SARJANA FARMASI
Oleh
SITI ISTIQOMAH
NIM. 1648201100
2020
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembuatan tablet, pil dan kapsul. Kegunaan pati berfungsi sebagai eksipien
Pada sistem budidaya umbi kentang tidak terlepas dari penggunaan pupuk
kentang dan menjaga umbi kentang agar terhindar dari hama. Penggunaan
logam berat dan dapat menyebabkan efek buruk bagi kesehatan. Hal ini sejalan
logam berat umbi kentang yang awalnya kurang dari 0,01 ppm pada saat panen
akumulasi logam berat naik mencapai 0.078 ppm. Hal ini sejalan dengan
penelitian Lestari (2010) yang mengidentifikasi logam berat pada umbi wortel
bahwa akumulasi logam berat juga dapat disebabkan oleh gas buangan dari
asap kendaraan, jika hal itu terus berlanjut akan mengakibatkan efek toksik .
Kontaminasi logam berat seperti timbal (Pb) jika digunakan melebihi batas
normal dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan. Efek toksik dari logam
Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan kategori sayur serta hasil olahannya
yaitu 1,0 mg/kg. Sedangkan batas maksimum logam timbal (Pb) yang
(Abernethy et al, 2010). Dari penelitian sebelumnya, kadar logam timbal (Pb)
Metoda adsorbsi memiliki keuntungan yaitu metode adsorbsi lebih murah dan
al 2019). Hal itu juga sesuai dengan penelitian Victor (2016) yang juga
berat yang dapat menyerap logam Zn dengan baik hingga mencapai 89,58%.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian terkait mengenai penghilangan logam
berat dengan zeolit sebagai adsorben yang dapat menyerap logam berat hingga
80% (Elysabeth et al 2015). Selain itu, peneliti lain juga melakukan penelitian
kadar logam timbal (Pb) pada pati kentang (Solanun tuberosum) dengan
metoda adsorbsi.
B. Rumusan Masalah
tuberosum)?
2. Berapakah persentase penurunan kadar logam timbal (Pb) pada pati kentang
C. Tujuan Penelitian
dapat menurunkan kadar logam timbal (Pb) pada pati kentang (Solanum
tuberosum)
4
timbal (Pb) pada pati kentang (Solanum tuberosum) yang dapat diperoleh
D. Manfaat Penelitian
Pharmaceutical Grade.
5
A. Logam berat
Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar
dari 5 g/cm³. Logam berat merupakan zat pencemar yang berbahaya karena
terakumulasi dalam air, sedimen dasar perairan, dan tubuh organisme. Logam
a. Timbal (Pb)
periodik unsur kimia dengan nomor atom 82, berat atom 207,2 g/mol,
berat jenis 11.4 g/cm³, titik leleh 327,4ᵒC, dan titik didih 1725ᵒC. Secara
2017).
Timbal didalam tubuh terikat pada gugus –SH dalam molekul protein
dan hal ini menyebabkan hambatan pada aktifitas kerja sistem enzim.
b. Chrom (Cr)
Chrom adalah logam dalam kelompok IVB dengan nomor atom 24,
berat atom 52g/mol, berat jenis 7,19 g/cm³, titik leleh 1875ᵒC, dan titik
c. Arsen (As)
Arsen adalah logam dalam periode 4 dari tabel priodik unsur kimia
Cu,Pb,Zn, dan Ag. Arsen juga dijumpai dalam abu batubara. Arsen
memiliki sifat: nomor atom 33, berat atom 74,92 g/mol, berat jenis 5,72
g/cm³, titik leleh 817ᵒC, dan titik didih 613ᵒC. (Festri Istarani dan Ellina
S. Pandebesie, 2014).
d. Tembaga (Cu)
kelompok IB . Pada tabel periodik dengan nomor atom 29, berat atom
63,5 g/mol, berat jenis 8,96 g/cm³, titik leleh 1083ᵒC, dan titik 2595ᵒC.
Tembaga banyak dijumpai pada air minum dari pipa Cu, serta dari bahan
e. Merkuri (Hg)
tabel periodik. Merkuri meiliki nomor atom 80, berat atom 200,6
gram/mol, berat jenis 13,6 g/cm³, dan titik didih 357ᵒC. Perlepasan Hg
yang cukup serius, karena logam berat tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh
Cemaran losgam berat dapat dikurangi dengan berbagai metode, antara lain:
1. Metode Pengendapan
berat. Metode ini bisa dipakai pada hampir seluruh logam berat dan
karena sampel yang cocok untuk metode ini adalah sampel yang
2009).
dibutuhkan untuk modal awal, perawatan alat, dan operasi alat cukup
dapat digunakan untuk perairan yang tercemar logam berat juga dapat
9
sampel air dan sampel padat. Metode adsorbsi cocok digunakan untuk
berat dari bentuk terlarut menjadi bentuk tidak larut. Metode adsorbsi
logam berat dari air limbah. Metode adsorbsi bisa bersifat reversibel
C. Adsorbsi
berpindah dari fase cair kepermukaan benda padat, dan menjadi terikat secara
fisik dan atau interaksi kimia. Metode ini merupakan metode yang relatif
10
sederhana dan dapat menggunakan adsorben bahan alam dari sisa-sisa biomasa
Sumber utama pembuatan serbuk kitosan adalah kitin yang diisolasi dari
kepiting dan udang. Dalam proses penyerapan logam berat kitosan bersifat
mekanisme pengikatan antara kitosan dan logam berat adalah prinsip penukar
ion. Gugus amina khususnya nitrogen yang terdapat dalam kitosan akan beraksi
dan mengikat ion logam. Kitosan sebagai polimer kationik yang dapat
mengikat logam dimana gugus amino yang terdapat pada kitosan berikatan
dengan logam dapat membentuk ikatan kovalen. Gaya yang bekerja yaitu gaya
Van der Walls, gaya elektrostatik, ikatan hidrogen dan ikatan kovalen.
2015)
dengan sampel yang digunakan bisa berupa cair atau padat. Keuntungan dari
menggunakan metoda ini adalah dapat dipakai untuk berbagai macam target
cemaran logam dalam kapasitas besar, selain itu reaksi kinetiknya cepat, dan
C. Kentang
1. Klasifikasi Kentang
Kindom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta/Spermatophyta
SubKelas : Asteridae
Genus : Solanum
2. Morfologi Kentang
a. Daun
untuk proses fotosintesis. Pada satu tangkai daun majemuk terdiri dari 8-
b. Batang
yaitu: (a) xylem yang berfungsi untuk membawa bahan nutrisi dan air
yang akan diserap oleh akar ke daun, (b) floem yang berfungsi untuk
kentang. (Rochdjatun,ika.2011)
c. Stolon
tanah. (Rochdjatun,ika.2011)
d. Bunga
tanam dengan warna yang berbeda tergantung varetas nya, ada yang
Terdapat lima buah benang sari dan pada bagian ujungnya mempunyai
e. Buah
berikutnya akan menjadi buah. Bentuk buah bulat dengan diameter 1-2
(Rochdjatun,ika.2011)
Komposisi Jumlah
Protein 2.00
Lemak (mg) 0.10
Karboidrat (mg 19.10
Kalsium (mg) 11.00
Fosfor (mg) 56.00
Serat (mg) 0.30
Zat besi (mg) 0.70
Vitamin B1 (mg) 0.90
Vitamin B2 (mg) 1.03
Vitamin C (mg) 16.00
Niasin (mg) 1.40
Energi (kal) 83.00
D. Pati
banyak ditemukan pada banyak organ tumbuhn seperti biji, buah, umbi dan
akar yang berfungsi sebagai sumber energi. Pati terdiri dari amilosa dan
tidak berbau dan tidak berasa. Granul pati bervariasi dalam bentuk dan ukuran,
ada berbentuk bulat, oval, atau bentuk tak beraturan. Ukurannya mulai dari 1
14
1. Monografi Pati
tanaman.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air
Pharmacutical Excipient.
Pharmacutical Excipient..
2. Karakteristik Pati
digunakan sebagai sumber karbon dan energi. Pati dapat diperoleh dari
gandum, sagu, ganyong, ubi kayu, jagung, kentang, ubi jalar, dan pisang.
sehingga perlu adanya peningkatan nilai guna pati melalui proses kimia
(Herawati, 2011).
Sumber Diameter
Kisaran (μm) Rata-rata (μm)
Jagung 21 - 96 15
Kentang 15 - 100 33
Ubi jalar 15 - 55 25 - 50
Tapioka 6 - 36 20
Gandum 2 - 38 20 - 22
Beras 3-9 5
Dalam bentuk aslinya secara alami pati berbentuk butiran kecil atau
granul. Pati memiliki bentuk dan ukuran granul yang berbeda tergantung
85%, dan material antara 5-10%. Dalam keadaan murni, pati berwarna
putih, mengkilat, tidak berbau, tidak berasa, dan halus. Secara mikroskopik
16
pati berbentuk bulat, oval, atau bentuk tak beraturan dengan ukuran kurang
(Koswara,2009)
memutus ikatan α-(1,4) dari rantai amilosa ujung non pereduksi yang
unit glukosa dan memeiliki satu titik cabang ikatan α-(1,6) glikosida. Bila
direaksikan dengan larutan iod, maka amilosa akan membentuk warna biru
unit molekul glukosa pada setiap rantai dengan sifat fisik yang berbeda.
(Koswara, 2009)
17
4. Persyaratan Pati
sehingga pati dapat memberikan kualitas yang baik pada sediaan farmasi.
Pharmaceutcal
No Parameter Food Grade SNI
Grade
1. Bentuk Serbuk halus Serbuk halus Serbuk halus
2. Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
3. Warna Putih Putih Putih
4. Rasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa
5. pH 5.0 – 8.0 6.0-8.0 6.0-8.0
6. Susut ≤ 20% - -
pengeringan
7. Cemaraan Pb: 1.0 mg/kg Pb: 1,0 mg/kg Pb: 1,0 mg/kg/
logam Cu: 10.0 mg/kg Cd: 0.05 mg/kg Cd: 0,4 mg/kg
Hg: 0.05 mg/kg Hg: 0,5 mg/kg Hg: 0,5 mg/kg
As: 0.5 mg/kg As: 0.5 mg/kg As: 0,5 mg/kg
8. Cemaran ALT 30ᵒC, 72 jam yaitu - -
mikroba 1 x 104
Escheria coli yaitu <3/g
Kapang yaitu 104
18
Eksipien adalah Zat selain obat atu prodrug yang ditambahkan pada saat
formulasi suatu sediaan untuk tujuan tertentu. Eksipient dalam sediaan obat
harus mempunyai syarat tertentu yaitu stabil secara kimia, bersifat inert,
a. Macam-macam eksipient
medium disolusi sehingga bahan aktif obat pun dapat keluar dari
bahan pengisi , produk akan memiliki berat dan ukuran yang memadai
Bahan pengisi harus bersifat inert, kompatibel dengan zat obat atau
1. Uji Organoleptik
warna, bau, dan rasanya. Uji organoleptik dilakukan secara visual dan
20
2. Susut Pengeringan
besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Nilai untuk susut
(Oktavia,arifin.2015)
3. Uji pH
pada pati. Alat untuk mengukur pH yaitu pH meter. Menurut literatur, pati
kentang syarat untuk pH untuk pati kentang yaitu 5.0 - 8.0 (Angelia, 2017)
kalibrasi terlebih dahulu dengan standar warna putih pada alat tersebut.
2017).
sampel. Uji cemaran logam dilakukan dengan alat AAS (Atomic Absorption
Spectrofometric).
21
(khopkar,2008).
resonasi. Garis-garis lain yang bukan garis resonansi dapat berupa spektrum
yang berasosiasi dengan tingkat energi molekul, biasanya dapat berupa pita-
pita lebar. Keberhasilan analisis tergantung dari proses eksitasi dan cara
a) Sumber Sinar
logam ini diisi dengan gas mulia (neon atau argon). Bila antar
anoda dan katoda diberi selisih tegangan yang tinggi (600 volt),
dengan gas mulia yang diisikan tadi, akibat dari tabrakan tersebut
akan ditabrak oleh ion-ion positif gas mulia. Akibat tabrakan ini,
pancaran dari unsur yang sama dengan unsur yang akan dianalisis.
(Rohman.2007)
b) Monokromator
(Rohman.2007)
c) Detektor
d) Recorder
dengan cara tuang (pour plate) pada media padat dan diinkubasi selama
24-48 jam pada suhu 35-38ᵒC. Cara yang digunakan antara lain dengan
cara tuang, cara tetes dan cara sebar. Prinsip pengujian yaitu
inokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan dinkubasi
b. Uji E-coli
E.coli yang patogen yaitu 35ᵒC-37ᵒC dan akan motil pada suhu tersebut.
terendah dan 44C untuk suhu tertinggi. Bakteri ini juga optimum pada
Isolasi bakteri pada media spesifik seperti EMB (Eosin Methyn Blue)
dan MAC agar yang mengandung satu atau lebih karbohidrat seperti
sukrosa dan laktosa. Pada media MAC bakteri akan membentuk koloni
hijau metalik yang menandakan bahwa bakteri ini akan meragi glukosa,
laktosa, trehalosa serta xylosa. Pada uji biokimia lainnya bakteri ini
mampu memproduksi indol dari triptofan positif pada uji Methyl red
(Mahon,CR.2011)
c. Uji Kapang/Khamir
tumbuh dari cupikan yang diinokulasikan pada media yang sesuai setelah
diinkubasi selama 3-5 hari dalam suhu 25-25ᵒC. Tujuan dilakukannya AKK
dan aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan. Prinsip uji AKK yaitu
yang sesuai dan dinikubasi pada suhu 25-25ᵒC dan diamati. Media yang
digunakan yaitu Sabaround Dextrose Agar (SDA) dan Potati Dextrose Agar
Spectrofometric).
informasi tentang susunan atom, molekul atau ion dalam bentuk padat/
sinar X yang dilewatkan pada sampel padat. Difraksi sinar-X suatu teknik
adalah salah satu teknik analisis untuk menganalisis unsur atau karakteristik
electron beam dari filamen. filamen akan berfungsi sebagai katoda. Pada
sampel dan akan dideteksi oleh detector, Sehingga signal dari detector
Teknologi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi yang
B. Rancangan Penelitian
penetapan kadar amilosa & amilopektin, derajat putih, cemaran mikroba, dan
spectrophotometry).
1. Alat
2. Bahan
D. Cara Kerja
1. Pengambilan Bahan
2. Determinasi Bahan
oven dengan suhu 400 C dengan lama pengeringan 5 jam. Setelah proses
Kitosan
2 1 : 150 1 150
al. 2016)
b. Uji Organoleptis
c. Uji pH
d. Susut Pengeringan
balance. Susut pengeringan pada pati kentang tidak lebih dari 20%
(Hartesi, et al 2016)(Depkes.2014)
amilosa dan membandingkan dengan pati yang telah dibuat dan dikur
f. Derajat Putih
Universitas Padjadjaran.
31
2) Uji E-coli
3) Uji Kapang
dilakukan dua metode yaitu cawan agar tuang (pour plate) dan
Universitas Padjadjaran.
32
prinsip kerja dari cemaran logam berat adalah Atom-atom unsur logam
sampel. Interaksi berupa serapan sinar yang besarnya dapat dilihat dari
kadar cemaran logam berat pada timbal yaitu 1,0mg/kg (SNI 2354.5,
Universitas Padjadjaran.
Universitas Padjadjaran.
E. Analisis Data
berikut :
∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑆=√
𝑛−1
33
Bulan Ke-
No Kegiatan 1 2 3 4 5
1 Persiapan dan
pelaksanaan penelitian
2 Pengelolahan data
6 Ujian akhir
34
DAFTAR PUSTAKA
Abernethy, D. R., Destefano, A. J., Cecil, T. L., Zaidi, K., & Williams, R. L.
(2010). Metal Impurities In Food And Drugs. Pharmaceutical Research,
27(5), 750–755. Https://Doi.Org/10.1007/S11095-010-0080-
Almawaty Kaemba, Edi Suryanto, C. F. M. (2017). Program Studi Ilmu Pangan,
Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, Manado Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi,
Manado 1). J. Ilmu Dan Teknologi Pangan, 5(1).
Angelia, I. O. (2017). Kandungan Ph, Total Asam Tertitrasi, Padatan Terlarut Dan
Vitamin C Pada Beberapa Komoditas Hortikultura. Journal Of Agritech
Science, 1(2), 68–74.
Ani Puji Lestari, Pri Iswati Utami, W. S. R. (2010). Identifikasi Cemaran Timbal
Pada Wortel (Dautus Carota L.) Organik Dan Anorganik Dengan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom. Pharmacy, 7(3), 84–92.
arisanti, Dewi, P. (2016). Pengaruh Rasio Amilum:Air Terhadap Spesifikasi
Amilum Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Fully Pregelatinized. Jurnal
Farmasi Udayan, Vol III No II.
Astuti, D. P., Husni, P., & Hartono, K. (2017). Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik
Sediaan Gel Antiseptik Tangan Minyak Atsiri Bunga Lavender (Lavandula
Angustifolia Miller). Jurnal Farmaka, 15(1), 176–184
Atma, Y. (2016). Angka Lempeng Total (Alt), Angka Paling Mungkin (Apm)
Dan Total Kapang Khamir Sebagai Metode Analisis Sederhana Untuk
Menentukan Standar Mikrobiologi Pangan Olahan Posdaya. Jurnal
Teknologi, 8(2), 77. https://doi.org/10.24853/jurtek.8.2.77-83
Barakat, M. A. (2011). New Trends In Removing Heavy Metals From Industrial
Wastewater. Arabian Journal Of Chemistry, 4(4), 361–377.
Day,R.A. And A.L.,Underwood.2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Jakarta:Erlangga
Darmono.2001. Lingkungan Hidup Dan Pencemaran (Hubungannya Dengan
Toksikologi Senyawa Logam). Penerbit: Ub Press
Eko,Handayono,Yulia Nuaraini, Nurul Maddarsna, Netty Syam, Amrullah. 2017.
Fitoremediasi Dan Phytimining Logam Berat Pencemar Tanah. Malang:Ub
Press.
Elysabeth, T., Jufrodi, & Hudaeni. (2015). Adsorbsi Logam Berat Besi Dan
Timbal Menggunakan Zeolit Alam Bayah Teraktivasi. Jurnal Chemtech,
1(1), 1–4.
Festri Istarani Dan Ellina S. Pandebesie. (2014). Studi Dampak Arsen ( As ) Dan
35
LAMPIRAN
Determinasi Sampel
Pati Alami
Analisis Data