Anda di halaman 1dari 5

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FORMULASI SEDIAAN

LULUR WAJAH DARI EKSTRAK DAGING BUAH LABU KUNING


(Cucurbita moschata)

Keke Caroline1), Jerry2)


1)
Program Studi Farmasi Sains dan Teknologi Al-Kamal
J1. Raya Al-Kamal No. 2 Kelurahan Kedoya Selatan, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11520
2)
Dosen Program Studi Farmasi ISTA
Jl. Raya Al Kamal No. 2, Kedoya, kebon jeruk, Jakarta Barat 11520

ABSTRAK
Labu kuning (Cucurbita moschata) merupakan salah satu buah yang kaya akan senyawa antioksidan. Labu
kuning termasuk jenis sayuran yang dapat tumbuh pada dataran rendah sampai tinggi. Labu kuning yang
mengandung vitamin A, beta-karoten, vitamin C, zat besi, kalium, niacin dan selenium sehingga dipercaya
dapat menyehatkan kulit, melembapkan kulit, mencegah penuaan dini, sebagai antioksidan dan
menghilangkan jerawat. Berbagai sediaan yang mengandung senyawa antioksidan telah banyak beredar,
salah satunya dalam bentuk lulur wajah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi sediaan lulur
wajah ekstrak daging buah labu kuning (Cucurbita moschata) dengan butiran serbuk biji labu kuning.
Desain penelitian adalah eksperimental, penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Institut Sains dan
Teknologi Al-kamal. Pada bulan September 2017 - Juni 2018. Uji antioksidan dilakukan dengan metode
DPPH. Daging buah labu kuning diekstraksidengan metode maserasi menggunakan pelarut n - heksana.
Ekstrak yang diperoleh kemudian dibuat sedian lulur wajah dengan konsentrasi daging buah labu kuning
sebesar 2 % (FI), 4 % (FII), dan 6 % (FIII). Hasil uji antioksidan menggunakan DPPH menunjukkan nilai
IC50 dari ekstrak daging buah labu kuning (Cucurbita moschata) sebesar 31,72 ppm serta dari ketiga
sediaan lulur wajah daging buah labu kuning (Cucurbita moschata) formula 1, formula2, dan formula 3
berturut - turut yaitu 48,78; 49,48; dan 44,53 ppm.

Kata kunci : lulur wajah, antioksidan, daging buah labu kuning (Cucurbita moschata)

ABSTRACT
Pumpkin (Cucurbita moschata) is one of the fruits that are rich in antioxidant compounds. Pumpkin is a
type of vegetable that can grow in the lowlands to high. Pumpkin which contains vitamin A, beta-carotene,
vitamin C, iron, potassium, niacin and selenium so that it is believed to nourish the skin, moisturize the skin,
prevent premature aging, as antioxidants and eliminate acne. Various preparations that contain antioxidant
compounds have been widely circulated, one of which is in the form of facial scrubs. The aim of this study
was to obtain the formulation of facial scrub, pumpkin fruit extract (Cucurbita moschata) with pumpkin
seeds powder. The research design was experimental, this research was carried out at the Al-kamal
Institute of Science and Technology Laboratory. In September 2017 - June 2018. Antioxidant testing is
carried out by DPPH method. Pumpkin fruit flesh was extracted with maceration method using n-hexane
solvent. The extract obtained was then made with facial scrub with pumpkin fruit meat concentration of 2%
(FI), 4% (FII), and 6% (FIII). Antioxidant test results using DPPH showed IC50 values form pumpkin fruit
extract (Cucurbita moschata) of 31.72 ppm and from the three preparations of squash (Cucurbita
moschata) fruit flesh formulas 1, formulas, and formula 3 respectively 48 , 78; 49,48; and 44.53 ppm.

Keywords: facial scrub, antioxidant, pumpkin fruit (Cucurbita moschata).


I. PENDAHULUAN makanan atau tepung, buah ini juga
Di sejumlah negara, labu kuning dimanfaatkan untuk membuat kosmetik.
telah dimanfaatkan untuk berbagai Labu kuning yang mengandung vitamin
macam keperluan. Umumnya labu A, beta-karoten, vitamin C, zat besi,
kuning sering digunakan sebagai terapi kalium, niacin dan selenium sehingga
diet pada penderita diabetes dan dipercaya dapat menyehatkan kulit,
mengurangi risiko penyakit melembapkan kulit, mencegah penuaan
kardiovaskuler. Tidak hanya dibuat
dini, sebagai antioksidan dan
menghilangkan jerawat (2). II. METODE PENELITIAN
Labu kuning termasuk jenis 1. Desain Penelitian
sayuran yang dapat tumbuh pada dataran Penelitian meliputi penyiapan dan
rendah sampai tinggi, antara 0 - 1500 m pengumpulan bahan simplisia buah labu
dpl, umumnya buah labu kuning dapat kuning, determinasi, pembuatan ekstrak,
tumbuh di daerah tropis dan subtropis. uji aktivitas antioksidan, pemilihan basis
Labu kuning merupakan sumber terbaik pembuatan formula lulur wajah
karotenoid, pektin, garam mineral, dan evaluasi sediaan lulur wajah secara
vitamin dan zat bioaktif lainnya, seperti
fisik yang terdiri dari uji organoleptis,
senyawa fenolik. Warna kuning pada
uji viskositas, uji pH, pengujian daya
buah labu kuning menunjukkan adanya
senyawa beta-karoten (3). sebar, dan uji aktivitas antioksidan pada
Berdasarkan hasil penelitian sediaan lotion ekstrak kulit buah terung
pendahuluan labu kuning memiliki ungu.
kandungan karotenoid yang tinggi
2. Tempat dan Waktu Penelitian
mencapai 160mg/100g. Karotenoid yang
Penelitian ini dilaksanakan di
terdapat pada labu kuning khususnya
Laboratorium Institut Sains dan
yaitu alpha-karoten, beta-karoten, beta-
Teknologi Al-kamal pada bulan
criptoxanthin, lutein, dan zeaxanthin (4).
September 2017 – Juni 2018.
Mengetahui kandungan yang terdapat
dalam buah labu kuning sangat baik
3. Alat dan Bahan
untuk kesehatan kulit, maka peneliti
tertarik untuk memformulasikan labu a. Alat
kuning dalam bentuk sediaan lulur Alat yang digunakan dalam
wajah. penelitian ini antara lain : gelas
Di Indonesia sendiri sediaan ukur, beaker gelas, cawan petri,
kosmetik semakin beragam seiring labu ukur, rangkaian alat
dengan kemajuan teknologi, sudah ekstraksi, aluminium foil, batang
banyak beredar dalam sediaan krim, pengaduk, penangas air, kain
salep, gel, sabun wajah dan lulur wajah. flanel, kassa, timbangan analitik,
Beberapa jenis lulur wajah (facial scrub) cawan porselen, pH meter,
dapat dikatakan juga sebagai facial foam viscometer, sudip, botol coklat,
(sabun wajah), karena berfungsi untuk
spektrofotometer UV-Vis.
membersihkan wajah, perbedaannya
terdapat pada formulasi. Pada lulur b. Bahan
wajah mengandung butiran scrub yang Buah labu kuning, n-Heksane,
befungsi untuk mengangkat sel kulit carbopol, propylenglycol, paraffin
mati pada kulit wajah. Membersihkan cair, TEA, EDTA, gliserin, asam
wajah dengan lulur wajah atau facial stearate, olium rossae, serbuk biji
scrub akan membuat wajah terasa lebih labu kuning.
lembut daripada menggunakan sabun
wajah biasa tanpa scrub. Namun sediaan 4. Rancangan Penelitian
facial scrub ini tidak dapat digunakan a. Pengumpulan dan penyediaan bahan
setiap hari karena menggunakan sediaan penelitian
tersebut jika terlalu sering akan b. Determinasi Tanaman
berdampak buruk pada kulit wajah (5). c. Pembuatan ekstrak daging buah labu
Berdasarkan khasiat dan kandungan kuning
dari labu kuning yang sesuai dengan d. Penapian Fitokimia dan
fungsi lulur wajah, maka peneliti ingin Pemerikasaan ekstrak daging buah
membuat formulasi dari ekstrak daging labu kuning
buah labu kuning (Cucurbita moschata) e. Uji aktivitas antioksidan ekstrak
yang diformulasikan dalam bentuk lulur daging buah labu kuning
wajah dan mengevaluasi sediaan f. Uji aktivitas antioksidan dengan
tersebut. metode DPPH
g. Formulasi sediaan lulur wajah sebagai emulsi agent. TEA digunakan
ekstrak daging buah labu kuning sebagai pendapar. Minyak zaitun
h. Pembuatan lulur wajah ekstrak berfungsi sebagai emolien. Oleum
daging buah labu kuning Rosae digunakan sebagai fragrance.
i. Evaluasi sediaan lulur wajah ekstrak
daging buah labu kuning 4. Hasil Pengamatan Organoleptis Lulur
Wajah Ekstrak Daging Buah Labu
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kuning
1. Pemeriksaan Ektrak Daging Buah Secara organoleptis sediaan lulur
Labu Kuning wajah yang mengandung ekstrak
(FI,FII,FIII) berwarna hijau muda
dihasilkan dari paduan warna ekstrak
daging buah labu kuning yang berwarna
kuning dengan warna Biji labu kuning
yang berwarna kuning kehijauan.
Sedangkan basis formula sediaan lulur
wajah yang tidak mengandung ekstrak
daging buah dan biji labu kuning
2. Skrining Fitokimia Ekstrak Daging berwarna putih.
Buah Labu Kuning
5. Hasil Uji pH Lulur Wajah Ekstrak
Daging Buah Labu Kuning

Nilai pH dari keempat sediaan


berkisar antara 6,5 sampai 7,08 yaitu pH
netral. Sediaan lulur wajah yang
mengandung ekstrak daging buah labu
kuning memiliki pH sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan pH basis. Hal ini
mungkin dipengaruhi karena ekstrak
daging buah labu kuning memiliki pH
3. Hasil Formulasi Sediaan Lulur Wajah yang netral yaitu 7,1. Menurut produk
Formula lulur wajah dari ekstrak kosmetik sebaiknya dibuat sesuai
daging buah labu kuning (Cucurbita dengan pH kulit sesuai standar SNI 16-
moschata) merupakan hasil modifikasi 4399-1996 untuk pelembab kulit yang
dari formula Cosmetic & Toiletry mensyaratkan pH= 4,5 – 8,0 (BSN,
Formulations II. Beberapa eksipien yang 1996). Nilai pH sediaan lulur wajah
digunakan pada sediaan lulur wajah ekstrak daging buah labu kuning masih
diantaranya adalah carbopol, propylen berada pada persyaratan tersebut.
glikol, EDTA, paraffin liquidum,
gliserin, acid stearic,TEA, oleum rosae, 6. Hasil Uji Daya Sebar Lulur Wajah
dan minyak zaitun. Carbopol berfungsi Ekstrak Daging Buah Labu Kuning
sebagai gelling agent. Propilen glikol
dan gliserin berfungsi sebagai
humektan. EDTA berfungsi sebagai
pengawet. Acidum stearicum berfungsi
Aktivitas Ekstrak daging buah labu
kuning lebih rendah dibandingkan
Vitamin C dapat disebabkan Vitamin C
yang lebih murni dibandingkan ekstrak
daging buah labu kuning (Cucurbita
moschata) yang mengandung berbagai
macam metabolit sekunder. Sedangkan
aktivitas antioksidan terbesar diantara
Berdasarkan hasil pengujian daya ketiga formula adalah formula III (FIII)
sebar menunjukkan bahwa FIII memiliki yaitu sebesar 44.53 ppm. memiliki
daya sebar paling besar diantara FI dan perlindungan terhadap sinar matahari
FII. Sediaaan yang baik yaitu memiliki selama 15 jam, dan formula 3 dengan
daya sebar yang luas, karena semakin kadar ekstrak 6% memperoleh nilai SPF
luas daya sebarnya berarti semakin luas 20,41 menunjukkan nilai SPF dengan
kontak antara sediaan dengan kulit daya proteksi kategori perlindungan
sehingga absorsi sediaannya pun akan ultra dan memiliki perlindungan
lebih cepat dan memberikan terhadap sinar matahari selama 17 jam.
kenyamanan pada saat pemakaian
sediaan tersebut.cm, sehingga daya
sebar ketiga sediaan memenuhi syarat.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
7. Hasil Uji Viskositas Lulur Wajah 1. Kesimpulan
Ekstrak Daging Buah Labu Kuning a. Ekstrak daging buah labu kuning
(Cucurbita moschata) yang dibuat
dengan metode maserasi dapat
diformulasikan ke dalam sediaan
lulur wajah dan memiliki aktivitas
antioksidan yang relatif kuat.
b. Aktivitas antioksidan terbesar dari
ketiga formula yaitu berada pada
FIII yang mengandung konsentrasi
ekstrak daging buah labu kuning
(Cucurbita moschata) sebanyak 6%
Uji viskositas bertujuan untuk dan menghasilkan aktivitas
mengetahui konsistensikekentalan suatu antioksidan pada IC50 sebesar
sediaan, hasil uji viskositas sediaan lulur 44.53ppm.
wajah dari ekstrak daging buah labu
kuning memiliki hasil sesuai standar, 2. Saran
yaitu standar viskositas krim yang ideal Mengingat begitu banyak
tidak kurang dari 5000 mPa.s. banyaknya bahan berkhasiat dalam
ekstrak daging buah labu kuning
8. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan (Cucurbita moschata) maka perlu
Ekstrak dan Sediaan Lulur Wajah diadakan penelitian lebih lanjut
Daging Buah Labu Kuning tentang pengolahan dalam bentuk
sediaan lainnya. Perlu diadakan uji
stabilitas dan uji cemaran mikroba agar
sediaan yang dihasilkan benar-benar
aman untuk digunakan.

V. DAFTAR PUSTAKA
1. Adi, Lukas T. (2007). Sehat
Berdasarkan Golongan Darah.
Jakarta: AgroMedia Pustaka. Hal
162.
2. Anonim. (2010). Klasifikasi dan
Dekskripsi Labu Kuning.
http://materipertanian.com. 08
Agustus 2017.
3. Arora, Anjali. (2008). 5 Langkah
Menjaga Kesehatan dan
Kecantikan.Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer. Hal 9-15.
4. Carolina, Linda B. (2010). Semua
Serba Labu Kuning. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Hal 7.
5. Carvalho, Lucia Maria Jaeger de,
Patricia Barros Gomes, Ronoel
Luiz de Oliveira Godoy, Sidney
Pacheco, Pedro Henrique
Fernandes do Monte, Jose Luiz
Viana de Carvalho, Marilia Regini
Nutti, Ana Cristina Lima Neves,
Ana Carolina Rodrigues Alves
Vieira, dan Semiramis Rabelo
Ramalho Ramos. (2011). Total
Carotenoid Contents, α-carotene
and β- carotene, of Landrace
Pumpkins (Cucurbita moschata
Duch): Preliminary Study. Brazil:
Food Research International, 47,
337-340.
6. Ditjen POM. (1979). Farmakope
Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:
Departemen Keshetan. Hal
57,271,354,458,612, 703.
7. Ditjen POM.(1995). Farmakope
Indonesia. Edisi Keempat.Jakarta:
Departemen Kesehatan. Hal 4-8.
8. Flick, Ernest. W. (1989). Cosmetics
and Toiletry Formulations. Edisi
Kedua.USA: Noyes Publications.
Hal 59.
9. Furqonita, Deswaty. (2006). Seri
IPA Biologi. Bogor: Quadra.Hal
11-15.
10. Hutapea, J. R. 1994. Labu Kuning
(Cucurbita Moschata Durch).
CCRC - Farmasi UGMTumbuhan,
diterjemahkan oleh Kosasih
Padmawinata dan Iwang Soediro,
edisi III. Penerbit ITB: Bandung;
1984, h 70-72.

Anda mungkin juga menyukai