Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MIKROBIOLOGI
“STERILISASI”

DI SUSUN OLEH :
NAMA KELOMPOK

RINA GUSTIANA
SARI MIA DIANTI
LARRA SUELLA

AKADEMI KESEHATAN SAPTA BAKTI BENGKULU


TAHUN AJARAN 2016/2017
Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari
semua, baik bentuk vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi
dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencernaan
organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin
keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam
bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting. Steralisasi juga
dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau
kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas
tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat,
sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H 2, O2), dan radiasi
ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:

a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi
b. Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan sterilisasi
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus
dilakukan sterilisasi ulang.

Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaaan
panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila panas
digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila
tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi kering (Ahmadi, 2011).
Menurut Suriawiria (1985), sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:

• Sterilisasi secara fisik


Selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai
akibat temperatur tinggi dan atau tekanan tinggi maka dterilisasi secara fisik
dapat dilakukan. Misalnya dengan pemanasan, penggunaaan sinar
bergelombang pendek seperti sinar-X, sinar gama, sinar UV, dan sebagainya.
Cara sterilisasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan udara panas atau uap
air panas dengan tekanan tinggi. Dengan udara panas, dapat digunakan alat
yang disebut oven dengan temperatur 170-180oC. Waktu yang digunakan adalah
selama 2 jam. Cara ini umum digunakan ntuk mensterilkan peralatan gelas
(tabung, labu, botol, dan sebagainya).
Sterilisasi dengan uap air panas dan tekanan tinggi merupakan cara yang paling
banyak digunakan, misalnya dengan penggunaan alat yang dinamakan autoklaf.
Alat ini mempunyai temperatur uap 121oC dengan tekanan 15 psi.
• Sterilisasi secara kimia

Misalnya dengan penggunaan desinfektan, lartan alkohol, larutan formalin,


dan sebagainya. Senyawa yang banyak digunakan sebagai desinfektan antara
lain larutan CuSO4, AgNO3, HgCl2, ZnO, serta larutan alkohol dan
campurannya.
• Sterilisasi secara mekanik

Misalnya dengan penggunaan saringan atau filter. Di dalam bidang mikroba,


penyaringan secara mekanik yang paling banyak digunakan adalah filter
Berkefeld, filter Chamberland, dan filter Seitz. Jenis filter yang mau digunakan
tergantung pada tujuan penyaringan dan benda yang akan disaring. Cara kerja
filter seperti pada saringan yang lain adalah melakukan seleksi terhadap
partikel atau mikroba yang lewat.

Pemanasan kering (Oven)

Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi


sampai kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga
menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan pada benda atau bahan yang tidak
mudah menjadi rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak menguap pada
suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak efektif untuk
disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak mineral, gliserin
(berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang tidak stabil
dengan uap air.
Sterilisasi dengan oven memiliki keuntungan yaitu lebih efektif untuk bahan
yang harus selalu dalam keadaan kering, dapat mensterilkan bahan tanpa
harus membasahi, tidak tergantung tekanan dan dapat mencapai suhu sangat
tinggi sekali yaitu 200oC.

kelemahannya, panas yang diperlukan tinggi sekali, waktu pemanasan lama,


dan biasanya bahan yang tidak tahan panas akan meleleh atau gosong. Tidak
efisien, dan media gel atau cair akan kering.

Cara menggunakan oven:

•Oven dinyalakan dan suhunya diatur. Untuk sterilisasi biasanya


menggunakan suhu 100-121oC selama 2 jam. Suhu oven dapat diatur sampai
dengan 200oC.
•Kemudian dilanjutkan dengan pengaturan waktu, yang harus disesuaikan
dengan berat atau banyaknya muatan yang akan disterilisasi.
•Penutup oven dibuka dan dimasukkan alat-alat atau bahan-bahan yang akan
disterilisasi. Bahan atau alat yang disterilkan harus tahan terhadap suhu yang
tinggi.
•Setelah sterilisasi selesai oven dapat dimatikan, kemudian alat-alat dibiarkan
tetap dalam oven selama beberapa waktu hingga suhu menjadi lebih rendah
dan alat-alat tersebut dapat dikeluarkan
Pemanasan basah

Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein


penyusun tubuh mikroba sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap
dilakukan menggunakan autoklaf dengan prinsipnya memakai uap air dalam
tekanan sebagai pensterilnya.

Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi


dan bahan-bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan
tahan terhadap penembusan uap air, larutan dengan pembawa air, alat-alat
gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastic serta media untuk
pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara
cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh
ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan
Pemanasan basah menggunakan (Autoklaf)
Autoklaf adalah alat dalam teknik sterilisasi panas. Alat ini menggunakan
panas basah bertekanan. Prinsip kerja autoklaf adalah mensterilkan alat dan
bahan dengan menggunakan tekanan uap optimum untuk sterilisasi pada
tekanan 15 Psi dan suhu 121°C. Autoklaf harus ditutup rapat agar tekanan uap
optimum. Tekanan uap ini mampu membunuh mikrobia yang ada pada alat
dan bahan. Sebelum mensterilkan alat, alat dibungkus dengan menggunakan
kertas payung yang bertujuan agar setelah disterilisasi, alat tidak
terkontaminasi atau tidak berhubungan langsung dengan udara luar.

Cara menggunakan Autoklaf:

a. Isi air dalam autoklaf kurang lebih 2 cm dibawah keranjang atau 3-5 liter air.
b. Pastikan alat yang akan disterilkan dapat terkena uap dalam autoklaf
c. Tutup rapat autoklaf dan atur lama waktunya, sekitar 20 menit dan tekanan 1
atm.
d. Pastikan tabung exhaust terbuka sedangkan tabung drainnya tertutup.
e. Setelah uapnya keluar atau terdengar bunyi mendesis, segera tutup tabung
exhaustnya
f. Saat alarm berbunyi yang menandakan bahwa sterilisasi telah selesai,
jangan langsung membuka tutup autoklaf, tetapi tunggu hingga jarum
tekanan menunjukkan angka 0.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan autoklaf :

a. Udara yang ada didalam autoklaf harus dikeluarkan sebelum katub ditutup
b. Jangan membebani autoklaf secara berlebihan karena air pada wadahnya
akan masuk dan membasahi alat atau bahan yang akan disterilisasi.
c. Pembungkusan dan pengemasan alat-alat yang akan disterilkan harus
dilalukan dengan baik dan benar.

Sterilisasi dengan autoklaf memiliki keuntungan sebagai berikut, efektif


untuk sebagian besar mikroorganisme. Cepat sterilisasinya, panas dan
tekanan menghemat waktu sterilisasi. Tidak menyebabkan kekeringan
atau gosong untuk media cair atau gel, lebih efisien dari pada oven.

kelemahannya adalah bahan atau alat harus dibungkus dengan kertas agar
tidak basah, karena kertas yang digunakan akan cepat mongering pada
suhu kamar. Harus memperhatikan tekanan agar tidak “over pressure”
sehingga bida meledak. Tidak dapat mensterilkan bahan yang harus selalu
kering, dimana mikrobia yang ada didalamnya tidak dapat ditembus oleh
uap dan tetap bertahan hidup. Bahan hasil sterilisasi harus dikeringkan lagi
sebelum digunakan agar tidak basah dan mudah terkontaminasi.
Keuntungan sterilisasi secara fisik dengan pemanasan baik dengan
autoklaf ataupun oven adalah suhu yang digunakan dapat diatur, cara
kerjanya lebih aseptis, dan lebih efektif dibanding dengan cara sterilisasi
yang lain.

Kerugiannya jika dibandingkan denga alat-alat sterilisasi lain, sterilisasi


secara fisik lebih tidak efisien karena harga dari alat tersebut dan
penggunaan listrik yang berlebihan. Sterilisasi dengan cara ini tidak
dapat digunakan untuk segala jenis bahan, yaitu untuk bahan yang
tidak tahan panas.

Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah :
•Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim
•Pelarut organik, seperti fenol
•Buffer dengan kandungan detergen
Sterilisasi dengan Perebusan atau pengukusan

Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap air pada suhu
100 oC selama beberapa menit, tetapi banyak spora bakteri tahan panas
masih hidup.
Kekurangan pengukusan adalah kukusan yang tersedia umumnya kecil,
sehingga hanya cukup untuk alat-alat dalam jumlah terbatas.

Anda mungkin juga menyukai