Anda di halaman 1dari 20

Konsep Sterilisasi

Pengertian Sterilisasi
• Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap
benda atau substansi dari semua kehidupan dalam
bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha
mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat
dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti
formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh
bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung
ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat
disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan
tinggi atau oleh filtrasi (Curtis, 2009).
• Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis
organisme hidup, dalam hal ini adalah
mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,
mycoplasma, virus) yang terdapat dalam suatu
benda.
• Target suatu metode inaktivasi tergantung dari
metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung
dari asam nukleat, protein atau membran
mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk
sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi, 2006)
Tujuan Sterilisasi
Tujuan dilakukannya sterilisasi diantaranya :
• Mencegah terjadinya infeksi
• Mencegah kontaminasi dari mikroorganisme
• Menjamin kebersihan alat
• Menjaga peralatan agar lebih awet
• Menunjang penyembuhan dalam proses
perawatan
Jenis Peralatan yang Dapat di Sterilisasi
1. Peralatan kesehatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting,
speculum dan lain-lain.
2. Peralatan kesehatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung
kimia dan lain-lain.
3. Peralatan kesehatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan,
pipa penduga lambung, drain dan lain-lain.
4. Peralatan kesehatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule
trachea dan lain-lain.
5. Peralatan kesehatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir,
piring dan lain-lain.
6. Peralatan kesehatan yang terbuat dari plastik, misalnya selang infuse dan lain-
lain
7. Peralatan kesehatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon,
dock operasi, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain
Macam-Macam Metode Sterilisasi

Beberapa metode sterilisasi dibagi menjadi dua,


yaitu:
• Secara Fisik:
– Sterilisasi panas (kering, basah)
– Sterilisasi radiasi
• Secara Kimia:
– Sterilisasi dingin (perendaman)
– Sterilisasi gas
Metode Pemanasan Basah

• Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang


digunakan bersama-sama dengan uap air.
Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam
autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat
dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan
pada suhu 1210C selama 15 menit (Hadioetomo,
1985).
• Tekanan uap merupakan metode sterilisasi yang
paling sering digunakan di rumah sakit. Uap akan
menghancurkan mikroba dengan koagulasi dan
denaturasi protein seluler.
Uap panas
• Konsep ini hampir sama dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya
tidak terjadi dehidrasi.
Uap panas bertekanan (Autoclaving)
• Alat yang digunakan adalah autoclave. Cara kerja alat ini adalah
menggunakan uap panas dengan suhu 121 C selama 15 menit
pada tekanan 1 atm. Sterilisasi uap tergantung pada : (1)
alat/bahan harus dapat ditembus uap panas secara merata
tanpa mengalami kerusakan (2) Kondisi steril harus bebas udara
(vacum) (3) Suhu yang terukur harus mencapai 121 C dan
dipertahankan selama 15 menit.
Metode Pemanasan Kering
• Dibandingkan pemanasan basah, pemanasan
kering kurang efisien dan membutuhkan suhu
yang lebih tinggi serta waktu lama untuk sterilisasi.
Hal ini disebabkan karena tanpa kelembaban maka
tidak ada panas laten (Hadioetomo, 1985).
Pemanasan kering dapat menyebabkan dehidrasi
sel dan oksidasi komponen-komponen di dalam sel
(Fardiaz, 1992).
• Keuntungan dari pemanasan kering adalah tidak adanya
uap air yang membasahi bahan atau alat yang
disterilkan, selain itu peralatan yang digunakan untuk
sterilisasi uap kering lebih murah dibandingkan uap
basah (Lay dan Hastowo, 1992). Pemanasan kering
sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat gelas di
laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu
160-1800C selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis
(Fardiaz, 1992).
Metode Pemanasan bertahap

• Pemanasan bertahap dilakukan bila media atau bahan kimia


tahan terhadap uap 1000C (Lay dan Hastowo, 1992).
Pemanasan bertahap (tindalisasi) dilakukan dengan cara
memanaskan medium atau larutan menggunakan uap
selama satu jam setiap hari untuk tiga hari berturut-turut.
• Waktu inkubasi diantara dua proses pemanasan sengaja
diadakan supaya spora dapat bergerminasi menjadi sel
vegetatif sehingga mudah dibunuh pada pemanasan
berikutnya (Fardiaz, 1992).
Metode Perebusan
• Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau
uap air pada suhu 1000C selama beberapa menit
(Fardiaz,1992). Pada suhu ini sel vegetatif dimatikan, sedang
spora belum dapat dihilangkan (Lay dan Hastowo, 1992).
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit.
Hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Dapat membunuh
bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.
• Beberapa bakteri tertentu tahan terhadap suhu perebusan
ini, misalnya Clostridium perfringens dan Clostridium
botulinum tetap hidup meskipun direbus selama beberapa
jam (Lay dan Hastowo, 1992)
Metode Radiasi ionisasi
• Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mengandung
energi yang jauh lebih tinggi dari pada sinar
ultraviolet. Oleh karena itu mempunyai daya
desinfektan yang lebih kuat. Salah satu contoh
radiasi ionisasi adalah sinar gamma yang
dipancarkan dari kobalt-10 (Fardiaz, 1992).
Kebanyakan peralatan yang berasal dari pabrik
telah disterilisasi dengan metode radiasi ionisasi
(kobalt 60).
• Selain kobalt, sinar Ultraviolet juga dapat
digunakan untuk melakukan sterilisasi. Sinar
ultra violet dengan panjang gelombang yang
pendek memiliki daya antimikrobial yang
sangat kuat, namun masih berada dibawah
kobalt. Daya kerjanya adalah absorbsi oleh
asam nukleat tanpa menyebabkan kerusakan
pada permukaan sel.
Metode Kimia
Bahan yang menjadi rusak bila disterilkan pada suhu yang tinggi dapat
disterilkan secara kimiawi. Bahan kimia yang sering digunakan antara
lain:
1. Alkohol, daya kerjanya adalah mengkoagulasi protein. Cairan
alkohol yang umum digunakan berkonsentrasi 70-80 % karena
konsentrasi yang lebih tinggi atau lebih rendah kurang efektif.
2. Khlor, Gas khlor dengan air akan menghasilkan ion hipokloride yang
akan mengkoagulasikan protein sehingga membran sel rusak dan
terjadi inaktivasi enzim.
3. Yodium, daya kerjanya adalah bereaksi dengan tyrosin, suatu asam
amino dalam emzim atau protein mikroorganisme. Antiseptik
berbasis iodium tidak tepat bila digunakan pada sterilisasi alat
medis atau gigi, karena dapat meninggalkan noda.
4. Formaldehida 8 % merupakan konsentrasi yang cukup
ampuh untuk mematikan sebagian besar mikroorganisme.
Daya kerjanya adalah berkaitan dengan amino dalam protein
mikrobia. Bahan ini bekerja secara lambat dan memerlukan
tingkat kelembaban relative sekitar 70%. Formaldehide biasa
dijual dalam bentuk polimer padat paraformaldehide dalam
bentuk flakes atau tablet atau dalam bentuk formalin.
5. Glutaraldehide, bahan ini bersifat non korosif dan bekerja
lebih cepat daripada formaldehid, hanya diperlukan
beberapa jam untuk membunuh bakteri. Bahan ini aktif
melawan bakteri vegetatif, spora, jamur, virus yang
mengandung lipid maupun yang tidak.
6. Gas etilen oksida, gas ini digunakan terutama
untuk mensterilkan bahan yang dibuat dari plastik.
7. Natrium diklorososianurat, bahan ini berbentuk
bubuk, berisi 60% klor. Diterapkan pada tumpahan
darah atau cairan yang bersifat memiliki bahaya
biologi lain selama 10 menit baru kemudian
dilanjutkan dengan pembersihan yang lebih lanjut.
8. Kloramina, bahan ini berbentuk serbuk berisi 25%
klor, dan hamper tidak berbau. Bahan ini dapat
digunakan untuk membasmi kuman air pada
minuman. Ketika digunakan pada konsentrasi akhir
dengan hanya mengandung 1-2 mg/L klor
9. Klor dioksida, bahan ini adalah sebuah germisida
kuat dan bekerja secara cepat. Bahan aktif ini
didapat dengan cara mereaksikan asam klorida
dengan natrium hipoklorit.
10.Senyawa fenolik, senyawa ini aktif melawan bakteri
vegetatif dan virus lipid, namun tidak aktif dalam
melawan spora. Senyawa ini biasanya berupa Triklosan
dan Klorosilenol yang biasa digunakan sebagai
antiseptik.
11.Senyawa Amonium Kuartener, banyak digunakan
sebagai campuran dan juga dikombinasikan dengan
germisida lain, seperti alkohol.
12.Hidrogen peroksida dan peracis, merupakan oksidan
kuat dan germisida efektif yang berspektrum luas.
Bahan ini dinilai lebih aman bagi manusia dan
lingkunagn daripada klor.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai