MIKROBIOLOGI
“STERILISASI”
DI SUSUN OLEH :
NAMA KELOMPOK
RINA GUSTIANA
SARI MIA DIANTI
LARRA SUELLA
a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi
b. Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan sterilisasi
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus
dilakukan sterilisasi ulang.
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaaan
panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila panas
digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila
tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi kering (Ahmadi, 2011).
Menurut Suriawiria (1985), sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
a. Isi air dalam autoklaf kurang lebih 2 cm dibawah keranjang atau 3-5 liter air.
b. Pastikan alat yang akan disterilkan dapat terkena uap dalam autoklaf
c. Tutup rapat autoklaf dan atur lama waktunya, sekitar 20 menit dan tekanan 1
atm.
d. Pastikan tabung exhaust terbuka sedangkan tabung drainnya tertutup.
e. Setelah uapnya keluar atau terdengar bunyi mendesis, segera tutup tabung
exhaustnya
f. Saat alarm berbunyi yang menandakan bahwa sterilisasi telah selesai,
jangan langsung membuka tutup autoklaf, tetapi tunggu hingga jarum
tekanan menunjukkan angka 0.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan autoklaf :
a. Udara yang ada didalam autoklaf harus dikeluarkan sebelum katub ditutup
b. Jangan membebani autoklaf secara berlebihan karena air pada wadahnya
akan masuk dan membasahi alat atau bahan yang akan disterilisasi.
c. Pembungkusan dan pengemasan alat-alat yang akan disterilkan harus
dilalukan dengan baik dan benar.
kelemahannya adalah bahan atau alat harus dibungkus dengan kertas agar
tidak basah, karena kertas yang digunakan akan cepat mongering pada
suhu kamar. Harus memperhatikan tekanan agar tidak “over pressure”
sehingga bida meledak. Tidak dapat mensterilkan bahan yang harus selalu
kering, dimana mikrobia yang ada didalamnya tidak dapat ditembus oleh
uap dan tetap bertahan hidup. Bahan hasil sterilisasi harus dikeringkan lagi
sebelum digunakan agar tidak basah dan mudah terkontaminasi.
Keuntungan sterilisasi secara fisik dengan pemanasan baik dengan
autoklaf ataupun oven adalah suhu yang digunakan dapat diatur, cara
kerjanya lebih aseptis, dan lebih efektif dibanding dengan cara sterilisasi
yang lain.
Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah :
•Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim
•Pelarut organik, seperti fenol
•Buffer dengan kandungan detergen
Sterilisasi dengan Perebusan atau pengukusan
Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap air pada suhu
100 oC selama beberapa menit, tetapi banyak spora bakteri tahan panas
masih hidup.
Kekurangan pengukusan adalah kukusan yang tersedia umumnya kecil,
sehingga hanya cukup untuk alat-alat dalam jumlah terbatas.