau menekan pusat muntah. Antiemetik yang bekerja secara lokal
dapat berupa anastid, anestesi lokal, adsorben, obat pelindung yang melapisi mukosa GI, atau ob
at yang mencegah distensi dan menstimulasi peregangan saluran GI. Agen ini sering kali
digunakan untuk mengatasi mual yang ringan.
Antiemetik yang bekerja secara sentral terbagi atas beberapa kelompok:
fenootiazin,nonfenotiazin, penyekat reseptor serotonin (5-HT3), antikolinergik/antihistamin, dan
kelompok yang bermacam-macam. Dua jenis fenotiazin yang umum digunakan adalah
proklorperazin(compazine) dan prometazin (phenergan) keduanya memiliki awitan yang cepat
dan efekmerugikan yang terbatas.
Selain menggunakan obat obatan kimia, antiemetik dapat juga diatasi dengan obat
tradisional atau bahan yaitu Jahe (zingiberis officinale) . Jahe merupakan tanaman rimpang yang
sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang
menggembung di ruas-ruas tengah. Di Asia termasuk Indonesia, jahe digunakan untuk
mengobati sakit perut, mual, dan diare, karena jahe mengandung senyawa aktif seperti Gingerol.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari antiemetik ?


2. Apa bahan alam yang digunakan untuk antiemetik ?
3. Bagaimana mekanisme kerja obatnya ?
4. Bagaimana cara pembuatan obatnya ?
5. Apa efek samping dari obat ?
6. Apa efek farmakologinya ?
1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi dari antiemetik ?


2. Untuk mengetahui bahan alam yang digunakan untuk antiemetik ?
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja obatnya ?
4. Untuk mengetahui cara pembuatan obatnya ?
5. Untuk mengetahui efek samping dari obat ?
6. Untuk mengetahui efek farmakologinya ?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Antiemetik

Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan dalam penatalaksanaan mual dan


muntah. Antiemetik biasanya diberikan untuk mengobati penyakit mabuk kendaraan dan efek
samping dari analgesik opioid, anestetik umum dan kemoterapi terhadap kanker.

Obat-obatan tersebut bekerja dengan cara mengurangi hiperaktifitas refleks muntah


menggunakan satu dari dua cara: secara lokal, untuk mengurangi respons lokal terhadap stimulus
yang dikirim ke medula guna memicu terjadinya muntah, atau secara sentral, untuk menghambat
CTZ secara langsung atau menekan pusat muntah. Antiemetik yang bekerja secara lokal dapat
berupa anastid, anestesi lokal, adsorben, obat pelindung yang melapisi mukosa GI, atau obat
yang mencegah distensi dan menstimulasi peregangan saluran GI. Agen ini sering kali digunakan
untuk mengatasi mual yang ringan.

2.2 Bahan Alam Yang digunakan Untuk Antiemetik

Bahan alam yang digunakan untuk mengobati antiemetik atau mual-muntah adalah Jahe
(zingiberis officinale) salah satu zat aktif yang terkandung dan terbukti efektif mengobati
antiemetik adalah Gingerol. Jahe merupakan tanaman rimpang yang sangat populer sebagai
rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas
tengah. Di Asia termasuk Indonesia, jahe digunakan untuk mengobati sakit perut, mual, dan
diare, karena jahe mengandung senyawa aktif seperti Gingerol.
Jahe adalah jenis makanan akar yang memiliki rasa pedas dan terasa hangat apabila
dikonsumsi. Tanaman yang diperkirakan berasal dari India ini telah banyak dibudidayakan di
berbagai negara seperti di Indonesia, India, Tiongkok dan negara-negara Afrika. Jahe merupakan
tanaman rimpang ang tumbuhnya menjalar dibawah permukaan tanah serta dapat menghasilkan
tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya.

Jahe yang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh manusia ini dapat dikonsumsi
secara segar maupun ditambahkan berbagai hidangan makanan sebagai penambah cita rasa
makanan serta diolah menjadi jamu, dodol jahe, permen jahe, selai jahe dan teh jahe.

2.3 Mekanisme Kerja Obat

Sebagai anti-mual dan muntah, jahe bekerja dalam beberapa cara.

1. Memodulasi saluran pencernaan dengan merangsang motilitasnya, dan juga sekresi air
liur dan empedu.
2. Menghambat aktivitas reseptor serotonin tipe 3 (5-HT 3) Jahe bekerja menghambat
reseptor serotonin menimbulkan efek anti emetik pada sistem gastrointestinal dan sistem
susunan saraf pusat. Galanolakton, merupakan unsur lain yang terkandung pada jahe,
adalah suatu antagonis kompetitif pada ileus 5-HT reseptor, yang menimbulkan efek anti-
emetik.
3. Menghambat efek karminatif. Keempat, mengurangi efek cisplatin seperti pada
Kemoterapi. Dan kelima, memiliki efek yang sama dari dimenhydrinate.

2.4 Cara Pembuatan Obatnya

a) Parut 1,5 sendok teh jahe segar


b) Rebus empat gelas air
c) Tambahkan jahe kedalam air
d) Biarkan jahe meresap selama sekitar 5-10 menit.
e) Saring airnya untuk memisahkan parutan jahe
f) Air jahe dapat diminum baik panas maupun dingin
2.5 Efek Samping dari Obat

a) Interaksi obat

Jahe dapat berinteraksi dengan beberapa obat resep. Maka dari itu konsultasikan dengan
dokter jika sedang mengonsumsi obat tersebut, jika minum obat, berkonsultasilah dengan
praktisi kesehatan, karena semua herbal dapat berinteraksi dengan obat lain.

b) Jangan kelbihan dosis

Ahli herbal menyarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari empat gram jahe dalam satu
hari.

c) Efek samping

Jika berlebihan efek sampingnya mungkin kembung, gas, mulas dan mual.

d) Konsumsi bagi anak anak

Anak anak yang dibawah umur dua tahun disarankan belum saatnya diberikan jahe

e) Waspadai obat pengencer darah

Hindari jahe jika seseorang memiliki kelainan darah. Lalu jika seseorang mengonsumsi
obat pengencer darah termasuk aspirin janga digabungkan konsumsinya.

2.6 Efek Farmakologinya

Efek farmakologi Diantaranya adalah antiemetik, antiinflamasi, efek analgetik,


mengurangi osteoarthritis, antioksidan, antikanker, antitrombotik,efek hipolipidemia dan
hipoglikemi, efek terhadap kardiovaskular, antineoplastik, antiinfeksi, efek hepatoprotektif dan
immunomodulator.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan dalam penatalaksanaan mual dan


muntah. Antiemetik biasanya diberikan untuk mengobati penyakit mabuk kendaraan dan efek
samping dari analgesik opioid, anestetik umum dan kemoterapi terhadap kanker.

Bahan alam yang digunakan untuk mengobati antiemetik atau mual-muntah adalah Jahe
(zingiberis officinale) salah satu zat aktif yang terkandung dan terbukti efektif mengobati
antiemetik adalah Gingerol.

Sebagai anti-mual dan muntah mekanisme kerja jahe yaitu Menghambat aktivitas reseptor
serotonin tipe 3 (5-HT 3) Jahe bekerja menghambat reseptor serotonin menimbulkan efek anti
emetik pada sistem gastrointestinal dan sistem susunan saraf pusat dan menghambat efek
karminatif. Efek sampingnya yaitu Jika berlebihan mungkin kembung, gas, mulas dan mual.

Efek farmakologinya yaitu antiemetik, antiinflamasi, efek analgetik, mengurangi


osteoarthritis, antioksidan, antikanker, antitrombotik,efek hipolipidemia dan hipoglikemi, efek
terhadap kardiovaskular, antineoplastik, antiinfeksi, efek hepatoprotektif dan immunomodulator.
DAFTAR PUSTAKA

Damanik D. 2019. Antiemetik. [online]. Academia

Latifa R. 2015. Efektifitas Pemberian Serbuk Jahe (Zingiber Officinale) Terhadap Tingkatan
Mual Muntah. [online]. Academia

Anonime. 2011. Antiemetik farmakologi. [online]. Journals midwifery

Anonime. 2012. Khasiat Kandungan Bahan Kimia Pada Jahe. [online]. Sir ossiris home

Anda mungkin juga menyukai