Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MIKROBIOLOGI

IDENTIFIKASI BAKTERI

DISUSUN OLEH :
REINHART FIKRAM IMAM AKBAR
1910211137

PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme


yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain
prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam
kehidupan di bumi
Bakteri memiliki macam bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, dan
spirilum.Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain
bakteri itu tidak berwarna dan sangat kecil. Mikroorganisme yang ada di alam ini
mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, sama seperti bakteri. Bakteri
yang hidup hampir tidak memiliki warna dan kontras nya mirip mirip dengan air. Salah
satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah
dengan melakukan metode pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui
sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pewarnaan.
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah karena adanya ikatan ion antara komponen
seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi
ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada
pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan
pewarna basa. Teknik Pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan
kecermatan bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku.
Setiap sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Setiap sel akan menunjukkan susunan
kimiawi yang spesifik. Sebagai contoh, bakteri Gram negatif memiliki lipopolisakarida
dalam dinding selnya, Sedangkan bakteri Gram positif tidak. Sebaliknya pada banyak
bakteri Gram positif terdapat asam teikoat. Bahan kimia ini tidak ditemukan pada gram
negatif. Karakteristik utamanya adalah tebalnya lapisan peptidoglikan pada dinding sel.
Akibatnya, pada saat prosedur pewarnaan Gram, meninggalkan warna biru. Dinding sel
Gram positif biasa ditemukan pada Actinobacteria dan Firmicutes. Tidak seperti dinding
sel Gram positif, dinding sel Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis.
Uji biokimiawi bakteri adalah salah satu uji yang dilakukan untuk mengidentifikasi
jenis bakteri. Hal ini karena setiap jenis bakteri memiliki sifat biokimia yang berbeda.
Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa. Karena
itu ciri fisiologis atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat penting di dalam
identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil pengamatan fisiologis yang
memadai mengenai organisme yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidaklah
mungkin dilakukan. Manusia tidak dapat melihat dan mengidentifikasi bakteri tanpa
diadakan percobaan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara identifikasi bakteri?


2. Bagaimana karakteristik bakteri gram negatif ?
3. Apa perbedaan dari bakteri gram negatif dengan bakteri gram positif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara identifikasi bakteri
2. Untuk mengetahui karakteristik bakteri gram negative
3. Untuk mengetahui perbedaan bakteri gram negative dengan bakteri gram positif
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan Gram


Pewarnaan Gram merupakan salah satu teknik pewarnaan yang dikerjakan di laboratorium
mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi mikroorganisme.  Morfologi mikroskopik
mikroorganisme yang diperiksa dan sifatnya yang khas terhadap pewarnaan tertentu
(pewarnaan gram) dapat digunakan untuk identifikasi awal. Pewarnaan gram dibagi
menjadi dua hasil yaitu gram positif dan gram negative, tergantung dari reaksi dinding sel
terhadap tinta safranin atau Kristal violet. Contoh dari bakteri gram positif
ialah Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, sedangkan bakteri gram negative
misalnya adalah Eschericia Coli.
Proses sterilisasi sangat penting dilakukan sebelum memulai maupun mengakhiri sebuah
pekerjaan di laboratorium dengan menggunakan teknik aseptik. Alkohol 70% yang
disemprotkan pada tangan, kaca preparat dan meja, bahkan tangan pun sebelumnya harus
dicuci dengan sabun terlebih dahulu. Hal tersebut berfungsi untuk membunuh
mikroorganisme yang tak diinginkan agar mendapatkan pengukuran yang akurat.
Pada proses pewarnaan gram, harus gelas obyek yang bersih. Pembersihan ini dilakukan
supaya gelas obyek bebas lemak dan debu. Pembersihan biasanya  menggunakan alkohol.
Setelah di cuci kemudian di beri satu tetes aquades pada permukaan gelas obyek. Kultur
bakteri murni diambil dan diratakan diatas kaca obyek. Pengambilan kultur bakteri tidak
diambil terlalu banyak, karena jika terlalu banyak akan sulit diratakan dan apabila kultur
bakteri tidak dapat diratakan tipis-tipis maka bakteri akan tertimbun hal ini akan
mengakibatkan pemeriksaan bentuknya satu per satu menjadi tidak jelas.
Apabila sudah kering, dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan diatas nyala api. Proses
fiksasi dilakukan supaya bakteri benar-benar melekat pada kaca obyek sehingga olesan
bakteri tidak akan terhapus apabila dilakukan pencucian. Yang perlu diperhatikan dalam
proses fiksasi adalah bidang yang mengandung bakteri dijaga agar tidak terkena nyala api.
Setelah dilakukan fiksasi kemudian ditetesi dengan larutan gram A (methylene blue)
sebanyak 1-2 tetes dan dibiarkan selama 1 menit. Kemudian dicuci dengan air mengalir
dan dibiarkan sampai kering dengan cara dianginkan dan menggunakan tissue untuk
mengeringkan bagian bawah objek gelas. Pencucian dengan air bertujuan untuk
mengurangi kelebihan zat warna dari methylen blue.
Kemudian ditambahkan larutan yodium, merupakan larutan yang berfungsi untuk
meningkatkan afinitas pengikatan zat warna oleh bakteri sehingga pengikatan zat warna
oleh bakteri lebih kuat, memperjelas warna dari zat warna tersebut, mempersulit pelarutan
zat warna. Pada pewarnaan gram, penambahan larutan iodin menyebabkan terbentuknya
persenyawaan kompleks. Tanpa penambahan iodin, zat warna methylene blue akan larut
saat penambahan larutan alkohol. Lalu dibiarkan selama 1 menit untuk dibilas kembali
dengan aquades. Akibat pemberian iodin, maka pengikatan warna oleh bakteri akan lebih
baik (lebih kuat).
Alkohol 95% ditambahkan atau diteteskan pada biakan bakteri untuk melakukan penetrasi
ke dalam dinding sel dan melunturkan pewarnaan biru dari komplek methylen blue dan KI
pada gram negatif, Larutan ini juga berfungsi untuk melarutkan lipida pada membrane
bakteri gram negatif yang akan menyebabkan pori-pori sel membesar sehingga
meningkatkan daya larut persenyawaan methylene blue.Perlakuan ini dilakukan tidak
membutuhkan waktu yang lama atau secepat mungkin untuk melakukan pembilasan
dengan aquades. Kemudian dilakukan pengeringan.
 Pewarnaan selanjutnya dengan menggunakan safranin (gram D) sebanyak 2 tetes dan
diamkan selama 30 detik. Gram D merupakan cat yang terdiri dari campuran  safranin 0,
25 gram , etil alkohol 95% 10 ml, dan akuades 90 ml. Pada bakteri gram negatif
penambahan safranin akan menyebabkan warna bakteri berubah menjadi merah karena
warna biru yang dihasilkan oleh methylene blue telah luntur dengan lisisnya membran sel
sehingga safranin dapat terikat. Oleh sebab itu, gram D atau zat pewarna kedua berfungsi
sebagai pembeda terhadap zat warna kristal violet. Kemudian cuci dengan air mengalir
dan kering lalu dianginkan, cat ini berwarna merah.  Cat ini merupakan cat sekunder atau
kontras.  Cat ini berfungsi untuk memberikan warna mikroorganisme non target.  Cat
sekunder mempunyai spektrum warna yang berbeda dari cat primer. Kemudian preparat
dikeringkan dengan cara diangin-anginkan lalu dilakukan pengamatan di bawah
mikroskop.
Pemberian alkohol (etanol) menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar
permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel
menjadi berwarna merah pada bakteri gram negatif Eschericia Coli. Perbedaan dasar
antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya.
Penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alkohol
memungkinkan hilang dari sel. Bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3
nm).
Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop, diidentifikasi bakteri Unidentify yang
digunakan mempunyai bentuk coccus dan berwarna merah, bakteri ini digolongkan ke
dalam bakteri gram negatif, karena menunjukkan ciri-ciri dari bakteri gram negatif yaitu
mampu mengikat warna merah.
B. Karakteristik bakteri gram negative
Bakteri Kokus anaerobik  gram negatif, penetapan kelompok ini berdasarkan ciri-ciri
biokimiawi biakan. Sel ada yang sangat kecil (0,3-0,5µm) sampai sel bulat yang besar
(2,5µm) berpasangan (dlm massa) atau rantai. Nonmotil. Anaerobic. Ciri biokimiawi
merombak asam lemak. Habitat dianggap parasit di saluran pernafasan dan pencernaan
manusia dan hewan, tapi tidak pathogen. Contoh: Veillonella, Megasphaera.
Bakteri gram negatif kemolitotrofik, kelompok ini berkemampuan untuk menghasilkan
energy dari oksidasi zat-zat kimia anorganik (kemolitotrofik). Morfologi sel beragam:
bulat, batang, spiral, membrane berlapis banyak pada beberapa spesies, bakteri
pengoksidasi belerang dapat menyimpan butir-butir belerang. Motil karena berflagela atau
nonmotil. Gram negative, habitat: tanah, limbah , lingkungan aquatic, lingkungan alamiah
yang banyak mengandung belerang, besi atau mangan, misalnya air tambang asam dan
sumber air panas belerang. Contoh: Nitrobacter, Nitrococcus, Nitrosobolus dan Thiospira.
Bakteri gram negatif anaerobik, sel bentuk batang lurus atau lengkung, kadang
memperlihatkan sifat pleomorfik ( adanya berbagai bentuk dalam spsies yang sama). Motil
selnya peritriks atau monotrik, dan beberapa spesies nonmotil. Ciri biokimiawi banyak
sekali produk yang dihasilkan dari fermentasi glukosa. Anaerob obligat. Habitat: rongga
alamiah pada manusia dan hewan, dan saluran pencernaan serangga. Contoh: Bacteriodes,
Fusobacterium
Bakteri Kokus dan Kokobasillus gram negatif, sel kokus berpasangan (diplokokus) dan
dalam massa, beberapa kokobasil (batang pendek) terdapat tunggal atau berpasangan.
Nonmotil, Gram negative. Aerobic. Ciri biokimiawi berkemampuan terbatas untuk
merombak berbagai senyawa (kh, protein dll). Habitat di selaput lendir manusia dan
hewan, kadang bersifat pathogen. Contoh: Neisseria gonorhoeae, N. meningitidis,
Moraxella.
Bakteri Batang dan Kokus Aerobik Gram Negatif, sel bentuk batang, lonjong, bola, 
dimensi khas untuk bakteri yaitu 0,5-1,0 µm. Motil karena berflagela, atau nonmotil.
Gram negative. Aerobic. Ciri-ciri metabolic khusus pada berbagai spesies; beberapa dapat
menambat nitrogen dari udara; beberapa dapat mengoksidasi senyawa-senyawa berkarbon
satu, misalnya metan atau methanol; beberapa dapat menghancurkan berbagai macam
senyawa. Habitat: Saprofit di tanah dan lingkungan aquatic, air asin, sedangkan  yang
parasit bersifat pathogen pada hewan dan manusia, contoh: Brucella dapat menyebabkan
keguguran pada hewan dan dapat menginfeksi manusia. Francisella tularensis penyebab
penyakit tularemia (demam kelinci) dapat menular ke manusia melalui luka iris atau
tergores.

Gambar diatas menunjukan gambar hasil pewarnaan sederhana bakteri dibawah


perbesaran mikroskop. Terlihat dari gambar, warna ungu yang ditunjukkan untuk
membantu melihat morfologi koloni yang berbentuk coccus.
C. Perbedaan Bakteri Gram Positif dan Negatif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang akan berwarna biru atau ungu di bawah
mikroskop karena bakteri tersebut mempertahankan zat warna Kristal violet sewaktu
proses pewarnaan gram. Sedangkan, bakteri gram negative akan memiliki warna merah
atau merah muda sewaktu dilihat dari mikroskop. Perbedaan kedua bakteri tersebut ada
pada struktur dinding sel yang berbeda sesuai dengan prosedur pewarnaan gram.

 Dinding sel
Bakteri gram positif memiliki dinding sel pada lapisan peptidoglikan kadar lipid lebih
tebal yaitu (20-80nm) 1-4% sedangkan bakteri gram negative hanya 11-22%.

 Kepekaan terhadap iodium


Bakteri gram positif lebih peka terhadap iodium sedangkan bakteri gram negative kurang
peka terhadap iodium.

 Bentuk sel
Bakteri gram positif memiliki bentuk sel bulat, batang, atau berbentuk filament sedangkan
bakteri gram negative bulat, oval, batang lurus atau melingkar seperti tanda koma,
filament atau heliks, bahkan beberapa spesies memiliki selubung atau kapsul.

 Toksin yang dibentuk


Bakteri gram positif membentuk toksin eksotoksin sedangkan bakteri gram negative
membentuk toksin endotoksin.

 Reksistensi terhadap alkali (1% KOH)


Bakteri gram positif tidak larut dalam alkali sedangkan bakteri gram larut dalam alkali.

 Reproduksi
Proses reproduksi bakteri gram positif adalah dengan pembelahan biner sedangkan bakteri
gram negative dengan pembelahan biner tetapi kadang-kadang dengan pertunasan.

 Metabolism
Bentuk metabolism bakteri gram positif adalah kemoorganoheterotrof sedangkan bakteri
gram negative fototrof, kemolitoautotrof, atau kemoorganoheterotrof.

 Anggota tubuh
Bakteri gram positif biasanya tidak memiliki apandase sedangkan gram negative justru
memiliki pili, fimbrae, bahkan tangkai.
BAB III
KESIMPULAN

Pewarnaan Gram merupakan salah satu teknik pewarnaan yang dikerjakan di laboratorium
mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi mikroorganisme.  Morfologi mikroskopik
mikroorganisme yang diperiksa dan sifatnya yang khas terhadap pewarnaan tertentu
(pewarnaan gram) dapat digunakan untuk identifikasi awal. Berdasarkan hasil pengamatan
di bawah mikroskop, diidentifikasi bakteri Unidentify yang digunakan mempunyai bentuk
coccus dan berwarna merah, bakteri ini digolongkan ke dalam bakteri gram negatif, karena
menunjukkan ciri-ciri dari bakteri gram negatif yaitu mampu mengikat warna merah.
Bakteri gram positif adalah bakteri yang akan berwarna biru atau ungu di bawah
mikroskop karena bakteri tersebut mempertahankan zat warna Kristal violet sewaktu
proses pewarnaan gram. Sedangkan, bakteri gram negative akan memiliki warna merah
atau merah muda sewaktu dilihat dari mikroskop. Perbedaan kedua bakteri tersebut ada
pada struktur dinding sel yang berbeda sesuai dengan prosedur pewarnaan gram.
DAFTAR PUSTAKA
Tamher, Sayuti. 2000. Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Depkes RI; Jakarta
Irianto,Koes .2006 . Mikrobiologi. Yrama Widya: Bandung.
Anonim. 2016. Diakses dari http://Ekmon-saurus.blogspot.com/.../bab-2-media-pertumbuhan.
diakses pada tanggal 18 Januari 2017.
Junaidi, Wawan. 2016. Diakses dari http://Wawan-junaidi.blogspot.com. diakses tanggal 18
Januari 2017.
Anonim. 2016. Diakses dari http://Rachdie.blogsome.com.mengenal-media-pertumbuhan-
mikroba. diakses tanggal 18 Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai